Jumat, 15 Mei 2020
Kamis, 14 Mei 2020
Prov.Sulut, Percepatan Tanam Usai Olah Lahan Guna Jaga Ketersediaan Pangan
Guna Amankan Stok Pangan, Petani Bone Lakukan Percepatan Tanam Usai Panen
Percepat Tanam Padi, Langkah Tepat Petani Tondano Timur Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19
Sigapnews.com, Minahasa (Sulut) - Musim panen telah selesai, petani giat langkah percepatan tanam padi sawah. Peringatan dini BMKG tentang ancaman kekeringan menjadi penyemangat petani di Poktan Suka Maju, Kelurahan Papakelan, Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara melakukan percepatan aktivitas tanam padi.
Hreitha Sumanti, salah satu petani di Poktan Suka Maju menyatakan saat ini sementara menanam padi varietas Serayu pada lahan sawah seluas 1,5 ha. Selagi air masih tersedia, kami segera menanam setelah panen akhir bulan April kemarin.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak Gubernur dan Bupati di 77 titik untuk melaksanakan tanam padi dan jagung serentak. Mentan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bisa menghadapi ancaman krisis pangan dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat.
Yang harus diwaspadai adalah peringatan dari FAO yang menyatakan bahwa setelah Covid-19 ini berlalu, akan hadir krisis pangan dunia dan datangnya kemarau panjang sesuai dengan perkiraan BMKG, kata Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan Pandemi Covid-19 menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu yang tetap harus bergerak, selain sektor kesehatan.
Karenanya, ayo berjuang terus karena ketersediaan pangan di masyarakat adalah tanggung jawab kita,” jelas Dedi. “Jangan lupa untuk tetap perhatikan protokol penanganan covid 19 di lapangan," tambah Dedi. BBPP-BK.
Penulis : Hari ISMANTO
Editor : Al AzIz
Sumber : Ondo Turang (Penyuluh Pertanian)
Petani Millenial Alumni Magang Jepang Menerapkan Ilmunya Ditengah Pandemi Covid 19
Rabu, 13 Mei 2020
Gunakan Combine Harvester, Petani Organik Morowali Percepat Panen
Sigapnews.com, Morowali (Sulteng) - Visi Bupati Morowali untuk menjadikan Kabupaten pertama di Sulawesi Tengah sebagai kawasan pertanian organik, didukung penuh oleh setiap insan pertanian yang ada disana. Saat ini gaung Kabupaten Morowali ditingkat Nasional hanya sebagai sumber penghasil nikel, perlahan mulai dirubah dengan dikembangkanya pertanian organik.
Dukungan menjadikan kawasan pertanian organik datang dari tingkat bawah, salah satunya dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang saat ini juga menjalankan program Kostratani. BPP yang saat ini dikembangkan sebagai pusat informasi, pusat data dan tempat pelatihan berbasis teknologi.
Hal ini dilakukan dengan mengembangkan demplot pertanian padi organik yang sudah dijalankan sejak tahun 2019. Bertepatan tanggal 8 Mei 2020 dilakukan panen padi organik yang ke 5 kali sejak januari tahun 2019.
Kepala BPP Bumi Raya, Bapak Purwanto melalui sambungan telpon menyatakan bahwa padi organik yang dikembangkan pada demplot BPP Bumi Raya adalah varietas Mekongga dengan luas tanam 0,43 Ha dengan produktivitas 1,7 Ton.
“Kami sebagai insan pertanian tentunya tetap beraktivitas, walaupun saat ini saya sendiri sedang berpuasa dan ditengah wabah covid-19. Kami harus tetap semangat dalam menjalankan tugas untuk kesejahteraan petani, Kami tetap turun mengawal dan mendampingi kegiatan budidaya dan panen, ini tupoksi kami sebagai penyuluh," ungkapnya, Rabu (13/5/2020).
"Ke-khawatiran ada, namun ini di tepis dengan cara menerapkan protokol kesehatan saat turun ke lapangan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan,” tutur Purwanto.
Beliau juga berharap dengan adanya demplot ini dapat memberikan gambaran secara ekonomi bagi masyarakat agar semakin yakin dalam bertani organik. Pertanian organik ini saya rasa jawaban yang saat ini sering dialami petani salah satunya kelangkaan pupuk kimia ditingkat petani, sehingga dengan bertani organik petani tidak diresahkan lagi dengan pupuk.
Hal ini sesuai dengan arah menteri pertanian Indonesia Bapak Syahrul Yasin Limpo (SYL), Pertanian tidak boleh berhenti, meminta agar insan pertanian untuk terus aktif bergerak, demi menjaga ketersediaan stok pangan. petani dan seluruh insan pertanian tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta jiwa masyarakat indonesia dan dalam bekerja memperjuangkan ketersedian pangan.
Sejalan dengan itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan hidup matinya suatu bangsa, dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19 dan meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.
Pertanian harus tetap maju dengan terus berjalan ditengah wabah guna memenuhi kebutuhan pangan. Selain tetap maju, pertanian itu harus modern, dimana dalam usaha di bidang pertanian harus selalu mengunakan teknologi terbaru yang berkembang pesat di Era-4.0 saat ini sehingga para petani dituntut untuk mampu mengimbangi perkembangan yang ada demi kesejahteraan petani itu sendiri, serta tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes),
Pada pemanenan ini digunakan Combine Harvester, sehingga pekerjaan pemanenan lebih cepat selesai dan tingkat kehilangan hasil lebih kecil serta jumlah orang yang dibutuhkan untuk kegiatan panen tidak banyak sehingga meminimalkan interaksi orang-orang di lahan.
Penulis: Mahardhika Atmaja & Purwanto (BPP Bumi Raya)
Kelompok Tani Tosyongki Sinjai lakukan Olah lahan, Kejar Tanam
Sigapnews.com, Sinjai (Sulsel) -Kementerian Pertanian mendapat tanggung jawab dari presiden untuk memastikan stok pangan cukup untuk 267 juta masyarakat Indonesia. Salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan stok pangan, utamanya beras adalah melalui percepatan tanam padi.
Setelah dilakukan pemanenan, lahan kembali diolah untuk dilakukan penanaman kembali, terlebih adanya potensi air yang tersedia, sehingga kegiatan budidaya dapat segera dilakukan.
Ditengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19 dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.
“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan, tegas Mentan, Syahrul Yasin Limpo.
Sejalan dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.
“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.
Sebagai salah satu insan pertanian yang harus terus aktif bergerak di tengah kondisi pandemi covid-19, Nur Alamsyah melakukan pengawalan penanaman padi di Kelompok Tani Tosyongki, Desa Pattalassang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Padi yang ditanam adalah varietas Ciliwung, pada lahan seluas 0,20 Ha, milik anggota kelompok.
“Kami tetap turun ke lapangan, mendampingi petani melakukan kegiatan budidaya, karena ini sudah tupoksi kami dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan. Setelah kegiatan panen bulan lalu, kami mengarahkan petani untuk segera melakukan pengolahan lahan dan penanaman, "jelas Nur Alamsyah. Rabu (13/5/2020).
"Ini sesuai dengan arahan pak Mentan untuk melakukan percepatan tanam. Kondisi ini juga ditunjang oleh adanya potensi air yang tersedia yang berasal dari pompanisasi. Untuk pengolahan lahannya dilakukan dengan menggunakan traktor tangan sehingga lebih efektif dan efisien dari segi waktu, ”tambahnya. (BBPP-BK).
Penulis : Risna Ardhayanti dan Reny Hasriani
Sumber : Imran Syam (PP Kab. Sinjai)
Kelompok Tani Siamasei Bone Mulai Tanam Padi
Bupati Bone, "Produksi Pangan di Bone Sangat Menggembirakan
Selasa, 12 Mei 2020
Kelompok Tani Sero Ikut Berkontribusi Memenuhi Permintaan Bawang Merah Di Tengah Pandemi Civid-19 Dan Bulan Suci Ramadhan
Sigapnews.com, Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di berbagai wilayah di Indonesia dan memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan bagi petani.
Hal ini membuat para petani bawang merah terus berupaya berperuduksi untuk memenuhi ketersedian bawang merah di tengah pandemi Covid-19 dan untuk mengantisipasi tingginya permintaan bawang merah di bulan Ramadhan.
Salah satu Kelompok Tani yang membudidayakan bawang Merah adalah Kelompok Tani Sero di Desa Marioriaja, Kecamatan marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.
Saat ini anggota Poktan Sero sedang melaksanakan panen bawang merah varietas Tajuk.
Hal ini menunjukan bahwa ketersediaan bawang merah di beberapa daerah dalam keadaan aman.
Menurut pengurus Poktan, Ketersedian stok pangan termasuk bawang merah menjadi hal yang utama bagi masyarakat, oleh karena itu menjadi satu kesyukuran karena saat ini geliat produksi panen bawang merah di berbagai daerah sedang meningkat.
Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL, dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi Covid-19.
"Untuk menghadapi pandemi Covid-19 dibutuhkan ketahanan pangan yang kuat maka dari itu kementerian pertanian telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini" jelas Syahrul.
Menindak lanjuti arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu Bangsa.
"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.
Semangat inilah yang ditunjukkan oleh para anggota kelompok tani Sero di Desa Marioriaja, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Marioriaja merupakan sentra produksi bawang merah di kabupaten Soppeng khususnya di kelompok tani Sero yang merupakan penghasil kamoditas hortikultura.
Bahtiar salah satu anggota kelompok tani Sero mengatakan bahwa panen bawang merah hari ini, Minggu, 10 Mei 2020 dilaksanakan di atas lahan seluas 0,15 Ha, dengan menggunakan varietas Tajuk dan produktivitas rata-rata 8 Ton/1 Ha dengan potensi panen 1 Ha. Harga bawang merah saat ini di tingkat petani berada di kisaran Rp 28.000/Kg.
“Kami berharap petani terus semangat berproduksi mulai dari persiapan penanaman sampai tahap pasca panen untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan keluarga walaupun kita tengah dalam kondisi dilanda Pandemi Covid-19, ” jelas Bahtiar. Selasa (12/5/2020).
Penulis : Azrul
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Setelah Panen Kelompok Amessangeng Kec. Maritengngae Segera Lakukan Tanam Padi
Sigapnews.com, Sidrap (Sulsel) - Prediksi terkait akan timbulnya ancaman kekeringan di tengah wabah Covid-19 membuat petani semakin bersemangat memanfaatkan ketersediaan air dengan mempercepat pengolahan lahan untuk ditanami. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Hasanuddin, anggota Kelompok Amessangeng 1, yang beralamat di Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae, Kab. Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan.
Hasanuddin melakukan pengolahan lahan seluas 0.25 ha dari potensi luas lahan anggota kelompok 45 ha. Pengolahan lahan didampingi oleh penyuluh pertanian Harnalitha Hading, SP, Selasa (12/5/2020)
Apa yang dilakukan oleh penyuluh dan petani di Kabupaten Sidrap sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.
“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.
“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.
Motivasi ini disampaikan oleh Kepala BPPSDMP untuk memastikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun demi mengamankan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.
Menurut Harnalitha, ketersediaan air perlu disikapi dengan bersegera melakukan pengolahan lahan. Hal ini karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan.
"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai penyuluh harus melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Harnalitha.
Menurut Hasanuddin, sebagai petani, mereka sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk dan benih bersubsidi.
"Secara jujur, kami sebagai petani pasti melakukan penanaman jika semua sarana yang dibutuhkan tersedia, seperti mesin hand traktor, air, benih dan pupuk. Khusus mesin hand traktor, kami bisa sewa pada pemilik, tapi kalau air yang tidak tersedia, ini pasti menyulitkan kami. Makanya karena air masih tersedia dengan baik, kami segerakan pengolahan lahan," ungkapnya.
Penulis : Jamaluddin Al Afgani.
Senin, 11 Mei 2020
Rasa Khawatir Akan Wabah Corona Tak Surutkan Petani Bantaeng Panen Padi
Petani Kab. Soppeng Hingga Saat Ini Masih Lakukan Panen Lawan Covid-19 Demi Ketersediaan Pangan
Sigapnews.com, Soppeng (Sulsel) -Kementerian Pertanian (Kementan) Mempunyai tugas dan bertanggung jawab menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.
Ketersedian stok pangan sebagai kebutuhan pokok masyarkat menjadi hal yang utama bagi pemerintah. Ungkapan tersebut dibuktikan dengan geliat produksi panen padi di berbagai daerah
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.
"Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani. Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr senantiasa mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.
“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi
Di tengah kondisi pendemi Covid-19, penyuluh dan petani sebagai garda terdepan pertanian diminta selalu siap untuk tetap berproduksi dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Berdasarkan pantauan di lapangan, penyuluh dan petani masih aktif turun ke sawah. Terlebih saat ini sudah memasuki musim panen raya. Saat ini musim panen masih berlangsung di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, salah satunya di Kelurahan Appanang Kabupaten Soppeng, tepatnya di Kelompok Tani Addiangge, Kelurahan Appanang, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan pendampingan penyuluh, petani tetap semangat bekerja melakukan panen untuk menjaga ketersediaan pangan tetap stabil.
Dalam kegiatan panen tersebut, petani didampingi oleh penyuluh pertanian Kelurahan Appanang, Nurlina MenuturKan Bahwa kegiatan panen padi hari ini 11 Mei 2020 dilakukan di atas lahan seluas 6 Ha dengan Varietas padi yang dipanen yaitu ciugelis dengan produktivitas 8 Ton/ ha.
Sebagai informasi tambahan kelurahan Appanang memiliki Potensi panen padi dengan luas hamparan 132 Ha.
Proses pemanenan dilakukan dengan menggunakan alat mesin pertanian (Combine Harvester) dan sebagian secara tradisional akibat akses masuk alsintan ke lahan petani tidak memadai sehingga petani harus turun ke lahan untuk melakukan panen secara manual.
"Kami siap mendampingi petani mulai dari pengolahan lahan sampai panen dan kami berharap petani terus berproduksi dari hulu sampai hilir untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anmendukung tersedianya pangan bagi rakyat indonesia ditengah kondisi Pandemi Covid-19, " ungkap Nurlina. BBPP-BK.
Penulis : Asrul (AZR)
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber Data : Nurlina Hamzah
Panen Jagung Kelompok Tani Imanuel Sulut Dimasa Covid-19, Tetap Optimalkan Hasil Panen
Minggu, 10 Mei 2020
H.Bahar Alumni Faston, Motivasi Petani Manfaatkan Lahan Tidur Berbudidaya Pertanian Organik
Bina Petani Manfaatkan Limbah Pertanian, Alumni Faston Edukasi Petani Membuat Arang Sekam
Didampingi Penyuluh, Petani Di Maros Tetap Konsisten Jaga Stock Pangan Ditengah Pandemi Covid-19
Jangan Remehkan Potensi Petani Ladang, Produksi Secara Nasional Berpengaruh di Sektor Pangan
Sigapnews.com, Konsel (Sultra) - Lahan pertanian di Indonesia khususnya untuk tanaman padi sangatlah luas. Bukan hanya untuk padi sawah, tapi potensi untuk padi ladang juga sangat baik.
Produktivitas padi ladang secara Nasional bisa mencapai rata rata 4 ton/ha, hal tersebut tidak berbeda jauh dengan produksi padi ladang yang ada di Kelompok Tani Jaya Mukti di Desa UPT Roda, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sultra yaitu 4,53 ton/ha.
Menurut penyuluh pertanian lapangan Minggus, S.ST, yang unit kerjanya berada di BPP Kolono, luas lahan padi ladang di kelompok tani Jaya Mukti mencapai 35 ha, varietas Mujaer yaitu varietas padi ladang lokal dan hasil ubinan 4,53 ton/Ha, harga padi basah Rp. 4.500/Kg.
"Walaupun budidaya padi ladang ini dihadapkan pada berbagai masalah yang menyebabkan produktivitasnya masih dibawah padi sawah, namun kami tetap optimis dapat menjaga ketersediaan pangan terlebih di masa pandemi covid ini," ujar Minggus. Minggu, (10 /5/2020).
Dalam menjaga kestabilan pangan, penyuluh setiap hari melaksanakan tanggungjawab mendampingi petani. Selain memberikan penyuluhan pertanian diharapkan mereka juga memberikan informasi mengenai pencegahan penularan Covid 19.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa untuk menghadapi musim panen raya padi dan jagung terlebih di tengah pandemi virus Corona proses panen harus di pastikan berhasil dan harga menguntungkan Petani. Karenanya petani dan penyuluh sebagai pelaku utama dan garda terdepan pembangunan pertanian berjibaku di lapangan untuk terus beraktivitas tanpa lelah tiada henti untuk menjaga ketersediaan pangan di lapangan
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga selalu menyampaikan kepada seluruh pelaku pertanian agar roda pembangunan senantiasa bergerak untuk dapat mempertahankan ketersediaan pangan di Negeri tercinta ini.
Penulis : Sugeng Mulyono
Editor : Rezky Yulianti
Sabtu, 09 Mei 2020
Poktan JENNAE II Bulukumba Hasilkan Panen Cabe 250 Kg /panen Meski Sering Alami Kendala
Sigapnews.com, Bulukumba (Sulsel) - Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia dan memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Kegiatan produksi pertanian di masa pandemi virus Covid-19 ini harus tetap berjalan.
Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi Covid-19.
Ketersedian stok pangan termasuk cabai merah menjadi hal yang utama bagi pemerintah", ungkapan tersebut dibuktikan dengan kemampuan produksi petani cabai merah di berbagai daerah.
Sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.
"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.
Arahan tersebut dipenuhi oleh Poktan Jennae II Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, panen cabai merah keriting guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dimana cabai merupakan bumbu yang wajib tersedia didapur.
Rahmi Yuliana Penyuluh Pertanian pendamping mengatakan bahwa panen kali ini menggunakan varietas pilar dengan luas panen 0,15 Ha dan hasil yang diperoleh 250 kg per sekali panen. Hanya saja kendala yang dihadapai petani cabai saat ini harga pendistribusian menurun yaitu 5000/kg.
"Proses distribusi juga sedikit terhambat, akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah daerah, Sehingga kesulitan menjual hasil panen petani," Katanya, Sabtu (9/5/2020).
Mustamin Ketua Poktan Jennae II mengungkapkan Selama pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah, kami petani tidak bisa leluasa mendistribusikan ke pasar, karena keterbatasan jam operasional pasar. Padahal jika tidak segera dijual akan cepat membusuk.
"Hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap melakukan panen dan tetap berproduktif ditengah pandemi cocovid-19," pungkasnya.
Penulis : Heppy Sinaga
Sumber Data : Rahmi Yuliana / Penyuluh Pertanian Bulukumba
Fenny, Ibu Rumah Tangga Yang Berhasil Kembangkan Tanaman Hidroponik di Makassar
Sigapnews.com, Makassar - Kementerian Pertanian senantiasa mendorong agar masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menghasilkan pangan tambahan buat keluarga.
Dari lahan pekarangan bisa dihasilkan sayur yang sehat, tanaman obat dan tanaman lainnya yang bisa digunakan untuk konsumsi keluarga.
Terkait pemanfaatan lahan pekarangan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi senantiasa memotivasi kepada para Penyuluh agar memotivasi dan mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan.
"Ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan lahan pekarangan, salah satunya dengan melakukan budidaya sayuran sehat.
"Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik, baik organik padat maupun organik cair, kemudian di aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan.
"Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan melakukan budidaya secara hidroponik," urai Prof. Dedi.
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Fenny (44) adalah salah satu ibu rumah tangga yang fokus mengembangkan pertanian secara hidroponik.
Ibu dari 8 anak ini merupakan alumni S1 Teknik Sipil dan Pendidikan Matematika, memulai budidaya dengan sistem hidroponik pada tahun 2013 secara sederhana dengan mempergunakan bahan bekas, seperti botol air mineral, toples sosis, jerigen dan lainnya.
"Setelah berhasil tumbuh dan bisa dikonsumsi sendiri, kami mulai berfikir bahwa ini sangat bagus jika dikembangkan oleh seluruh rumah tangga, minimal mereka mampu menyediakan sendiri kebutuhan sayur yang sehat. Pada tahun 2014 mulai serius mensosialisasikan dan pada akhir tahun 2015 kami dapat kepercayaan dari Pemerintah Kota Makassar untuk menangani Proyek Longgar (Lorong Garden)," tutur Fenny.
"Sejak tahun 2016, kami lebih sering memberikan pelatihan dan penyuluhan secara swadaya ke masyarat, komunitas, majelis taklim, dll. Selain itu kami juga Mengisi pelatihan yang diadakan oleh pemerintahan dan swasta.
"Alhamdulillah, pada tahun 2017 kami dapat kepercayaan mendampingi kelompok petani hidroponik yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat Pagawai BRI (YBM BRI).
"Selain menanam sayur, kami juga menjual sayur, membuat instalasi hidroponik, menjual bahan dan peralatan hidroponik serta mengadakan pelatihan-pelatihan berbayar sejak 3 tahun terakhir," ungkap Fenny.
Selain mengelola lahan pekarangan, Yeni juga mengelola sekolah dhuafa di Kompleks Pepabri Sudiang Permai Blok D4/8 Makassar, setingkat TK dan SD yg berada dibawah naungan Kemenag. Siswanya berasal dari anak panti asuhan, anak-anak pemulung, buruh serabutan dan lain-lain.
"Kami ingin mereka sedini mungkin mengenal pertanian dan memahami cara-cara melakukan budidaya tanpa harus memiliki lahan yang luas. Kelak kami berharap mereka mencintai pertanian, apapun profesi mereka," tutup Fenny. Jamal-BBPP BK.
FOLLOW THE SIGAPNEWS.COM AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow SIGAPNEWS.COM on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram