-->

Jumat, 15 Mei 2020

Cegah Lahan Nganggur, Usai Panen, Poktan Sipurennue Sidrap Lakukan Percepatan Tanam



Sigapnews.com, Sidrap (Sulsel) - Dalam mendukung ketahanan pangan di tengah masih merebaknya wabah covid 19, Kementerian Pertanian mengambil langkah kebijakan untuk mendorong petani dan penyuluh melakukan percepatan tanam. Ini  penting dilakukan demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. 

Program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) gencar untuk menyediakan stok kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa masyarakat Indonesia, memberdayakan penyuluh dan petani melakukan percepatan tanam di wilayah program Kostratani.             
    
Untuk itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan kepada seluruh insan pertanian untuk tetap bekerja memenuhi kebutuhan pangan terutama beras yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat kita. 

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas Mentan. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga selalu menyampaikan peran Kostratani dalam memenuhi ketersediaan pangan dan meminta kepada penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

“Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern. Apalagi disaat ini corona atau Covid-19 yang sedang menyerang, peran Kostratani ini menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan,” tegas Dedi.

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.


Menindaklanjuti arahan dari Mentan dan Kepala BPPSDMP, sebagai insan pertanian yang tetap aktif dilapangan, penyuluh pertanian Yanto Arbanu,SP dari BPP Tellu Limpoe yang merupakan BPP Kostratani mendorong  petani binaannya untuk melakukan percepatan tanam. 

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan Sipurennue Desa Polewali Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan pengolahan lahan  dilakukan tanggal 06 Mei 2020 lalu dengan luas lahan 75 Ha. 

Kegiatan ini dilakukan langsung oleh Ketua Poktan H.Ahdin dan didampingi oleh  penyuluh pertanian Yanto Arbanu. 

Rencana tanam komoditas padi akan dilakukan tanggal 20 Mei 2020 mendatang dengan sistem Tabela dan varietas Inpari 32, ungkapnya, Jumat (15/5/2020).

“Sesuai dengan arahan Mentan, kami sebagai penyuluh mendorong petani untuk melakukan percepatan tanam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan pangan ditengah pandemi covid 19. Kami berharap dengan percepatan tanam, dapat memenuhi kebutuhan pangan bukan hanya untuk Kabupaten Sidrap tetapi juga untuk kebutuhan Nasional”, ujar Yanto. 

“BPP Tellu Limpoe sebagai BPP Kostratani wajib memberikan contoh bagi BPP yang lainnya untuk bisa termotivasi tetap semangat melakukan pendampingan kepada petani terhadap kegiatan tanam dan panen,"ujar Yanto. (BBPP-BK).

Penulis/Editor: Rezky Yulianti 
Sumber : Yanto Arbanu (Penyuluh Pertanian) / Fitriani

Kamis, 14 Mei 2020

Prov.Sulut, Percepatan Tanam Usai Olah Lahan Guna Jaga Ketersediaan Pangan



Sigapnews.com, Minahasa (Sulut) -Anggota Kelompok Tani (Poktan) Takisela,  Desa Kiawa I, Kecamatan kawangkoan utara, Kab. Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, memulai menanam padi, Kamis (14/5). Para petani tetap melakukan aktivitasnya dengan tanam padi memasuki pertengahan ramdhan ini meski di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Niko Silam salah satu anggota Poktan Takisela menyebutkan, dirinya sebagai petani yang sehari-harinya memang bekerja di sawah, melakukan percepatan pengolahan lahan setelah panen, karena potensi ketersediaan air yang memadai sehingga langsung bersiap untuk menanam padi kedua kalinya.

“Saya tidak bisa hanya diam di rumah saja, Walaupun ada virus Corona, bagaimana mau makan jika kami di rumah saja,  beberapa hari yang lalu kami sudah panen,
terlebih selagi adanya potensi air yang tersedia, sehingga harus segerakan mengolah lahan dan menanami kembali,” ujar pria asli Kiawai ini.


Beliau juga menyatakan bukan bermaksud mengabaikan imbauan pemerintah yang mengajak diam di rumah dan jaga jarak karena Covid-19, tetapi kami sebagai petani harus tetap mengolah lahan dan tetap menanam padi. Karena sudah menjadi keharusan bagi petani untuk kembali mengolah lahannya. Namun kami tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan.

Penyuluh pertanian pendamping, Niko mengungkapkan bahwa dengan bergerak  dan berjemur di sawah, bisa meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit serta  jika petani tidak bergerak lakukan percepatan tanam setelah panen tentunya akan berpengaruh pada ketersediaan pangan nantinya. 

"Saat ini kami sudah melakukan penanaman padi sekitar 0,5 Ha dengan varietas Ciherang, dan tentunya setelah semua lahan diolah nantinya langsung kami lakukan tanam lagi, terus menerus supaya proses tanam ini lebih cepat,"tutur Niko.

Seperti pesan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kepada seluruh insan pertanian harus tetap melakukan pekerjaannya di tengah Pandemi Covid 19, khususnya mencegah terjadinya krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” tegas SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dengan pangan yang sehat dan bergizi akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita juga kuat.
 
“Ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian,” katanya.

Sementara itu, para petani di desa tetangga sebagian sudah menanam padi kembali. Sebagian lainnya baru tahap persiapan pengolahan lahan untuk ditanami.(BBPP-BK).

Penulis : Al AzIz / Hari Ismanto
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber : Max Sampul, SP (Penyuluh Pertanian Kab. Minahasa)

Guna Amankan Stok Pangan, Petani Bone Lakukan Percepatan Tanam Usai Panen



Sigapnews.com, Bone (Sulsel) - Sektor pertanian tak boleh berhenti dalam kondisi apapun. Kita harus pastikan ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.” Itulah kalimat yang memotivasi Poktan Sipatollong, Desa Lontara, Kecamatan Tanenete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Ditengah pandemi ini Kelompok Tani Sipatokkong terus semangat melakukan kegiatan pertanian. Kamis. (14/05/2020). 


Puasa dibulan Ramadhan ini merupakan tantangan lebih setelah wabah Covid-19 yang masih mengancam negara kita. Tapi petani tetap bekerja dan harus sehat demi melindungi pangan. 

Seperti arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kepada seluruh insan pertanian harus tetap melakukan pekerjaannya di tengah Pandemi Covid 19, khususnya mencegah terjadinya krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” tegas SYL.

Senada arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr  menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

"Dari pangan yang sehat dan bergizi akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Karena itulah pertanian tidak boleh berhenti,” tegas Dedi.

Di tengah kondisi pendemi Covid-19, penyuluh dan petani sebagai garda terdepan pertanian diminta selalu siap untuk tetap berproduksi dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.


“Meski besok kiamat, hari ini kita tetap tanam," tandas Dedi.

 Antusias poktan ini terlihat oleh penyuluh pendamping, Fatmawati karena mereka selalu siap kerja, memiliki semangat yang tinggi dan menerima tantangan ditengah pandemi Covid-19 untuk memenuhi ketersediaan pangan di daerahnya.


Fatmawati mengatakan saat ditemui dilahan bahwa beberapa waktu yang lalu petani kami sudah lakukan panen padi, dan saat ini sudah melakukan olahan lahan dan segera tanam, hal itu agar lahan tidak nganggur terlalu lama, selagi ketersediaan air tercukupi kami lakukan penanaman, sehingga ketersediaan pangan khususnya dikecamatan Tanenete Riattang ini tetap terjaga. 

"Luas lahan penanaman saat ini sekitar 25 Hektar dengan varietas mekongga, mengingat sedang masa wabah virus corona petani menggunakan mesin transplanter untuk mempercepat proses tanam, namun kami tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan," ujarnya. 


Mudah-mudahan protokol pencegahan tersebut dapat diterapkan tidak hanya Poktan Sipatollong, tapi juga poktan-poktan lainnya di seluruh Indonesia agar petani kita tetap bekerja dan sehat sehingga pertanian tidak berhenti. Ayo genjot terus produksi pertanian.  (BBPP-BK).

Penulis : Al AzIz
Sumber : Fatmawati (Penyuluh Pertanian Kab. Bone) / Terkelin Pinem

Percepat Tanam Padi, Langkah Tepat Petani Tondano Timur Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19


Sigapnews.com, Minahasa (Sulut) - Musim panen telah selesai, petani giat langkah percepatan tanam padi sawah. Peringatan dini BMKG tentang ancaman kekeringan menjadi penyemangat petani di Poktan Suka Maju, Kelurahan Papakelan, Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara melakukan percepatan aktivitas tanam padi.

Hreitha Sumanti, salah satu petani di Poktan Suka Maju menyatakan saat ini sementara menanam padi varietas Serayu pada lahan sawah seluas 1,5 ha. Selagi air masih tersedia, kami segera menanam setelah panen akhir bulan April kemarin.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak  Gubernur dan Bupati di 77 titik  untuk melaksanakan tanam padi dan jagung serentak. Mentan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bisa menghadapi ancaman krisis pangan dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat.

Yang harus diwaspadai adalah peringatan dari FAO yang menyatakan bahwa setelah Covid-19 ini berlalu, akan hadir krisis pangan dunia dan datangnya kemarau panjang sesuai dengan perkiraan BMKG, kata Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan Pandemi Covid-19 menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu yang tetap harus bergerak, selain sektor kesehatan.

Karenanya, ayo berjuang terus karena ketersediaan pangan di masyarakat adalah tanggung jawab kita,” jelas Dedi. “Jangan lupa untuk tetap perhatikan protokol penanganan covid 19 di lapangan," tambah Dedi. BBPP-BK.

Penulis : Hari ISMANTO
Editor    : Al AzIz
Sumber : Ondo Turang (Penyuluh Pertanian)

Petani Millenial Alumni Magang Jepang Menerapkan Ilmunya Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Pinrang (Sulsel) - Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang yang dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan Bersama (MOU) antara Kementerian Pertanian Cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dengan Asosiasi Petani Jepang (JAEC) dalam melaksanakan kegiatan petani muda Indonesia yang melakukan magang ke Jepang. 

Tujuan program kegiatan magang ke Jepang ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk menjawab permasalahan pengembangan SDM petani. 


Sesuai dengan tujuan program, kegiatan magang dipandang dapat menjadi solusi bagi peserta untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan mental pemagang dalam mengelola usaha pertanian yang berorientasi agribisnis dan meningkatkan kemampuan teknis manajerial calon pemagang dalam mengelola agribisnis sesuai dengan komoditinya serta menumbuh kembangkan etos kerja bagi pemagang dan lingkungan usahanya.


Abdul Rasyid Ridho adalah salah satu alumni Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda Tani Calon Magang Jepang yang dilaksanakan di BBPP Batangkaluku Tahun 2018. 

Ridho sapaan akrab dari Abdul Rasyid, lolos seleksi mengikuti  magang di Jepang  selama satu tahun di Provinsi Aichi Jepang. 

Sekembalinya ke Indonesia tanggal 28 Februari 2020, ia langsung mempraktekkan pengalaman kerja yang didapatkan selama di Jepang. 


Setibanya di kampung halaman, tepatnya di desa Langnga Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Ridho begitu semangatnya  langsung menerapkan keterampilan didapatkan selama magang di Jepang yaitu mengolah lahan sawahnya seluas 4 ha dan beternak ayam ras 300 ekor juga itik sekitar 300 ekor. 

“Sangat banyak pengalaman yang didapatkan selama magang di Jepang, bukan hanya dibidang ilmu pertanian tetapi etos kerja masyarakat Jepang, budaya dan yang terpenting adalah relasi dari berbagai Negara seperti Thailand, Philipina dan Jerman yang sampai saat ini kami sering berkomunikasi tentang perkembangan pertanian di Negara masing-masing”, ujar Ridho. Kamis (14/5/2020).

“Pengalaman yang paling berkesan selama di Jepang adalah ketika kami diwawancarai dan diliput di TV Jepang terkait dengan pertanian terpadu dan sebagai anggota tetap pemasok sayur disalah satu toko swalayan di provinsi tersebut dan kami juga menjadi petani termuda di provinsi Aichi”, imbuhnya. 

Ridho berharap ilmunya dapat membantu dan memotivasi teman-temannya untuk bisa mencintai pertanian dan terjun ke pertanian di usia muda. Karena pertanian saat ini sudah maju, mandiri dan modern. Ridho meyakini dengan semakin banyaknya petani muda milenial yang terjun ke pertanian, akan semakin maju pula pertanian di Indonesia. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin limpo mengungkapkan, kini banyak petani milenial yang sukses menjadi pengusaha di berbagai sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir.  

“Saat pandemi covid 19 yang masih dihadapi sejumlah negara termasuk Indonesia, sektor pertanian semakin dibutuhkan untuk memenuhi ketahanan pangan. Pertanian seperti apa yang dibutuhkan, pertanian yang efektif, efisien dan transparan yang dapat dilakukan melalui petani milenial yang modern” ujar SYL. 

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi melalui aplikasi zoom dari Agriculture War Room (AWR) Kementan, menambahkan, keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian. 

"Sumberdaya Manusia Pertanian merupakan penggerak utama pembangunan pertanian. Untuk itu kita harus mampu mencetak generasi muda dibidang pertanian yang maju, mandiri dan modern”, tegas Dedi.BBPP-BK.

Penulis : Sumarni dan Rezky Yulianti
Editor : Jamaluddin /Risna

Rabu, 13 Mei 2020

Gunakan Combine Harvester, Petani Organik Morowali Percepat Panen



Sigapnews.com, Morowali (Sulteng) - Visi Bupati Morowali untuk menjadikan Kabupaten pertama di Sulawesi Tengah sebagai kawasan pertanian organik, didukung penuh oleh setiap insan pertanian yang ada disana. Saat ini gaung Kabupaten Morowali ditingkat Nasional hanya sebagai sumber penghasil nikel, perlahan mulai dirubah dengan dikembangkanya pertanian organik.

Dukungan menjadikan kawasan pertanian organik datang dari tingkat bawah, salah satunya dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang saat ini juga menjalankan program Kostratani. BPP yang saat ini dikembangkan sebagai pusat informasi, pusat data dan tempat pelatihan berbasis teknologi.


Hal ini dilakukan dengan mengembangkan demplot pertanian padi organik yang sudah dijalankan sejak tahun 2019. Bertepatan tanggal 8 Mei 2020 dilakukan panen padi organik yang ke 5 kali sejak januari tahun 2019.

Kepala BPP Bumi Raya, Bapak Purwanto melalui sambungan telpon menyatakan bahwa padi organik yang dikembangkan pada demplot BPP Bumi Raya adalah varietas Mekongga dengan luas tanam 0,43 Ha dengan produktivitas 1,7 Ton.

“Kami sebagai insan pertanian tentunya tetap beraktivitas, walaupun saat ini saya sendiri sedang berpuasa dan ditengah wabah covid-19. Kami harus tetap semangat dalam menjalankan tugas untuk kesejahteraan petani, Kami tetap turun mengawal dan mendampingi kegiatan budidaya dan panen, ini tupoksi kami sebagai penyuluh," ungkapnya, Rabu (13/5/2020).

"Ke-khawatiran ada, namun ini di tepis dengan cara menerapkan protokol kesehatan saat turun ke lapangan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan,” tutur Purwanto.

Beliau juga berharap dengan adanya demplot ini dapat memberikan gambaran secara ekonomi bagi masyarakat agar semakin yakin dalam bertani organik. Pertanian organik ini saya rasa jawaban yang saat ini sering dialami petani salah satunya kelangkaan pupuk kimia ditingkat petani, sehingga dengan bertani organik petani tidak diresahkan lagi dengan pupuk.

Hal ini sesuai dengan arah menteri pertanian Indonesia Bapak Syahrul Yasin Limpo (SYL), Pertanian tidak boleh berhenti, meminta agar insan pertanian untuk terus aktif bergerak, demi menjaga ketersediaan stok pangan. petani dan seluruh insan pertanian tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta jiwa masyarakat indonesia dan dalam bekerja memperjuangkan ketersedian pangan.

Sejalan dengan itu  Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan hidup matinya  suatu bangsa, dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19  dan meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

Pertanian harus tetap maju dengan terus berjalan ditengah wabah guna memenuhi kebutuhan pangan. Selain tetap maju, pertanian itu harus modern, dimana dalam usaha di bidang pertanian harus selalu mengunakan teknologi terbaru yang berkembang pesat di Era-4.0 saat ini sehingga para petani dituntut untuk mampu mengimbangi perkembangan yang ada demi kesejahteraan petani itu sendiri, serta tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes),

Pada pemanenan ini digunakan Combine Harvester, sehingga pekerjaan pemanenan lebih cepat selesai dan tingkat kehilangan hasil lebih kecil serta jumlah orang yang dibutuhkan untuk kegiatan panen tidak banyak sehingga meminimalkan interaksi orang-orang di lahan.

Penulis: Mahardhika Atmaja & Purwanto (BPP Bumi Raya)

Kelompok Tani Tosyongki Sinjai lakukan Olah lahan, Kejar Tanam



Sigapnews.com, Sinjai (Sulsel) -Kementerian Pertanian mendapat tanggung jawab dari presiden untuk memastikan stok pangan cukup untuk 267 juta masyarakat Indonesia. Salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan stok pangan, utamanya beras adalah melalui percepatan tanam padi.

Setelah dilakukan pemanenan, lahan kembali diolah untuk dilakukan penanaman kembali, terlebih adanya potensi air yang tersedia, sehingga kegiatan budidaya dapat segera dilakukan.

Ditengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19 dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan, tegas Mentan, Syahrul Yasin Limpo.

Sejalan dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.  

Sebagai salah satu insan pertanian yang harus terus aktif bergerak di tengah kondisi pandemi covid-19, Nur Alamsyah melakukan pengawalan penanaman padi di Kelompok Tani Tosyongki, Desa Pattalassang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Padi yang ditanam adalah varietas Ciliwung, pada lahan seluas 0,20 Ha, milik anggota kelompok.

“Kami tetap turun ke lapangan, mendampingi petani melakukan kegiatan budidaya, karena ini sudah tupoksi kami dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan. Setelah kegiatan panen bulan lalu, kami mengarahkan petani untuk segera melakukan pengolahan lahan dan penanaman, "jelas Nur Alamsyah. Rabu (13/5/2020).

"Ini sesuai dengan arahan pak Mentan untuk melakukan percepatan tanam. Kondisi ini juga ditunjang oleh adanya potensi air yang tersedia yang berasal dari pompanisasi. Untuk pengolahan lahannya dilakukan dengan menggunakan traktor tangan sehingga lebih efektif dan efisien dari segi waktu, ”tambahnya. (BBPP-BK).

Penulis : Risna Ardhayanti dan Reny Hasriani
Sumber : Imran Syam (PP Kab. Sinjai)

Kelompok Tani Siamasei Bone Mulai Tanam Padi



Sigapnews.com, Bone (Sulsel) - Wabah pandemi Covid-19 masih  mengancam stabilitas kehidupan, meskipun demikian pertanian berjalan terus. Kegiatan olah lahan, tanam, dan panen hampir terjadi secara merata di seluruh penjuru Negara Indonesia. Salah satu buktinya adalah kegiatan tanam dan panen yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Bone. Setelah dilakukan panen raya oleh Bupati Bone (12/05/2020) di Desa Barebbo, Kec. Barebbo, di lokasi terpisah pada desa yang sama sudah dilaksanakan tanam dengan Sistem Tanam Pindah menggunakan Transplanter dan Tanam Benih Langsung.

Tanam padi dilaksanakan oleh Kelompok Tani Siamasei Desa Barebbo, Kec. Barebbo, Kab.Bone pada lahan seluas 13 ha dengan menggunakan varietas inpari 42. Pelaksanaan tanam didampingi oleh Penyuluh Pertanian Erni Bayani, SP.,MP. Menurut Erni, ketersediaan air yang bersumber dari air hujan dan irigasi perlu disikapi dengan bersegera melakukan pengolahan lahan. Hal ini karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan. 

"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai penyuluh harus melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Erni. Rabu (13/5/2020).

Apa yang dilakukan oleh penyuluh dan petani di Kabupaten Bone sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani
Editor : Risna/Resky

Bupati Bone, "Produksi Pangan di Bone Sangat Menggembirakan



Sigapnews.com, Bone (Sulsel) - Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone melaksanakan panen raya di Desa Samaelo Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone.

Hadir dalam acara Panen raya, Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi bersama Forkopimda Kabupaten Bone. 

Menurut Bupati Bone, satu kesyukuran karena di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19), petani di Bone tetap bersemangat bekerja memanen padi musim tanam Oktober-Maret.


Setelah melakukan panen, Bupati Bone melaksanakan teleconference dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Pada pelaksanaan teleconference, Bupati Bone melaporkan terkait kesiapan pangan Kabupaten Bone di tengah pandemi Covid-19.

Fahsar menyampaikan, kondisi Kabupaten Bone sangat menggembirakan. Khususnya produksi pertanian. Hal ini sejalan dengan harapan Mentan selalu surplus. Produksi rata-rata yang dihasilkan sangat menggembirakan. Hal ini berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian diperoleh provitas 8.5 ton/ha, dan untuk produksi padi 2019 hingga April 2020 mencapai 1.543.684 ton

"Kami melaporkan, di Bone baru saja melaksanakan panen raya sebelum vicon. Kurang lebih 100 hektare,” jelas Fahsar.

Sementara itu, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone, Sunardi Nurdin berujar, bahwa ada penambahan luas lahan sawah.

Diketahui, lahan sawah petani di Kabupaten Bone terdiri atas sawah irigasi seluas 42.000 hektare, tadah hujan 70.159 hektare, rawa pasang surut 5.479 hektare, dan rawa lebak seluas 924 hektare. Untuk produksi padi 2019 hingga April 2020 mencapai 1.543.684 ton.

“Saat ini kondisi di Kabupaten Bone Tiada hari tanpa panen dan tanam," ujar Sunardi. Rabu (13/5/2020).

Kegiatan Panen di Kabupaten Bone sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Selasa, 12 Mei 2020

Kelompok Tani Sero Ikut Berkontribusi Memenuhi Permintaan Bawang Merah Di Tengah Pandemi Civid-19 Dan Bulan Suci Ramadhan


Sigapnews.com, Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di berbagai wilayah di Indonesia dan memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan bagi petani. 

Hal ini membuat para petani bawang merah terus berupaya berperuduksi untuk  memenuhi ketersedian bawang merah di tengah pandemi Covid-19 dan untuk mengantisipasi tingginya permintaan bawang merah di bulan Ramadhan.

Salah satu Kelompok Tani yang membudidayakan bawang Merah adalah Kelompok Tani Sero di Desa Marioriaja,  Kecamatan marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.



Saat ini anggota Poktan Sero sedang melaksanakan panen bawang merah varietas Tajuk.

Hal ini menunjukan bahwa ketersediaan bawang merah di beberapa daerah dalam keadaan aman.

Menurut pengurus Poktan, Ketersedian stok pangan termasuk bawang merah menjadi hal yang utama bagi masyarakat, oleh karena itu menjadi satu kesyukuran karena saat ini geliat produksi panen bawang merah di berbagai daerah sedang meningkat.



Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL, dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi Covid-19. 

"Untuk menghadapi pandemi Covid-19 dibutuhkan ketahanan pangan yang kuat maka dari itu kementerian pertanian telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini" jelas Syahrul.

Menindak lanjuti arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu Bangsa.

"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.

Semangat inilah yang ditunjukkan oleh para anggota kelompok tani Sero  di Desa Marioriaja, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Marioriaja merupakan sentra produksi bawang merah di kabupaten Soppeng khususnya di kelompok tani Sero yang merupakan penghasil kamoditas hortikultura.

Bahtiar salah satu anggota kelompok tani Sero mengatakan bahwa panen bawang merah hari ini, Minggu, 10 Mei 2020 dilaksanakan di atas lahan seluas 0,15 Ha, dengan menggunakan varietas Tajuk  dan produktivitas rata-rata 8 Ton/1 Ha dengan potensi panen 1 Ha.  Harga bawang merah saat ini di tingkat petani berada di kisaran Rp 28.000/Kg.

“Kami berharap petani terus semangat berproduksi mulai dari persiapan penanaman sampai  tahap pasca panen untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan keluarga walaupun kita tengah dalam kondisi dilanda Pandemi Covid-19, ” jelas Bahtiar. Selasa (12/5/2020).

Penulis : Azrul
Editor : Jamaluddin Al Afgani

Setelah Panen Kelompok Amessangeng Kec. Maritengngae Segera Lakukan Tanam Padi


Sigapnews.com, Sidrap (Sulsel) - Prediksi terkait akan timbulnya ancaman kekeringan di tengah wabah Covid-19 membuat petani semakin bersemangat memanfaatkan ketersediaan air dengan mempercepat pengolahan lahan untuk ditanami. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Hasanuddin, anggota Kelompok Amessangeng 1, yang beralamat di Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae, Kab. Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasanuddin melakukan pengolahan lahan seluas 0.25 ha dari potensi luas lahan anggota kelompok 45 ha. Pengolahan lahan didampingi oleh penyuluh pertanian Harnalitha Hading, SP, Selasa (12/5/2020)

Apa yang dilakukan oleh penyuluh dan petani di Kabupaten Sidrap sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Motivasi ini disampaikan oleh Kepala BPPSDMP untuk memastikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun demi mengamankan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Menurut Harnalitha, ketersediaan air perlu disikapi dengan bersegera melakukan pengolahan lahan. Hal ini karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan.

"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai penyuluh harus melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Harnalitha.

Menurut Hasanuddin, sebagai petani, mereka sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk dan benih bersubsidi.

"Secara jujur, kami sebagai petani pasti melakukan penanaman jika semua sarana yang dibutuhkan tersedia, seperti mesin hand traktor, air, benih dan pupuk. Khusus mesin hand traktor, kami bisa sewa pada pemilik, tapi kalau air yang tidak tersedia, ini pasti menyulitkan kami. Makanya karena air masih tersedia dengan baik, kami segerakan pengolahan lahan," ungkapnya.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani.

Senin, 11 Mei 2020

Rasa Khawatir Akan Wabah Corona Tak Surutkan Petani Bantaeng Panen Padi



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Pandemi Covid-19 telah merenggut puluhan ribu jiwa, menjangkiti jutaan manusia di 212 negara, termasuk di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan Pemerintah memberlakukan social distancing (pembatasan social) untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Dengan pembatasan social, masyarakat diminta untuk tinggal di rumah, melakukan pekerjaan dari rumah. 

Ditengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sebagai salah satu insan pertanian yang harus terus aktif bergerak di tengah kondisi pandemic covid-19, Nurfaidah, SP, penyuluh pertanian yang bertugas di desa Batu Karaeng, pada tanggal 05 Mei 2020  melakukan pengawalan kegiatan panen  padi di wilayah binaannya yaitu Kelompok Tani Batu Karaeng, Desa Batu Karaeng, kecamatan Pajukkukang, Kabupaten Bantaeng. Lahan yang dipanen adalah milik Abd. Mutalib seluas 1,5 Ha.  

Adapun varietas yang ditanam adalah membramo. Dari hasil pengambilan ubinan, diperoleh data provitas 6 ton/Ha. Hasil panen petani ini dijual ke pedagang pengumpul dalam bentuk gabah dengan harga Rp. 4.300 /kg. 


“Rasa khawatir pasti ada disaat saya harus keluar rumah, turun ke lapangan. Tapi hal tersebut saya tepis dengan selalu berdoa dan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan yaitu memakai masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan, Ini sudah tugas kami untuk mendampingi petani, memastikan kegiatan budidaya hingga panen tetap berjalan,” tutur Nurfaidah, Senin (11/5/2020).

Menurut Nurfaidah, di Kelompok Tani Batu Karaeng masih terdapat potensi lahan untuk panen sekitar 30 Ha. Dengan panennya para petani, maka akan menambah stok beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. “Setelah panen padi, lahan akan segera ditanami kembali dengan palawija. Ini sesuai dengan arahan pak Mentan, agar dilakukan percepatan tanam dan lahan tidak dibiarkan menganggur.” tutup Nurfaidah. 

Penulis : Risna Ardayanti
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber informasi : Nurfaidah, SP (Penyuluhl  Pertanian Kab. Bantaeng)

Petani Kab. Soppeng Hingga Saat Ini Masih Lakukan Panen Lawan Covid-19 Demi Ketersediaan Pangan


Sigapnews.com, Soppeng (Sulsel) -Kementerian Pertanian (Kementan) Mempunyai tugas dan bertanggung jawab menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.

Ketersedian stok pangan sebagai kebutuhan pokok masyarkat menjadi hal yang utama bagi pemerintah. Ungkapan tersebut dibuktikan dengan geliat produksi panen padi di berbagai daerah

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.

"Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani. Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr  senantiasa mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi

Di tengah kondisi pendemi Covid-19, penyuluh dan petani sebagai garda terdepan pertanian diminta selalu siap untuk tetap berproduksi dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Berdasarkan pantauan di lapangan, penyuluh dan petani masih aktif turun ke sawah. Terlebih saat ini sudah memasuki musim panen raya. Saat ini musim panen masih berlangsung di beberapa daerah di Sulawesi Selatan,  salah satunya di Kelurahan Appanang  Kabupaten Soppeng, tepatnya di Kelompok Tani Addiangge, Kelurahan Appanang, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan pendampingan penyuluh, petani tetap semangat bekerja melakukan panen untuk menjaga ketersediaan pangan tetap stabil.

Dalam kegiatan panen tersebut, petani didampingi oleh penyuluh pertanian Kelurahan Appanang, Nurlina MenuturKan Bahwa kegiatan panen padi hari ini 11 Mei 2020 dilakukan di atas lahan seluas 6 Ha dengan Varietas padi yang dipanen yaitu ciugelis dengan produktivitas 8 Ton/ ha.
Sebagai informasi tambahan kelurahan Appanang memiliki Potensi panen padi dengan luas hamparan 132 Ha.



Proses pemanenan dilakukan dengan menggunakan alat mesin pertanian (Combine Harvester) dan sebagian secara tradisional akibat akses masuk alsintan ke lahan petani tidak memadai sehingga petani harus turun ke lahan untuk melakukan panen secara manual.



"Kami siap mendampingi petani mulai dari pengolahan lahan sampai panen dan kami berharap petani terus berproduksi dari hulu sampai hilir untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anmendukung tersedianya pangan bagi rakyat indonesia ditengah kondisi Pandemi Covid-19, " ungkap Nurlina. BBPP-BK.

Penulis  : Asrul (AZR)
Editor  : Jamaluddin Al Afgani
Sumber Data : Nurlina Hamzah

Panen Jagung Kelompok Tani Imanuel Sulut Dimasa Covid-19, Tetap Optimalkan Hasil Panen



Sigapnews.com, Minahasa (Sultra) - Pandemi corona yang tengah mewabah di dunia menyebabkan beberapa negara khawatir dengan ketahanan pangan mereka, Bagaimana dengan Indonesia? Ketersediaan pangan selama pandemi corona tetap melimpah hampir di seluruh wilayah, bahkan untuk komoditas pakan ternak. Hal ini di buktikan dengan dilaksanakannya panen jagung pakan ternak varietas Bisi 222 di Kelompok Tani Imanuel, Desa Raringis, Kec. Langowan Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. 

Seperti arahan Menteri Pertanian SYL, “Pandemi Covid 19 ini tidak mematikan semangat Pahlawan pangan kita yaitu petani dan para penyuluh untuk tetap termotivasi melakukan pekerjaan sehari-hari mereka, yaitu menyediakan kebutuhan pangan untuk kita semua sehingga tidak terjadi krisis pangan yang diramalkan oleh FAO. Mari bekerja dan saling menjaga untuk melawan pandemi Covid 19 ini”. 

"Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan SYL.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi agar seluruh pelaku pertanian senantiasa bergerak untuk mempertahankan ketersediaan pangan di negeri ini. 


“Panen jagung kami laksanakan ditengah pandemi corona dengan tetep mengedepankan keamanan dan kesehatan, produktivitas jagung yang kami panen sangat baik yakni 9 ton per ha dan kami telah bekerjasama dengan kios pakan yang siap menerima hasil panen kami dengan harga Rp. 3.200/kg”, demikian diungkap Hans Maki selaku petani, Senin (11/5/2020).

Hal tersebut juga dibenarkan oleh penyuluh Pertanian yang mendampingi selama masa budidaya Michael Rundengan, bahwa dalam setiap tahap budidaya kami berusaha menerapkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja disamping usaha agar hasil panen tetap optimal. (BBPP-BK).

Penulis : Intan Ariani
Editor    : Al Aziz / Jamaluddin
Sumber Data : Michael Rundengan/Hari Ismanto

Minggu, 10 Mei 2020

H.Bahar Alumni Faston, Motivasi Petani Manfaatkan Lahan Tidur Berbudidaya Pertanian Organik



Sigapnews.com, Maros (Sulsel) - Pertanian adalah salah satu bidang yang dituntut harus tetap produktif di tengah mewabahnya covid 19. Pertanian harus terus berjalan, demikianlah ungkapan Menteri Pertanian yang sering digaungkan dalam memotivasi seluruh insan pertanian di negeri ini.

"Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan Syahrul

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi menganjurkan agar petani senantiasa membuat secara mandiri input produksinya, seperti pupuk organik padat, pupuk organik cair dan pestisida nabati. Hal ini karena dampak positif pertanian organik dalam jangka panjang sangat menguntungkan.

"Pertanian organik memiliki tiga pilar utama, yaitu (1) lingkungan, (2) sosial termasuk didalamnya masalah kesehatan dan (3) ekonomi. Lingkungan merupakan faktor utama dalam bertani organik, karena bertani organik dianggap bertani secara ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia sintetis, khususnya pupuk dan pestisida, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan," tutur Dedi.

Sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Baharuddin Syam, yang biasa dipanggil H. Bahar yang merupakan salah satu alumni sertifikasi fasilitator organik tanaman yang dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) BBPP Batangkaluku yabg terus melakukan pembinaan kepada petani. Sebelum mengikuti sertifikasi profesi, H. Bahar sudah mengikuti lebih awal Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman (Faston) yang dilaksanakan oleh P4S Alam Hijau Lestari.

Menurut H. Bahar sejak mengikuti pelatihan Fasilitator organik tanaman, dia semakin termotivasi untuk membangun kesadaran petani agar bertani secara organik. "Saat ini fokus kami adalah memfasilitasi petani sebanyak mungkin agar melakukan cara budidaya yang sehat," jelas H. Bahar.


Meskipun wabah covid-19 sedang melanda negeri ini, H. Bahar tetap melakukan pembinaan ke petani. Seperti saat ditemui desa Moncongloe, Maros (10/05/2020), H. Bahar sedang mendampingi petani melakukan pengolahan lahan.

"Lahan ini kami persiapkan untuk budidaya cabe secara organik. Kami suda mengedukasi petani agar bisa membuat sendiri input teknologi budidaya, seperti membuat arang sekam, memanfaatkan limbah pertanian menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair," tutur H. Bahar.

Kami selalu mencoba mencari teknologi organik yang tepat guna, misalnya mencarikan informasi pupuk organik cair yang berkualitas, hal ini agar produksi tetap terjaga dan lambat laun petani mulai menghilangkan ketergantungannya dengan bahan kimia, jelas H. Bahar.

"Bagi kami, pertanian organik adalah pertanian jangka panjang yang memiliki manfaat sangat besar, karena selain menyuburkan tanah dalam jangka panjang, hasil produksi akan memiliki kandungan residu kimia yang rendah sehingga orang-orang yang mengkonsumsinya juga sehat.Meskipun wabah covid 19 saat ini sedang melanda, kami tetap membina petani", ungkapnya.

Saat ini H. Bahar dan beberapa alumni fasilitator organik tanaman sedang fokus memanfaatkan lahan tidur untuk diolah menjadi lahan organik. Umumnya mereka sudah merasakan sendiri manfaat melakukan budidaya secara organik.

"Harapan kami, ke depan pemerintah memberikan porsi yang besar terhadap pertanian organik sekaligus memberikan kepercayaan bahwa pertanian organik bisa menjadi solusi pembangunan pertanian masa depan Indonesia," tutupnya.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Bina Petani Manfaatkan Limbah Pertanian, Alumni Faston Edukasi Petani Membuat Arang Sekam



Sigapnews.com,  Pertanian adalah salah satu bidang yang dituntut harus tetap produktif di tengah mewabahnya covid 19. Pertanian harus terus berjalan, demikianlah ungkapan Menteri Pertanian yang sering digaungkan dalam memotivasi seluruh insan pertanian di negeri ini. 

"Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan Syahrul

Hj. Sari Banong, yang biasa dipanggil Hj. Sari  adalah salah satu alumni sertifikasi fasilitator organik tanaman yang dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) BBPP Batangkaluku. Sebelum  mengikuti sertifikasi profesi, Hj. Sari sudah mengikuti lebih awal Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman (Faston) yang dilaksanakan oleh P4S Alam Hijau Lestari.

Menurut Hj. Sari, sejak mengikuti pelatihan Fasilitator organik tanaman, dia semakin termotivasi untuk membangun kesadaran petani agar bertani secara organik. "Saat ini fokus kami adalah memfasilitasi petani sebanyak mungkin agar melakukan cara budidaya yang sehat," jelas Hj. Sari. Minggu (10/5/2020).

Meskipun wabah covid-19 sedang melanda negeri ini, Hj. Sari tetap melakukan pembinaan ke petani. 

"Saat ini kami terus mengedukasi petani agar bisa membuat sendiri input teknologi budidaya, seperti membuat arang sekam, memanfaatkan limbah pertanian menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair," tutur Sari.

Kami selalu mencoba mencari teknologi organik yang tepat guna, misalnya mencarikan informasi pupuk organik cair yang berkualitas,  hal ini agar produksi tetap terjaga dan lambat laun petani mulai menghilangkan ketergantungannya dengan bahan kimia, jelas Hj. Sari. 

"Bagi kami, pertanian organik adalah pertanian "amal Jariyah", karena selain menyuburkan tanah dalam jangka panjang, hasil produksi akan memiliki kandungan residu kimia yang rendah sehingga orang-orang yang mengkonsumsinya juga sehat.Meskipun wabah covid 19 saat ini sedang melanda, kami tetap membina petani",ungkapnya.

Saat ini Hj. Sari dan beberapa alumni fasilitator organik tanaman sedang fokus memanfaatkan lahan tidur untuk diolah menjadi lahan organik. Umumnya mereka sudah merasakan sendiri manfaat melakukan budidaya secara organik. 
"Harapan kami, ke depan pemerintah memberikan porsi yang besar terhadap pertanian organik sekaligus memberikan kepercayaan bahwa pertanian organik bisa menjadi solusi pembangunan pertanian masa depan Indonesia," tuturnya. 

Apa yang dilakukan oleh Hj. Sari sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi yang senantiasa menganjurkan agar petani senantiasa membuat secara mandiri input produksinya, seperti pupuk organik padat, pupuk organik cair dan pestisida nabati. Hal ini karena dampak positif pertanian organik dalam jangka panjang sangat menguntungkan. 

"Pertanian organik memiliki tiga pilar utama, yaitu (1) lingkungan, (2) sosial termasuk didalamnya masalah kesehatan dan (3) ekonomi.  Lingkungan merupakan faktor utama dalam bertani organik, karena bertani organik dianggap bertani secara ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia sintetis, khususnya pupuk dan pestisida, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan," tutur Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Didampingi Penyuluh, Petani Di Maros Tetap Konsisten Jaga Stock Pangan Ditengah Pandemi Covid-19



Sigapnews.com, Maros (Sulsel) - Menteri Petanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan kepada seluruh insan pertanian bahwa di tengah pandemi covid-19, petani dan penyuluh harus tetap menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

"Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan Syahrul

Tak hanya itu, Mentan juga minta pejabat daerah beserta jajarannya harus memastikan ketersediaan pangan di daerah masing-masing. Hal ini dilakukan utuk memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik.

Menyikapi arahan Mentan, dalam keadaan berpuasa dan ancaman wabah covid-19 tidak membuat petani patah semangat, seperti yang dilakukan petani di Desa Salenrang Kec. Bontoa,  Kab. Maros. Petani menanam padi varietas Sentani di lahan seluas 20 are milik  bapak Syahrir yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Salenrang. 


Menurut Syahrir, "Pengolahan lahan dan penanaman dilakukan lebih awal karena ketersediaan air cukup. Alhamdulillah benih sudah layak untuk ditanam dan  kami berharap mudah-mudahan sampai memasuki panen tidak terjadi kekurangan air."

Dalam melaksanakan pengolahan sawah sekaligus tanam secara gotong-royong, petani didampingi penyuluh swadaya, Ibu Suri.

Suri, perempuan yang berprofesi sebagai Fasilitator Organik Tanaman, mengungkapkan, bahwa kedatangannya membersamai petani saat tanam padi, selain memberikan motivasi tentang pentingnya terus menanam di masa pandemi Covid-19, juga memperkenalkan manfaat bertani secara organik.


"Setiap saat kami terus mendampingi petani agar bisa melaksanakan budidaya pertanian dengan baik, khususnya mengingatkan mereka agar mengolah limbah  pertanian menjadi pupuk organik, memanfaatkan teknologi tepat guna sehingga produksi meningkat dan tanaman tetap sehat," ungkap Suri.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi berpesan agar penyuluh dan petani tetap bekerja sesuai protokol kesehatan pencegahan covid-19 yaitu rajin mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi kerumunan orang, dan berjemur pagi hari sambil bekerja di lahan pertanian.  
  
“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan covid-19 ini. Dan ingat tetap mengikuti protokol pencegahan covid-19, jaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan, serta kesehatan," ucap Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani
Editor : Risna/Reski

Jangan Remehkan Potensi Petani Ladang, Produksi Secara Nasional Berpengaruh di Sektor Pangan


Sigapnews.com, Konsel (Sultra) - Lahan pertanian di Indonesia khususnya untuk tanaman padi sangatlah luas. Bukan hanya untuk padi sawah, tapi potensi untuk padi ladang juga sangat baik.

Produktivitas padi ladang secara Nasional bisa mencapai rata rata 4 ton/ha, hal tersebut tidak berbeda jauh dengan produksi padi ladang yang ada di Kelompok Tani Jaya Mukti di Desa UPT Roda, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sultra yaitu 4,53 ton/ha.

Menurut  penyuluh pertanian lapangan Minggus, S.ST, yang unit kerjanya berada di BPP Kolono, luas lahan padi ladang di kelompok tani Jaya Mukti mencapai 35 ha, varietas Mujaer yaitu varietas padi ladang lokal dan hasil ubinan 4,53 ton/Ha, harga padi basah Rp. 4.500/Kg.

"Walaupun budidaya padi ladang ini dihadapkan pada berbagai masalah yang menyebabkan produktivitasnya masih dibawah padi sawah, namun kami tetap optimis dapat menjaga ketersediaan pangan terlebih di masa pandemi covid ini," ujar Minggus. Minggu, (10 /5/2020).

Dalam menjaga kestabilan pangan, penyuluh setiap hari melaksanakan tanggungjawab mendampingi petani. Selain memberikan penyuluhan pertanian diharapkan mereka juga memberikan informasi mengenai pencegahan penularan Covid 19.

Hal ini sejalan dengan  arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa untuk menghadapi musim panen raya padi dan jagung terlebih di tengah pandemi virus Corona proses panen harus di pastikan berhasil dan harga menguntungkan Petani. Karenanya petani dan penyuluh sebagai pelaku utama dan garda terdepan pembangunan pertanian berjibaku di lapangan untuk terus beraktivitas tanpa lelah tiada henti untuk menjaga ketersediaan pangan di lapangan

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga selalu menyampaikan kepada seluruh pelaku pertanian agar roda pembangunan senantiasa bergerak untuk dapat mempertahankan ketersediaan pangan di Negeri tercinta ini.

Penulis : Sugeng Mulyono
Editor    : Rezky Yulianti

Sabtu, 09 Mei 2020

Poktan JENNAE II Bulukumba Hasilkan Panen Cabe 250 Kg /panen Meski Sering Alami Kendala


Sigapnews.com, Bulukumba (Sulsel) - Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia dan memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Kegiatan produksi pertanian di masa pandemi virus Covid-19 ini harus tetap berjalan.

Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi Covid-19.

Ketersedian stok pangan termasuk cabai merah menjadi hal yang utama bagi pemerintah", ungkapan tersebut dibuktikan dengan kemampuan produksi petani cabai merah di berbagai daerah.

Sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.

"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.

Arahan tersebut dipenuhi oleh Poktan  Jennae II Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, panen cabai merah keriting guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dimana cabai merupakan bumbu yang wajib tersedia didapur.

Rahmi Yuliana Penyuluh Pertanian pendamping  mengatakan bahwa panen kali ini menggunakan varietas pilar dengan luas panen 0,15 Ha dan  hasil yang diperoleh 250 kg per sekali panen. Hanya saja kendala yang dihadapai petani cabai saat ini harga pendistribusian menurun yaitu 5000/kg.

"Proses distribusi juga sedikit terhambat, akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah daerah, Sehingga kesulitan menjual hasil panen petani," Katanya, Sabtu (9/5/2020).

Mustamin Ketua Poktan Jennae II mengungkapkan Selama pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah, kami petani tidak bisa leluasa mendistribusikan ke pasar, karena keterbatasan jam operasional pasar. Padahal jika tidak segera dijual akan cepat membusuk.

"Hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap melakukan panen dan tetap berproduktif ditengah pandemi cocovid-19," pungkasnya.

Penulis :  Heppy Sinaga
Sumber Data :  Rahmi Yuliana / Penyuluh Pertanian Bulukumba

Fenny, Ibu Rumah Tangga Yang Berhasil Kembangkan Tanaman Hidroponik di Makassar


Sigapnews.com, Makassar - Kementerian Pertanian senantiasa mendorong agar masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menghasilkan pangan tambahan buat keluarga.

Dari lahan pekarangan bisa dihasilkan sayur yang sehat, tanaman obat dan tanaman lainnya yang bisa digunakan untuk konsumsi keluarga.

Terkait pemanfaatan lahan pekarangan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi senantiasa memotivasi kepada para Penyuluh agar memotivasi dan mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan.

"Ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan lahan pekarangan, salah satunya dengan melakukan budidaya sayuran sehat.



"Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik, baik organik padat maupun organik cair, kemudian di aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan.

"Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan melakukan budidaya secara hidroponik," urai Prof. Dedi.

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.



Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

Fenny (44) adalah salah satu ibu rumah tangga yang fokus mengembangkan pertanian secara hidroponik.

Ibu dari 8 anak ini merupakan alumni S1 Teknik Sipil dan Pendidikan Matematika, memulai budidaya dengan sistem hidroponik pada tahun 2013 secara sederhana dengan mempergunakan bahan bekas, seperti botol air mineral, toples sosis, jerigen dan lainnya.



"Setelah berhasil tumbuh dan bisa dikonsumsi sendiri, kami mulai berfikir bahwa ini sangat bagus jika dikembangkan oleh seluruh rumah tangga, minimal mereka mampu menyediakan sendiri kebutuhan sayur yang sehat. Pada tahun 2014 mulai serius mensosialisasikan dan pada akhir tahun 2015 kami dapat kepercayaan dari Pemerintah Kota Makassar untuk menangani Proyek Longgar (Lorong Garden)," tutur Fenny.

"Sejak tahun 2016, kami lebih sering  memberikan pelatihan dan penyuluhan secara swadaya ke masyarat, komunitas, majelis taklim, dll. Selain itu kami juga Mengisi pelatihan yang diadakan oleh pemerintahan dan swasta.

"Alhamdulillah, pada tahun 2017 kami dapat kepercayaan  mendampingi kelompok petani hidroponik yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat Pagawai BRI (YBM BRI).

"Selain menanam sayur, kami juga menjual sayur, membuat instalasi hidroponik, menjual bahan dan peralatan hidroponik serta mengadakan pelatihan-pelatihan berbayar sejak 3 tahun terakhir," ungkap Fenny.

Selain mengelola lahan pekarangan, Yeni juga mengelola sekolah dhuafa di Kompleks Pepabri Sudiang Permai Blok D4/8 Makassar, setingkat TK dan SD yg berada dibawah naungan Kemenag. Siswanya berasal dari anak panti asuhan, anak-anak pemulung, buruh serabutan dan lain-lain.

"Kami ingin mereka sedini mungkin mengenal pertanian dan memahami cara-cara melakukan budidaya tanpa harus memiliki lahan yang luas. Kelak kami berharap mereka mencintai pertanian, apapun profesi mereka," tutup Fenny. Jamal-BBPP BK.

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved