-->

Senin, 11 Mei 2020

Rasa Khawatir Akan Wabah Corona Tak Surutkan Petani Bantaeng Panen Padi

Rasa Khawatir Akan Wabah Corona Tak Surutkan Petani Bantaeng Panen Padi



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Pandemi Covid-19 telah merenggut puluhan ribu jiwa, menjangkiti jutaan manusia di 212 negara, termasuk di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan Pemerintah memberlakukan social distancing (pembatasan social) untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Dengan pembatasan social, masyarakat diminta untuk tinggal di rumah, melakukan pekerjaan dari rumah. 

Ditengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sebagai salah satu insan pertanian yang harus terus aktif bergerak di tengah kondisi pandemic covid-19, Nurfaidah, SP, penyuluh pertanian yang bertugas di desa Batu Karaeng, pada tanggal 05 Mei 2020  melakukan pengawalan kegiatan panen  padi di wilayah binaannya yaitu Kelompok Tani Batu Karaeng, Desa Batu Karaeng, kecamatan Pajukkukang, Kabupaten Bantaeng. Lahan yang dipanen adalah milik Abd. Mutalib seluas 1,5 Ha.  

Adapun varietas yang ditanam adalah membramo. Dari hasil pengambilan ubinan, diperoleh data provitas 6 ton/Ha. Hasil panen petani ini dijual ke pedagang pengumpul dalam bentuk gabah dengan harga Rp. 4.300 /kg. 


“Rasa khawatir pasti ada disaat saya harus keluar rumah, turun ke lapangan. Tapi hal tersebut saya tepis dengan selalu berdoa dan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan yaitu memakai masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan, Ini sudah tugas kami untuk mendampingi petani, memastikan kegiatan budidaya hingga panen tetap berjalan,” tutur Nurfaidah, Senin (11/5/2020).

Menurut Nurfaidah, di Kelompok Tani Batu Karaeng masih terdapat potensi lahan untuk panen sekitar 30 Ha. Dengan panennya para petani, maka akan menambah stok beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. “Setelah panen padi, lahan akan segera ditanami kembali dengan palawija. Ini sesuai dengan arahan pak Mentan, agar dilakukan percepatan tanam dan lahan tidak dibiarkan menganggur.” tutup Nurfaidah. 

Penulis : Risna Ardayanti
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber informasi : Nurfaidah, SP (Penyuluhl  Pertanian Kab. Bantaeng)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved