-->

Kamis, 21 Mei 2020

Didampingi Penyuluh, Petani Selayar Lakukan Percepatan Tanam Antisipasi Musim Kemarau



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini memprakirakan ada sekitar 9,9% daerah Zona Musim yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli. Sementara itu, perkiraan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan September. 

Oleh sebab itu petani diminta segera melakukan percepatan tanam padi untuk  mengantisipasi kemungkinan kekurangan air pada saat kemarau. Percepatan masa tanam diharapkan nantinya bisa iku menjaga kestabilan pangan di beberapa waktu ke depan. 

"Dengan adanya percepatan tanam, petani dapat menghindari gagal panen dan punya stok beras lagi untuk bulan berikutnya. Namun, apabila terlambat tanam, maka petani akan menghadapi ancaman kekurangan air pada musim kemarau," Kata Nur Samsi Penyuluh Pertanian Kab. Kepulauan Selayar. Kamis (21/5/2020).


Menurutnya upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan petani dari kerugian akibat kemarau  dengan cara  terus mensosialisasikan dan mendorong agar petani segera melakukan percepatan tanam

 "Berdasarkan prakiraan dari BMKG, kemarau akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan yaitu Agustus dan September, Kondisi tersebut harus dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan percepatan tanam," jelasnya. 

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan 
Bontomanai, Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu,  Kab. Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Penanaman yang didampingi langsung oleh Nur Samsi ini mulai tanam pada luas lahan  0,5 Ha , rencana tanam 8 Hektar dengan varietas padi Inpari 42.

Sebelum memasuki musim kemarau memang perlu dilakukan diantisipasi dari sekarang, apalagi dimasa pandemi Covid -19 saat dimana kita diharuskan untuk tetap dirumah saja, tetapi sebagai petani harus terjun ke sawah untuk melakukan penanaman kembali demi memenuhi kebutuhan keluarga  serta tetap menjaga ketersediaan pangan. 

Juslianto Ketua Poktan Bontomanai mengatakan bahwa mesti terus beraktivitas diluar rumah tentunya tetap mematuhi instruksi pemerintah dengan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabur serta menjaga kesehatan, itu kami utamakan demi Kesehatan keluarga kami. 

Sebagaimana pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan, dan menyiapkan sejumlah wadah penampung air yang nantinya bisa mengaliri area pertanian. Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

Serta yang hal selalu diingatkan oleh Kepala BPPSDMP agar insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan. (BBPP-BK).

Penulis  : Al AzIz
Sumber : Nur Samsi (Penyuluh Pertanian Kab. Kepulauan Selayar)

Rabu, 20 Mei 2020

Begini Cara Alumni Sertifikasi Fasilitator Tanaman Organik Bina Petani Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Wajo (Sulsel) - Pertanian adalah salah satu bidang yang dituntut harus tetap produktif di tengah mewabahnya covid 19. Pertanian harus terus berjalan, demikianlah ungkapkan Menteri Pertanian yang sering digaungkan dalam memotivasi seluruh insan pertanian di negeri ini. Salah satu tumpuan besar dalam memajukan pertanian di negeri ini adalah generasi muda yang biasa disebut petani milenial.

Ambo Tang  yang biasa dipanggil Tang adalah salah satu alumni sertifikasi fasilitator organik tanaman yang dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) BBPP Batangkaluku yang berasal dari Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelum  mengikuti sertifikasi profesi, Tang sudah mengikuti lebih awal Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman (Faston) yang dilaksanakan oleh P4S Alam Hijau Lestari.

Menurut Tang, sejak mengikuti pelatihan Fasilitator organik tanaman, dia semakin termotivasi untuk membangun kesadaran petani agar bertani secara organik.

"Minimal masyarakat paham dulu tentang pertanian organik, mudah-mudahan setelah paham mereka beralih secara perlahan untuk melakukan budidaya secara sehat tanpa menggunakan pestisida kimia sintesis," tutur Tang. Rabu (20/5/2020).

Meskipun wabah covid 19 sedang melanda, Tang tetap semangat turun ke lapangan  melakukan pembinaan ke petani. "Kami turut memotivasi agar petani melakukan pemeliharaan dengan baik sehingga kelak bisa diperoleh hasil yang maksimal," tuturnya.

"Kami selalu mencoba mencari teknologi organik yang tepat guna, hal ini agar produksi tetap terjaga dan lambat laun petani mulai menghilangkan ketergantungannya dengan bahan kimia," jelas Tang.

Sejalan dengan perkembangan Petani Milenial, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan bahwa peningkatan peran generasi muda pertanian dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian, agar lebih prospektif dan berpeluang ekspor perlu diprioritaskan, sehingga dibutuhkan petani-petani muda yang dapat memberikan kontribusi dalam gerakan pembaharuan pembangunan pertanian.

“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian  bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, maka dunia dalam genggaman mereka," ujar SYL.

Menindaklanjuti pernyataan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa regenerasi petani sudah sangat mendesak untuk dilakukan.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, mampu tidak mampu, Kita harus lakukan regenerasi petani kepada petani milenial dan petani andalan. Karena petani milenial dan petani andalanlah sebetulnya yang paling berperan sangat strategis di dalam pembangunan pertanian Indonesia," tegas Dedi.(BBPP-BK).

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Kelompok Tani Bolaloppoe, Desa Palae Sinjai Lakukan Percepatan Tanam



Sigapnews.com, Sinjai (Sulsel) - Setelah memasuki panen raya di bulan April dan awal Mei untuk Wilayah Kabupaten Sinjai,  petani diminta untuk segera melakukan pengolahan lahan untuk memulai kegiatan pertananam  padi. Padi merupakan tanaman penghasil makanan pokok masyarakat Indonesia yang harus terjamin ketersediaannya, apalagi di tengah Pandemi Covid-19. Rabu (20/5/2020).

Hal ini sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang meminta kepada para insan pertanian untuk terus aktif bergerak dan tidak berhenti dalam mengawal ketersediaan pangan rakyat Indonesia. “Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” tegas Mentan SYL.

Arahan untuk melakukan percepatan juga merupakan respon atas prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana diperkirakan beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang di masa mendatang. Menurut BMKG, musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 9,9 % daerah zona musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli, Sementara itu, sekitar 64,9 %, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7%, baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September.  

Mentan SYL menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan dan menyiapkan sejumlah wadah untuk menampung air yang mengairi area pertanian. Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi juga menghimbau penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Inilah yang memotivasi Penyuluh Pertanian untuk mendampingi petani di wilayah binaannya melakukan percepatan tanam, seperti di Kelompok Tani Bolaloppoe, Desa Palae, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai. Lahan yang ditanami seluas 0,7 Ha, milik petani, Syamsuddin. Pada kegiatan penanaman ini  varietas yang di tanam adalah Ciliwung.  Menurut penyuluh pertanian lapangan H. Alifuddin, SP yang mendampingi kelompok tani saat melakukan penanaman, bahwa varietas ciliwung merupakan salah satu varietas yang banyak ditanam oleh petani karena varietas ini memiliki banyak anakan produktif, tahan rebah, tahan terhadap hama wereng coklat dan wereng hijau, tahan terhadap penyakit tungro dan bakteri hawar daun, serta rasa nasi enak.

Pada penanaman ini, digunakan transplanter sehingga pengerjaan penanaman lebih cepat, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja. Menurut Syamsuddin selaku pemilik lahan, adanya transplanter sangat membantu dalam penanaman padi. “biasanya kami butuh banyak tenaga kerja saat penanaman padi, dengan adanya transplanter, tenaga kerja dapat dikurangi dan waktu pengerjaan juga lebih cepat," kata Syamsuddin. (BBPP-BK).

Penulis: Risna Ardhayanti, STP, M.Si
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber bahan berita : Ir. Reny Hasriani, M.SI

Poktan Mekar Jaya Didampingi Penyuluh Lakukan Percepatan Tanam Padi



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Beberapa daerah di Indonesia diperkirakan mengalami musim kemarau panjang di masa yang akan datang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan ada sekitar 9,9% daerah Zona Musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli.

Sementara itu, sekitar 64,9 % memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7% baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September.

BMKG menyebut musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya, dan berdasarkan hal tersebut Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk mengantisipasi hal tersebut.

Merespon hal itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan, dan menyiapkan sejumlah wadah untuk menampung air yang mengairi area pertanian.
Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

“Pada masa Covid-19, bukan hanya soal kesehatan yang perlu diperhatikan, namun  Ketahanan Pangan dalam negeri mesti jadi prioritas karena akan lebih berperan dalam jangka panjang. Kalau medical, 2-3 bulan sembuh, tapi ke depan urusan pangan 1-2 tahun ke depan bisa bersoal," ujar SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan, pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya  suatu bangsa. Makanya, petani harus tetap semangat tanam, olah dan panen.

“Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti di tengah wabah Covid-19, kepada para penyuluh pertanian maupun swadaya diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani,” jelas Dedi.

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan Mekar Jaya Dusun Padangoge Desa Kelepadang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Penanaman dilakukan dan didampingi langsung oleh penyuluh BPP Benteng-Bontoharu, Jubair,A.Md, pada lahan seluas 0,4 Ha dengan varietas padi Inpari 42.

Menurut jubair, penanaman ini dilakukan dalam rangka menghadapi musim kemarau sehingga perlu dilakukan percepatan tanam agar kebutuhan air bagi tanaman padi dapat terpenuhi dari ketersediaan air yang ada.

“Saat ini, kita menghadapi musim kemarau panjang, sehingga perlu memang dilakukan pertanaman padi segera, agar tanaman padi dapat tumbuh optimal dengan ketersediaan air yang ada. Sesuai dengan instruksi dari Menteri Pertanian, segera lakukan percepatan tanam untuk menjaga pangan tetap tersedia di tengah wabah covid 19 dan di tengah musim kemarau panjang” ujar Jubair. Rabu (20/5/2020).

Pangan tidak boleh terhenti, karena kebutuhan untuk makan tidak bisa ditawar. Mari bersama-sama bekerja menjaga ketahanan pangan salah satunya dengan melakukan percepatan tanam. Seluruh insan pertanian menjadi garda terdepan saat ini, tetap bekerja dan jaga kesehatan serta kebersihan diri dan lingkungan.(BBPP-BK).

Penulis : Rezky Yulianti
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber : Masri Azis

Selasa, 19 Mei 2020

Antisipasi Kelangkaan Pangan Khususnya Komoditi Bawang Putih, Petani Bantaeng Lakukan Panen Bawang Putih



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Petani Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan melangsungkan panen  bawang putih dengan luas lahan 11 hektare.

Mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga komoditi Bawang putih, menyusul kurangnya pasokan dampak dari virus corona saat ini, Kelompok Tani Sipakatau mengambil sejumlah langkah. Salah satunya dengan melakukan kegiatan panen bawang putih
Desa Bonto Daeng, Kecamatan Ulu Ere. Selasa. (19/05/2020).

Jenis varietas bawang putih yang dipanen kali ini adalah lembu hijau. Dikelola  diatas lahan seluas sebelas Hektare pada ketinggian kurang lebih  950-1000 dpl. Diketahui, lembu hijau merupakan salah satu varietas bawang Putih yang cocok ditanam untuk karakter tanah daerah ketinggian di Kabupaten Bantaeng.



"Hari ini kita panen bawang putih. Ini salah satu upaya kita mengantisipasi kelangkaan
Ketersediaan pangan khususnya komoditi bawang putih. Semoga bisa menambah stok selama bulan Ramadhan dan hingga lebaran nanti. Untuk bawang putih varietas (varites)  ini diperkirakan, hasil panennya mencapai  6,5 hingga  7 ton/hektare,"ujar Kasman Penyuluh Pertanian Kab. Bantaeng.

"Meski hasil produksi kali ini menurun akibat kondisi iklim (hujan) yang  tidak stabil dan adanya serangan hama trip nematoda tapi hama tersebut masih bisa dikendalikan, hingga hasilnya masih tergolong memuaskan dimasa seperti ini,"tuturnya.

Kedepan, menurut Kasman  pihaknya juga akan mengembangkan lahan pertanian khusus bawang putih di beberapa daerah yang potensial di Kabupaten ini. Pengembangan lahan ini bertujuan meningkatkan produksi akan komoditi bawang putih.

"Mudah-mudahan dengan adanya pengembangan ini, akan bisa memenuhi kebutuhan Kab. Bantaeng akan bawang putih. Sehingga harga nantinya akan tetap stabil. Ini khusus di wilayah Bantaeng dulu.

Kepala Desa Bonto Daeng saat ditemui mengatakan selalu pemerintah desa sangat merespon dengan adanya komoditi baru yang dikembangkan diwilayahnya yg mana komoditi tersebut merupakan salah satu masih komoditi impor untuk kebutuhan pangan di negeri kita.

Beliau juga senantiasa memberikan motivasi kepada para petani diwilayahnya agar betul-betul  memperhatikan, merawat tanaman agar bisa berhasil dan berterima kasih juga kepada PPL setempat (Kasman, SP) yg selama ini begitu giat menfasilitasi dan mendampingi para petani, Kelompok Tani dalam mendorong pengembangan pertanian diwilayahnya.

Rabbi Ketua Kelompok Tani Sipakatau mengatakan Meski kondisi sedang sulit saat ini, kami bersama petani yang lain tetap harus terus bergerak dan melakukan kegiatan Pertanian demi keluarga kami. Kami juga bersyukur panen kami hasilnya bagus sehingga paling tidak membantu prekonomian kami di saat wabah seperti ini, selain itu berharap dengan panen ini bisa membantu  ketersediaan stok pangan khususnya pada komoditi bawang putih.

"Meskipun begitu kami tidak bisa berdiam dirumah sja namun tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang diinstruksikan pemerintah, dengan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabur serta menjaga kesehatan, itu kami utamakan demi Kesehatan keluarga kami,"jelasnya.

Sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan, "Kalau perut rakyat bersoal, maka tidak ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu masalah pertanian tidak boleh diam, tidak boleh lengah sedikit untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal untuk mencapai harapan itu. Sebab salah satu hal yang penting dalam pertanian menjamin rakyat kebutuhan pangan rakyat sebanyak 267 juta orang”.

Serta yang hal selalu diingatkan oleh Kepala BPPSDMP agar insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan. (BBPP-BK).

Penulis    : Al AzIz / Fitriani
Sumber   : Kasman (Penyuluh Pertanian Kab. Bantaeng)

Senin, 18 Mei 2020

Penyuluh Pertanian Kec. Takkalalla Kab.Wajo Tetap Setia Dampingi Petani Percepat Tanam Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Wajo (Sulsel) - Untuk menjaga ketersediaan ketahanan pangan sesuai anjuran Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) tentang Gerakan Tanam Padi dan Jagung serentak di seluruh Indonesia dan dalam rangka menjaga ketahanan pangan khususnya mengantisipasi dampak Covid -19.

Kelompok Tani Makkita Pole, Desa Ceppaga, Kec. Takkalalla, Kab. Wajo Prov. Sulawesi Selatan melakukan penanaman padi varietas Inpari 42 dilahan seluas 1,30 Hektar yang dilaksanakan pada Tanggal 14 Mei 2020. 

Kegiatan tersebut melibatkan Ketua Kelompok Tani Makkita Pole (Muh. Jafar), anggota kelompok tani, Penyuluh Pertanian (Muh. Fadly, S.ST), dan Pemimpin Pertanian Kec. Takkalalla (Guspiani Ibnur, S.Pt.,M.Si) dengan tetap memperhatikan ketentuan social distancing untuk menghindari penularan Covid-19.

Hal ini sejalan dengan arahan Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi yang menghimbau penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Kepala BPPSDMP juga mengingatkan insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan.

Anjuran untuk tetap bekerja dari rumah bagi ASN lain sepertinya tidak berlaku bagi Penyuluh Pertanian. “Disaat ASN lain dapat bekerja dari rumah atau work from home (WFH) namun tidak bagi kami Penyuluh Pertanian, kami tetap turun ke lapangan dengang  semangat  mendampingi para kelompok tani untuk tetap berproduksi. Tentu saja dengan menerapkan protocol kesehatan,” papar Guspiani.

Pada kegiatan penanaman di kelompok tani Makkita Pole  varietas yang di tanam adalah Inpari 42.  Menurut penyuluh pertanian lapangan Muh. Fadly, S.ST dari BPP Manyili yang mendampingi kelompok tani saat melakukan penanaman, bahwa varietas inpari 42 ini masih tergolong baru digunakan oleh petani serta masih banyak yang belum diketahui dan perlu disosialisasikan ke petani.

“Varietas inpari 42 ini keunggulannya diantaranya produksi tinggi, rendemen 58-60 persen, daun bendera tegak menutupi malai sehingga sulit dimakan hama burung pipit, Inpari 42 memiliki umur tanaman 112 HSS (hari setelah semai), tahan rebah serta tekstur nasi pulen,” ungkap Fadly, Senin (18/5/2020).

Pemimpin pertanian Kec. Takkalalla (Guspiani Ibnur), mengungkapkan bahwa percepatan tanam padi selalu kami sampaikan kepada petani demi menjaga ketersediaan pangan saat pandemi Covid-19 ini. Kondisi ini juga ditunjang oleh adanya potensi air yang tersedia.

Ketua kelompok tani Makkita Pole, Muh. Jafar sangat mengapresiasi dengan adanya Penyuluh Pertanian yang langsung terjun ke lapangan untuk memberikan petunjuk dan arahan. “Kami berharap dari instansi setempat dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Wajo dapat memberikan bantuan benih unggul baru di musim tanam berikutnya,” kata Jafar.

Penulis : Guspiani Ibnur (PPL Kab. Wajo)
Editor : Risna Ardhayanti

Wanita Tani Kab. Polman Manfaatkan Pekarangan Rumah Sebagai Sumber Pangan Keluarga




Sigapnews.com, Polman (Sulbar) - Pandemi corona telah memaksa masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah. 

Hal ini tidak menyurutkan semangat Ngatitem, seorang wanita tani dari Kabupaten Polman, Sulawesi Barat untuk mengikuti anjuran pemerintah dan menjalankan perannya sebagai wanita tani.

Selain membudidayakan padi di sawah, pekarangan menjadi lahan yang bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan menjadi sarana memperkenalkan dunia pertanian kepada anak dan cucunya. 

“Adanya kegiatan belajar di rumah yang membuat cucu saya mempunyai banyak waktu senggang, sehingga saya berusaha memperkenalkan dunia pertanian kepadanya. Mulai dari bagaimana cara menanam dan manfaat dari sayur yang kami tanam,” ungkap Ngatinem. Senin (18/5/2020). 

“Berbagai jenis sayuran kami tanam di pekarangan seluas kurang lebih 500 m2, seperti kangkung, kacang panjang, terong dan bayam, ” imbuhnya.

Pemanfaatan pekarangan untuk pertanian merupakan salah satu program Kementerian pertanian yang tengah digalakkan yaitu Pekarangan untuk Ketahan Pangan. 

Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo “ Dimasa Pandemi covid-19 seperti ini, ayo kita tingkatkan pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga” arahnya. 

Hal ini diperkuat dengan instruksi Kepala Badan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi agar seluruh insan pertanian selalu menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya sehingga badan sehat dan selalu bisa beraktivitas sesuai tugasnya.

Dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan di Desa Bumi mulyo, Kecamatan Wonomulyo, selain dibimbing oleh penyuluh pertanian, petani juga mendapatkan dorongan semangat dari Babinsa.

“Menjadi bagian dari masyarakat dan ikut menjaga ketahanan pangan merupakan tugas negara yang menghasilkan pahala jariyah” ungkap Supropto.  (BBPP-BK).

Penulis : Intan Ariani

Kadis Pertanian Tojo Una-Una Semangati petani Terus Bergerak Panen Padi Untuk Ketersediaan Pangan



Sigapnews.com, Tojo Una Una (Sulteng) - Di rumah Saja, kata itu sudah terlalu sering kita dengar sejak mewabahnya virus corona saat ini, sebagaimana instruksi pemerintah pusat hingga daerah demi memutus penyebaran virus corona.

Namun, berbeda bagi para petani di Provinsi Sulawesi Tengah. Tepatnya petani yang ada di Desa Korondoda, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti hari biasanya. Bahkan, tibanya masa panen padi. Maka, mereka pun harus beranjak dari kediamannya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mencatat bahwa di tengah merebaknya virus pandemi Covid-19, para petani di kabupaten tersebut tetap melakukan panen padi sawah. Selain itu, di lokasi lain masih di kabupaten yang sama, bahkan sudah ada yang melakukan olah lahan dan segera melakukan penanaman kembali.

Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una,
Ir. M. Nur Rahmat Lahay menyatakan sulit untuk membayangkan bagaimana jadinya apabila kebutuhan pangan tidak cukup untuk memenuhi pangan disaat-saat pandemi Covid-19 ini.

Alhasil, sampai detik ini meskipun di tengah pandemi Covid-19, petani dan penyuluh tetap terus bergerak dan semangat melakukan pekerjaan sehari-hari dalam menyediakan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

“Hari ini kami akan melangsungkan panen padi sawah di kelurahan Pantandedago 1 dengan luas lahan yang mulai panen sekitar 0,5 Hektar. varietas yg dipanen adalah inpari 30,
dengan hasil ubinan 6,4 ton/ha GKP. Itu baru kelurahan ini saja, belum lagi di kecamatan lainnya yang dalam waktu dekat ini juga sudah memasuki masa panen," kata Kadis saat melaporkan perkembangan pertanian di Kabupaten Tojo Una-Una, Senin (18/05/2020).

"Dan tak lupa kami selalu menghimbau dan ingat kan kepada  para penyuluh dan petani yang mesti harus bekerja di lapangan untuk tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan," pungkasnya.

"Ini merupakan salah satu arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam menyediakan pasokan bahan pokok selama pengendalian virus Corona. Untuk itu aktivitas lapangan tetap berjalan dan tentunya tetap menjaga kesehatan," jelas Kadis.  

Hal senada juga ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi.  "Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi, “ujar Dedi. (BBPP-BK)

Penulis     :  Rosdiana /Al AzIz
Editor        : Risna Ardhayanti
Sumber    : Ir. M. Nur Rahmat (Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una.

Semangat Para Petani dan Penyuluh Lakukan Tanam Bawang Putih Ditengah Pandemi Covid-19



Sigapnews.com, Sigi (Sulteng) - Di tengah pandemi COVID-19, petani Kelompok Tani Jaya Tani Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah lakukan pertanaman bawang putih di atas lahan 7,5 hektare.

Mengingat saat ini bukan hanya bawang merah tetapi harga bawang putih jg di pasaran sedang naik dan pemenuhan kebutuhan bawang putih masih sangat pesat bahkan masih dipasok dari luar provinsi.

Dijumpai dilokasi PPL Desa Lemban Tongoa, Micha Mantong, mengatakan dilakukan pertanaman bawang putih (40 Hst), varietas sangga sembalun dilahan 7,5 Hektar,  dengan ini bisa buat kita bangga melihat para petani kita yang tetap semangat beraktivitas di tengah situasi sulit saat ini. Senin (18/5/2020).

Ini adalah contoh bahwa kita harus tetap berdaya, kuat, terus bergerak dan berhenti melakukan kegiatan pertanian meski di tengah pandemi. 

Sesuai instruksi dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo diberbagai kesempatan mengatakan pertanian tidak boleh berhenti guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.  

"Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan Produktivitas bahkan ekspor," tegas SYL.

Dalam arahannya juga , Syahrul menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh elemen pertanian mau terjun kelapangan dan dapat dipastikan optimis semua dapat dikendalikan dan diamankan bersama.

Terkait dengan instruksi  Menteri Pertanian, Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama menentukan hidup matinya suatu bangsa , dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat  panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19 dan meminta kepada para penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

Micha Mantong menambahkan bahwa melihat kondisi pertanaman bawang putih Desa Lemban Tongoa saat ini cukup menjanjikan dan mungkin tidak berselang waktu lama lagi akan segera lakukan panen, mudah-mudahan curah hujan kedepan tidak terlalu tinggi sehingga pertanaman bawang putih ini berhasil dengan baik,"harapnya.

Hj. Tanji salah satu pemilik lahan mengatakan sebagai petani kami terus bergerak meski wabah virus corona ini melanda sampai di kabupaten sigi, ini sudah tugas kami dan tidak akan membiarkan lahan  ini menganggur demi kebutuhan hidup, terutamanya untuk masyarakat. 

Beliau juga berharap panen kali ini nantinya bisa membantu memenuhi pasokan khususnya jelang Lebaran, serta membantu menstabilkan harga di pasar. 

"Dia menilai budidaya bawang putih di Kabupaten Sigi memiliki prospek yang bagus untuk di kembangkan, pungkasnya. (BBPP-BK).

Penulis   : Al AzIz / Rosdiana
Sumber   : Micha Mantong (Penyuluh Pertanian)

Minggu, 17 Mei 2020

Mentan Genjot Percepatan Tanam Padi Di Maros, Ini Harapannya



Sigapnews.com, Maros (Sulsel) - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo (SYL), melakukan penanaman padi bersama petani Maros, Minggu, (17/05/2020).

Penanaman padi yang dilakukan langsung menteri pertanian, dalam rangka program percepatan penanaman padi yang dicetuskan Kementerian Pertanian RI.

Usai melakukan penanaman padi, mantan Gubernur Sulsel dua periode menjelaskan, selain turun langsung melakukan penamanan, kedatangannya langsung bertatap muka dengan petani di Maros yakni untuk memastikan ketersediaan pangan serta kesiapan pangan di seluruh Indonesia, dalam menghadapi masa COVID-19 dan masa kekeringan yang tidak lama lagi.

"Kami ingin semuanya harus siap menghadapi dinamika masa COVID-19 dan termasuk masa kekeringan. Maka hari ini kami datang untuk memastikan ketersediaan pangan dasar kita, khususnya beras. Bahan ini harus terus tersedia selama musim kering," jelasnya.

Dia mengatakan, pihaknya melihat langsung di Sulsel, khususnya di Kabupaten Maros, pemerintah setempat dan kelompok tani bersungguh-sungguh melakukan percepatan penanaman.

"Kita sudah selesai musim tanam pertama. Dan kita akan segera masuk pada musim kering. Tapi masih ada sisa hujan di bulan Mei menuju Juni, yang dimamanfaatkan orang Sulsel dengan sangat baik. Dan ini merupakan langkah yang baik yang perlu diapresiasi dengan baik," jelasnya.

Dalam kondisi tersebut, Syahrul berharap, 55,6 juta hektar lahan persawahan mampu ditanami. Menurutnya, jika ini bisa menghasilkan dengan baik, maka kemampuan hasil pertanian petani jika dikali 7 ton itu sangat besar untuk pangan.

"Sehingga akan berjalan dengan baik, tidak ada bencana dan malapetaka, insyaallah ini akan tercapai maksimal," terangnya.

Secara khusus, Syahrul berharap, kabupaten Maros bisa menjadi lumbung pangan terbaik. Apalagi kata dia, kabupaten Maros memiliki balai penelitian, dan petani di Maros sudah terbiasa dengan IP 200, IP300.

"Tadi kami sudah ada kesepakatan antaran Wakil Bupati dan Dinas Provinsi untuk mempercepat IP300-nya. IP300 ini tahan 3 kali. Jadi kita akan menggenjot, penanaman padi IP300 sebanyak 3000 hektar," bebernya. (Red/Al-Az).

Jaga Ketersediaan Pangan, Petani Konawe Selatan Lakukan Percepatan Tanam Bersama Penyuluh



Sigapnews.com, Konawe Selatan (Sultra) - Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam  mendampingi petani di wilayah kerjanya (WKPP). Apalagi di tengah wabah covid 19, penyuluh berperan dalam memberikan semangat kepada petani untuk melakukan percepatan tanam.

Seperti saat ini, Kelompok Tani Campur Sari Desa Wowouru, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, melakukan percepatan tanam dengan tetap memperhatikan Good Agriculture Practice (GAP) atau lebih dikenal dengan berbudidaya tanaman yang baik sesuai dengan arahan dari penyuluh setempat.

Kistam, selaku Ketua Kelompok Tani Campur Sari bersama dengan kelompoknya menanam padi seluas 5 ha dengan varietas Trisakti.

Penanaman padi ini dilakukan bersama dengan penyuluh pertanian Sri Wijaya, SP yang wilayah kerjanya berada di BPP Palangga. Menurut Sri, produksi padi di wilayah kerjanya rata rata mencapai 6 ton/Ha.

"Untuk menjaga kestabilan pangan di tengah wabah covid 19, tugas kami sebagai penyuluh memotivasi petani untuk melakukan percepatan tanam dan selalu mendampingi mereka di lapangan," ujar Sri. Minggu (17/5/2020).

"Ketika di lapangan, kami juga menghimbau kepada petani untuk tetap menjaga jarak dan memakai masker serta selalu rajin cuci tangan untuk menghindari penyebaran wabah corona", lanjut Sri.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo  bahwa sektor pertanian harus mampu menjadi penguat  bangsa menghadapi  Pandemi ini karena selain menyediakan Pangan bagi 267 juta orang Pertanian Juga menyerap tenaga kerja, bahan baku industri dan menjaga stabilitas Negara Republik Indonesia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga menyampaikan bahwa petani tidak berhenti tanam terus sehingga pangan selalu tersedia.

"Penyuluh pertanian  harus aktif dan proaktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai panen berjalan dengan baik jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan dan penyuluh harus memastikan petani tetap menanam," ujar Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Sugeng Mulyono
Editor  : Rezky Yulianti

Petani Takalar, Lakukan Olah Lahan Percepat Tanam Padi



Sigapnews.com, Takalar (Sulsel) - Isu terkait Ancaman kekeringan di tengah wabah Covid-19 membuat petani semakin bersemangat memanfaatkan ketersediaan air dengan mempercepat pengolahan lahan untuk ditanami, seperti yang di lakukan salah satu  anggota Kelompok Tani Limbang Seppe di kelurahan Pannrannuangku, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (17/5/2020).

Menurut Isra, Penyuluh Pertanian Swadaya yang ikut bersama petani melakukan penanaman, luas lahan kelompok tani Limbang Seppe adalah 25 Ha dalam satu hamparan dan semuanya merupakan sawah tadah hujan.

Ketersediaan air yang bersumber dari air hujan perlu disikapi dengan bersegera melakukan pengolahan.

Hal tersebut di lakukan karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan.

"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai Penyuluh Sawadaya harus ikut berkontribusi dengn melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Isra.

Menurut Daeng Tangnga, petani yang lahannya sedang ditanami, "sebagai petani, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk dan benih bersubsidi.  Secaea jujur, kami sebagai petani pasti melakukan penanaman jika semua sarana yang dibutuhkan tersedia, seperti mesin hand traktor, air, benih dan pupuk," tuturnya.

"Pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, pada musim tanam ke II, biasanya kami menanam dengan bantuan air hujan, dan hal ini kadang bertahan hingga memasuki bulan ke tiga. Jika bulan ke-2 sudah tidak ada hujan, maka kami biasanya menggunakan pompa air,"  ungkap Tangnga.

Apa yang dilakukan oleh penyuluh dan petani di Kabupaten Takalar sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Motivasi ini disampaikan oleh Kepala BPPSDMP untuk memastikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun demi mengamankan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani/Andi Amal Hayat Makmur
Editor : Risna Ardhayanti

Jumat, 15 Mei 2020

Khawatir Virus Corona, Penyuluh Kec. Langowan Dampingi Petani Panen Jagung



Sigapnews.com, Minahasa (Sulut) - Pandemi corona atau Covid 19 yang melanda Negeri ini tak menghalangi petani untuk memproduksi komoditas pangan seperti jagung. Salah satu daerah yang sedang melaksanakan panen di bulan Mei 2020
adalah Kecamatan Langowan utara, Sulawesi Utara.

Panen jagung yang dilaksanakan di Kelompok Tani Poopo, Desa  Karumenga ini mulai panen sejak 14 Mei yang lalu dengan varietas Bisi 222, dan luas panen mulai 1 Ha dengan Produktivitas 5,5 ton dengan harga jual 4500 rupiah/kg.

Reki Longkutoi, anggot Kelompok Tani Poopo mengatakan bahwa tgl 14 Mei baru awal panen untuk lahan milikinya, dan kondisinya lebih cepat panen dibanding dengan petani sekitaranya.

"Saat ini kami sudah panen 1 Hektar, dan lebih cepat dibanding lahan-lahan yang ada, dikarena masa tanam waktu itu juga lebih cepat, namun nantinya semua petani jagung di daerah  ini juga akan melaksanakan panen secara serentak dalam beberapa minggu kedepan," ungkapnya. 

"Sebenarnya sudah sejak minggu sebelumnya kami ingin lakukan panen, dikarenakan kendala wabah virus corona ini membuat kami khawatir juga untuk keluar rumah, namun setelah kami dapat arahan dan bimbingan dari para penyuluh membuat kami semangat lagi untuk bekerja di lahan untuk produksi pangan," Jelasnya. Sabtu (16/5/2020).


Max Sampul, salah satu penyuluh pertanian yang selalu memberikan semangat dan terus mendampingi  petani sehingga panen jagung tetap berlangsung dan menjadikan stok jagung aman, terlebih untuk kebutuhan selama Ramadhan hingga lebaran. 

Menurutnya pertanian mesti terus bergerak dan berjalan karena  di beberapa wilayah sudah mulai terdengar kesulitan yang timbul akibat pandemi corona ini, salah satunya terkait ketersediaan produk pertanian berupa bahan makanan pokok termasuk pakan ternak. 

Di beberapa daerah produk pertanian mulai sulit diproduksi dan dihasilkan sehingga harga kebutuhan pangan cenderung mulai mengalami kenaikan.

Meskipun demikian max sampul dan petani tetap waspada dan patuh terhadap Protokol Kesehatan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Hal ini sejalan dengn instruksi Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang menyampaikan bahwa penyuluh pertanian, petani dan seluruh insan pertanian tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia. Dalam bekerja memperjuangkan ketersedian pangan diharapkan tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Serta penegasan Kepala badan penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan keberlangsungan hidup suatu bangsa. BBPP-BK.

Penulis   : Al Aziz
Editor      : JamluddinAl Afgani
Sumber   : Max Sampul (Penyuluh Pertanian)

Petani Milenial Asal Konawe Ajak Masyarakat Kembangkan Budidaya Secara Organik



Sigapnews.com, Konawe (Sultra) - Wabah pandemi Covid-19 masih mengancam stabilitas kehidupan, meskipun demikian pertanian berjalan terus. Kegiatan olah lahan, tanam, dan panen hampir terjadi secara merata di seluruh penjuru Indonesia. Salah satu buktinya adalah kegiatan tanam cabe yang dilakukan oleh Safar, seorang petani milenial dari Kab. Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

Safar menerapkan budidaya cabe organik dengan menggunakan mulsa plastik. Menurut Safar, petani sekitar belum terbiasa melakukan budidaya cabe dengan menggunakan mulsa plastik, padahal jika dianalisa secara ekonomi, penggunaan mulsa jauh lebih menguntungkan dibandingkan tanpa mulsa. Apalagi di lahan yang digunakan, gulma sangat cepat pertumbuhannya.


"Saya ingin memberikan contoh pada masyarakat tentang cara budidaya yang sehat dan bisa menguntungkan. Budidaya secara organik kami lakukan karena selain lebih murah dan hasilnya lebih sehat untuk dikonsumsi. Penggunaan mulsa kami contohkan supaya masyarakat sekitar bisa melihat bahwa bertani tidak berarti harus capek mencabut gulma sepanjang musim, ada teknologi yang bisa meringankan kerja manusia," jelas Safar. Sabtu (16/5/2020).


Pelaksanaan penanaman juga didampingi oleh penyuluh pertanian, Salim SP. Menurut Salim, Safar merupakan salah satu petani milenial yang punya semangat dan kreativitas yang tinggi. Safar saat ini sudah mulai melanjutkan estafet kepemimpinan P4S Fasilitas Mandiri yang didirikan oleh orang tuanya, Tuo Turhamun.

"Kami bersama petani selalu memaksimalkan potensi yang ada, termasuk saat ini, proses pengolahan lahan dimotivasi agar dipercepat sehingga penanaman juga bisa lebih awal. Kita berharap ketersediaan air mencukupi sehingga petani bisa mendapatkan hasil yang memuaskan," ujar Salim.

Apa yang dilakukan oleh Safar dan Salim sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang dalam beberapa kesempatan senantiasa menekankan agar masyarakat secara perlahan beralih ke sistem budidaya yang sehat, sehingga akan menghasilkan pangan yang sehat. 

Selain itu, Menteri Petanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga senantiasa menegaskan bahwa di tengah Pandemi Covid 19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang nganggur selama satu bulan," tegas SYL.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian,  Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Selain itu Prof Dedi juga senantiasa menganjurkan agar petani melakukan budidaya yang sehat. Budidaya yang sehat bisa dimulai dengan membuat secara mandiri input produksinya, seperti pupuk organik padat, pupuk organik cair dan pestisida nabati. Hal ini karena dampak positif pertanian organik dalam jangka panjang sangat menguntungkan. 

"Kunci produksi pertanian dalam jangka panjang adalah Pertanian organik. Dengan bertani organik, secara perlahan akan membuat petani mandiri, karena petani bisa membuat sendiri input produksi dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia disekitarnya. Jangan pernah membakar jerami padi, jagung dan sisa pertanian lainnya. Olah menjadi pupuk organik di lahan di mana dia dihasilkan, kemudian hasilnya kembalikan lagi ke lahan. Hal ini dalam jangka panjang akan meningkatkan karbon organik tanah, dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi pertanian, baik secara kualitas maupun kuantitas," jelas Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani
Editor : Resky Yulianti

Tingkatkan Kompetensi Widyaiswara BBPP-BK Melalui Bedah Buku Hidroponik Secara Online


Sigapnews.com, Gowa (Sulsel) - Widyaiswara merupakan salah satu profesi yang juga berperan penting dalam mendukung pembangunan pertanian. Tugas pokok dan fungsi widyaiswara dalam melakukan Dikjartih (mendidik, mengajar dan melatih) juga harus didukung dengan kompetensi yang dimilki. 

Di tengah covid 19, widyaiswara tetap  produktif meningkatkan kompetensi yang dimiliki salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis serta kegiatan lainnya yang dapat mendukung kompetensinya.

Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam arahannya mengatakan bahwa pelatihan harus tetap jalan, tetapi dengan memanfaatkan online sistem dan elearning, serta memaksimalkan fungsi Agriculture War Room (AWR) Kementan.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang bertanggungjawab terhadap peningkatan SDM pertanian, langsung memberikan instruksi kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP untuk tetap berperan aktif ditengah pandemi ini sesuai dengan tupoksi kita, yaitu peningkatan kompetensi SDM pertanian, salah satunya melalui pelaksanaan pelatihan. Tetapi pelatihan konvensional harus di stop dan dirubah menjadi pelatihan-pelatihan yang berbasis online atau tanpa mengumpulkan peserta dalam kelompok dan secara langsung.

Peningkatan kompetensi dilakukan oleh Widyaiswara BBPP Batangkaluku melalui kegiatan bedah buku dan online sharing “Hidroponik Praktis” yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Tim Penyusun Buku dan Redaksi Majalah Trubus, Riefza Vebriansyah dan Pelatih Hidroponik Trubus, Rizky Faisal. Materi yang disampaikan antara lain pengenalan hidroponik, pengenalan sistem dan nutrisi hidroponik, cara ramu nutrisi hidroponik serta kiat rawat hidroponik. 

Menurut Ir.Reny Hasriani,M.Si, widyaiswara BBPP Batangkaluku yang mengikuti kegiatan bedah buku, kegiatan ini sangat bermanfaat terutama meningkatkan wawasan mengenai hidroponik. “Di tengah covid 19 ini banyak hal yang dapat dilakukan sebagai widyaisawara dalam meningkatkan kompetensi, bukan hanya melalui pelatihan, tetapi dengan kegiatan bedah buku juga dapat menambah wawasan  dan mendukung tugas pokok dan fungsi kami walau hanya lewat online”, ujar Reny. Jumat (15/5/2020).

Tidak berbeda jauh dengan Reny, Ferial,SP,M.Si yang juga widyaiswara BBPP Batangkaluku mengungkapkan bahwa kegiatan bedah buku dan online sharing ini sangat bermanfaat.

"Kegiatan bedah buku dan online sharing bermanfaat bagi  kami selaku widyaiwara,
selain menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hidroponik serta memperkaya literasi mengenai hidroponik",ujar Ferial.

Semua pelaku pertanian mulai dari petani, penyuluh, widyaiswara, peneliti dan dosen semuanya terkena dampak dari pandemi covid 19,  tetapi mereka senantiasa tetap bekerja penuh pengabdian secara maksimal khususnya dalam memberikan fasilitasi pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat. (BBPP-BK).

Penulis : Rezky Yulianti
Sumber informasi : Reny Hasriani dan Ferial

Peran Aktif P4S Primatani Membina Masyarakat Ditengah Wabah Covid 19



Sigapnews.com, Gorontalo - Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) adalah lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok dan diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayahnya. 

Salah satu P4S yang tetap berperan aktif dalam membina masyarakat di tengah wabah Covid-19 adalah P4S Primatani Gorontalo yang diketuai oleh Sutarjo. Salah satu produk unggulan P4S adalah jamu dari empon-empon. 


Menurut Sutarjo, Sejauh ini sudah ada beberapa tanaman yang dianggap atau dipercaya bisa mencegah infeksi virus corona. Namun, belum semuanya diteliti kebenarannya secara ilmiah. 

Nama empon-empon tengah naik daun semenjak corona mulai merebak di Indonesia. Jamu tradisional asal Indonesia ini memang sebenarnya sudah sejak lama dipercaya bisa menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit.


Empon-empon sendiri sebenarnya merupakan kumpulan rempah yang terdiri dari jahe merah, temulawak, biang kunyit, kayu manis, dan sereh.

Campuran rempah tersebut dinilai bisa meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tidak sedikit orang yang mengonsumsinya untuk mencegah tertular Covid-19.

Menurut Sutarjo, beberapa waktu yang lalu, P4S Primatani dikunjungi oleh Ibu-ibu PKK khusus belajar membuat jamu dari empon-empon.

"Kami sangat senang masyarakat mau belajar di P4S, dan kami berharap masyarakat bisa mandiri dalam menyiapkan jamu untuk kebutuhan keluarga, mudah-mudahan bisa meningkatkan imunitas tubuh sehingga menghilangkan dari serang Covid-19," ungkap Sutarjo. Jumat (15/5/2020).


Apa yang dilakukan pengelola P4S Primatani sejalan dengan arahan Kepala Badan PPSDMP Kementan Prof. Dedi Nursyamsi yang menganjurkan untuk senantiasa mengkonsumsi pangan lokal khususnya jamu dari empon-empon untuk meningkatkan imunitas tubuh.

"Kita memiliki sumberdaya pangan lokal yang sangat melimpah, ada empon-empon yang bisa diolah menjadi jamu untuk meningkatkan imunitas tubuh. Saya sendiri sudah rutin mengkonsumsi jamu, Pak Mentan juga, bahkan Pak Presiden mengkonsumsi dua kali dalam sehari," ujar Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Jamaluddin Al Afgani/Mustafa

Cegah Lahan Nganggur, Usai Panen, Poktan Sipurennue Sidrap Lakukan Percepatan Tanam



Sigapnews.com, Sidrap (Sulsel) - Dalam mendukung ketahanan pangan di tengah masih merebaknya wabah covid 19, Kementerian Pertanian mengambil langkah kebijakan untuk mendorong petani dan penyuluh melakukan percepatan tanam. Ini  penting dilakukan demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. 

Program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) gencar untuk menyediakan stok kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa masyarakat Indonesia, memberdayakan penyuluh dan petani melakukan percepatan tanam di wilayah program Kostratani.             
    
Untuk itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan kepada seluruh insan pertanian untuk tetap bekerja memenuhi kebutuhan pangan terutama beras yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat kita. 

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas Mentan. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga selalu menyampaikan peran Kostratani dalam memenuhi ketersediaan pangan dan meminta kepada penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

“Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern. Apalagi disaat ini corona atau Covid-19 yang sedang menyerang, peran Kostratani ini menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan,” tegas Dedi.

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.


Menindaklanjuti arahan dari Mentan dan Kepala BPPSDMP, sebagai insan pertanian yang tetap aktif dilapangan, penyuluh pertanian Yanto Arbanu,SP dari BPP Tellu Limpoe yang merupakan BPP Kostratani mendorong  petani binaannya untuk melakukan percepatan tanam. 

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan Sipurennue Desa Polewali Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan pengolahan lahan  dilakukan tanggal 06 Mei 2020 lalu dengan luas lahan 75 Ha. 

Kegiatan ini dilakukan langsung oleh Ketua Poktan H.Ahdin dan didampingi oleh  penyuluh pertanian Yanto Arbanu. 

Rencana tanam komoditas padi akan dilakukan tanggal 20 Mei 2020 mendatang dengan sistem Tabela dan varietas Inpari 32, ungkapnya, Jumat (15/5/2020).

“Sesuai dengan arahan Mentan, kami sebagai penyuluh mendorong petani untuk melakukan percepatan tanam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan pangan ditengah pandemi covid 19. Kami berharap dengan percepatan tanam, dapat memenuhi kebutuhan pangan bukan hanya untuk Kabupaten Sidrap tetapi juga untuk kebutuhan Nasional”, ujar Yanto. 

“BPP Tellu Limpoe sebagai BPP Kostratani wajib memberikan contoh bagi BPP yang lainnya untuk bisa termotivasi tetap semangat melakukan pendampingan kepada petani terhadap kegiatan tanam dan panen,"ujar Yanto. (BBPP-BK).

Penulis/Editor: Rezky Yulianti 
Sumber : Yanto Arbanu (Penyuluh Pertanian) / Fitriani

Kamis, 14 Mei 2020

Prov.Sulut, Percepatan Tanam Usai Olah Lahan Guna Jaga Ketersediaan Pangan



Sigapnews.com, Minahasa (Sulut) -Anggota Kelompok Tani (Poktan) Takisela,  Desa Kiawa I, Kecamatan kawangkoan utara, Kab. Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, memulai menanam padi, Kamis (14/5). Para petani tetap melakukan aktivitasnya dengan tanam padi memasuki pertengahan ramdhan ini meski di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Niko Silam salah satu anggota Poktan Takisela menyebutkan, dirinya sebagai petani yang sehari-harinya memang bekerja di sawah, melakukan percepatan pengolahan lahan setelah panen, karena potensi ketersediaan air yang memadai sehingga langsung bersiap untuk menanam padi kedua kalinya.

“Saya tidak bisa hanya diam di rumah saja, Walaupun ada virus Corona, bagaimana mau makan jika kami di rumah saja,  beberapa hari yang lalu kami sudah panen,
terlebih selagi adanya potensi air yang tersedia, sehingga harus segerakan mengolah lahan dan menanami kembali,” ujar pria asli Kiawai ini.


Beliau juga menyatakan bukan bermaksud mengabaikan imbauan pemerintah yang mengajak diam di rumah dan jaga jarak karena Covid-19, tetapi kami sebagai petani harus tetap mengolah lahan dan tetap menanam padi. Karena sudah menjadi keharusan bagi petani untuk kembali mengolah lahannya. Namun kami tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan.

Penyuluh pertanian pendamping, Niko mengungkapkan bahwa dengan bergerak  dan berjemur di sawah, bisa meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit serta  jika petani tidak bergerak lakukan percepatan tanam setelah panen tentunya akan berpengaruh pada ketersediaan pangan nantinya. 

"Saat ini kami sudah melakukan penanaman padi sekitar 0,5 Ha dengan varietas Ciherang, dan tentunya setelah semua lahan diolah nantinya langsung kami lakukan tanam lagi, terus menerus supaya proses tanam ini lebih cepat,"tutur Niko.

Seperti pesan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kepada seluruh insan pertanian harus tetap melakukan pekerjaannya di tengah Pandemi Covid 19, khususnya mencegah terjadinya krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” tegas SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan, masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dengan pangan yang sehat dan bergizi akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita juga kuat.
 
“Ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian,” katanya.

Sementara itu, para petani di desa tetangga sebagian sudah menanam padi kembali. Sebagian lainnya baru tahap persiapan pengolahan lahan untuk ditanami.(BBPP-BK).

Penulis : Al AzIz / Hari Ismanto
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber : Max Sampul, SP (Penyuluh Pertanian Kab. Minahasa)

Guna Amankan Stok Pangan, Petani Bone Lakukan Percepatan Tanam Usai Panen



Sigapnews.com, Bone (Sulsel) - Sektor pertanian tak boleh berhenti dalam kondisi apapun. Kita harus pastikan ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.” Itulah kalimat yang memotivasi Poktan Sipatollong, Desa Lontara, Kecamatan Tanenete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Ditengah pandemi ini Kelompok Tani Sipatokkong terus semangat melakukan kegiatan pertanian. Kamis. (14/05/2020). 


Puasa dibulan Ramadhan ini merupakan tantangan lebih setelah wabah Covid-19 yang masih mengancam negara kita. Tapi petani tetap bekerja dan harus sehat demi melindungi pangan. 

Seperti arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kepada seluruh insan pertanian harus tetap melakukan pekerjaannya di tengah Pandemi Covid 19, khususnya mencegah terjadinya krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” tegas SYL.

Senada arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr  menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

"Dari pangan yang sehat dan bergizi akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Karena itulah pertanian tidak boleh berhenti,” tegas Dedi.

Di tengah kondisi pendemi Covid-19, penyuluh dan petani sebagai garda terdepan pertanian diminta selalu siap untuk tetap berproduksi dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.


“Meski besok kiamat, hari ini kita tetap tanam," tandas Dedi.

 Antusias poktan ini terlihat oleh penyuluh pendamping, Fatmawati karena mereka selalu siap kerja, memiliki semangat yang tinggi dan menerima tantangan ditengah pandemi Covid-19 untuk memenuhi ketersediaan pangan di daerahnya.


Fatmawati mengatakan saat ditemui dilahan bahwa beberapa waktu yang lalu petani kami sudah lakukan panen padi, dan saat ini sudah melakukan olahan lahan dan segera tanam, hal itu agar lahan tidak nganggur terlalu lama, selagi ketersediaan air tercukupi kami lakukan penanaman, sehingga ketersediaan pangan khususnya dikecamatan Tanenete Riattang ini tetap terjaga. 

"Luas lahan penanaman saat ini sekitar 25 Hektar dengan varietas mekongga, mengingat sedang masa wabah virus corona petani menggunakan mesin transplanter untuk mempercepat proses tanam, namun kami tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan," ujarnya. 


Mudah-mudahan protokol pencegahan tersebut dapat diterapkan tidak hanya Poktan Sipatollong, tapi juga poktan-poktan lainnya di seluruh Indonesia agar petani kita tetap bekerja dan sehat sehingga pertanian tidak berhenti. Ayo genjot terus produksi pertanian.  (BBPP-BK).

Penulis : Al AzIz
Sumber : Fatmawati (Penyuluh Pertanian Kab. Bone) / Terkelin Pinem

Percepat Tanam Padi, Langkah Tepat Petani Tondano Timur Hadapi Tantangan Pandemi Covid-19


Sigapnews.com, Minahasa (Sulut) - Musim panen telah selesai, petani giat langkah percepatan tanam padi sawah. Peringatan dini BMKG tentang ancaman kekeringan menjadi penyemangat petani di Poktan Suka Maju, Kelurahan Papakelan, Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara melakukan percepatan aktivitas tanam padi.

Hreitha Sumanti, salah satu petani di Poktan Suka Maju menyatakan saat ini sementara menanam padi varietas Serayu pada lahan sawah seluas 1,5 ha. Selagi air masih tersedia, kami segera menanam setelah panen akhir bulan April kemarin.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak  Gubernur dan Bupati di 77 titik  untuk melaksanakan tanam padi dan jagung serentak. Mentan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bisa menghadapi ancaman krisis pangan dengan penanaman yang lebih cepat dan momentum penyaluran sarana dan prasarana yang tepat.

Yang harus diwaspadai adalah peringatan dari FAO yang menyatakan bahwa setelah Covid-19 ini berlalu, akan hadir krisis pangan dunia dan datangnya kemarau panjang sesuai dengan perkiraan BMKG, kata Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan Pandemi Covid-19 menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu yang tetap harus bergerak, selain sektor kesehatan.

Karenanya, ayo berjuang terus karena ketersediaan pangan di masyarakat adalah tanggung jawab kita,” jelas Dedi. “Jangan lupa untuk tetap perhatikan protokol penanganan covid 19 di lapangan," tambah Dedi. BBPP-BK.

Penulis : Hari ISMANTO
Editor    : Al AzIz
Sumber : Ondo Turang (Penyuluh Pertanian)

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved