-->

Jumat, 22 Mei 2020

Alsintan Sangat Penting Bagi Petani Percepat Panen, Kementan Salurkan Bantuan



Sigapnews.com, Banggai (Sulteng) - Ditengah pandemi virus Covid 19 Kementerian Pertanian melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa Power Thresher Multiguna (PTM) kepada 10 kelompok tani. Pada saat penyerahan alsintan ini, penyuluh tetap memperhatikan protokoler kesehatan seperti menjaga jarak dengan yang lainnya dan menggunakan masker.  

PTM merupakan salah satu alsintan yang berfungsi sebagai mesin perontok padi, juga bisa digunakan perontok jagung dan kedelai. Alsintan ini sangat dibutuhkan oleh petani mengingat proses pasca panen padi memakan waktu yang lama dengan tenaga kerja yang banyak, olehnya itu dengan PTM ini diharapkan kegiatan pasca panen utamanya saat merontok menjadi mudah.

Penyerahan bantuan PTM ini oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHP, Hj. Nuzulisna, SP dan didampingi oleh Kepala BPP Simpang Raya. Menurut Hj. Nuzulisna bahwa selama ini permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah kurangnya tenaga kerja dan biaya operasional yang tinggi saat kegiatan pasca panen, tentunya dengan adanya bantuan PTM ini,semua permasalahan tersebut dapat diatasi. 

Kemudian beliau menambahkan agar kelompok tani yang  menerima bantuan alsintan ini dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok taninya.  

Kepala BPP Simpang Raya Kecamatan Simpang Raya, Tri Wibowo, SP juga menyatakan bahwa dengan adanya alsintan ini dapat mengatasi permasalahan petani terutama penanganan pascapanen sehingga dapat mengurangi biaya produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

“Kami sangat senang dengan adanya bantuan alsintan ini dapat memotivasi petani untuk giat bercocok tanam dengan memanfaatkan bantuan alsintan yang diterima. Sebagai insan pertanian, mari dukung ketahanan pangan dengan mengoptimalkan penggunaan alsintan PTM ini sehingga dapat mengurangi kehilangan hasil dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Tri. 

Salah satu penerima bantuan alat mesin PTM adalah Sebner Kutalou, Ketua Kelompok Tani Tambelang, Desa Gonohop. Ia menyatakan sangat berterimakasih kepada pemerintah yang telah membantu dalam usaha tani.

“Terima kasih kepada pemerintah dan terutama bagi para PPL yang selalu mendampingi dan membimbing kami. Bantuan berupa alsintan PTM yang diterima oleh kelompok tani pastinya akan memberikan manfaat kemudahan bagi petani kami,” tutur Sebner. Jumat (22/5/2020).

Penggunaan Alsintan ini merupakan himbauan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang senantiasa mengatakan kepada seluruh insan pertanian untuk menggunakan alsintan demi mempermudah kegiatan budidaya dilahan. Selain itu, dia berharap penggunaan teknologi seperti alat mesin pertanian (alsintan) mampu meningkatkan produksi padi pada tahun-tahun mendatang. 

“Dengan teknologi, saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” tutur SYL. 

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan saat ini sektor agrikultura sedang bertransformasi dari tradisional menuju modern dan era indsutri 4.0. Salah satu cirinya adalah penggunaan alsintan. 

“Pemanfaatan dan pengoperasionalan alsintan dalam panen padi saat ini adalah hal yang mutlak, “ tegas Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Ferial 
Editor  : Rezky Yulianti

Perhatikan Pejuang Pangan, Kementan Berikan Bantuan Kepada Tenaga Kontrak di Bidang Pertanian



Sigapnews.com,(Sulsel) - Kementerian Pertanian kembali menunjukkan kepeduliannya tehadap masyarakat yang terdampak Covid-19. Kali ini bantuan diberikan kepada pejuang pangan yang selalu setia mendampingi petani dalam berproduksi di tengah pandemi Covid-19, diantaranya adalah petugas lapangan yang merupakan tenaga kontrak di bidang pertanian meliputi Tenaga Harian Lepas Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP), Tenaga Kontrak pendamping pembagunan perkebunan (TKP3), Tenaga Harian Lepas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (THL POPT) Tenaga Kontrak Pengawas Benih Tanaman (PBT), Tenaga Harian Lepas Medik Veteriner dan Tenaga Paramedik Veteriner yang bertugas di Kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Selatan.

Penyerahkan secara simbolis paket bantuan diberikan oleh perwakilan Kementan kepada Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sulsel yang selanjutnya diserahkan kepada Koordinator THL.

Pada kesempatan ini, perwakilan dari Kementerian Pertanian dihadiri oleh Kepala BBPP Batangkaluku, Direktur Polbangtan Gowa, Kepala Balai Besar Veteriner Maros, Kepala BPTP Sulsel.

Sedangkan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan, Koordinator THL Sulsel dan beberapa Koordinator THL Kabupaten. Jumat (22/5/2020).

Total bantuan yang diberikan berjumlah 839 paket dengan rincian calon penerima bantuan se Sulsel adalah 1). 531 TBPP; 2). 29 TKP; 3).129 PLP; 4). 72 POPT; 5). 39 PBT; 6). 14 Medik Veteriner; dan 7). 25 Paramedik Veteriner.

Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL menyampaikan bahwa penyebaran virus corona yang masif di Indonesia berimbas negatif pada kegiatan ekonomi. Di sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pengangguran dan kemiskinan meningkat dan kinerja pelaku usaha menurun dan terdampak virus sehingga tidak dapat melaksanakan usahanya, bahkan dihadapkan pada ancaman kebangkrutan.

"Kita dihadapkan pada masa yang penuh dengan tantangan. Pandemi virus corona telah memberikan efek domino dalam berbagai bidang, antara lain sosial, budaya, dan ekonomi, tapi sebagai insan pertanian, kita harus tetap produktif, petani harus tetap bekerja menyiapkan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia," ungkap SYL.

Sementara itu, Kepala Badan PPSDMP Kementan, Prof. Dr. Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa  saat ini adalah salah satu momen yang tepat untuk berbagi, apalagi bertepatan dengan bulan puasa.

"Kita harus  meningkatkan kepedulian kita dan tenggang rasa kita atas pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Kita dapat berperan sebagai perantara rezeki bagi saudara kita yang terdampak pandemi virus corona dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya," tutur Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani
Sumber : Andi Amal Hayat Makmur
Editor : Risna Ardhayanti

Kamis, 21 Mei 2020

Penyuluh Pantau Budidaya Padi Sistem Tabela Pada Gapoktan Desa Abbkongan



Sigapnews.com, Sidrap (Sulsel) - Kebutuhan beras di masa Pandemi corona virus disease (COVID-19) dan Masa Ramadan terus meningkat, Berdasarkan hal tersebut pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi dengan berbagai teknologi budidaya padi yang sudah dikembangkan di Indonesia, Salah satunya teknologi budidaya padi tanam benih langsung (Tabela) yang merupakan teknologi budidaya padi yang spesifik lokasi berbasis kearifan lokal.

Terkait kegiatan tersebut, semangat para petani dan penyuluh di Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan,  tidak surut  untuk turun kesawah  demi menjaga keberlangsungan kegiatan pertanian, mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pengolahan untuk memenuhi kebutuhan pangan di tengah pendemik covid 19. Kamis (21/5/2020).

Sesui instruksi dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo diberbegai kesempatan meminta kepada seluruh penyuluh pertanian dan petani di Indonesia agar segera melakukan gerakan percepatan tanam Padi Serentak.
"Kepada seluruh Insan Pertanian harus tetap produktif  dan terus bergerak ditengah pendemi Covid-19, sektor pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun," kata Syahrul Yasin Limpo.

Terkait dengan instruksi  Menteri Pertanian, Kepala BPSDMP Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama menentukan hidup matinya suatu bangsa, dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat  panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19 dan meminta kepada para penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

Pernyataan  tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Penyuluh Pertanian Minarsih Amir untuk memantau langsung Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela)  di Kecamatan Kulo  Kabupaten Sidrap, di Desa Abbokongan yang melakukan sistem tanam benih langsung  padi varietas Mekongga, Ciherang, dan Inpari 32  dengan luas tanam 123 Ha.

“Sekarang ini  petani dan Penyuluh sebagai garda terdepan dalam menjaga ketersedian kebutuhan pangan walau di tengah pendemi Covid-19, kami tetap turun ke sawah  mendampingi petani untuk melakukan percepatan tanam dengan tetap mengikuti protokol pencegahan covid-19, jaga jarak aman, memakai masker dan selalu menjaga kesehatan,"  Pungkas Minarsih Amir. (BBPP-BK).

Penulis   : Erma
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber  : Minarsih Amir (Penyuluh Pertanian Kab.Sidrap)

Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid 19, Penyuluh dan Poktan Gencar Lakukan Olah Tanam Hingga Produksi



Sigapnews.com, Pinrang (Sulsel) -Kabupaten Pinrang merupakan salah satu sentra produksi pangan Nasional yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai daerah sentra produksi pangan, beberapa Kelompok Tani (Poktan) melakukan percepatan tanam padi di lapangan khususnya di Wilayah kerja BPP Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Bulan April – Mei saatnya panen raya dan berdasarkan data, realisasi tanam Tahun 2020 mencapai luasan 2.264,84 Ha dari 3.715,00 Ha dengan produktvitas 6,95 ton/ha.

Dalam rangka mendukung dan menjaga Ketahanan Pangan, kegiatan percepatan tanam dilakukan oleh beberapa Poktan yang ada di Kecamatan Lembang yang didampingi langsung oleh penyuluh pertanian mulai dari pengolahan tanah dan penanaman padi sampai pada kegiatan panen. Ada beberapa jenis varietas yang digunakan yaitu varietas Inpari 4, Inpari 30, Inpari 32 dan varietas Mekongga. Kamis (21/5/2020).

Menurut Muhammad Said SP, penyuluh pertanian sekaligus Kepala BPP Lembang bahwa wilayah BPP-nya mempunyai pengairan teknis irigasi dan sebahagian pengairan desa, sehingga para penyuluh setempat selalu memotivasi dan menginspirasi para petani untuk tetap bersemangat melakukan pengolahan tanah dan olah tanam.

“Kita beruntung bahwa sebagian lahan pertanian Poktan di Wilayah BPP Lembang memiliki pengairan teknis sehingga membantu mencukupi ketersediaan air dilahan pertanian. Mengingat adanya prediksi dari Badan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adanya potensi kekeringan maka perlu segera lakukan percepatan tanam”, ujar Said.

“Himbauan Pak Mentan untuk tetap mendampingi Petani di lapangan tetap kami lakukan demi menjaga Ketahanan Pangan. Semangat dan motivasi selalu diberikan kepada petani, jika lahan mereka kosong setelah panen segera kami dampingi untuk langsung di tanami” , tegas Said.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan walau kekeringan melanda, pertanian tidak boleh terhenti. Tetap lakukan percepatan tanam dan penuhi ketersediaan pangan bagi masyarakat.

“Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," tegas SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan, pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa. Makanya, petani harus tetap semangat tanam, olah dan panen.

“Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah Covid-19, kepada para penyuluh pertanian maupun swadaya diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani,” jelas Dedi. (BBPP-BK).

Penulis :Sumarni dan Rezky Yulianti
Editor : Jamaluddin Al Afgani

Didampingi Penyuluh, Petani Selayar Lakukan Percepatan Tanam Antisipasi Musim Kemarau



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini memprakirakan ada sekitar 9,9% daerah Zona Musim yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli. Sementara itu, perkiraan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan September. 

Oleh sebab itu petani diminta segera melakukan percepatan tanam padi untuk  mengantisipasi kemungkinan kekurangan air pada saat kemarau. Percepatan masa tanam diharapkan nantinya bisa iku menjaga kestabilan pangan di beberapa waktu ke depan. 

"Dengan adanya percepatan tanam, petani dapat menghindari gagal panen dan punya stok beras lagi untuk bulan berikutnya. Namun, apabila terlambat tanam, maka petani akan menghadapi ancaman kekurangan air pada musim kemarau," Kata Nur Samsi Penyuluh Pertanian Kab. Kepulauan Selayar. Kamis (21/5/2020).


Menurutnya upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan petani dari kerugian akibat kemarau  dengan cara  terus mensosialisasikan dan mendorong agar petani segera melakukan percepatan tanam

 "Berdasarkan prakiraan dari BMKG, kemarau akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan yaitu Agustus dan September, Kondisi tersebut harus dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan percepatan tanam," jelasnya. 

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan 
Bontomanai, Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu,  Kab. Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Penanaman yang didampingi langsung oleh Nur Samsi ini mulai tanam pada luas lahan  0,5 Ha , rencana tanam 8 Hektar dengan varietas padi Inpari 42.

Sebelum memasuki musim kemarau memang perlu dilakukan diantisipasi dari sekarang, apalagi dimasa pandemi Covid -19 saat dimana kita diharuskan untuk tetap dirumah saja, tetapi sebagai petani harus terjun ke sawah untuk melakukan penanaman kembali demi memenuhi kebutuhan keluarga  serta tetap menjaga ketersediaan pangan. 

Juslianto Ketua Poktan Bontomanai mengatakan bahwa mesti terus beraktivitas diluar rumah tentunya tetap mematuhi instruksi pemerintah dengan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabur serta menjaga kesehatan, itu kami utamakan demi Kesehatan keluarga kami. 

Sebagaimana pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan, dan menyiapkan sejumlah wadah penampung air yang nantinya bisa mengaliri area pertanian. Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

Serta yang hal selalu diingatkan oleh Kepala BPPSDMP agar insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan. (BBPP-BK).

Penulis  : Al AzIz
Sumber : Nur Samsi (Penyuluh Pertanian Kab. Kepulauan Selayar)

Rabu, 20 Mei 2020

Begini Cara Alumni Sertifikasi Fasilitator Tanaman Organik Bina Petani Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Wajo (Sulsel) - Pertanian adalah salah satu bidang yang dituntut harus tetap produktif di tengah mewabahnya covid 19. Pertanian harus terus berjalan, demikianlah ungkapkan Menteri Pertanian yang sering digaungkan dalam memotivasi seluruh insan pertanian di negeri ini. Salah satu tumpuan besar dalam memajukan pertanian di negeri ini adalah generasi muda yang biasa disebut petani milenial.

Ambo Tang  yang biasa dipanggil Tang adalah salah satu alumni sertifikasi fasilitator organik tanaman yang dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) BBPP Batangkaluku yang berasal dari Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelum  mengikuti sertifikasi profesi, Tang sudah mengikuti lebih awal Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman (Faston) yang dilaksanakan oleh P4S Alam Hijau Lestari.

Menurut Tang, sejak mengikuti pelatihan Fasilitator organik tanaman, dia semakin termotivasi untuk membangun kesadaran petani agar bertani secara organik.

"Minimal masyarakat paham dulu tentang pertanian organik, mudah-mudahan setelah paham mereka beralih secara perlahan untuk melakukan budidaya secara sehat tanpa menggunakan pestisida kimia sintesis," tutur Tang. Rabu (20/5/2020).

Meskipun wabah covid 19 sedang melanda, Tang tetap semangat turun ke lapangan  melakukan pembinaan ke petani. "Kami turut memotivasi agar petani melakukan pemeliharaan dengan baik sehingga kelak bisa diperoleh hasil yang maksimal," tuturnya.

"Kami selalu mencoba mencari teknologi organik yang tepat guna, hal ini agar produksi tetap terjaga dan lambat laun petani mulai menghilangkan ketergantungannya dengan bahan kimia," jelas Tang.

Sejalan dengan perkembangan Petani Milenial, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan bahwa peningkatan peran generasi muda pertanian dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian, agar lebih prospektif dan berpeluang ekspor perlu diprioritaskan, sehingga dibutuhkan petani-petani muda yang dapat memberikan kontribusi dalam gerakan pembaharuan pembangunan pertanian.

“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian  bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, maka dunia dalam genggaman mereka," ujar SYL.

Menindaklanjuti pernyataan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa regenerasi petani sudah sangat mendesak untuk dilakukan.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, mampu tidak mampu, Kita harus lakukan regenerasi petani kepada petani milenial dan petani andalan. Karena petani milenial dan petani andalanlah sebetulnya yang paling berperan sangat strategis di dalam pembangunan pertanian Indonesia," tegas Dedi.(BBPP-BK).

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Kelompok Tani Bolaloppoe, Desa Palae Sinjai Lakukan Percepatan Tanam



Sigapnews.com, Sinjai (Sulsel) - Setelah memasuki panen raya di bulan April dan awal Mei untuk Wilayah Kabupaten Sinjai,  petani diminta untuk segera melakukan pengolahan lahan untuk memulai kegiatan pertananam  padi. Padi merupakan tanaman penghasil makanan pokok masyarakat Indonesia yang harus terjamin ketersediaannya, apalagi di tengah Pandemi Covid-19. Rabu (20/5/2020).

Hal ini sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang meminta kepada para insan pertanian untuk terus aktif bergerak dan tidak berhenti dalam mengawal ketersediaan pangan rakyat Indonesia. “Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” tegas Mentan SYL.

Arahan untuk melakukan percepatan juga merupakan respon atas prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana diperkirakan beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang di masa mendatang. Menurut BMKG, musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 9,9 % daerah zona musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli, Sementara itu, sekitar 64,9 %, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7%, baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September.  

Mentan SYL menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan dan menyiapkan sejumlah wadah untuk menampung air yang mengairi area pertanian. Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi juga menghimbau penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Inilah yang memotivasi Penyuluh Pertanian untuk mendampingi petani di wilayah binaannya melakukan percepatan tanam, seperti di Kelompok Tani Bolaloppoe, Desa Palae, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai. Lahan yang ditanami seluas 0,7 Ha, milik petani, Syamsuddin. Pada kegiatan penanaman ini  varietas yang di tanam adalah Ciliwung.  Menurut penyuluh pertanian lapangan H. Alifuddin, SP yang mendampingi kelompok tani saat melakukan penanaman, bahwa varietas ciliwung merupakan salah satu varietas yang banyak ditanam oleh petani karena varietas ini memiliki banyak anakan produktif, tahan rebah, tahan terhadap hama wereng coklat dan wereng hijau, tahan terhadap penyakit tungro dan bakteri hawar daun, serta rasa nasi enak.

Pada penanaman ini, digunakan transplanter sehingga pengerjaan penanaman lebih cepat, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Menurut Syamsuddin selaku pemilik lahan, adanya transplanter sangat membantu dalam penanaman padi. “biasanya kami butuh banyak tenaga kerja saat penanaman padi, dengan adanya transplanter, tenaga kerja dapat dikurangi dan waktu pengerjaan juga lebih cepat," kata Syamsuddin. (BBPP-BK).

Penulis: Risna Ardhayanti, STP, M.Si
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber bahan berita : Ir. Reny Hasriani, M.SI

Poktan Mekar Jaya Didampingi Penyuluh Lakukan Percepatan Tanam Padi



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Beberapa daerah di Indonesia diperkirakan mengalami musim kemarau panjang di masa yang akan datang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan ada sekitar 9,9% daerah Zona Musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli.

Sementara itu, sekitar 64,9 % memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7% baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September.

BMKG menyebut musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya, dan berdasarkan hal tersebut Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk mengantisipasi hal tersebut.

Merespon hal itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan, dan menyiapkan sejumlah wadah untuk menampung air yang mengairi area pertanian.
Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

“Pada masa Covid-19, bukan hanya soal kesehatan yang perlu diperhatikan, namun  Ketahanan Pangan dalam negeri mesti jadi prioritas karena akan lebih berperan dalam jangka panjang. Kalau medical, 2-3 bulan sembuh, tapi ke depan urusan pangan 1-2 tahun ke depan bisa bersoal," ujar SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan, pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya  suatu bangsa. Makanya, petani harus tetap semangat tanam, olah dan panen.

“Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti di tengah wabah Covid-19, kepada para penyuluh pertanian maupun swadaya diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani,” jelas Dedi.

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan Mekar Jaya Dusun Padangoge Desa Kelepadang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Penanaman dilakukan dan didampingi langsung oleh penyuluh BPP Benteng-Bontoharu, Jubair,A.Md, pada lahan seluas 0,4 Ha dengan varietas padi Inpari 42.

Menurut jubair, penanaman ini dilakukan dalam rangka menghadapi musim kemarau sehingga perlu dilakukan percepatan tanam agar kebutuhan air bagi tanaman padi dapat terpenuhi dari ketersediaan air yang ada.

“Saat ini, kita menghadapi musim kemarau panjang, sehingga perlu memang dilakukan pertanaman padi segera, agar tanaman padi dapat tumbuh optimal dengan ketersediaan air yang ada. Sesuai dengan instruksi dari Menteri Pertanian, segera lakukan percepatan tanam untuk menjaga pangan tetap tersedia di tengah wabah covid 19 dan di tengah musim kemarau panjang” ujar Jubair. Rabu (20/5/2020).

Pangan tidak boleh terhenti, karena kebutuhan untuk makan tidak bisa ditawar. Mari bersama-sama bekerja menjaga ketahanan pangan salah satunya dengan melakukan percepatan tanam. Seluruh insan pertanian menjadi garda terdepan saat ini, tetap bekerja dan jaga kesehatan serta kebersihan diri dan lingkungan.(BBPP-BK).

Penulis : Rezky Yulianti
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber : Masri Azis

Selasa, 19 Mei 2020

Antisipasi Kelangkaan Pangan Khususnya Komoditi Bawang Putih, Petani Bantaeng Lakukan Panen Bawang Putih



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Petani Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan melangsungkan panen  bawang putih dengan luas lahan 11 hektare.

Mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga komoditi Bawang putih, menyusul kurangnya pasokan dampak dari virus corona saat ini, Kelompok Tani Sipakatau mengambil sejumlah langkah. Salah satunya dengan melakukan kegiatan panen bawang putih
Desa Bonto Daeng, Kecamatan Ulu Ere. Selasa. (19/05/2020).

Jenis varietas bawang putih yang dipanen kali ini adalah lembu hijau. Dikelola  diatas lahan seluas sebelas Hektare pada ketinggian kurang lebih  950-1000 dpl. Diketahui, lembu hijau merupakan salah satu varietas bawang Putih yang cocok ditanam untuk karakter tanah daerah ketinggian di Kabupaten Bantaeng.



"Hari ini kita panen bawang putih. Ini salah satu upaya kita mengantisipasi kelangkaan
Ketersediaan pangan khususnya komoditi bawang putih. Semoga bisa menambah stok selama bulan Ramadhan dan hingga lebaran nanti. Untuk bawang putih varietas (varites)  ini diperkirakan, hasil panennya mencapai  6,5 hingga  7 ton/hektare,"ujar Kasman Penyuluh Pertanian Kab. Bantaeng.

"Meski hasil produksi kali ini menurun akibat kondisi iklim (hujan) yang  tidak stabil dan adanya serangan hama trip nematoda tapi hama tersebut masih bisa dikendalikan, hingga hasilnya masih tergolong memuaskan dimasa seperti ini,"tuturnya.

Kedepan, menurut Kasman  pihaknya juga akan mengembangkan lahan pertanian khusus bawang putih di beberapa daerah yang potensial di Kabupaten ini. Pengembangan lahan ini bertujuan meningkatkan produksi akan komoditi bawang putih.

"Mudah-mudahan dengan adanya pengembangan ini, akan bisa memenuhi kebutuhan Kab. Bantaeng akan bawang putih. Sehingga harga nantinya akan tetap stabil. Ini khusus di wilayah Bantaeng dulu.

Kepala Desa Bonto Daeng saat ditemui mengatakan selalu pemerintah desa sangat merespon dengan adanya komoditi baru yang dikembangkan diwilayahnya yg mana komoditi tersebut merupakan salah satu masih komoditi impor untuk kebutuhan pangan di negeri kita.

Beliau juga senantiasa memberikan motivasi kepada para petani diwilayahnya agar betul-betul  memperhatikan, merawat tanaman agar bisa berhasil dan berterima kasih juga kepada PPL setempat (Kasman, SP) yg selama ini begitu giat menfasilitasi dan mendampingi para petani, Kelompok Tani dalam mendorong pengembangan pertanian diwilayahnya.

Rabbi Ketua Kelompok Tani Sipakatau mengatakan Meski kondisi sedang sulit saat ini, kami bersama petani yang lain tetap harus terus bergerak dan melakukan kegiatan Pertanian demi keluarga kami. Kami juga bersyukur panen kami hasilnya bagus sehingga paling tidak membantu prekonomian kami di saat wabah seperti ini, selain itu berharap dengan panen ini bisa membantu  ketersediaan stok pangan khususnya pada komoditi bawang putih.

"Meskipun begitu kami tidak bisa berdiam dirumah sja namun tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang diinstruksikan pemerintah, dengan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabur serta menjaga kesehatan, itu kami utamakan demi Kesehatan keluarga kami,"jelasnya.

Sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan, "Kalau perut rakyat bersoal, maka tidak ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu masalah pertanian tidak boleh diam, tidak boleh lengah sedikit untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal untuk mencapai harapan itu. Sebab salah satu hal yang penting dalam pertanian menjamin rakyat kebutuhan pangan rakyat sebanyak 267 juta orang”.

Serta yang hal selalu diingatkan oleh Kepala BPPSDMP agar insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan. (BBPP-BK).

Penulis    : Al AzIz / Fitriani
Sumber   : Kasman (Penyuluh Pertanian Kab. Bantaeng)

Senin, 18 Mei 2020

Penyuluh Pertanian Kec. Takkalalla Kab.Wajo Tetap Setia Dampingi Petani Percepat Tanam Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Wajo (Sulsel) - Untuk menjaga ketersediaan ketahanan pangan sesuai anjuran Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) tentang Gerakan Tanam Padi dan Jagung serentak di seluruh Indonesia dan dalam rangka menjaga ketahanan pangan khususnya mengantisipasi dampak Covid -19.

Kelompok Tani Makkita Pole, Desa Ceppaga, Kec. Takkalalla, Kab. Wajo Prov. Sulawesi Selatan melakukan penanaman padi varietas Inpari 42 dilahan seluas 1,30 Hektar yang dilaksanakan pada Tanggal 14 Mei 2020. 

Kegiatan tersebut melibatkan Ketua Kelompok Tani Makkita Pole (Muh. Jafar), anggota kelompok tani, Penyuluh Pertanian (Muh. Fadly, S.ST), dan Pemimpin Pertanian Kec. Takkalalla (Guspiani Ibnur, S.Pt.,M.Si) dengan tetap memperhatikan ketentuan social distancing untuk menghindari penularan Covid-19.

Hal ini sejalan dengan arahan Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi yang menghimbau penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Kepala BPPSDMP juga mengingatkan insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan.

Anjuran untuk tetap bekerja dari rumah bagi ASN lain sepertinya tidak berlaku bagi Penyuluh Pertanian. “Disaat ASN lain dapat bekerja dari rumah atau work from home (WFH) namun tidak bagi kami Penyuluh Pertanian, kami tetap turun ke lapangan dengang  semangat  mendampingi para kelompok tani untuk tetap berproduksi. Tentu saja dengan menerapkan protocol kesehatan,” papar Guspiani.

Pada kegiatan penanaman di kelompok tani Makkita Pole  varietas yang di tanam adalah Inpari 42.  Menurut penyuluh pertanian lapangan Muh. Fadly, S.ST dari BPP Manyili yang mendampingi kelompok tani saat melakukan penanaman, bahwa varietas inpari 42 ini masih tergolong baru digunakan oleh petani serta masih banyak yang belum diketahui dan perlu disosialisasikan ke petani.

“Varietas inpari 42 ini keunggulannya diantaranya produksi tinggi, rendemen 58-60 persen, daun bendera tegak menutupi malai sehingga sulit dimakan hama burung pipit, Inpari 42 memiliki umur tanaman 112 HSS (hari setelah semai), tahan rebah serta tekstur nasi pulen,” ungkap Fadly, Senin (18/5/2020).

Pemimpin pertanian Kec. Takkalalla (Guspiani Ibnur), mengungkapkan bahwa percepatan tanam padi selalu kami sampaikan kepada petani demi menjaga ketersediaan pangan saat pandemi Covid-19 ini. Kondisi ini juga ditunjang oleh adanya potensi air yang tersedia.

Ketua kelompok tani Makkita Pole, Muh. Jafar sangat mengapresiasi dengan adanya Penyuluh Pertanian yang langsung terjun ke lapangan untuk memberikan petunjuk dan arahan. “Kami berharap dari instansi setempat dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Wajo dapat memberikan bantuan benih unggul baru di musim tanam berikutnya,” kata Jafar.

Penulis : Guspiani Ibnur (PPL Kab. Wajo)
Editor : Risna Ardhayanti

Wanita Tani Kab. Polman Manfaatkan Pekarangan Rumah Sebagai Sumber Pangan Keluarga




Sigapnews.com, Polman (Sulbar) - Pandemi corona telah memaksa masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah. 

Hal ini tidak menyurutkan semangat Ngatitem, seorang wanita tani dari Kabupaten Polman, Sulawesi Barat untuk mengikuti anjuran pemerintah dan menjalankan perannya sebagai wanita tani.

Selain membudidayakan padi di sawah, pekarangan menjadi lahan yang bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan menjadi sarana memperkenalkan dunia pertanian kepada anak dan cucunya. 

“Adanya kegiatan belajar di rumah yang membuat cucu saya mempunyai banyak waktu senggang, sehingga saya berusaha memperkenalkan dunia pertanian kepadanya. Mulai dari bagaimana cara menanam dan manfaat dari sayur yang kami tanam,” ungkap Ngatinem. Senin (18/5/2020). 

“Berbagai jenis sayuran kami tanam di pekarangan seluas kurang lebih 500 m2, seperti kangkung, kacang panjang, terong dan bayam, ” imbuhnya.

Pemanfaatan pekarangan untuk pertanian merupakan salah satu program Kementerian pertanian yang tengah digalakkan yaitu Pekarangan untuk Ketahan Pangan. 

Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo “ Dimasa Pandemi covid-19 seperti ini, ayo kita tingkatkan pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga” arahnya. 

Hal ini diperkuat dengan instruksi Kepala Badan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi agar seluruh insan pertanian selalu menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya sehingga badan sehat dan selalu bisa beraktivitas sesuai tugasnya.

Dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan di Desa Bumi mulyo, Kecamatan Wonomulyo, selain dibimbing oleh penyuluh pertanian, petani juga mendapatkan dorongan semangat dari Babinsa.

“Menjadi bagian dari masyarakat dan ikut menjaga ketahanan pangan merupakan tugas negara yang menghasilkan pahala jariyah” ungkap Supropto.  (BBPP-BK).

Penulis : Intan Ariani

Kadis Pertanian Tojo Una-Una Semangati petani Terus Bergerak Panen Padi Untuk Ketersediaan Pangan



Sigapnews.com, Tojo Una Una (Sulteng) - Di rumah Saja, kata itu sudah terlalu sering kita dengar sejak mewabahnya virus corona saat ini, sebagaimana instruksi pemerintah pusat hingga daerah demi memutus penyebaran virus corona.

Namun, berbeda bagi para petani di Provinsi Sulawesi Tengah. Tepatnya petani yang ada di Desa Korondoda, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti hari biasanya. Bahkan, tibanya masa panen padi. Maka, mereka pun harus beranjak dari kediamannya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mencatat bahwa di tengah merebaknya virus pandemi Covid-19, para petani di kabupaten tersebut tetap melakukan panen padi sawah. Selain itu, di lokasi lain masih di kabupaten yang sama, bahkan sudah ada yang melakukan olah lahan dan segera melakukan penanaman kembali.

Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una,
Ir. M. Nur Rahmat Lahay menyatakan sulit untuk membayangkan bagaimana jadinya apabila kebutuhan pangan tidak cukup untuk memenuhi pangan disaat-saat pandemi Covid-19 ini.

Alhasil, sampai detik ini meskipun di tengah pandemi Covid-19, petani dan penyuluh tetap terus bergerak dan semangat melakukan pekerjaan sehari-hari dalam menyediakan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

“Hari ini kami akan melangsungkan panen padi sawah di kelurahan Pantandedago 1 dengan luas lahan yang mulai panen sekitar 0,5 Hektar. varietas yg dipanen adalah inpari 30,
dengan hasil ubinan 6,4 ton/ha GKP. Itu baru kelurahan ini saja, belum lagi di kecamatan lainnya yang dalam waktu dekat ini juga sudah memasuki masa panen," kata Kadis saat melaporkan perkembangan pertanian di Kabupaten Tojo Una-Una, Senin (18/05/2020).

"Dan tak lupa kami selalu menghimbau dan ingat kan kepada  para penyuluh dan petani yang mesti harus bekerja di lapangan untuk tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan," pungkasnya.

"Ini merupakan salah satu arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam menyediakan pasokan bahan pokok selama pengendalian virus Corona. Untuk itu aktivitas lapangan tetap berjalan dan tentunya tetap menjaga kesehatan," jelas Kadis.  

Hal senada juga ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi.  "Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi, “ujar Dedi. (BBPP-BK)

Penulis     :  Rosdiana /Al AzIz
Editor        : Risna Ardhayanti
Sumber    : Ir. M. Nur Rahmat (Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una.

Semangat Para Petani dan Penyuluh Lakukan Tanam Bawang Putih Ditengah Pandemi Covid-19



Sigapnews.com, Sigi (Sulteng) - Di tengah pandemi COVID-19, petani Kelompok Tani Jaya Tani Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah lakukan pertanaman bawang putih di atas lahan 7,5 hektare.

Mengingat saat ini bukan hanya bawang merah tetapi harga bawang putih jg di pasaran sedang naik dan pemenuhan kebutuhan bawang putih masih sangat pesat bahkan masih dipasok dari luar provinsi.

Dijumpai dilokasi PPL Desa Lemban Tongoa, Micha Mantong, mengatakan dilakukan pertanaman bawang putih (40 Hst), varietas sangga sembalun dilahan 7,5 Hektar,  dengan ini bisa buat kita bangga melihat para petani kita yang tetap semangat beraktivitas di tengah situasi sulit saat ini. Senin (18/5/2020).

Ini adalah contoh bahwa kita harus tetap berdaya, kuat, terus bergerak dan berhenti melakukan kegiatan pertanian meski di tengah pandemi. 

Sesuai instruksi dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo diberbagai kesempatan mengatakan pertanian tidak boleh berhenti guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.  

"Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan Produktivitas bahkan ekspor," tegas SYL.

Dalam arahannya juga , Syahrul menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh elemen pertanian mau terjun kelapangan dan dapat dipastikan optimis semua dapat dikendalikan dan diamankan bersama.

Terkait dengan instruksi  Menteri Pertanian, Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama menentukan hidup matinya suatu bangsa , dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat  panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19 dan meminta kepada para penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

Micha Mantong menambahkan bahwa melihat kondisi pertanaman bawang putih Desa Lemban Tongoa saat ini cukup menjanjikan dan mungkin tidak berselang waktu lama lagi akan segera lakukan panen, mudah-mudahan curah hujan kedepan tidak terlalu tinggi sehingga pertanaman bawang putih ini berhasil dengan baik,"harapnya.

Hj. Tanji salah satu pemilik lahan mengatakan sebagai petani kami terus bergerak meski wabah virus corona ini melanda sampai di kabupaten sigi, ini sudah tugas kami dan tidak akan membiarkan lahan  ini menganggur demi kebutuhan hidup, terutamanya untuk masyarakat. 

Beliau juga berharap panen kali ini nantinya bisa membantu memenuhi pasokan khususnya jelang Lebaran, serta membantu menstabilkan harga di pasar. 

"Dia menilai budidaya bawang putih di Kabupaten Sigi memiliki prospek yang bagus untuk di kembangkan, pungkasnya. (BBPP-BK).

Penulis   : Al AzIz / Rosdiana
Sumber   : Micha Mantong (Penyuluh Pertanian)

Minggu, 17 Mei 2020

Mentan Genjot Percepatan Tanam Padi Di Maros, Ini Harapannya



Sigapnews.com, Maros (Sulsel) - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo (SYL), melakukan penanaman padi bersama petani Maros, Minggu, (17/05/2020).

Penanaman padi yang dilakukan langsung menteri pertanian, dalam rangka program percepatan penanaman padi yang dicetuskan Kementerian Pertanian RI.

Usai melakukan penanaman padi, mantan Gubernur Sulsel dua periode menjelaskan, selain turun langsung melakukan penamanan, kedatangannya langsung bertatap muka dengan petani di Maros yakni untuk memastikan ketersediaan pangan serta kesiapan pangan di seluruh Indonesia, dalam menghadapi masa COVID-19 dan masa kekeringan yang tidak lama lagi.

"Kami ingin semuanya harus siap menghadapi dinamika masa COVID-19 dan termasuk masa kekeringan. Maka hari ini kami datang untuk memastikan ketersediaan pangan dasar kita, khususnya beras. Bahan ini harus terus tersedia selama musim kering," jelasnya.

Dia mengatakan, pihaknya melihat langsung di Sulsel, khususnya di Kabupaten Maros, pemerintah setempat dan kelompok tani bersungguh-sungguh melakukan percepatan penanaman.

"Kita sudah selesai musim tanam pertama. Dan kita akan segera masuk pada musim kering. Tapi masih ada sisa hujan di bulan Mei menuju Juni, yang dimamanfaatkan orang Sulsel dengan sangat baik. Dan ini merupakan langkah yang baik yang perlu diapresiasi dengan baik," jelasnya.

Dalam kondisi tersebut, Syahrul berharap, 55,6 juta hektar lahan persawahan mampu ditanami. Menurutnya, jika ini bisa menghasilkan dengan baik, maka kemampuan hasil pertanian petani jika dikali 7 ton itu sangat besar untuk pangan.

"Sehingga akan berjalan dengan baik, tidak ada bencana dan malapetaka, insyaallah ini akan tercapai maksimal," terangnya.

Secara khusus, Syahrul berharap, kabupaten Maros bisa menjadi lumbung pangan terbaik. Apalagi kata dia, kabupaten Maros memiliki balai penelitian, dan petani di Maros sudah terbiasa dengan IP 200, IP300.

"Tadi kami sudah ada kesepakatan antaran Wakil Bupati dan Dinas Provinsi untuk mempercepat IP300-nya. IP300 ini tahan 3 kali. Jadi kita akan menggenjot, penanaman padi IP300 sebanyak 3000 hektar," bebernya. (Red/Al-Az).

Jaga Ketersediaan Pangan, Petani Konawe Selatan Lakukan Percepatan Tanam Bersama Penyuluh



Sigapnews.com, Konawe Selatan (Sultra) - Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam  mendampingi petani di wilayah kerjanya (WKPP). Apalagi di tengah wabah covid 19, penyuluh berperan dalam memberikan semangat kepada petani untuk melakukan percepatan tanam.

Seperti saat ini, Kelompok Tani Campur Sari Desa Wowouru, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, melakukan percepatan tanam dengan tetap memperhatikan Good Agriculture Practice (GAP) atau lebih dikenal dengan berbudidaya tanaman yang baik sesuai dengan arahan dari penyuluh setempat.

Kistam, selaku Ketua Kelompok Tani Campur Sari bersama dengan kelompoknya menanam padi seluas 5 ha dengan varietas Trisakti.

Penanaman padi ini dilakukan bersama dengan penyuluh pertanian Sri Wijaya, SP yang wilayah kerjanya berada di BPP Palangga. Menurut Sri, produksi padi di wilayah kerjanya rata rata mencapai 6 ton/Ha.

"Untuk menjaga kestabilan pangan di tengah wabah covid 19, tugas kami sebagai penyuluh memotivasi petani untuk melakukan percepatan tanam dan selalu mendampingi mereka di lapangan," ujar Sri. Minggu (17/5/2020).

"Ketika di lapangan, kami juga menghimbau kepada petani untuk tetap menjaga jarak dan memakai masker serta selalu rajin cuci tangan untuk menghindari penyebaran wabah corona", lanjut Sri.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo  bahwa sektor pertanian harus mampu menjadi penguat  bangsa menghadapi  Pandemi ini karena selain menyediakan Pangan bagi 267 juta orang Pertanian Juga menyerap tenaga kerja, bahan baku industri dan menjaga stabilitas Negara Republik Indonesia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga menyampaikan bahwa petani tidak berhenti tanam terus sehingga pangan selalu tersedia.

"Penyuluh pertanian  harus aktif dan proaktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai panen berjalan dengan baik jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan dan penyuluh harus memastikan petani tetap menanam," ujar Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Sugeng Mulyono
Editor  : Rezky Yulianti

Petani Takalar, Lakukan Olah Lahan Percepat Tanam Padi



Sigapnews.com, Takalar (Sulsel) - Isu terkait Ancaman kekeringan di tengah wabah Covid-19 membuat petani semakin bersemangat memanfaatkan ketersediaan air dengan mempercepat pengolahan lahan untuk ditanami, seperti yang di lakukan salah satu  anggota Kelompok Tani Limbang Seppe di kelurahan Pannrannuangku, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (17/5/2020).

Menurut Isra, Penyuluh Pertanian Swadaya yang ikut bersama petani melakukan penanaman, luas lahan kelompok tani Limbang Seppe adalah 25 Ha dalam satu hamparan dan semuanya merupakan sawah tadah hujan.

Ketersediaan air yang bersumber dari air hujan perlu disikapi dengan bersegera melakukan pengolahan.

Hal tersebut di lakukan karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan.

"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai Penyuluh Sawadaya harus ikut berkontribusi dengn melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Isra.

Menurut Daeng Tangnga, petani yang lahannya sedang ditanami, "sebagai petani, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk dan benih bersubsidi.  Secaea jujur, kami sebagai petani pasti melakukan penanaman jika semua sarana yang dibutuhkan tersedia, seperti mesin hand traktor, air, benih dan pupuk," tuturnya.

"Pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, pada musim tanam ke II, biasanya kami menanam dengan bantuan air hujan, dan hal ini kadang bertahan hingga memasuki bulan ke tiga. Jika bulan ke-2 sudah tidak ada hujan, maka kami biasanya menggunakan pompa air,"  ungkap Tangnga.

Apa yang dilakukan oleh penyuluh dan petani di Kabupaten Takalar sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Motivasi ini disampaikan oleh Kepala BPPSDMP untuk memastikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun demi mengamankan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani/Andi Amal Hayat Makmur
Editor : Risna Ardhayanti

Jumat, 15 Mei 2020

Khawatir Virus Corona, Penyuluh Kec. Langowan Dampingi Petani Panen Jagung



Sigapnews.com, Minahasa (Sulut) - Pandemi corona atau Covid 19 yang melanda Negeri ini tak menghalangi petani untuk memproduksi komoditas pangan seperti jagung. Salah satu daerah yang sedang melaksanakan panen di bulan Mei 2020
adalah Kecamatan Langowan utara, Sulawesi Utara.

Panen jagung yang dilaksanakan di Kelompok Tani Poopo, Desa  Karumenga ini mulai panen sejak 14 Mei yang lalu dengan varietas Bisi 222, dan luas panen mulai 1 Ha dengan Produktivitas 5,5 ton dengan harga jual 4500 rupiah/kg.

Reki Longkutoi, anggot Kelompok Tani Poopo mengatakan bahwa tgl 14 Mei baru awal panen untuk lahan milikinya, dan kondisinya lebih cepat panen dibanding dengan petani sekitaranya.

"Saat ini kami sudah panen 1 Hektar, dan lebih cepat dibanding lahan-lahan yang ada, dikarena masa tanam waktu itu juga lebih cepat, namun nantinya semua petani jagung di daerah  ini juga akan melaksanakan panen secara serentak dalam beberapa minggu kedepan," ungkapnya. 

"Sebenarnya sudah sejak minggu sebelumnya kami ingin lakukan panen, dikarenakan kendala wabah virus corona ini membuat kami khawatir juga untuk keluar rumah, namun setelah kami dapat arahan dan bimbingan dari para penyuluh membuat kami semangat lagi untuk bekerja di lahan untuk produksi pangan," Jelasnya. Sabtu (16/5/2020).


Max Sampul, salah satu penyuluh pertanian yang selalu memberikan semangat dan terus mendampingi  petani sehingga panen jagung tetap berlangsung dan menjadikan stok jagung aman, terlebih untuk kebutuhan selama Ramadhan hingga lebaran. 

Menurutnya pertanian mesti terus bergerak dan berjalan karena  di beberapa wilayah sudah mulai terdengar kesulitan yang timbul akibat pandemi corona ini, salah satunya terkait ketersediaan produk pertanian berupa bahan makanan pokok termasuk pakan ternak. 

Di beberapa daerah produk pertanian mulai sulit diproduksi dan dihasilkan sehingga harga kebutuhan pangan cenderung mulai mengalami kenaikan.

Meskipun demikian max sampul dan petani tetap waspada dan patuh terhadap Protokol Kesehatan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Hal ini sejalan dengn instruksi Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang menyampaikan bahwa penyuluh pertanian, petani dan seluruh insan pertanian tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia. Dalam bekerja memperjuangkan ketersedian pangan diharapkan tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Serta penegasan Kepala badan penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan keberlangsungan hidup suatu bangsa. BBPP-BK.

Penulis   : Al Aziz
Editor      : JamluddinAl Afgani
Sumber   : Max Sampul (Penyuluh Pertanian)

Petani Milenial Asal Konawe Ajak Masyarakat Kembangkan Budidaya Secara Organik



Sigapnews.com, Konawe (Sultra) - Wabah pandemi Covid-19 masih mengancam stabilitas kehidupan, meskipun demikian pertanian berjalan terus. Kegiatan olah lahan, tanam, dan panen hampir terjadi secara merata di seluruh penjuru Indonesia. Salah satu buktinya adalah kegiatan tanam cabe yang dilakukan oleh Safar, seorang petani milenial dari Kab. Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

Safar menerapkan budidaya cabe organik dengan menggunakan mulsa plastik. Menurut Safar, petani sekitar belum terbiasa melakukan budidaya cabe dengan menggunakan mulsa plastik, padahal jika dianalisa secara ekonomi, penggunaan mulsa jauh lebih menguntungkan dibandingkan tanpa mulsa. Apalagi di lahan yang digunakan, gulma sangat cepat pertumbuhannya.


"Saya ingin memberikan contoh pada masyarakat tentang cara budidaya yang sehat dan bisa menguntungkan. Budidaya secara organik kami lakukan karena selain lebih murah dan hasilnya lebih sehat untuk dikonsumsi. Penggunaan mulsa kami contohkan supaya masyarakat sekitar bisa melihat bahwa bertani tidak berarti harus capek mencabut gulma sepanjang musim, ada teknologi yang bisa meringankan kerja manusia," jelas Safar. Sabtu (16/5/2020).


Pelaksanaan penanaman juga didampingi oleh penyuluh pertanian, Salim SP. Menurut Salim, Safar merupakan salah satu petani milenial yang punya semangat dan kreativitas yang tinggi. Safar saat ini sudah mulai melanjutkan estafet kepemimpinan P4S Fasilitas Mandiri yang didirikan oleh orang tuanya, Tuo Turhamun.

"Kami bersama petani selalu memaksimalkan potensi yang ada, termasuk saat ini, proses pengolahan lahan dimotivasi agar dipercepat sehingga penanaman juga bisa lebih awal. Kita berharap ketersediaan air mencukupi sehingga petani bisa mendapatkan hasil yang memuaskan," ujar Salim.

Apa yang dilakukan oleh Safar dan Salim sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang dalam beberapa kesempatan senantiasa menekankan agar masyarakat secara perlahan beralih ke sistem budidaya yang sehat, sehingga akan menghasilkan pangan yang sehat. 

Selain itu, Menteri Petanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga senantiasa menegaskan bahwa di tengah Pandemi Covid 19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang nganggur selama satu bulan," tegas SYL.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian,  Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Selain itu Prof Dedi juga senantiasa menganjurkan agar petani melakukan budidaya yang sehat. Budidaya yang sehat bisa dimulai dengan membuat secara mandiri input produksinya, seperti pupuk organik padat, pupuk organik cair dan pestisida nabati. Hal ini karena dampak positif pertanian organik dalam jangka panjang sangat menguntungkan. 

"Kunci produksi pertanian dalam jangka panjang adalah Pertanian organik. Dengan bertani organik, secara perlahan akan membuat petani mandiri, karena petani bisa membuat sendiri input produksi dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia disekitarnya. Jangan pernah membakar jerami padi, jagung dan sisa pertanian lainnya. Olah menjadi pupuk organik di lahan di mana dia dihasilkan, kemudian hasilnya kembalikan lagi ke lahan. Hal ini dalam jangka panjang akan meningkatkan karbon organik tanah, dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi pertanian, baik secara kualitas maupun kuantitas," jelas Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani
Editor : Resky Yulianti

Tingkatkan Kompetensi Widyaiswara BBPP-BK Melalui Bedah Buku Hidroponik Secara Online


Sigapnews.com, Gowa (Sulsel) - Widyaiswara merupakan salah satu profesi yang juga berperan penting dalam mendukung pembangunan pertanian. Tugas pokok dan fungsi widyaiswara dalam melakukan Dikjartih (mendidik, mengajar dan melatih) juga harus didukung dengan kompetensi yang dimilki. 

Di tengah covid 19, widyaiswara tetap  produktif meningkatkan kompetensi yang dimiliki salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis serta kegiatan lainnya yang dapat mendukung kompetensinya.

Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam arahannya mengatakan bahwa pelatihan harus tetap jalan, tetapi dengan memanfaatkan online sistem dan elearning, serta memaksimalkan fungsi Agriculture War Room (AWR) Kementan.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang bertanggungjawab terhadap peningkatan SDM pertanian, langsung memberikan instruksi kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP untuk tetap berperan aktif ditengah pandemi ini sesuai dengan tupoksi kita, yaitu peningkatan kompetensi SDM pertanian, salah satunya melalui pelaksanaan pelatihan. Tetapi pelatihan konvensional harus di stop dan dirubah menjadi pelatihan-pelatihan yang berbasis online atau tanpa mengumpulkan peserta dalam kelompok dan secara langsung.

Peningkatan kompetensi dilakukan oleh Widyaiswara BBPP Batangkaluku melalui kegiatan bedah buku dan online sharing “Hidroponik Praktis” yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Tim Penyusun Buku dan Redaksi Majalah Trubus, Riefza Vebriansyah dan Pelatih Hidroponik Trubus, Rizky Faisal. Materi yang disampaikan antara lain pengenalan hidroponik, pengenalan sistem dan nutrisi hidroponik, cara ramu nutrisi hidroponik serta kiat rawat hidroponik. 

Menurut Ir.Reny Hasriani,M.Si, widyaiswara BBPP Batangkaluku yang mengikuti kegiatan bedah buku, kegiatan ini sangat bermanfaat terutama meningkatkan wawasan mengenai hidroponik. “Di tengah covid 19 ini banyak hal yang dapat dilakukan sebagai widyaisawara dalam meningkatkan kompetensi, bukan hanya melalui pelatihan, tetapi dengan kegiatan bedah buku juga dapat menambah wawasan  dan mendukung tugas pokok dan fungsi kami walau hanya lewat online”, ujar Reny. Jumat (15/5/2020).

Tidak berbeda jauh dengan Reny, Ferial,SP,M.Si yang juga widyaiswara BBPP Batangkaluku mengungkapkan bahwa kegiatan bedah buku dan online sharing ini sangat bermanfaat.

"Kegiatan bedah buku dan online sharing bermanfaat bagi  kami selaku widyaiwara,
selain menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hidroponik serta memperkaya literasi mengenai hidroponik",ujar Ferial.

Semua pelaku pertanian mulai dari petani, penyuluh, widyaiswara, peneliti dan dosen semuanya terkena dampak dari pandemi covid 19,  tetapi mereka senantiasa tetap bekerja penuh pengabdian secara maksimal khususnya dalam memberikan fasilitasi pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat. (BBPP-BK).

Penulis : Rezky Yulianti
Sumber informasi : Reny Hasriani dan Ferial

Peran Aktif P4S Primatani Membina Masyarakat Ditengah Wabah Covid 19



Sigapnews.com, Gorontalo - Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) adalah lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok dan diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayahnya. 

Salah satu P4S yang tetap berperan aktif dalam membina masyarakat di tengah wabah Covid-19 adalah P4S Primatani Gorontalo yang diketuai oleh Sutarjo. Salah satu produk unggulan P4S adalah jamu dari empon-empon. 


Menurut Sutarjo, Sejauh ini sudah ada beberapa tanaman yang dianggap atau dipercaya bisa mencegah infeksi virus corona. Namun, belum semuanya diteliti kebenarannya secara ilmiah. 

Nama empon-empon tengah naik daun semenjak corona mulai merebak di Indonesia. Jamu tradisional asal Indonesia ini memang sebenarnya sudah sejak lama dipercaya bisa menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit.


Empon-empon sendiri sebenarnya merupakan kumpulan rempah yang terdiri dari jahe merah, temulawak, biang kunyit, kayu manis, dan sereh.

Campuran rempah tersebut dinilai bisa meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tidak sedikit orang yang mengonsumsinya untuk mencegah tertular Covid-19.

Menurut Sutarjo, beberapa waktu yang lalu, P4S Primatani dikunjungi oleh Ibu-ibu PKK khusus belajar membuat jamu dari empon-empon.

"Kami sangat senang masyarakat mau belajar di P4S, dan kami berharap masyarakat bisa mandiri dalam menyiapkan jamu untuk kebutuhan keluarga, mudah-mudahan bisa meningkatkan imunitas tubuh sehingga menghilangkan dari serang Covid-19," ungkap Sutarjo. Jumat (15/5/2020).


Apa yang dilakukan pengelola P4S Primatani sejalan dengan arahan Kepala Badan PPSDMP Kementan Prof. Dedi Nursyamsi yang menganjurkan untuk senantiasa mengkonsumsi pangan lokal khususnya jamu dari empon-empon untuk meningkatkan imunitas tubuh.

"Kita memiliki sumberdaya pangan lokal yang sangat melimpah, ada empon-empon yang bisa diolah menjadi jamu untuk meningkatkan imunitas tubuh. Saya sendiri sudah rutin mengkonsumsi jamu, Pak Mentan juga, bahkan Pak Presiden mengkonsumsi dua kali dalam sehari," ujar Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Jamaluddin Al Afgani/Mustafa
© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved