-->

Selasa, 22 September 2020

Kelompok Tani Massengereng II Desa Lompulle Kec. Ganra Kab.Soppeng Panen Padi Varietas Tahan Tungro



Soppeng (Sulsel), Sigapnews.com, - Sebagai upaya untuk mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi hasil penelitian Lolittungro. Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro), bekerja sama dengan pemerintah kabupaten soppeng melakukan Diseminasi Produksi Benih Padi Varietas Tahan Tungro yang lokasinya berada di Kelompok Tani Massengereng II Desa Lompulle Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng provinsi Sulawesi Selatan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Ir.Fajar, M.Si mengatakan, dengan adanya kerja sama tersebut, diharapkan kelompok tani mampu memproduksi benih bermutu dan bersertifikat, sehingga kebutuhan benihnya dapat terpenuhi secara mandiri.

Menurutnya, Kegiatan diseminasi itu, dilaksanakan sejak Bulan Mei 2020 dan penanamannya dilakukan mulai tanggal 30 Mei 2020 pada lahan seluas 5 hektar dengan menggunakan Varietas Inpari 36 Lanrang dan Inpari 32.

“Alhamdulillah petani sangat respon terhadap teknologi ini, setelah petani melakukan pemeliharaan tanamannya selama +/- 3 bulan, hari ini dilakukan panen dengan hasil yang menggembirakan,” ujarnya, Selasa (22/9/2020).

Ia menjelaskan, untuk varietas di ubin diperoleh hasil ubinan, Varietas 36 Lanrang seberat 6,00 kg atau setara 9,60 ton/ha GKP (8,30 ton/ha GKG) dan Varietas Inpari 32 seberat 6,20 kg atau setara 9,92 ton/ha GKP (8,58 ton/ha GKG).

“Rata-rata jumlah rumpun ataupun populasi dalam plot ubinan sebanyak 81 rumpun, rata-rata jumlah tanaman per rumpun sebanyak 25 batang,”paparnya.

Sekedar diketahui, Kegiatan diseminasi ini, direncanakan akan dilanjutkan oleh Lolittungro pada Musim tanam berikutnya, dengan luas areal 10 hektar, di samping disiapkan lokasi lainnya di bumi latemmamala, yang endemik penyakit tungro dan tingkat provitasnya masih rendah seluas 10 hektar. (Al-Az). 

Pastikan Produksi Terus Berjalan, BPP Benteng Bontoharu Dampingi Petani Binaan Panen Padi



Selayar (Sulsel), Sigapnews.com, - Jubair, A.Md, Salah satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Bontoharu terus dampingi petani binaannya dalam melakukan panen padi yang saat ini sedang berlangsung dibeberapa desa di Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Selasa (22/9/2020). 

Menurutnya, meski dimasa pandemi covid-19 yang sudah memasuki masa new normal, namun pendampingan kepada petani tidak boleh kendor atau menurun, perhatian dan semangat kepada petani harus terus diberikan guna memberikan motivasi kepada mereka agar terus punya semangat untuk tingkatkan produksi.

“Panen dikepulauan selayar ini sudah dilakukan hampir serentak diberbagai kecamatan, kami sebagai penyuluh bersama-sama turun kesawah lakukan panen, namun tidak lupa tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk mengikuti protokol kesehatan demi keselamatan dan kesehatan kita bersama”,katanya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) di berbagai kesempatan selalu mengatakan bahwa pertanian tidak boleh berhenti guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

“Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor,” tegas SYL.

Peran penyuluh harus dioptimalkan dalam mendampingi petani kecil agar keberpihakan terhadap petani kecil benar-benar terwujud. Dan salah satu langkah penyuluh yang dapat diambil agar pendampingan benar-benar dirasakan oleh petani adalah dengan memberikan solusi permasalahan yang sedang dan selalu dihadapi petani disuatu wilayah.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi menegaskan, tugas pertanian di saat pandemi harus lebih giat lagi dan tetap produktif.

Di mana para penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan masing-masing panen dan pemrosesannya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan.

Salahuddin, petani dari Poktan Cinta Alam 2, Dusun Palemba, Desa Kalepadang, Kecamatan Bontoharu saat ditemui dilapangan mengatakan saat ini kami sudah mulai panen sekitar 1 ha, dengan luas lahan 11 Ha menggunakan varitas ciherang.

“Kami sangat berterimkasih kepada para penyuluh yang selalu setiap mendampingi kami selaku petani, selain itu memberikan solusi dan keluhan/permasalahan kami dilapangan, setelah panen ini rencananya akan kami segera olah untuk persiapan tanam berikutnya sehingga produksi tidak terhenti”,ujarnya.

Selasa, 15 September 2020

Penyuluh Pertanian Di Jeneponto Tetap Semangat Dampingi Petani Panen Padi Ditengah Pandemi



Jeneponto (Sulsel), Sigapnews.com, - Berlokasi di Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, para penyuluh pertanian masih semangat melaksanakan tugasnya mendampingi petani meski masih ditengah pandemi covid 19.

Hal ini sesuai seruan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menyerukan kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja menjaga aktivitas pembangunan pertanian untuk terus bergerak dan memastikan ketersediaan pasokan pangan Nasional aman dan terkendali. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa sektor pertanian yang terus didorong oleh pemerintah untuk terus tumbuh berkembang walau dengan kondisi pandemi covid 19. “Yang meningkat itu hanya pertanian, pertumbuhannya 16,4%, ini sangat luar biasa ditengah pandemi covid 19,” ujar Syahrul.

Seruan dari Syahrul ini dilanjutkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi yang mengeluarkan himbauan agar para Penyuluh Pertanian tetap beraktivitas mendampingi petani. “Sektor yang lain mungkin terhenti dengan adanya Covid 19, namun sektor pangan harus tetap berjalan, karena seluruh rakyat Indonesia membutuhkan pangan,“ tegas Dedi.



Hal ini kemudian ditaati oleh para Penyuluh Pertanian se-Indonesia, khususnya Penyuluh Pertanian yang bertugas di BPP Binamu. Pendampingan terhadap Kelompok Tani Sidenre IV di Kelurahan Sidenre, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Propinsi Sulawesi Selatan yang melakukan panen tanaman padi.

Dengan varietas yang ditanam yaitu Inpari 42 dan penerapan teknologi yang tepat maka diperoleh hasil panen yang meningkat.

Berdasarkan data hasil ubinan yang dilakukan oleh Erma Bahri, SP salah satu Penyuluh Pertanian di BPP Binamu, berat ubinan 6,5 kg, estimasi produktivitasnya adalah 10,4 ton/Ha.

Ditengah pandemi covid 19 ini penyuluh tetap memperhatikan protokoler kesehatan. Yakni untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19.

Beliau juga mengatakan bahwa panen yang dilaksanakan ditengah pandemi ini sangat berpengaruh terhadap penyuluh, utamanya masalah hal keakraban, dimana tidak ada lagi yang namanya makan bersama dengan petani, canda tawa dengan petani sangat dibatasi karena adanya sistem jaga jarak, namun begitu tidak menurunkan semangat kami untuk terus hadir bersama petani, karena  hal pencegahan penyebaran covid memang perlu dilakukan demi kesehatan dan keselamatan kita bersama.

"Bekerja sambil berolahraga, kami tetap jaga jarak satu sama lainnya, mengurangi kerumunan orang, serta berjemur pagi hari sambil bekerja di lahan pertanian,” tambahnya.

Penulis : Ferial, SP
Editor : Al Az /QQ

Jumat, 11 September 2020

Percepatan Satu Data Pertanian, BBPP Batangkaluku Gelar Sosialisasi Aplikasi Laporan Utama Kementan


Kepala BBPP Batangkaluku memberikan arahan tentang Kostratani (Foto Istimewa).

Kendari (Sultra), Sigapnews.com,  - Data pertanian yang akurat adalah sumber terpenting terciptanya kebijakan yang efektif. Berhasil atau tidaknya kebijakan soal pangan dan pertanian dapat dinilai dari sejauh mana masyarakat merasakan manfaat dari kebijakan itu.

Olehnya, Penguatan peran Komando Strategis Pertanian (Kostratani)  terus dilakukan kementerian pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Salah satunya melalui kegiatan Sosialisasi Aplikasi Pelaporan Program Utama Kementan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku pada hari kamis 10 s/d 11 september 2020 di Hotel Claro - Kendari, Sulawesi Tenggara , Jumat (11/9/2020).



Sosialisasi yang diikuti 105 orang peserta terdiri dari penyuluh dan Admin BPP yang berasal dari berbagai kabupaten di sulawesi tenggara, antaranya kab. bombana, kab. kolaka, kab. kolaka utara, kab. kolaka timur, kab. konawe, kab. konawe selatan, kab. konawe utara dan kota kendari.

Kostratani sebagai program yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) berfungsi sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM adalah hal penting yang harus dilakukan. Kita ingin semua sumberdaya yang dimiliki pertanian bisa dimaksimalkan, termasuk sumberdaya manusia. Oleh karena itu, kita berharap sosialisasi yang digelar bisa diikuti dengan maksimal sehingga bisa diimplementasikan di lapangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa penguatan BPP Kostratani untuk mendukung gerakan pembangunan pertanian dilakukan dengan berbagai cara. Seperti pendampingan dan pengawalan pembangunan pertanian oleh penyuluh pertanian berkolaborasi dengan petugas teknis/fungsional pertanian lainnya yang ada di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian.



Senada dengan arahan Budianti Kadidaa, Kadis. Tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra sekaligus membuka sosialiasi ini mengatakan salah satu tujuan sosialisasi ini adalah terkoneksinya berbagai data dan informasi, dengan adanya data dan informasi yang riil di lapangan, akan digunakan sebagai perencanaan atau program pembangunan pertanian. Untuk itu rekan-rekan di BPP dituntut bekerja lebih keras untuk menyiapkan data yang senantiasa ter-update, tidak stagnan melainkan selalu berubah dari waktu ke waktu. Dengan adanya data dengan dukungan sarana dan prasarana.

Dikesempatan yang sama Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir, mengatakan melalui sosialiasi ini, kita membekali penyuluh di BPP cara meng-input data  komoditas strategis menggunakan aplikasi Laporan Utama Kostratani, kegiatan ini merupakan awal proses tansformasi BPP menjadi Kostratani dalam fungsinya sebagai Pusat data dan Informasi pertanian.

Beliau juga menghimbau kepada para penyuluh, bahwa entri data laporan utama Kementan harus segera ditindaklanjuti untuk dikoneksikan ke Agricultur War Room (AWR) dalam mendukung program Kostratani.

Sebagaimana yang ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu bahwa Kostratani sebagai yang terdepan dalam menjalankan program utama Kementan harus diperkuat dengan data dan informasi.

“Semua data dan informasi mengenai perkembangan pertanian di daerah harus disajikan secara lengkap. Jadi kita bisa lihat sejauh mana perkembangan pertanian di daerah, termasuk apa kendalanya. Dan di Kostratani, petani bisa berkonsultasi untuk memaksimalkan pertanian. Makanya kita terus perkuat peran Kostratani,” tuturnya.

Meski dihadiri banyak peserta namun penerapan Protokol kesehatan tetap dilakukan dengan menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan serta mengecek suhu tubuh setiap peserta sebelum memasuki ruangan sosialiasi.  (BBPP-BK).

Penulis : Al Aziz / Hari Ismanto
Editor : Sabir

Rabu, 09 September 2020

Semangat Petani Bontobaru Kepulauan Selayar Panen Padi di Masa New Normal




Selayar, Sigapnews.com, - Petani di Desa Bontobaru Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan gelar panen padi. Panen padi dimulai pada september dan diperkirakan akan berakhir pada oktober 2020 mendatang. Rabu, (09/09/2020).

Dengan semangat luar biasa petani Desa Bontobaru ini terus berupaya meningkatkan hasil produksinya, dari masa pandemi covid -19 hingga menuju masa new normal saat ini.

Ketersediaan pangan di era new normal harus dipastikan aman baik khususnya di kabupaten kepulauan selayar  maupun di daerah lainnya.  Namun meski new normal tetap harus melaksanakan protokoler Kesehatan. 

 Petani tetap bekerja dan pergi ke sawah untuk terus berproduksi, dengan tetap menjaga social and physical distancing serta pola hidup bersih dan sehat harus terus diterapkan.

Hamaruddin Petani dari Poktan Sinar Baru mengatakan sangat bersyukur sekali saat ini bisa panen kembali seperti biasanya, meski menuju masa new normal namun tetap harus mengikuti protokol kesehatan untuk saling mejaga satu sama lainnya.

“Saat ini sudah panen sekitar 1 hektar dengan padi varietas ciherang,  provitas 7,04 ton/hektar, potensi lahan 25 hektar dan untuk didaerah kecamatan lainnya perkiraan panen hingga oktober mendatang,”ungkapnya.

Penyuluh Pertanian Kec. Pastim, Darmawati,  menyampaikan agar para petani melaksanakan anjuran dan instruksi sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus covid 19 yang telah disampaikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 

“Petani kita luar biasa, memiliki rasa optimis bahwa di era new mormal ini produksi akan semakin meningkat dan harus tetap semangat untuk melaksanakan panen padi serta tidak menjadikan pandemi covid 19 sebagai halangan bagi petani untuk melakukan proses panen,”katanya.


Beliau juga berharap kepada para petani agar tetap melakukan aktivitas sesuai dengan protokol pencegahan covid 19, agar petani tetap aman dalam berusahatani.
Pemerintah berharap kondisi saat ini bukan menjadi penghalang bagi petani untuk tetap berproduksi.

 Tentunya pemerintah juga akan terus mengupayakan semaksimal mungkin petani terlindungi dan masyarakat pun dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian bahwa pertanian harus tetap berproduksi pada setiap kondisi apapun. Pangan tidak boleh berhenti. Pertanian Indonesia "Maju, Mandiri, Modern".

Penulis :  Al Aziz
Sumber : Darmawati Penyuluh Pertanian Kab.Kep.Selayar/ Hari Ismanto

Kamis, 03 September 2020

Sosialisasi Pelaporan Program Utama Kementan Turut Maksimalkan Peran BPP Kepulauan Selayar



Gowa (Sulsel), Sigapnews.com, -  Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir, Kamis (03/09) menggelar Sosialisasi Pelaporan Program Utama Kementerian Pertanian bersama Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Serta Balai Pelatihan Penyuluhan (BPP) Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan melalui Video Telekonferensi  via Aplikasi Zoom.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan yang diwakili oleh Sekertaris Dinas Pertanian, Agussalim yang sekaligus membuka sosialisasi menyampaikan bahwa Kab. Kepulauan selayar memiliki 10 BPP, diantaranya, BPP Bontomarannu, BPP Bontomanai, BPP Bontomatene, BPP Bontosikuyu, BPP Buki, BPP Pasilambena, BPP Pasimarannu, BPP Pasimasunggu, BPP Pasimasunggu Timur, dan BPP Takabonerate.



Yang saat ini semua bisa hadir dalam sosialisasi Pelaporan Program Utama Kementerian Pertanian.

Beliau juga berharap para penyuluh aktif memaksimalkan peran BPP, terutama peran untuk memperkuat pelaporan data dan informasi dengan pengiriman melalui aplikasi pelaporan program utama Kementan yang harus dilaporkan setiap minggunya.

Dikesempatan yang sama Fitriani Kabid. Program dan Evaluasi BBPP Batangkaluku mengatakan sebagaimana salah satu tujuan Kostratani adalah untuk  mengoptimalisasi tugas fungsi dan peran BPP sebagai  pusat gerakan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan, dengan demikian kostratani ini nantinya akan menjadi garda terdepan dalam pembangunan pertanian.

“Salah satu dari 5 peran kostratani saat ini adalah peran BPP sebagai pusat data dan informasi, dimana semua data tersebut nantinya akan terkoneksi/terhubung dengan Agriculture War Room (AWR) di kementerian pertanian,”tuturnya.



Data yang dimaksud adalah yang terkait dengan program utama kementan yang nantikan akan secara periodik dilaporkan melalui aplikasi laporan utama kementerian pertanian.

“Sosialisasi yang merupakan bagian dari pendampingan BBPP Batangkaluku terhadap model BPP kostratani di Kab. Kepulauan Selayar, dan berharap dapat membekali para penyuluh pertanian yang ada di BPP mengenai cara penginputan data khususnya komoditas strategis menggunakan aplikasi laporan utama kementan melalui aplikasi laporan Utama di alamat http://laporanutama.pertanian.go.id,”katanya.

Sementara arahan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian  (BBPP) Batangkaluku, Sabir, Sebagaimana tujuan pembangunan pertanian yaitu menyediakan pangan untuk 267 juta jiwa, meningkatkan kesejahteraan petani  dan meningkatkan ekspor.

Tujuan pembangunan pertanian ini  bisa kita wujudkan dengan cara peningkatan profuktivitas,  perbaikan kualitas dan kontinyutas produk, hal ini bisa kita capai tentunya dengan kerja  keras kita  sebagai insan pertanian.

Oleh karena itu kita sebagai insan pertanian dituntut untuk bekerja keras , bisa bekerja luar biasa dengan cara luar biasa dalam rangka untuk tetap berswasembada pangan dan dalam rangka tetap menyediakan pangan bagi  untuk 267 jiwa, hal ini bisa kita capai bersama dengan salah satu program unggulan kementerian pertanian saat ini adalah adanya kostratani.

Kegiatan dilanjutkan dengan panduan singkat aplikasi dengan cara login dan penginputan data pada aplikasi laporan Utama Kementan.

Petugas BPP Kostratani harus login ke Kostratani  dengan username dan password yang telah dibagikan dan bisa mengentry data dan informasi sesuai dengan username yang tersedia di layar komputer.

Kali ini, dipandu oleh widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Hari Ismanto.
Dan diakhiri dengan acara tanya jawab. (Al-Az). 

Minggu, 26 Juli 2020

Pemuda Tani dan PPL Kab. Maros Kembangkan Cabe Organik Dengan Memanfaatkan Lahan Tidur



Maros, Sigapnews.com, - Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mempunyai sifat keruangan (spatial) dan merupakan lokasi aktivitas manusia. Fenomena kebutuhan lahan akan cenderung terus meningkat sejalan dengan adanya perkembangan pertumbuhan penduduk. Sementara itu lahan ditinjau dari ketersediaannya dalam arti luasan terhadap batas administratif lahan bersifat terbatas. Lahan bersifat tetap dengan nilai ekonomis yang cenderung meningkat, khususnya di perkotaan, sehingga lahan tidak hanya sebagai obyek yang dimanfaatkan tetapi juga sebagai obyek yang diam untuk kepentingan investasi.

Untuk mendongkrak laju peningkatan produksi pangan, khususnya untuk semua komoditas strategis, harus diupayakan pemanfaatan lahan tidur. Lahan tidur merupakan lahan pertanian yang sudah tidak digunakan selama lebih dari dua tahun.

Salah satu inisiator dalam memanfaatkan lahan tidur untuk peningkatan produksi pangan di Kab. Maros adalah Haji Baharuddin Syam. Alumni Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman ini bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian, Marwanti, SP memotivasi Pemuda Tani untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif.

Menurut Haji Bahar, dia telah melakukan uji coba penanaman cabe organik pada lahan tidur di lokasi kelompok tani Lamaloang di Kecamatan Marusu. 

"Kami sudah melakukan penanaman cabe dengan cara organik di Kelompok Tani Lamaloang, Alhamdulillah cabenya saat ini sudah berbuah dan seluruh input produksi yang digunakan adalah full organik, sekalipun baru tahap awal, perkembangan cabe tersebut menunjukkan hal yang sangat positif," jelas Haji Bahar.

"Setiap hari kami terus bergerak mendatangi petani memberikan informasi terkait keuntungan melakukan budidaya secara organik, perlahan-lahan sudah banyak petani yang mulai beralih dari pola budidaya konvensional ke pola budidaya organik. Hal ini karena mereka mulai menyadari bahwa pertanian organik sangat menguntungkan," lanjutnya.

"Hari ini kita sedang melakukan pembersihan lahan bersama kelompok Pemuda Tani di desa Temmapaduae, Kec. Marusu. Ini adalah lokasi kedua yang kita akan jadikan sebagai percontohan budidaya cabe secara organik. Kami ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa tanpa menggunakan bahan kimia kita bisa melakukan produksi pertanian dengan baik dengan tetap menjaga kuantitas dan kualitas produksi," tutupnya.

Penyuluh Pertanian Desa Temmapaduae Marwanti, SP menjelaskan bahwa kolaborasi antara alumni fasilitator tanaman organik dengan Penyuluh Pertanian sangat bermanfaat. 
"Setelah melakukan percontohan budidaya cabe organik di kelompok tani Lamaloang, kami semakin yakin bahwa budidaya secara organik tetap bisa meningkatkan produksi. Oleh karena itu kami semakin termotivasi untuk membuka percontohan budidaya organik di tempat lain. Kami berharap, kedepan Kabupaten Maros bisa menjadi sentra produksi pangan organik di provinsi Sulawesi Selatan," tutur Marwanti.

Apa yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros dan alumni pelatihan fasilitator tanaman organik sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Prof. Dr. Dedi Nursyamsi. Dalam beberapa kesempatan, Dedi menjelaskan bahwa seluruh Insan pertanian harus all Out dalam membangun pertanian di Republik Indonesia. "kita semua harus selalu all out  dalam membangun pertanian demi keamanan pangan 267 juta penduduk Indonesia," jelas Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Manfaatkan Lahan Tidur, PPL Kab.Maros Berkolaborasi Alumni Faston Kembangkan Cabe Organik



Maros (Sulsel), Sigapnews.com, -Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mempunyai sifat keruangan (spatial) dan merupakan lokasi aktivitas manusia. Fenomena kebutuhan lahan akan cenderung terus meningkat sejalan dengan adanya perkembangan pertumbuhan penduduk. Sementara itu lahan ditinjau dari ketersediaannya dalam arti luasan terhadap batas administratif lahan bersifat terbatas. Lahan bersifat tetap dengan nilai ekonomis yang cenderung meningkat, khususnya di perkotaan, sehingga lahan tidak hanya sebagai obyek yang dimanfaatkan tetapi juga sebagai obyek yang diam untuk kepentingan investasi.

Untuk mendongkrak laju peningkatan produksi pangan, khususnya untuk semua komoditas strategis, harus diupayakan pemanfaatan lahan tidur. Lahan tidur merupakan lahan pertanian yang sudah tidak digunakan selama lebih dari dua tahun.

Salah satu inisiator dalam memanfaatkan lahan tidur untuk peningkatan produksi pangan di Kab. Maros adalah Haji Baharuddin Syam. Alumni Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman ini bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian, Marwanti, SP memotivasi Pemuda Tani untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif.

Menurut Haji Bahar, dia telah melakukan uji coba penanaman cabe organik pada lahan tidur di lokasi kelompok tani Lamaloang di Kecamatan Maros Baru.

"Kami sudah melakukan penanaman cabe dengan cara organik di Kelompok Tani Lamaloang, Alhamdulillah cabenya saat ini sudah berbuah dan seluruh input produksi yang digunakan adalah full organik, sekalipun baru tahap awal, perkembangan cabe tersebut menunjukkan hal yang sangat positif," jelas Haji Bahar.

"Setiap hari kami terus bergerak mendatangi petani memberikan informasi terkait keuntungan melakukan budidaya secara organik, perlahan-lahan sudah banyak petani yang mulai beralih dari pola budidaya konvensional ke pola budidaya organik. Hal ini karena mereka mulai menyadari bahwa pertanian organik sangat menguntungkan," lanjutnya.

"Hari ini kita sedang melakukan pembersihan lahan bersama kelompok Pemuda Tani di desa Temmapaduae, Kec. Maros Baru. Ini adalah lokasi kedua yang kita akan jadikan sebagai percontohan budidaya cabe secara organik. Kami ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa tanpa menggunakan bahan kimia kita bisa melakukan produksi pertanian dengan baik dengan tetap menjaga kuantitas dan kualitas produksi," Jelasnya.Minggu (26/7/2020).

Penyuluh Pertanian Desa Temmapaduae Marwanti, SP menjelaskan bahwa kolaborasi antara alumni fasilitator tanaman organik dengan Penyuluh Pertanian sangat bermanfaat. 
"Setelah melakukan percontohan budidaya cabe organik di kelompok tani Lamaloang, kami semakin yakin bahwa budidaya secara organik tetap bisa meningkatkan produksi. Oleh karena itu kami semakin termotivasi untuk membuka percontohan budidaya organik di tempat lain. Kami berharap, kedepan Kabupaten Maros bisa menjadi sentra produksi pangan organik di provinsi Sulawesi Selatan," tutur Marwanti.

Apa yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros dan alumni pelatihan fasilitator tanaman organik sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Prof. Dr. Dedi Nursyamsi. Dalam beberapa kesempatan, Dedi menjelaskan bahwa seluruh Insan pertanian harus all Out dalam membangun pertanian di Republik Indonesia. "kita semua harus selalu all out  dalam membangun pertanian demi keamanan pangan 267 juta penduduk Indonesia," jelas Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Jumat, 24 Juli 2020

Kementan Sosialisasi Budidaya Porang dan Bantuan KUR Pertanian di Kab. Sidrap



Sidrap (Sulsel), Sigapnews.com, -Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri.

Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga unturata-ratambuatan lem dan "jelly" yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang.

Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, demikian dilansir laman resmi Kementerian Pertanian.

Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.

Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.

Kementerian Pertanian melakukan panen perdana Porang Di Kab. Sidrap yang dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel H. Syaharuddin Alrif, S. IP, MM; Staf Ahli Kementan RI, Ir. Luthfi Halide, MP; Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Sarwo Edhy, SP, MM; Direktur Pembiayaan Pertanian, Ir. Indah Megahwati, MP; Direktur Akabi, Ir.Amiruddin Pohan M.Si; Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI PUSAT, Bambang Setyatmojo; Group Head Asuransi Pertanian, Mikro Dan Program Pemerintah, Mochamad Fauzi Ridwan; Sekretaris Koperasi HKTI Annisa Lifta, S.T; serta beberapa Anggota DPRD Kab. Pinrang, Enrekang, Soppeng, dan Sidrap.

Kegiatan ini diawali dengan peninjauan lahan porang seluas 27 ha dan panen perdana Porang dengan berat umbi rata-rata 3kg/pohon. Kegiatan ini bertempat di lahan perkebunan porang Desa Talumae Kab. Sidrap. Dalam arahannya, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel, H. Syaharuddin Alrif, S. IP, MM Mengajak para petani untuk mengubah pola pikir dalam bertani sehingga mampu mengubah kesejahteraan para petani khususnya di sidrap dengan mengajak para petani untuk melakukan budidaya tanaman porang, dimana saat ini tanaman porang menjadi umbi yang memiliki nilai jual/nilai ekspor yang sangat tinggi.

"Saya mengajak petani untuk melakukan budidaya tanaman porang, dan apabila para petani mengalami masalah terkait modal maka petani dapat memanfaatkan fasilitas KUR sebagai bantuan modal senilai 50 jt rupiah dalam bentuk pupuk, bibit dan lainnya," jelas H. Syahar. Jumat (24/7/2020).


Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Sarwo Edhy, SP, MM menyampaikan bahwa pemerinta khususnya Kementerian Pertanian akan mengawal kelanjutan budidaya porang dan memanfaatkan alsintan yang telah dihibahkan ke petani untuk digunakan dalam budidaya porang sebab meningkatnya permintaan ekspor porang ke Negara China dan Jepang dengan jumlah ratusan ton/minggu. Sarwo Edi juga mengharapkan para petani mampu merubah cara bertani dari pola tradisional ke modern. Selain itu dijelaskan juga terkait program asuransi sebagai backup ketika petani mengalami gagal panen khususnya pada tanaman padi dengan membayar premi 36.000 per hektar per musim tanam dan juga asuransi ternak dengan membayar premi 40.000 per ekor per tahun jika ternak mati/hilang maka pemerintah melalui asuransi jasindo akan mengganti senilai 10jt

Staf Ahli Kementan RI, Ir. Luthfi Halide, MP, menyampaikan salah satu keunggulan tanaman porang sampai saat ini belum terdapat hama utama dan juga mengharapkan bank BNI sebagai mitra KUR Pertanian untuk mengawal para petani yang memiliki masalah terhadap kebutuhan modal usaha budidaya porang. Beliau juga mengharapkan BBPP Batangkaluku sebagai UPT Pelatihan nantinya membuat pelatihan terkait budidaya porang.

Kepala BPPSDMP Kementan Prof. Dr. Dedi Nursyamsi senantiasa mengingatkan kepada seluruh UPT BPPSDMP Kementan agar membuat program yang dibutuhkan oleh masyarakat.

"Saat ini semua UPT harus all out dalam membangun pertanian. Semua harus melakukan total foot ball dalam bekerja. Lakukan identifikasi, apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengembangan bidang pertanian, kemudian fasilitasi mereka sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh UPT," ujar Dedi saat memberikan arahan tentang penguatan BPP sebagai Kostratani via zoom meeting (24/07/2020).

Apa yang disampaikan oleh Kepala BPPSDMP sejalan dengan permintaan Staf Ahli Mentan agar BBPP Batangkaluku sebagai UPT Pelatihan nantinya membuat pelatihan terkait budidaya porang. Hal ini tentu menjadi sebuah tantang sekaligus peluang bagi BBPP Batangkaluku untuk berkiprah lebih luas di masyarakat dalam membangun pertanian sesuatu dengan kebutuhan masyarakat.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Kamis, 23 Juli 2020

Sosialisasi Konstratani di Kab.Gowa, Kepala BBPP Batangkaluku Harap Optimalisasi Fungsi BPP



Sigapnews.com, Gowa (Sulsel), - Kementerian Pertanian meningkatkan tugas, fungsi dan peran BPP (Badan Penyuluhan Pertanian) di tingkat kecamatan sebagai KostraTani, dengan memberi peluang menjadi BPP model sesuai syarat dan ketentuan. 

Melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Kementerian Pertanian melakukan sosialisasi KOSTRATANI di BPP Bonto-Bonto, Kab. Gowa, Prov. Sulawesi Selatan. Hadir dalam kegiatan sosialisasi Kostratani adalah Kepala BBPP Batangkaluku, Kepala Dinas TPH Kab. Gowa,  Camat Bontomanai, dan Dinas Pertanian Provinsi Selatan. 

Kepala BBPP Batangkaluku, Dr. Sabir, S.Pt., M.Si menjelaskan bahwa peran Kostratani diantaranya adalah : 1) pusat data dan informasi, 2) pusat gerakan pembangunan pertanian, 3) pusat pembelajaran, 4) pusat konsultasi agribisnis dan 5) pusat pengembangan jejaring kemitraan.

"Pusat data artinya di tingkat BPP sudah harus tersedia data yang bisa diinput dan terintegrasi dengan agriculture war room (AWR) dan Agricutural Operation Room (AOR). Pusat pembelajaran, artinya di BPP harus memiliki demplot sebagai pembelajaran. Pusat pergerakan pembangunan pertanian, artinya SDM yang ada harus mampu mengawal program pertanian. Pusat Konsultasi, oleh karenanya SDM BPP khusunya penyuluh harus bisa berperan sebagai konsultan. Untuk bisa berperan sebagai konsultan, penyuluh harus memiliki keahlian," jelas Sabir. 


Lebih lanjut Sabir menjelaskan bahwa Agribisnis dibangun diatas empat subsistem,  diantaranya adalah subsistem agroinput, agroproduksi, agroprosesing, agroniaga ditambah subsistem penunjang seperti jasa angkutan, dan permodalan. Olehnya itu, maka setiap penyuluh dituntut agar memahami sistem agribisnis dari hulu sampai hilir.

Saat ini terdapat 50 BPP model yang menjadi binaan BPPSDMP yang melaksanakan fungsi penyuluhan pertanian selaras era 4.0 dan terus membuka peluang BPP lain menjadi KostraTani.

Dari 50 BPP model Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) yang  menjadi tanggung jawab BBPP Batangkaluku adalah BPP Bonto-Bonto dan BPP Galesong.

Kepala BPPSDMP Kementan, Prof. Dr. Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa semua insan pertanian harus all out dalam membangun pertanian. "Kita semua harus All out dalam membangun pertanian demi kebutuhan pangan 267 juta  masyarakat Indonesia. Kementan membuka peluang pengembangan BPP model menjadi Kostratani. Syarat utama, lokasi dekat kantor UPT Kementan, karena wajib intensif komunikasi dan intensif pelatihan. Harus ada listrik, jaringan internet dan komputer," kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada video conference di Jakarta, Rabu (22/7).

"Syarat lain calon BPP model, semangat dan keinginan penyuluh. Misalnya, cara mengolah data, menyiapkan CPCL dan verifikasi sehingga dapat dilaporkan ke AWR Kementan. Dukungan dinas pertanian provinsi, kabupaten dan kota juga sangat penting," kata Dedi Nursyamsi.

KostraTani yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berfungsi sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

KostraTani ideal, katanya, didukung data dan informasi di BPP misalnya data luas tambah tanam, data panen, dan data lain. Ada program utama dari 11 unit kerja eselon satu Kementan, terkoneksi dengan AWR Kementan, termasuk laporan-laporan kegiatan di BPP.

Menanggapi arahan Kepala BPPSDM Kementan, Kepala Dinas TPH Kab. Gowa Sugeng Priyatno mengapresiasi Kementan memilih BPP Bonto-Bonto sebagai BPP Model. "Kami sangat berterimakasih dengan dijadikannya BPP Bonto-Bonto sebagai BPP Model dan semoga kedepannya semakin banyak lagi BPP di Kabupaten Gowa yang dijadikan BPP Model," ungkap Sugeng.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Kamis, 16 Juli 2020

Forum Komunikasi P4S Sulawesi Barat Laksanakan Tradisi Mattammu Bulung Padi



Polman (Mandar), Sigapnews.com, - Sebagai salah satu Simbol Rasa Syukur kepada Allah Swt, FK P4S Sulawesi Barat melaksanakan Tradisi Mattammu Bulung Padi di Dongi, Desa Paku Kab. Polewali Mandar. Kamis (16/7/2020). 

Pada acara Mattammu Bulung Padi (menyambut buah padi) dan Silaturahmi para petani se-Sulbar di P4S Haji Ambona Yanda dihadiri Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku. Kepala Dinas Provinsi Sulbar, Direktur Biota Group  dan yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar.

Selain itu turut hadir Ketua KTNA Prov. Sulbar,  Penyuluh Pertanian perwakilan dari masing-masing kabupaten se Sulbar,  Ketua Perhiptani Prov.Sulbar, dan petani dari luar daerah seperi petani Barru, Pangkep, Wajo, Sidrap, Majene dan Mamuju.

Menurut Muhammad Jafar ketua FK P4S Sulawesi Barat mengatakan, acara Mattammu Bulung Padi (menyambut buah padi) adalah tradisi turun temurun ketika buah padi mulai keluar dan menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa .

Tradisi ini sudah dilakukan sebelum Indonesia merdeka, para pendahulu melakukannya dibawah pohon membicarakan masalah pertanian satu sama lain. Sehingga, acara tersebut setiap tahunnya diselenggarakan agar tidak kehilangan moment.

Bukan hanya itu, acara tersebut menjadi wadah pertemuan Silaturahmi para petani sehingga bisa tukar pikiran dan wadah membicarakan tempat pasaran setelah panen.

“Mattammu Bulung merupakan kegiatan turun temurun setiap mau berbuah padi bikin acara seperti ini dengan harapan sebagai salah satu simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita menjadikan pertemuan wadah Silaturahmi tempat diskusi petani satu dengan petani lainnya,” Ucap Muhammad Jafar.

”Para leluhur yang melakukan sejak Indonesia belum Merdeka. Jadi awalnya itu Mattammu bulung itu diadakan dibawah pohon yang rindang petani bertemu saling mengungkapkan curhatan satu sama lain,” Ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat Muchtar berharap adanya acara Mattammu Bulung Padi tetap terjaga dikembangkan kearah yang lebih positif. Seperti membangun kerja sama antara sesama petani, dan bisa membangun kerja sama semua pihak dengan moderisasi.

Kepala BBPP Batangkaluku yang turut hadir dalam kegiatan tersebut berharap bahwa kegiatan ini tidak sekedar menjadi rutinitas petani, tetapi bisa ditingkatkan sebagai sarana untuk bersilaturrahmi sesama petani sekaligus menjadi ajang mencari solusi yang dihadapi dalam proses budidaya dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.

"BBPP Batngkaluku selaku pembina Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya di Wilayah Sulawesi berharap bahwa pengurus P4S bisa berperan aktif pada kegiatan yang ada di masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan pengembangan bidang pertanian," ungkap Sabir.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Rabu, 15 Juli 2020

Bertani On Cloud, Puslatan Edukasi Cara Mudah Membuat Pupuk Organik Padat



Gowa (Sulsel), Sigapnews.com, -Kementerian Pertanian melalui Pusat Pelatihan Pertanian melaksanakan kegiatan training online dengan tema Membuat Pupuk Organik Padat. Rabu (15/7/2020). 

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan), Ir.Bustanul Arifin Caya M.DM. 

Dalam sambutannya, Kapuslatan menyampaikan bahwa saat ini kondisi tanah secara umum memiliki kandungan bahan organik yang sangat terbatas, padahal di sisi lain bahan organik sangat melimpah di sekitar petani. 

Padahal dengan mengolah bahan organik menjadi pupuk organik dan kemudian hasilnya diaplikasikan ke lahan pertanian, maka akan banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh pateni. 

"Ada banyak manfaat penggunaan pupuk organik, diantaranya adalah memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Manfaat lainnya adalah akan memperbaiki kualitas tanaman yang dihasilkan sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi," lanjut Bustanul.

Lebih lanjut Bustanul menjelaskan Trend kebutuhan dunia saat ini terhadap hasil pertanian sudah mengarah kepada produk pertanian yang sehat. Salah satu cara untuk mendapatkan produk pertanian yang sehat adalah dengan melakukan budidaya secara organik. Kebutuhan dasar dalam budidaya tanaman organik adalah pukul organik padat. 

Oleh karenanya, melalui training online yang dilaksanakan oleh Puslatan dapat membantu Penyuluh dan Petani untuk mampu memproduksi pukul organik secara mandiri.

Narasumber dalam kegiatan ini adalah Jamaluddin Al Afgani, S.Pd., MP. Widyaiswara BBPP Batangkaluku dengan bidang spesialisasi Pertanian Organik. Dalam pemaparannya, Jamal menjelaskan bahwa membuat pupuk organik padat sangatlah mudah, memiliki manfaat yang besar terhadap tanah dan tanaman, serta hasil produksi tanamannya menyehatkan.

"Saat ini sudah banyak masyarakat yang membuat pupuk organik padat, tetapi bahan baku utamanya masih lebih dominan kotoran ternak. Padahal bahan baku yang melimpah di sekitar petani adalah bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Oleh karenanya kami memperkenalkan metode membuat pupuk organik yang mudah dilakukan dengan bahan baku utama dari limbah pertanian dan kotoran ternak," jelas Jamal.


Kita berharap bahwa setelah mengikuti kegiatan ini, semakin banyak masyarakat yang memahami cara membuat pupuk organik padat sehingga selain menjaga lingkungan dari sampah organik, juga tanah menjadi lebih sehat. Sebagaimana hasil penelitian Badan Litbang yang menjelaskan bahwa akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus tanpa diimbangi penggunaan pupuk organik, maka kadar C organik tanah khususnya lahan sawah rata-rata kurang dari 2%. Hal ini menunjukkan bahwa tanah sangat miskin unsur hara yang dibutuhkan oleh Tanaman. Akibatnya adalah terjadinya penurunan produksi dan kebutuhan pupuk anorganik semakin meningkat. Untuk memperbaiki kondisi tanah, maka minimal ada dua strategi yang harus dilakukan; (1) berikan bahan organik sebanyak mungkin; dan (2) jangan berikan bahan yang bisa merusak tanah," tutup Jamal.

Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo senantiasa menghimbau agar masyarakat memproduksi pangan yang sehat. 

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Prof. Dr. Dedi Nursyamsi juga senantiasa mengajak kepada Penyuluh agar terus mengembangkan kemampuan di bidang Pertanian, termasuk dalam pembuatan pupuk organik.

"Saya menghimbau kepada para penyuluh, teruslah belajar untuk meningkatkan keterampilan. Bantu petani kita agar dapat membuat pupuk organik secara mandiri. Kalau semua petani mampu membuat  pupuk organik, maka lambat laun produksi akan meningkat dan ketergantungan akan pupuk anorganik akan semakin kecil," jelas Dedy.

Kepala BBPP Batangkaluku, DR. Sabir, S.Pt., M.Si saat menutup kegiatan training menjelaskan bahwa ada banyak manfaat yang bisa diperoleh jika mampu membuat pupuk organik secara mandiri, diantaranya adalah kesuburan tanah akan terjadi, produksi pertanian meningkat dan hasil pertanian semakin sehat untuk dikonsumsi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Bupati Gowa : "Kabupaten GOWA Harus Menjadi Percontohan Pengembangan Family Farming"



Gowa (Sulsel), Sigapnews.com, - Kementerian Pertanian melalui BBPP Batangkaluku dan BPTP Sulsel melakukan audience dengan Bupati Gowa Adnan Purichta Iksan Yasin Limpo, terkait kegiatan pendampingan Program Utama Kementan di Kab. Gowa.  Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Gowa, Kadis TPH Kab. Gowa (Sugeng Priyanto), Kepala BBPP Batangkaluku ( Dr. Sabir, S.Pt., M.Si), dan Kepala BPTP Sulsel (Dr. Ir. Abdul Wahid, M.Si).Rabu (15/7/2020).

Dalam arahannya, Bupati Gowa meminta agar BBPP Batangkaluku dan BPTP Sulsel membantu masyarakat Gowa dalam pengembangan family farming.

"Kami berharap agar BBPP Batangkaluku dan BPTP Sulsel membantu masyarakat Gowa dalam pengembangan family farming. Kami mengharapkan ada percontohan family farming di setiap Kecamatan sehingga Kabupaten Gowa bisa menjadi rujukan dalam pengembangan Family Farming," ujar Adnan.

Family farming merupakan salah satu program Kementerian Pertanian yang diinisiasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) guna mewujudkan ketahanan pangan sekaligus sebagai peluang usaha kreatif untuk masyarakat .

Kepala BPTP Sulsel, Abdul Wahid yang hadir dalam audience  mengatakan bahwa program family farming yang dikembangkan berdasarkan konsep pertanian perkotaan atau urban farming itu dirancang untuk memenuhi kecukupan pangan keluarga dan dioptimalkan sebagai produksi pangan rumah tangga.

"Program ini bentuk implementasi pembangunan pertanian masa kini dan masa depan dengan berbagai permasalahan yang semakin kompleks," ujarnya.

Menurut Wahid, Program family farming yang meliputi tanaman pangan, hortikultura, ternak, pengomposan sampah, dan tanaman hias itu saat ini sudah mulai diterapkan di kawasan Taman Agro Esukasi di BPTP Sulsel. Selain itu, Badan Litbang melalui  BB Padi telah merekomendasikan model pertanaman padi secara hidroponik. Model pertanaman ini dinilai sangat cocok untuk lahan terbatas, sekaligus untuk kebutuhan estetika. selain itu agar dapat menyediakan kecukupan pangan masyarakat pada kondisi lahan terbatas seiring peningkatan konsumsi," lanjutnya.

Kepala BBPP Batangkaluku, Dr. Sabir menjelaskan bahwa selama ini BBPP Batangkaluku sudah rutin berkolaborasi dengan Dinas TPH Kab. Gowa dalam khususnya dalam pengawalan program utama Kementerian pemanfaatan lahan pekarangan, salah satu melalui kerjasama dengan Kostratani BPP Bonto-Bonto.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa dalam kondisi Covid-19 seperti saat ini, semua negara mengalami dampak secara ekonomi, termasuk Indonesia, semua bisnis berhenti dan mengalami kerugian, dan satu-satunya bisnis yang harus terus berjalan adalah pertanian. Oleh karenanya semua masyarakat agar tetap produktif di tengah Pandemi dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.

"Dampak Corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, yang miskin menjadi semakin miskin. Maka salah satu solusinya adalah dengan cara bertani. Jika kita mau tidak miskin, tidak sengsara, rahmat Tuhan ada di sekitar kita. Maka tanamlah yang bisa ditanam, sehingga bertani bisa membuat orang terhindar dari kemiskinan, minimal bisa menyiapkan pangan secara mandiri," ungkap SYL.

"Pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan kita. Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan. Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan memberi keuntungan ganda, selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga bisa memberikan tambahan penghasilan," ungkap SYL.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani dalam memanfaatkan lahan pekarangan.

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Termasuk dalam memanfaatkan lahan pekarangan, edukasi petani agar memanfaatkan lahan pekarangan, bahkan petani diedukasi agar bisa memproduksi sendiri sarana produksinya, seperti pupuk organi dari limbah rumah tangga," ungkap Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Rabu, 01 Juli 2020

Dr. Sabir : Dengan Kostratani Semua Fungsional di Kecamatan Akan Bergerak dan Berperan, Tidak Hanya Penyuluh Pertanian



Sigapnews.com, Jeneponto (Sulsel) - Kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian saat ini melalui gerakan pembaharuan pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi informasi. Simpul gerakan yang sangat strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian adalah lewat koordinasi, sinergi, dan penyelarasan kegiatan pembangunan pertanian akan berpusat di kecamatan atau yang disebut sebagai Kostratani.

Kegiatan ini merupakan gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.

Tujuan jangka panjang kostratani adalah mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Sedangkan program jangka pendeknya adalah untuk meningkatkan penguatan sarana prasarana, kelembagaan, kapasitas SDM, dan penyelenggaraan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian meminta para Penyuluh dan mendorong petani pertanian di daerah untuk membangun Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) atau petani asosiasi. Hadirnya asosiasi petani di desa akan ikut memperlengkapi memajukan 5 fungsi Kostratani di setiap kecamatan.

“Yang harus dipertimbangkan adalah pembangunan pertanian bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga tanggung jawab petani dan masyarakat, termasuk pihak swasta. Oleh karena itu disebut sebagai gerakan, “tegas Dedi Nursyamsi yang juga Pananggung Jawab KostraTani Nasional.

Lebih lanjut, Dedi menyampaikan bahwa ada 3 pola dukungan untuk implementasi KEP pendukung KostraTani: 1) Manajemen berjamaah yang mengelola pertanian dari hulu hingga hilir, pertanian hulu harus mengakses modal untuk mencoba tengkulak; 2) Inovasi teknologi pertanian sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan; dan 3) gerakan bekerja sama menggerakkan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan yang dikenal dengan KostraTani.

Sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP Kementan, Kepala BBPP Batangkaluku Dr. Sabir, S.Pt., M.Si saat melakukan kunjungan kerja ke BPP Bangkala Kab. Jeneponto berpesan agar para penyuluh pertanian memaksimalkan peran BPP dengan mewujudkan fungsi Konstratani. Rabu (1/7/2020).

Menurut Sabir, Peran kostratani adalah, 1) Pusat data dan informasi, 2) pusat gerakan pembangunan pertanian. 3) pusat pembelajaran, 4) pusat konsultasi bisnis dan 5) pusat pengembangan jejaring kemitraan.

Lebih lanjut Sabir mengatakan penyelenggaraan Kostratani dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian atau BPP. Nantinya BPP akan berfungsi sebagai pusat data dan informasi, pusat pembelajaran untuk penyuluh dan petani, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. BPP akan menjadi center of excelent semua aktivitas pertanian.

“Dengan Kostratani semua fungsional di kecamatan juga akan bergerak dan berperan, tidak hanya penyuluh pertanian, tetapi juga fungsional lainnya seperti mantri tani, POPT, petugas medik veteriner, paramedik veteriner, petugas penjaga pintu air, petugas IT, pengawas alsintan, Koramil, dan Polsek,” kata Sabir.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Senin, 22 Juni 2020

Kelompok Wanita Tani Bersama Penyuluh di Luwu Utara Manfaatkan Pekarangan Sebagai Sumber Pangan Keluarga



Sigapnews.com, Luwu Utara (Sulsel) - Pandemi Covid-19 yang juga terjadi di negara kita mengakibatkan terjadinya penurunan bahkan terhentinya berbagai sektor usaha. Hal ini tentu saja berdampak terhadap kondisi ekonomi dan pendapatan keluarga. Turunnya pendapatan membuat kaum ibu harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya di tengah pandemi ini.

Peran ibu dalam menjaga ketahanan pangan keluarga di masa pandemi covid-19 setidaknya terbagi dalam tiga hal: pertama, kemampuan untuk mengatur ekonomi keluarga sehingga mampu untuk membeli kebutuhan pangan. Pepatah mengatakan tidak boleh besar pasak daripada tiang (pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan).

Kedua, kreatifitas ibu dalam melakukan diversifikasi pangan yang ternyata juga dipengaruhi kondisi alam dan sosial budaya di sekitarnya. contohnya dalam pemanfaatan bahan pangan lokal seperti sinole,kapurung, dange dari sagu.

Ketiga, kreatifitas ibu untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada di pekarangan sebagai tempat menanam tanaman pangan. Para ibu yang tinggal di perdesaan biasanya akan memanfaatkan tanah di sekitar rumahnya untuk menanam bermacam kebutuhan pangan. Ketela, cabe, sayuran, bumbu dapur, dan palawija biasanya ditanam di sekitar rumah untuk menunjang pangan keluarga. Mereka yang tinggal di perkotaan dengan lahan perumahan yang terbatas , dapat memanfaatkan pot, polybag yang disusun secara vertikal untuk menanam beragam sayuran yang bermanfaat bagi keluarga.

Upaya memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dilakukan oleh ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek, yang berada di Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara. Ketua KWT, Suhaeba, A.Ma.Pd mengatakan, tanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan adalah sayuran terong dan cabe. “Kami bersama-sama ibu-ibu anggota KWT, memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong dengan menanaminya sayuran dan cabe, sehingga sumber bahan pangan bisa tersedia di pekarangan setiap rumah tangga, tanpa perlu keluar biaya membeli ke pasar,” tutur Suhaeba. Selasa (22/6/2020).

Kegiatan pemanfaatan pekarangan ini, juga tidak lepas dari bimbingan Penyuluh Pertanian dari BPP Bone-Bone, Nurawal, SP. “Sebagai penyuluh pertanian, tentu tugas kami membimbing ibu-ibu KWT terkait teknis budidaya tanaman agar tanaman yang di tanaman di pekarangan dapat tumbuh dengan subur,” kata Nurawal.

“Harapan kami kegiatan pemanfaatan pekarangan bisa dilakukan mulai di tingkat rukun tetangga dan juga bisa melibatkan para kader PKK di Kabupaten Luwu Utara melaksanakan program ini untuk menunjang pangan keluarga. Selain tanaman pangan, lahan kosong di pekarangan juga dimanfaatkan untuk menanam tanaman obat keluarga. Model kreatifitas yang dilakukan secara serentak akan bermanfaat dalam menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi saat ini,” jelas Nurawal

Kerja nyata penyuluh pertanian Nurawal di lapangan sesuai dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi yang meminta penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi petani. “Penyuluh pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai panen berjalan dengan baik. Termasuk dalam memanfaatkan pekarangan, edukasi petani agar memanfaatkan lahan pekarangan, bahkan petani diedukasi agar bisa memproduksi sendiri sarana produksinya, seperti pupuk organik dari limbah rumah tangga,” jelas Dedi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu memotivasi masyakarat untuk tetap produktif di tengah pandemi dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan. “Dampak corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Salah satu solusinya adalah dengan cara bertani. Rahmat Tuhan ada disekitar kita, maka tanamlah yang bisa di tanam, karena bertani bisa membuat orang sejahtera, minimal bisa menyiapkan pangan secara mandiri,” ungkap Mentan SYL.

Penulis : Nurawal, SP (Penyuluh Pertanian Kab. Luwu Utara) dan Risna Ardhayanti, STP, M.Si
Editor : Jamaluddin Al Afgani

Sabtu, 20 Juni 2020

Didampingi Penyuluh, Poktan Suka Bina Panen Raya Dengan Alsintan



Sigapnews.com, Tojo Una Una (Sulteng) - Ketersediaan pangan di segala kondisi untuk seluruh masyarakat Indonesia merupakan tanggung jawab Kementerian Pertanian oleh sebab itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dengan terus berupaya mengedukasi jajarannya dan atau pejuang pertanian agar tetap meningkatkan hasil produksi pertanian utamanya produksi pangan.

Menurutnya,"Insan pertanian harus terus aktif bergerak dan tidak berhenti dalam mengawal ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Senada yang di ungkapkan oleh Kepala Badan SDM pertanian Dedi Nursyamsi bahwa dihimbau kepada seluruh pelaku pertanian agar senantiasa bergerak untuk mempertahankan ketersediaan pangan di negeri ini.

Dengan motivasi dan himbauan kedua pemimpin tersebut dapat di implementasikan seperti kegiatan yang di lakukan oleh BPP Tayawa, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una melaksanakan panen raya padi yang di lakukan (18/6).

Panen padi dengan varietas Inpari 30 dengan luas lahan panen 33 hektar dengan menggunaka alsintan combine harvester dari UPJA Sivia Patuju.

Dalam panen raya tersebut menghasilkan 5,2 ton GKP per hektar dengan harga jual Rp. 9.500/kg.

"Penggunaan alsintan berupa combine harvester sengaja di lakukan oleh petani khususnya Poktan Suka Bina karena untuk mengurangi kehilangan hasil yang biasa terjadi apabila menggunakan cara tradisional, jelas Herlina Pandi PPL BPP Taya, Minggu (20/6/2020).

"Selain itu, kata Herlina Pandi," penggunaan alsintan juga untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja yaitu dengan mengurangi kerumunan dalam kegiatan panen karena sekarang ini masih dalam kondisi pandemi covid 19 sehingga penerapan protapkes covid 19 tetap di patuhi " pungkas PPL BPP Taya (BBPP-BK).

Penulis : Intan Ariani/Rosdiana
Editor : Al Az
Sumber : Herlina Pandi (Penyuluh BPP Taya)

Jumat, 19 Juni 2020

Penyuluh Didampingi POPT dan Poktan Je'ne Tallasa Kompak Kendalikan Hama Tikus



Sigapnews.com, Gowa (Sulsel) - Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Pattallassang bersama POPT dan Poktan Je'ne Tallasa melakukan pencegahan merebaknya hama tikus di lahan persawahan, Jumat (19/6/2020).

Hai itu di lakukan sebagaimana instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) kepada seluruh penggiat pertanian agar terus bekerja maksimal baik dalam budidaya pertanian, penanganan OPT serta panen dan pasca panen. 

Hama tikus ini menyerang lahan persawahan seluas 0,3 Ha dari total luas 25,85 Ha yang dapat merugikan petani bila terus dibiarkan oleh sebab itu, dilaksanakan pengendalian hama tikus oleh kelompok tani Je’ne Tallassa bersama POPT dan penyuluh.


Menurut Jumiati, seorang penyuluh pertanian yang bertugas di Desa Pallantikang kecamatan Pattallassang Kab.Gowa mengatakan bahwa metode pengendalian hama tikus yang digunakan kali ini adalah dengan membersihkan pematang sawah dan menyebar racun tikus atau rodentisida, diharapkan dari kegiatan ini agar dapat mengurangi kerusakan padi yang diakibatkan oleh tikus yang memakan tanaman dengan cara mengurangi populasinya.

Cara ini adalah langkah dalam mencapai pelaksanaan pemenuhan kebutuhan hidup manusia di dunia dengan melakukan modifikasi ekosistem alami dimana manusia merupakan salah satu penentu kelangsungan dari ekosistem tersebut yaitu dengan menciptakan sebuah ekosistem baru yang khusus dibuat untuk keutamaan pertanian. 

Agroekosistem yang tercipta menjadi lebih sederhana dan biasanya terdiri dari populasi tumbuhan pertanian yang seragam (monokultur). 

Dengan menyederhanakan ekosistem, manusia sebenarnya telah mengganggu keseimbangan alam yang sebenarnya telah membuat semakin bertambahnya populasi serangga, mikroorganisme dan tanaman pengganggu jenis tertentu melalui kompetisi dengan manusia terhadap tanaman budidaya.

Dengan demikian senada ucapan  Mentan yang meminta kepada para insan pertanian untuk terus aktif bergerak dan tidak berhenti dalam mengawal ketersediaan pangan rakyat Indonesia.

Sementara Kepala BPPSDMP menganjurkan kepada para penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada (komoditas) pangan yang tertahan, jelas Dedi Nursyamsi. (BBPP-BK).

Kamis, 18 Juni 2020

Bangun Komitmen Bersama Terkait Layanan Informasi Satu Pintu, Dr.Sabir Harap Sesuai UU No 14/2008



Sigapnews.com, BBPP Batangkaluku - Dalam rangka memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat mendukung Pertanian Maju, Mandiri dan Modern, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku melaksanakan penandatanganan  dokumen komitmen bersama pelaksanaan keterbukaan informasi publik. Kamis. 18/06/2020.

Sebagaimana pada Undang-Undang KIP No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian sebagai  badan publik wajib memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat sekaligus menciptakan dan menjamin keterbukaan akses seluas-luasnya atas informasi publik yang dimiliki dengan mudah dan tepat kepada masyarakat.

Hal ini dibuktikan dengan Penandatanganan komitmen yang dilakukan oleh Kepala BBPP Batangkaluku, Dr. Sabir, S. Pt, M.Si bersama dengan Kepala Bagian Umum, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan, Kepala Bidang Program dan Evaluasi, para Kasubag dan kepala Seksi, Pejabat Fungsional Tertentu, Tim Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID), serta disaksikan oleh seluruh pegawai.

Kepala Balai dalam arahannya menyampaikan bahwa dengan adanya Pejabat Pengelola Informasi dan dokumentasi (PPID) di lingkungan BBPP Batangkaluku diharapkan masyarakat yang akan  menyampaikan permohonan informasi dilayani satu pintu agar lebih mudah dan tidak berbelit belit.

Beliau juga menambahkan bahwa sebagai instansi pemerintah, kita harus berkomitmen untuk senantiasa menyampaikan hal-hal berkenaan dengan informasi publik dan melakukan pelayanan cepat, tepat, akurat, dan transparan, sebagaimana yang diatur pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008. tapi tentunya tetap harus selektif dalam menyebarkan informasi, maka masyarakat yang butuh informasi juga harus mengikuti prosedur permohonan informasi yang telah ditetapkan.

“Petugas PPID juga diharapkan terus mengupdate data-data terkait dengan informasi publik. Selain itu, pelayanan BBPP Batangkaluku kedepannya bisa lebih baik lagi dan unsur terkait dalam PPID ini, bisa melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, sehingga masyarakat akan memperoleh informasi yang mereka butuhkan,”Harapnya.

Data dan informasi bisa diperoleh masyarakat dengan mendatangi langsung bagian PPID BBPP Batangkaluku dengan mengikuti alur pelayanan yang telah ditentukan maupun mengakses website PPID BBPP Batangkaluku  pada alamat http://bbpp-batangkaluku.ppid.pertanian.go.id, Data dan informasi tersebut terus menerus diperbaharui serta dapat diperoleh secara gratis. (BBPP-BK).

Penulis : Al Aziz

Rabu, 17 Juni 2020

Manfaatkan Lahan Ditengah Pandemi, P2L Sebagai Solusi Ketersediaan Pangan Bagi Keluarga



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam setiap kesempatan, meminta agar insan pertanian untuk terus aktif bergerak, menjaga ketersediaan stok pangan. Walau dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian tidak boleh berhenti, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan.

Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa, begitu kata Syahrul.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan, langkah itu penting terutama pada saat pandemi  virus corona atau Covid-19.

Dengan situasi pandemi yang masih berlangsung ini, kita harus terus menggenjot produksi pangan lokal. Saya minta petani, penyuluh, dan petani milenial, untuk terus tanam.


Jangan biarkan sejengkal tanah tidak tanam, jangan sampai ada waktu kosong untuk tidak tanam. Dimana saja, kapan saja, kita harus tanam, tanam, dan tanam. Utamanya, tanam komoditas pangan lokal. Apalagi Indonesia kaya akan pangan lokal seperti singkong, jagung, ubi, dan lainnya," ujar Dedi

Diverifikasi pangan
dimaksudkan agar masyarakat tidak terpaku dengan satu jenis makanan pokok, sehingga terdorong untuk mengonsumsi makanan pokok lainnya yang mengandung gizi tinggi.

Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan lahan di sekitar rumah atau dikenal dengan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dikembangkan dengan tujuan meningkatkan ketersediaan, akses dan pemanfaatan pangan bagi keluarga dengan memanfaatkan pekarangan dengan menanam aneka tanaman. 

Seperti kegiatan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek, di Desa Laiyolo Baru Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar, yang menanam mentimun, kacang panjang, kangkung dan bayam di pekarangan sekitar rumah yang tidak digunakan, Rabu (17/6).

Hasil panen diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. (BBPP-BK).

Penulis : Hari Ismanto

Senin, 15 Juni 2020

Petani Bonto Daeng Kec. Ulu Ere Kab.Bantaeng Panen Cabai Besar Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) -Demi menjaga stok ketersediaan pangan di masa pandemi Covid-19, para petani desa Bonto Daeng Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, panen cabai besar guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dimana cabai merupakan bumbu yang wajib tersedia didapur.

Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi covid-19.

Ketersedian stok pangan termasuk cabai besar menjadi hal yang utama bagi pemerintah, ungkapan tersebut dibuktikan dengan kemampuan produksi petani cabai di berbagai daerah.

Sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.

"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.

Menindaklanjuti arahan tersebut, sebagai insan pertanian tetap aktif dilapangan, H. Saing Ketua Poktan Bonto Tappalang saat ditemui di lahan miliknya mengatakan bahwa panen cabai besar varietas  (Filar f1, Cosmos, darmais f1) dengan luas tanam 25 ha yang sementara panen 4.30 ha dengan provitas 20 ton/ha dan puncak panen mulai Juni sampai dengan Juli 2020.

Beliau juga mengungkapkan bahwa Pandemi covid-19 ini berpengaruh pada distribusi cabai yang dipanen, terlebih adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah juga menyebabkan kami kesulitan dalam memasarkan hasil panen sebab daya serap pasar rendah, padahal produksi melimpah sehingga harga turun.

Kasman penyuluh pendamping mengatakan, kami terus mendorong petani agar tetap dapat memelihara tanamannya sehingga tetap bisa berproduksi ditengah covid-19 dengan mengikuti protokol kesehatan, serta mendorong petani untuk melakukan mitra pengolahan cabai sehingga hasil produksi tersebut dapat langsung di manfaatkan, ujarnya Senin (15/6/2020).

Kasman menambahkan bahwa solusi agar harga cabai dapat  stabil yaitu dengan mengatur pola tanam yang tidak bersamaan sehingga ada perbedaan waktu panen namun tetap harus mengenjok produksi atau GEDOR HORTI (gerakan mendorong produksi).

"Intinya kami selaku fasilitor tetap semangat mengawal petani untuk melakukan usahataninya," tegasnya.

Penulis :  Heppy Sinaga/Al Az/Fitriani
Sumber :  Kasman/Penyuluh Kabupaten Bantaeng

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved