-->

Rabu, 22 Juli 2020

Anggaran Dikurangi, Kementan Makin Selektif Salurkan Pupuk



Bantaeng, Sigapnews.com, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini lebih selektif dalam menyalurkan pupuk bersubsidi.

“Anggaran untuk pupuk subsidi memang dikurangi agar pupuk bisa lebih maksimal dan bermanfaat bagi petani yang membutuhkan," kata Mentan dalam keterangan tertulis, Senin (20/07/2020).

Dengan adanya pengurangan anggara itu, SYL pun meminta petani tidak hanya tergantung pada pupuk subsidi dan juga manfaatkan pupuk non-subsidi.

Terkait hal itu, Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengimbau, petani di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk memanfaatkan pupuk non-subsidi bila alokasi pupuk bersubsidi sudah terealisasi seluruhnya.

Menurut dia, upaya memanfaatkan pupuk non-subsidi tersebut dilakukan untuk memastikan budidaya pertanian tetap berlangsung.

Meski demikian, realisasi pupuk subsidi untuk Kabupaten Bantaeng sendiri sudah mencapai 7.217 ton.

“Jika alokasi pupuk subsidi tidak mencukupi, maka petani dapat menggunakan alternatif pupuk non-subsidi, sehingga pertanian dapat terus berlangung,” ujar dia.

Selain itu, Sarwo Edhy mengatakan bahwa penerima pupuk bersubsidi akan dilakukan berdasarkan pengajuan yang ada dalam data elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK).

“Daerah mengajukan alokasi dan nama penerima pupuk dalam eRDKK, serta melalui verifikasi bertahap," kata Edhy seperti dalam keterangan tertulisnya.

Ia melanjutkan, data yang diajukan tersebut selanjutnya disinkronkan dengan serapan pada tahun sebelumnya.

"Jika sudah sinkron, data itu yang digunakan dalam penyaluran pupuk bersubsidi tahun ini,” katanya.

Minggu, 28 Juni 2020

BPC HIPMI Bantaeng Dukung Ketua HIPMI Sulsel Terpilih ARM



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bantaeng hadir dalam proses Musyawarah Daerah (Musda) Hipmi Sulsel, yang digelar secara virtual pada Minggu (28/62020). 

Pengurus Hipmi Bantaeng yang memantau jalan musyawarah di Hotel Kirei kabupaten Bantaeng. 

Ketua Hipmi Bantaeng, M Amhi KD memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya Musda tersebut. 

Dia mengatakan proses pemilihan ketua Hipmi Sulsel berlangsung sangat demokratis. "Nilai-nilai musyawarah sangat terasa dalam proses ini," ujarnya.

Dia juga memberikan dukungan kepada Ketua Hipmi Sulsel yang terpilih, Andi Rahmat Manggabarani (ARM). 

"Silahkan jabarkan programnya ke daerah. Kami di Bantaeng akan siap memberikan dukungan penjabaran itu," jelas dia. 

Wakil Ketua Hipmi Sulsel, Misbahuddin Basri menambahkan, Hipmi Bantaeng juga akan terus membangun sinergitas dengan Hipmi Sulsel. Tujuannya, agar sinergitas progran terus berjalan dari provinsi ke daerah.

"Sehingga akan terwujud pengembangan usaha yang sehat dari Provinsi ke Bantaeng," jelas dia.

Sekedar diketahui, Andi Rahmat Manggabarani (34), President Director IMB Group terpilih menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Daerah atau BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulawesi Selatan, periode tahun 2020 - 2023. 

Pengusaha kelahiran 9 November 1986 terpilih secara aklamasi dalam Musda yang berlangsung secara virtual, Sabtu (27/6/2020).

Dia menggantikan Herman Heizer yang dinyatakan demisioner melalui Musda tersebut. 

Selain memimpin Hipmi, saat ini Andi Rahmat Manggabarani juga memimpin Badan Promosi Pariwisata Kota Makassar (BP2M) periode 2020 - 2024. (Red).

Senin, 15 Juni 2020

Petani Bonto Daeng Kec. Ulu Ere Kab.Bantaeng Panen Cabai Besar Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) -Demi menjaga stok ketersediaan pangan di masa pandemi Covid-19, para petani desa Bonto Daeng Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, panen cabai besar guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dimana cabai merupakan bumbu yang wajib tersedia didapur.

Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi covid-19.

Ketersedian stok pangan termasuk cabai besar menjadi hal yang utama bagi pemerintah, ungkapan tersebut dibuktikan dengan kemampuan produksi petani cabai di berbagai daerah.

Sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.

"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.

Menindaklanjuti arahan tersebut, sebagai insan pertanian tetap aktif dilapangan, H. Saing Ketua Poktan Bonto Tappalang saat ditemui di lahan miliknya mengatakan bahwa panen cabai besar varietas  (Filar f1, Cosmos, darmais f1) dengan luas tanam 25 ha yang sementara panen 4.30 ha dengan provitas 20 ton/ha dan puncak panen mulai Juni sampai dengan Juli 2020.

Beliau juga mengungkapkan bahwa Pandemi covid-19 ini berpengaruh pada distribusi cabai yang dipanen, terlebih adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah juga menyebabkan kami kesulitan dalam memasarkan hasil panen sebab daya serap pasar rendah, padahal produksi melimpah sehingga harga turun.

Kasman penyuluh pendamping mengatakan, kami terus mendorong petani agar tetap dapat memelihara tanamannya sehingga tetap bisa berproduksi ditengah covid-19 dengan mengikuti protokol kesehatan, serta mendorong petani untuk melakukan mitra pengolahan cabai sehingga hasil produksi tersebut dapat langsung di manfaatkan, ujarnya Senin (15/6/2020).

Kasman menambahkan bahwa solusi agar harga cabai dapat  stabil yaitu dengan mengatur pola tanam yang tidak bersamaan sehingga ada perbedaan waktu panen namun tetap harus mengenjok produksi atau GEDOR HORTI (gerakan mendorong produksi).

"Intinya kami selaku fasilitor tetap semangat mengawal petani untuk melakukan usahataninya," tegasnya.

Penulis :  Heppy Sinaga/Al Az/Fitriani
Sumber :  Kasman/Penyuluh Kabupaten Bantaeng

Sabtu, 13 Juni 2020

Banjir Melanda 2 Kabupaten di Sulsel Menelan Korban Jiwa dan Kerusakan Fasilitas Umum



Sigapnews.com, Bantaeng-Jenepinto (Sulsel) - Banjir menerjang dua kabupaten di Sulawesi Selatan. Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto menjadi wilayah terdampak akibat banjir pada Jumat (12/6) kemarin. 

Dilansir dari Sindonews, banjir diduga akibat meluapnya Sungai Calendu yang tidak mampu menampung debit banjir serta hujan di hulu sungai.


Muhammad Dadang Kurniawan dari tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - ACT di Bantaeng melaporkan, lokasi terparah yang terdampak banjir yakni Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Bissappu. Diperkirakan ada ribuan kepala keluarga terdampak akibat banjir.

“Saat ini kondisi air sudah surut di sejumlah titik. Namun saat banjir surut, yang tertinggal adalah timbunan lumpur hingga setebal 30 sentimeter. Warga mengungsi di gedung PKK, tetapi sudah ada sebagian yang kembali ke rumahnya untuk membersihkan sisa-sisa banjir,” kata Dadang pada Sabtu (13/6) ini.


Dadang menambahkan, banjir juga menelan 2 korban jiwa di Bantaeng dan merusak sejumlah fasilitas umum.

Saat ini tim MRI dan ACT di Bantaeng telah mendirikan satu unit dapur umum dan pokso darurat. Posko berlokasi di Jl Garegea, Kelurahan Tappanjeng. Tim telah membagikan makanan siap saji kepada warga di sekitar lokasi. Warga saat ini sangat membutuhkan bantuan logistik.

“Untuk saat ini memang hanya bantuan pangan dan makanan siap saji yang paling mendesak. Serta logistik seperti selimut dan obat-obatan. Posko akan terus berjalan, sembari kami akan terus memantau kemungkinan terjadinya banjir susulan. Karena hingga siang ini hujan masih turun meskipun dengan intensitas rendah,” jelas Dadang.

Sementara tim MRI – ACT Jeneponto masih dalam perjalanan menuju lokasi terdampak pada Sabtu siang ini. Informasi sementara dari kepala desa setempat, warga masih melakukan evakuasi karena ada 5 orang hilang dan hingga kini masih dalam pencarian.


“Sementara tim masih menuju ke lokasi. Adapun keterangan dari kepala desa setempat yang kami hubungi sekitar jam 10 pagi, warga setempat masih dalam proses pencarian korban longsor dan korban hanyut.

Sebelumnya sudah ditemukan satu orang korban meninggal dunia dan sementara ini dalam proses pencarian 5 korban lainnya yg diketahui terdampak bencana tersebut,” ujar Muhammad Sri Sultan Arif, relawan MRI Jeneponto.

Rencananya tim juga akan memfokuskan kepada evakuasi korban terlebih dahulu sebelum menurunkan bantuan.

“Untuk sementara teman-teman relawan berinisiatif untuk terjun ke lokasi bencana untuk melakukan evakuasi jika dibutuhkan. Dan sebagian teman-teman relawan lainnya saat ini sedang melakukan aksi galang donasi,” kata Sultan. (Red).

Jumat, 12 Juni 2020

Sungai Bialo Meluap, Bantaeng Dikepung Banjir



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Air meluap tiba tiba di jalan ratusan warga geger dan panik. Diperkirakan ketinggian air mencapai lima meter di jembatan Bissampole, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng pada Jumat, 12 Juni 2020 duperkirakan pukul 19.00 WITA.

Akibat curah hujan lebat dan sangat deras mengguyur Bantaeng berjam jam pada sore hari membuat sungai Bialo meluap.

Air sungai Bialo meluap mengakibatkan banjir,  ratusan warga yang berdomisili di bantaran sungai Calendu kian panik.

“Bagaimana kita tidak kaget semua, karena tiba-tiba banjir hampir mencapai ketinggiannya jembatan,” ungkap Haeruddin, warga setempat.

Sejumlah warga di sekitar tanggul memilih untuk mengungsi dan waspada.

Pantauan di lokasi jembatan penghubung jalan Elang ke jalan Sungai Cakendu

Bupati Bantaeng Ilham Azikin didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Bantaeng Irfan Fajar memantau langsung di jembatan tersebut. (Red).

Rabu, 27 Mei 2020

Kelompok Tani Penangkar Padi Nipa-Nipa Lakukan Percepatan Tanam



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Antisipasi kemarau panjang Kelompok Tani Penangkar Padi Nipa-Nipa melakukan percepatan tanam yang di dampingi penyuluh pertanian dan petugas balai benih induk yang di laksanakan di Desa Nipa-Nipa Kecamatan Pajukukang, Kab. Bantaeng, Rabu (27/5/2020).

Kemarau panjang dalam prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana diperkirakan beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang di masa mendatang. Menurut BMKG, musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 9,9 % daerah zona musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli, Sementara itu, sekitar 64,9 %, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7%, baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September. 

Berdasarkan prediksi BMKG, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, salah satunya adalah percepatan musim tanam..

Di tengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

Sebagaimana ketegasan Mentan bahwa “Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,”.

Dari ketegasan Mentan di tindak lanjuti dengan himbauan oleh Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi yang menyampaikan kepada para penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi.

Katanya “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sementara itu para penyuluh mendukung ketegasan dan himbauan kedua pemimpin tersebut di dunia pertanian dalam program percepatan tanam demi mempertahankan  ketahanan pangan di tengah pandemi Covid 19.

Sebagai bentuk dukungannya seperti yang di sampaikan penyuluh pertanian Nurfaidah Madung, SP yang bertugas di BPP Pajukukang, Kabupaten Bantaeng bersama dengan petugas dari Balai Benih Induk (BBI), Reski, S.TP untuk tetap turun ke lapangan mendampingi para petani melakukan percepatan tanam padi untuk benih.

Perlakuan percepatan tanam di laksanakan pada Kelompok Tani penangkar padi Nipa-Nipa, Desa Nipa-Nipa, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng.

Menurut keterangan yang di sampaikan oleh Nurfaidah Masing yang di benarkan oleh Reski petugas BBI bahwa luas lahan yang akan ditanami adalah seluas 1 Ha, dengan varietas yang akan ditanam adalah Ciherang label ungu kelas BP.  Hasil panen dari penangkaran padi ini adalah Ciherang label biru kelas BR, jelasnya.

Dikatakannya bahwa, “Kami tetap setia turun ke lapangan mendampingi petani walaupun dalam kondisi pandemic covid-19, ujarnya.

"Aktivitas kami sebagai penyuluh pertanian baik sebelum pandemi maupun kondisi pandemi sekarang ini tetaplah sama, hanya saja setiap turun ke lapangan, kami menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak,” terang Nurfaidah.

“Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu hasil panen, tambah Reski.

"Dengan adanya percepatan tanam padi untuk benih, diharapkan ketersediaan benih padi yang berlabel mudah diperoleh oleh petani sehingga produktivitas meningkat mewujudkan katahanan pangan,“ pungkas Reski mengunci. (BBPP-BK).

Penulis: Risna Ardhayanti, S.TP, M.Si
Sumber Informasi Berita : Ir. Reny Hasriani, M.Si
Editor : Jamaluddin Al Afgani

penyuluh pertanian dan petugas balai benih kompak lakukan pendampingan kepada petani melaksanakan percepatan tanam antisipasi musim kemarau, Rabu (27/5/2020).

Dari prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana diperkirakan beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang di masa mendatang. Menurut BMKG, musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 9,9 % daerah zona musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli, Sementara itu, sekitar 64,9 %, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7%, baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September. 

Berdasarkan prediksi BMKG, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, salah satunya adalah percepatan musim tanam..

Di tengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

Sebagaimana ketegasan Mentan bahwa “Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,”.

Dari ketegasan Mentan di tindak lanjuti dengan himbauan oleh Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi yang menyampaikan kepada para penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi.

Katanya “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sementara itu para penyuluh mendukung ketegasan dan himbauan kedua pemimpin tersebut di dunia pertanian dalam program percepatan tanam demi mempertahankan  ketahanan pangan di tengah pandemi Covid 19.

Sebagai bentuk dukungannya seperti yang di sampaikan penyuluh pertanian Nurfaidah Madung, SP yang bertugas di BPP Pajukukang, Kabupaten Bantaeng bersama dengan petugas dari Balai Benih Induk (BBI), Reski, S.TP untuk tetap turun ke lapangan mendampingi para petani melakukan percepatan tanam padi untuk benih.

Perlakuan percepatan tanam di laksanakan pada Kelompok Tani penangkar padi Nipa-Nipa, Desa Nipa-Nipa, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng.

Menurut keterangan yang di sampaikan oleh Nurfaidah Masing yang di benarkan oleh Reski petugas BBI bahwa luas lahan yang akan ditanami adalah seluas 1 Ha, dengan varietas yang akan ditanam adalah Ciherang label ungu kelas BP.  Hasil panen dari penangkaran padi ini adalah Ciherang label biru kelas BR, jelasnya.

Dikatakannya bahwa, “Kami tetap setia turun ke lapangan mendampingi petani walaupun dalam kondisi pandemic covid-19, ujarnya.

"Aktivitas kami sebagai penyuluh pertanian baik sebelum pandemi maupun kondisi pandemi sekarang ini tetaplah sama, hanya saja setiap turun ke lapangan, kami menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak,” terang Nurfaidah.

“Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu hasil panen, tambah Reski.

"Dengan adanya percepatan tanam padi untuk benih, diharapkan ketersediaan benih padi yang berlabel mudah diperoleh oleh petani sehingga produktivitas meningkat mewujudkan katahanan pangan,“ pungkas Reski mengunci. (BBPP-BK).

Penulis: Risna Ardhayanti, S.TP, M.Si
Sumber Informasi Berita : Ir. Reny Hasriani, M.Si
Editor : Jamaluddin Al Afgani

Selasa, 19 Mei 2020

Antisipasi Kelangkaan Pangan Khususnya Komoditi Bawang Putih, Petani Bantaeng Lakukan Panen Bawang Putih



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Petani Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan melangsungkan panen  bawang putih dengan luas lahan 11 hektare.

Mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga komoditi Bawang putih, menyusul kurangnya pasokan dampak dari virus corona saat ini, Kelompok Tani Sipakatau mengambil sejumlah langkah. Salah satunya dengan melakukan kegiatan panen bawang putih
Desa Bonto Daeng, Kecamatan Ulu Ere. Selasa. (19/05/2020).

Jenis varietas bawang putih yang dipanen kali ini adalah lembu hijau. Dikelola  diatas lahan seluas sebelas Hektare pada ketinggian kurang lebih  950-1000 dpl. Diketahui, lembu hijau merupakan salah satu varietas bawang Putih yang cocok ditanam untuk karakter tanah daerah ketinggian di Kabupaten Bantaeng.



"Hari ini kita panen bawang putih. Ini salah satu upaya kita mengantisipasi kelangkaan
Ketersediaan pangan khususnya komoditi bawang putih. Semoga bisa menambah stok selama bulan Ramadhan dan hingga lebaran nanti. Untuk bawang putih varietas (varites)  ini diperkirakan, hasil panennya mencapai  6,5 hingga  7 ton/hektare,"ujar Kasman Penyuluh Pertanian Kab. Bantaeng.

"Meski hasil produksi kali ini menurun akibat kondisi iklim (hujan) yang  tidak stabil dan adanya serangan hama trip nematoda tapi hama tersebut masih bisa dikendalikan, hingga hasilnya masih tergolong memuaskan dimasa seperti ini,"tuturnya.

Kedepan, menurut Kasman  pihaknya juga akan mengembangkan lahan pertanian khusus bawang putih di beberapa daerah yang potensial di Kabupaten ini. Pengembangan lahan ini bertujuan meningkatkan produksi akan komoditi bawang putih.

"Mudah-mudahan dengan adanya pengembangan ini, akan bisa memenuhi kebutuhan Kab. Bantaeng akan bawang putih. Sehingga harga nantinya akan tetap stabil. Ini khusus di wilayah Bantaeng dulu.

Kepala Desa Bonto Daeng saat ditemui mengatakan selalu pemerintah desa sangat merespon dengan adanya komoditi baru yang dikembangkan diwilayahnya yg mana komoditi tersebut merupakan salah satu masih komoditi impor untuk kebutuhan pangan di negeri kita.

Beliau juga senantiasa memberikan motivasi kepada para petani diwilayahnya agar betul-betul  memperhatikan, merawat tanaman agar bisa berhasil dan berterima kasih juga kepada PPL setempat (Kasman, SP) yg selama ini begitu giat menfasilitasi dan mendampingi para petani, Kelompok Tani dalam mendorong pengembangan pertanian diwilayahnya.

Rabbi Ketua Kelompok Tani Sipakatau mengatakan Meski kondisi sedang sulit saat ini, kami bersama petani yang lain tetap harus terus bergerak dan melakukan kegiatan Pertanian demi keluarga kami. Kami juga bersyukur panen kami hasilnya bagus sehingga paling tidak membantu prekonomian kami di saat wabah seperti ini, selain itu berharap dengan panen ini bisa membantu  ketersediaan stok pangan khususnya pada komoditi bawang putih.

"Meskipun begitu kami tidak bisa berdiam dirumah sja namun tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang diinstruksikan pemerintah, dengan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabur serta menjaga kesehatan, itu kami utamakan demi Kesehatan keluarga kami,"jelasnya.

Sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan, "Kalau perut rakyat bersoal, maka tidak ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu masalah pertanian tidak boleh diam, tidak boleh lengah sedikit untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal untuk mencapai harapan itu. Sebab salah satu hal yang penting dalam pertanian menjamin rakyat kebutuhan pangan rakyat sebanyak 267 juta orang”.

Serta yang hal selalu diingatkan oleh Kepala BPPSDMP agar insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan. (BBPP-BK).

Penulis    : Al AzIz / Fitriani
Sumber   : Kasman (Penyuluh Pertanian Kab. Bantaeng)

Senin, 11 Mei 2020

Rasa Khawatir Akan Wabah Corona Tak Surutkan Petani Bantaeng Panen Padi



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Pandemi Covid-19 telah merenggut puluhan ribu jiwa, menjangkiti jutaan manusia di 212 negara, termasuk di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan Pemerintah memberlakukan social distancing (pembatasan social) untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Dengan pembatasan social, masyarakat diminta untuk tinggal di rumah, melakukan pekerjaan dari rumah. 

Ditengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sebagai salah satu insan pertanian yang harus terus aktif bergerak di tengah kondisi pandemic covid-19, Nurfaidah, SP, penyuluh pertanian yang bertugas di desa Batu Karaeng, pada tanggal 05 Mei 2020  melakukan pengawalan kegiatan panen  padi di wilayah binaannya yaitu Kelompok Tani Batu Karaeng, Desa Batu Karaeng, kecamatan Pajukkukang, Kabupaten Bantaeng. Lahan yang dipanen adalah milik Abd. Mutalib seluas 1,5 Ha.  

Adapun varietas yang ditanam adalah membramo. Dari hasil pengambilan ubinan, diperoleh data provitas 6 ton/Ha. Hasil panen petani ini dijual ke pedagang pengumpul dalam bentuk gabah dengan harga Rp. 4.300 /kg. 


“Rasa khawatir pasti ada disaat saya harus keluar rumah, turun ke lapangan. Tapi hal tersebut saya tepis dengan selalu berdoa dan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan yaitu memakai masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan, Ini sudah tugas kami untuk mendampingi petani, memastikan kegiatan budidaya hingga panen tetap berjalan,” tutur Nurfaidah, Senin (11/5/2020).

Menurut Nurfaidah, di Kelompok Tani Batu Karaeng masih terdapat potensi lahan untuk panen sekitar 30 Ha. Dengan panennya para petani, maka akan menambah stok beras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. “Setelah panen padi, lahan akan segera ditanami kembali dengan palawija. Ini sesuai dengan arahan pak Mentan, agar dilakukan percepatan tanam dan lahan tidak dibiarkan menganggur.” tutup Nurfaidah. 

Penulis : Risna Ardayanti
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber informasi : Nurfaidah, SP (Penyuluhl  Pertanian Kab. Bantaeng)

Minggu, 26 April 2020

Kebersamaan Penyuluh dan Petani Tingkatkan Produksi Padi di Bantaeng


Sigapnews.com, Ditengah wabah Pandemi Covid 19 yang sedang menyerang di seluruh dunia tidak menyurutkan langkah dan semangat penyuluh pertanian untuk tetap turun ke lapangan mendampingi petani.

Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh dan petani tetap bekerja menyediakan Pangan walaupun dalam kondisi dan situasi sulit dalam paparan Covid 19.

Selain penyuluh dan petani, peran serta pejabat daerah dalam mendorong kegiatan pertanian untuk tetap berproduksi suatu hal yang sangatlah penting.

Ini terbukti di wilayah Kerja BPP Lamalakka Kecamatan Bantaeng Kabupten Bantaeng yang merupakan salah satu BPP Kostratani yang saat ini di wilayah binaannya sedang dilangsungkan kegiatan panen padi nampak terlihat  tetap didampingi oleh penyuluh pertanian dan pejabat daerahnya.

Kegiatan panen padi dengan varietas Inpari 7 di Kelompok Tani Bungung Barania II pada Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas area panen 3,8 Ha, dan provitas mencapai 7,8 Ton/Ha/GKP.

Kegiatan panen ini didampingi langsung oleh Koordinator Penyuluh BPP Lamalaka, Kasmawati. M, SP, MP dan penyuluh pertanian, Dewi Sartika, SP.

Selain penyuluh, kegiatan panen ini juga didampingi langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng, Ir.Budi Taufiq, M,Si, Kepala BPS Kabupaten Bantaeng Ir.Arifin dan Dandim 1410, Letkol CZi.Tambohule Wulaa, S.IP.

Di kesempatan itu Ketua Kelompok Tani, Idrus,  sangat bersyukur karena pejabat daerah dan penyuluh di Kabupaten Bantaeng sangat memotivasi mereka.

“Syukur Alhamdulillah, kami selalu mendapat dukungan dan motivasi dari Dinas  Pertanian”, ujar Idrus. Ahad (26/4).

“Komando strategis pembangunan pertanian (Kostratani) yang berpusat di Kecamatan saat ini gencar dalam penyediaan stok pangan seperti padi  dan jagung.

Begitupun tugas serta tanggungjawab kami sebagai BPP Kostratani dan penyuluh pertanian untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat”, ujar Kasmawati.

Demikian pula dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng yang senantiasa semangat memberikan motivasi kepada penyuluh pertanian dan petani untuk tetap turun kelapangan, bercocoktanam demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

“Disetiap pertemuan, saya selalu memberikan instruksi kepada penyuluh untuk tetap semangat mendampingi kelompoktani mereka, dan ditengah wabah covid 19 ini, protokoler pencegahan virus korona juga tetap harus mereka perhatikan. Jangan sampai mereka lengah, kesehatan juga jadi nomor satu jika mereka bekerja aktif dilapangan”, terang Kadis Pertanian kabupaten Bantaeng.

Kegiatan pendampingan oleh penyuluh dan pejabat daerah tersebut senada dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa sektor pertanian harus mampu menjadi penguat bangsa dalam menghadapi pandemi ini karena selain menyediakan pangan bagi 267 juta masyarakat, pertanian juga sebagai penyerap tenaga kerja, bahan baku industri dan menjaga stabilitas Negara Republik Indonesia.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, pejabat daerah beserta jajarannya secara langsung harus memastikan ketersediaan pangan di daerahnya masing-masing.

Hal itu dilakukan agar dapat memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik”, jelas SYL menteri pertanian.

Terkait dengan arahan Mentan sebagai tindak lanjut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi saat menyampaikan  materi melalui Video conference kepada penyuluh dan petani dari berbagai provinsi di Indonesia lewat Agriculture War Room Kementerian Pertanian dengan memberi semangat untuk tetap bekerja dalam ketersediaan pangan sekaligus   mengapresiasi semangat para Penyuluh dan Petani yang hingga saat ini tetap melakukan panen Padi, Jagung dan bawang merah di berbagai daerah sentra produksi.

Oleh karena itu masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa, tukas Dedi.

Katanya "Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, terangnya.

"Ini membuktikan pertanian tidak berhenti. Para penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen dan pemprosesannya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan”, pungkas Dedi. (SGG/QQ) BBPP-BK.

Konstratani Kab.Bantaeng Optimis Jaga Ketersediaan Cabai Di masa Covid-19




Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Pertanian adalah salah satu sektor yang diminta harus tetap produktif di tengah mewabahnya Covid-19. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajarannya untuk memantau dan mengawal produksi hasil pertanian. 

“Pertanian harus tetap berjalan dan bertanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia”, kata Mentan. 

Pertanian diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi korona. 

Mentan menekankan kepada insan pertanian agar dapat menjaga ketersediaan 11 bahan pangan pokok strategis yang antara lain: beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng. 

Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengharapkan bahwa Balai Penyuluh Pertanian (BPP) selaku perpanjangan tangan Kementerian Pertanian di daerah harus terjun langsung dan turut mengawal ketersediaan 11 bahan pangan tersebut.

Kepala BPPSDMP mengharapkan agar para Penyuluh Pertanian tetap bekerja mendampingi para petani. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik”, jelas Dedi.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, salah satu kegiatan konstratani yang membutuhkan pengawalan saat ini adalah komoditas hortikultura seperti bawang dan cabai. 

Konstratani BPP Loka Kabupaten Bantaeng baru-baru ini melaksanakan kegiatan pendampingan panen cabai besar pada kelompok tani (Poktan) ‘Bungaya’ yang berlokasi di Desa Bonto Daeng, Kecamatan Uluere. Pemanenan cabai besar keriting varietas ‘princess’ ini  dilakukan pada lahan milik Udin dengan luas 0,5 Ha.

 “Total luas tanam cabai besar pada poktan Bungaya pada bulan Januari hingga Februari ini mencapai 5,50 Ha dengan produktivitas mencapai 9 hingga 10,2 ton per Ha”, ucap Ketua Poktan Raba. 


Raba menjelaskan bahwa “produktivitas produksi yang baik tidak lain berkat bimbingan dan pendampingan yang telah dilakukan oleh kostratani khususnya penyuluh lapangan setempat, meski dalam kondisi wabah pandemi namun penyuluh tetap semangat turun ke lapangan memberikan pemahaman dan menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani selama proses budidaya cabai”.

 “Kami selaku tim konstratani tetap turun ke lapangan mendampingi kegiatan petani di masa pandemi ini, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Selain itu diskusi dilakukan setiap waktu dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti telepon dan video call,” kata Kasman, SP., M.Si. selaku petugas pendamping Poktan Bungaya, Ahad (26/4/2020).


Ditambahkan oleh Kasman, “sayang sekali hasil panen saat ini tidak disertai dengan harga penjualan yang baik, harga cabai besar di pasaran yang biasanya mencapai 20ribu anjlok turun ke kisaran harga 5ribu sampai 7ribu saja perkilonya”.

 Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa penurunan harga ini imbas dari wabah korona yang melanda negeri ini. “karena tidak ada pesta atau resepsi pernikahan maupun khitanan selama wabah ini, harga cabai jadi jatuh. Petani harus memperhatikan pola tanam agar pemanenan tidak dilakukan secara bersamaan sehingga hasil produksi tersedia secara kontinyu dan harga pun bisa stabil” tegasnya. 

“Kegiatan panen cabai besar merupakan upaya untuk menjaga ketersediaan bahan pangan pokok strategis di tengah wabah korona, namun sayangnya hasil panen yang baik tidak sejalan dengan harga penjualan dan daya beli masyarakat di pasaran. Semoga harga segera stabil mengingat kebutuhan akan cabai pada bulan puasa dan hari raya idul fitri cenderung meningkat”, tambah Kasman.(KSM/FTN/AL) BBPP-BK.

Senin, 20 April 2020

Mentan SYL Sumbang APD Untuk Paramedis dan Masyarakat Bantaeng


Sigapnews.com, Bantaeng - Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja  di Kabupaten Bantaeng (20/04/2020) dalam rangka mengecek secara langsung kondisi ketersediaan pangan di daerah tersebut.

Sebelum menyampaikan arahan, Mentan SYL memberikan sumbangan Alat Pelindung Diri (APD) kepada Paramedis dan masyarakat di Kab. Bantaeng yang diterima langsung oleh Bupati Bantaeng, H. Ilham Azikin.

Dalam arahannya, SYL menegaskan bahwa dalam menghadapi wabah Covid-19, masyarakat harus mampu menjaga diri dengan mengikuti prosedur tetap yang dianjurkan oleh Pemerintah, salah satunya adalah menjaga jarak dan menggunakan APD, khususnya masker.

"APD ini adalah sumbangan alakadarnya dari Kementerian Pertanian, ini salah satu bentuk solidaritas Kementan kepada masyarakat, khususnya tenaga Medis, jangan dilihat jumlahnya," jelas Mentan.

"Menurut penelitian, faktor terbesar yang mampu mencegah penularan Covid-19 di Wuhan adalah kedisiplinan penggunaan masker, oleh karenanya, mari biasakan pakai masker dan jangan lupa jaga jarak aman" tutur SYL.

"Menghadapi Covid-19, minimal kita hadapi dengan dua cara, pertama melalui pendekatan kesehatan dan ke-dua melalui keamanan pangan.

Melalui pendekatan kesehatan, rekan-rekan para medis sudah bekerja secara maksimal, sedangkan pendekatan keamanan pangan menjadi tanggung jawab kita sebagai insan pertanian.

Kita harus bersatu, bahu membahu untuk memastikan ketersediaan pangan agar masyarakat tidak bermasalah dengan pangan," tegas Mentan.

Sementara itu, Bupati Bantaeng menyampaikan bahwa kabupaten Bantaeng belum memiliki orang yang terkonfirmasi positif.

"Pak Menteri, sebagai laporan, kami sampaikan bahwa sampai saat ini belum ada warga kami dinyatakan positif Corona, 2 orang status PDP tapi sudah terkonfirmasi  negatif dan 102 orang dalam status ODP.

Kami ucapkan Terimakasih atas perhatian Kementan memberikan bantuan APD kepada Masyarakat Bantaeng," tutur Ilham.

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa semua masyarakat harus menggunakan APD, termasuk petani.

"Kita berharap, masyarakat selalu menggunakan APD, termasuk petani saat bekerja di sawah atau di kebun.

Petani harus menjaga kesehatan dan memastikan dirinya dalam keadaan aman dengan menjaga jarak dan menggunakan APD," harap Dedi. (JML) BBPP-BK.

Sabtu, 18 April 2020

Panen Bawang Putih Kelompok Tani Berdasi di Bantaeng Didampingi Kostratani


Sigapnews.com, Bantaeng - Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan IT dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan   Kostratani, pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengelolaan yang lebih modern.

Ditengah kondisi pandemic virus covid-19, peran konstrani menjadi sangat penting untuk mengawal ketersediaan pangan.

Hal Ini di pertegas oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengatakan "Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern, apalagi di saat ini Corona atau COVID-19 yang sedang menyerang, peran Kostratani ini menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan," kata Dedi.

Kepala BPPSDMP itu mengharapkan kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada (komoditas) pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, salah satu kegiatan kostratani yang cukup penting saat ini adalah pengawalan terhadap program swasembada bawang putih.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendukung para petani untuk membudidayakan bawang putih. Seperti yang diketahui bahwa kebutuhan konsumsi bawang putih dalam negeri adalah 500 ribu ton per tahun atau sekitar 47 sampai 48 ribu ton per bulan, akan tetapi produksi dalam negeri belum mampu memenuhi, sehingga untuk mencukupinya, didatangkan melalui pasokan dari luar negeri, dengan demikian untuk komoditas bawang putih ini memang perlu menjadi perhatian bersama karena tingginya tingkat ketergantungan impor dari produk ini.

Bahkan kebijakan pemerintah merelaksasi impor bawang putih tak cukup untuk menurunkan harganya yang melambung tinggi di pasar sebagai imbas dari pandemi corona virus.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga bawang putih secara nasional sempat mencapai titik tertinggi sebesar Rp 55.700 per kilogram (kg) atau naik 70% dibandingkan rata-rata harga pada awal tahun sebesar Rp 32.650 per kg.

Dalam rangka kegiatan pendampingan dan pengawalan untuk komoditas bawang putih inilah maka beberapa waktu yang lalu Dinas Pertanian Bantaeng bersama dengan Kontratani Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Loka serta Petugas Pendamping Bawang Putih melakukan pengambilan ubinan sekaligus panen benih bawang putih perdana pada kelompok tani ‘Petani Berdasi’ di Kampung Lannying IV, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere pada Kamis 16 april 2020 lalu.

"Kami bersama Tim tetap turun ke lapangan mendampingi kegiatan petani, di tengah kondisi social distancing yang diterapkan pemerintah,” kata Hendra Asmar, S.ST, Koordinator Penyuluh Pertanian di BPP Loka.

Kegiatan pengambilan ubinan dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian Desa Bonto Lojong Suhardi Baharuddin, SP. dan Hendra Asmara, S.ST. selaku koordinator penyuluh pertanian BPP, didampingi oleh Kepala Seksi Produksi Hortikultura Hj. Asmirayanti, S.TP., M.Si serta Muhlis, SP. selaku petugas dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Maros.

Lahan kelompok Tani ‘Petani Berdasi’ ini telah ditanami bawang putih seluas 7 Ha, namun pemanenan baru dilakukan seluas 1 Ha.

Hasil panen inilah yang nantinya digunakan sebagai bakal benih yang akan ditanam dalam upaya perluasan areal tanam bawang putih di wilayah Bantaeng sekaligus untuk mendukung tercapainya swasembada bawang putih pada tahun 2021 , demikian ucap Ketua Poktan Muh. Nur.

Dari kegiatan pengambilan ubinan diketahui berat basah hasil konversi sebesar 10,2 ton per Ha, yang menunjukkan bahwa hasil panen yang diperoleh cukup memuaskan meskipun masih terkendala dengan minimnya pengalaman petani untuk menanam bawang putih.

Melalui kegiatan ubinan diketahui banyak faktor yang mempengaruhi produksi bibit bawang putih antara lain, waktu tanam, iklim, dan juga hama penyakit tanaman.

Ir. Budi Taufiq, M.Si. selaku Kepala Dinas Pertanian mengharapkan, dari kegiatan ini petani dapat memprediksi hasil panen sehingga dapat dilakukan analisis usaha pertanian.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Bantaeng, Ir. Budi Taufiq, M.Si. selaku Kepala Dinas Pertanian, Suryani Samung, S.Sos., MP. selaku Kepala Bidang Hortikultura, serta para petugas pendamping bawang putih di Bantaeng yang terdiri atas Kasman, SP., M.Si., Akhriani Rachim, S.Pt., Syamsuddin, A.Md., Nur Reskiyawati, SP., dan Muh Tabrani, SP

Para petugas pendamping yang terdiri dari penyuluh pertanian yang ada di Konstratani inilah yang nantinya akan terus memberikan materi penyuluhan kepada petani, memotivasi petani agar menerapkan budidaya bawang putih yang baik dan benar serta mengidentifikasi lahan yang cocok ditanami bawang putih untuk pengembangan kawasan/sentra baru.

“Insya Allah, di tengah pandemic virus covid-19 ini kami tetap turun ke lapangan, memberikan penyuluhan dan mendampingi petani agar target peningkatan produksi bawang putih dapat terwujud menuju swasembada bawang putih,” tutur Hendra. (FIT/RSN) BBPP-BK.

Rabu, 15 April 2020

Petani Millenial Rela Menempuh Jarak 15 Km Demi Menjaga Ketersediaan Benih Padi di Tengah Pandemi COVID-19


Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Akibat dari Pandemi Virus Covid-19 sebagian telah berdampak dengan melemahnya dan bahkan terhentinya berbagai sektor usaha, namun hal itu tidak berlaku bagi sektor pertanian.

Sektor Pertanian tidak mungkin terhenti karena pertanian berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan.

Untuk itulah semua pejuang pangan di negeri ini dengan semangatnya telah berjuang dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional yang di support langsung oleh himbauan semangat dari Menteri Pertanian kita, Syahrul Yasin Limpo yang meminta kepada para insan pertanian untuk terus aktif bergerak dan tidak berhenti dalam mengawal ketersediaan pangan rakyat Indonesia.

Sebagai implementasi dari himbauan itu, salah satu program jangka pendek Kementan tahun 2020 adalah menjamin ketersediaan komoditas pangan strategis 3 bulan ke depan untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk.

Kelompok Tani dan atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ataupun Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah bagian dari  pasukan yang telah dan akan terus mendukung  program pembangunan pertanian, termasuk dukungan dari petani milenial yang jumlahnya kurang lebih 2,7 juta serta dukungan petani  yang bukan milenial yang jumlahnya sekitar 30,4 juta yang tak pernah berhenti dengan komitmen bersama untuk tetap bekerja, berhasil guna dalam pemenuhan kebutuhan pokok dalam situasi apapun.

Dalam situasi Pandemi Covid 19 saat ini, tidak membuat insan pertanian untuk tidak bergerak seperti halnya Kiki, seorang alumni Fakultas  Teknologi Pertanian Unhas yang memilih tetap mengabdi di desa, menjadi tenaga pendamping pada Kelompok tani.

Kiki bergabung sebagai anggota kelompok tani Bombong yang  bergerak di bidang penangkaran benih padi yang berdomisili di Desa Biangkeke, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng.

Varietas yang ditanam adalah Inpari 7 dan varietas cigeulis dengan kelas benih adalah Benih Penjenis (BP), yang dikenal pula sebagai Breeder Seed berlabel warna kuning.


Walaupun saat sekarang ini pandemi covid-19 sedang mewabah, semua masyarakat  diminta untuk tetap tinggal di rumah, namun bukan berati tidak mengindahkan himbauan pemerintah seprti halnya Kiki sebagai tenaga pendamping dan anggota kelompok  untuk tetap rela keluar rumah menuju lokasi penangkaran yang berjarak 15 km dari rumahnya.

Hal itu di lakukan sebagai hasil komitmen untuk tetap bekerja dalam situasi apapun demi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, oleh sebab itu Kiki melakukan itu semua dengan perinsip bahwa kegiatan penangkaran benih padi haruslah tetap berjalan, untuk menjaga ketersediaan benih padi petani untuk musim tanam berikutnya. 

Pada proses kegiatan penangkaran, dimulai dengan memesan benih sumber dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi dan dari Balai Benih Induk (BBI) Tanaman Pangan Maros.

Benih sumber inilah yang selanjutnya ditanam pada lahan seluas 3,8 Ha. 

Menurut Kiki, produksi benih padi di Kelompok binaanya belumlah mencapai target yang diinginkan, masih sekitar 6 ton/ha, padahal sudah menggunakan dosis pupuk Urea 200 kg/ha,  dan Phonska 150 kg/ha.

Kiki berharap “Masih perlu diidentifikasi apa faktor penyebab produksinya masih belum sesuai harapan”, ungkapnya.

“Kami masih mengharapkan adanya bimbingan Tim Penyuluh Pertanian BPP setempat tentang bagaimana mendapatkan dan memproduksi  benih agar mendapatkan kualitas benih yang baik dan produksinya tinggi, serta bimbingan penggunaan PUTS dan PUP”, harap Kiki.

Semoga para petani lebih termotivasi untuk menggunakan  benih yang berlabel sehingga produksi padinya bisa meningkat untuk menunjang ketersediaan stok pangan, utamanya beras. (RNY/JML/RSN) BBPP-BK.

Sinergitas Kostratani dan Poktan Panen Bawang di Tengah Pandemi Covid 19


Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat strategis, yang memilliki peranan penting dalam perekonomian nasional.

Jelang ramadan dan idul fitri, ketersedian stok pangan termasuk bawang merah menjadi hal utama bagi pemerintah. 

Tantangan ketersedian pangan saat ini juga kian kompleks karena pendemi Covid 19  yang menyebar ke lebih 200 negara di dunia termasuk Indonesia.

Menteri Pertanian, Syahrul yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi Covid-19.  

"Ketersedian stok pangan termasuk bawang merah menjadi hal yang utama bagi pemerintah", ungkapan tersebut dibuktikan dengan kemampuan produksi petani bawang merah di berbagai daerah .

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian  ( BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi juga menegaskan Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, Ini membuktikan pertanian tidak berhenti.

Lanjut Dedy Nursyamsi, Para penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen dan pemprosesannya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan.


Dari arahan, pernyataan dan himbaun tersebut, pada Tanggal 14 April 2020, Petani Bawang Merah dari kelompok Tani Lannying I Desa Bonto Lojong Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan panen bawang merah dengan luas lahan 45 Ha dan Produktivitas Rata-rata 10 Ton/Ha yang menggunakan Varietas Lokana . 

Kegiatan panen didampingi langsung oleh Penyuluh pertanian Hendra Asmara , S.ST, M.Si. Kesigapan Penyuluh sebagai ujung tombak pertanian menjadi bukti bahwa penyuluhan tetap berjalan di tengah kekhawatiran karena pelaksanaannya di tengah pendemi Covid 19.


Ditengah maraknya pendemi covid 19, para penyuluh pertanian harus terus melakukan pendampingan ke petani dalam pengelolaan usaha taninya, agar ketersedian pangan nasional khususnya Komoditi Bawang Merah dapat selalu tersedia setiap saat. 

"Dalam melaksanakan pendampingan, kami sebagai penyuluh pertanian dan petani binaan tetap memperhatikan SOP penanganan Covid 19, sehingga semuanya tetap sehat dan terhindar dari Covid 19," Ungkap Hendra Asmara. 

"Semoga wabah ini cepat berlalu dan kita semua bisa kembali beraktivitas normal." tutupnya.

Salam Kostratani...
(ERM/HDA/JML) BBPP-BK.

Jumat, 10 April 2020

Sambil Panen Padi, Petani Iskandar Dapat Masker Gratis dari Kadis Pertanian Bantaeng



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Tak bisa dipungkiri, akibat semakin mewabahnya virus corona atau Covid-19 saat ini membuat kebutuhan akan masker semakin langkah dan mahal dipasaran.

Hal ini mendorong  Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng membagikan ratusan masker secara gratis kepada masyarakat, termasuk para  petani  yang tengah melakukan panen padi di Desa Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, kamis (09/04).


Kepala Dinas Pertanian Kab. Bantaeng, Budi Taufik mengatakan kegiatan yang dilakukan adalah bentuk kepedulian kepada masyarakat, khususnya petani yang terus berupaya menyediakan pangan untuk kita semua.  

"Pembagian  masker secara gratis ini akan diberikan lagi secara bertahap sebagai upaya menghindari penyebaran virus corona, terangnya.

“Kiranya semua masyarakat untuk tetap selalu waspada dan menjaga kebersihan serta menerapkan pola hidup sehat,  tetap di rumah saja, dan  yang memang harus bekerja di luar rumah hendaknya berhati-hati serta menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang ditetapkan pemerintah,” imbuh Budi.


Selain kepada petani, pembagian masker ini juga diberikan kepada pengguna jalan yang melintas saat itu.

Masker yang dibagikan merupakan masker kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai kembali.

Sementara itu, Iskandar salah satu petani penerima masker gratis berterima kasih atas masker yg diberikan.

"Saya ucapkan terimakasih, masker ini sangat berguna sekali karena setiap hari kami bekerja diluar rumah, dan juga masker saat ini sudah langkah dijual ditoko-toko, ungkapnya. 

"Semoga wabah virus corona ini cepat berlalu dan normal kembali, karena profesi kami sebagai petani yang harus keluar rumah untuk ke lahan kami, harap Iskandar.

'Makanya, lanjut Iskandar,  bagi masyarakat yang bisa bekerja di rumah, tetap di rumah saja, biar kami yang sediakan berasnya”, pungkasnya.(RNY-JML) BBPP - BK.

Selasa, 07 April 2020

Di Tengah Covid 19, P4S Insan Cemerlang Binaan BBPP Batangkaluku Panen Kakao



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) -Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan kelembagaan pelatihan/permagangan petani yang tumbuh dan berkembang dari petani, oleh petani, dan untuk petani yang secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian di wilayahnya.

Salah satu P4S yang menjadi binaan BBPP Batangkaluku adalah P4S Insan Cemerlang yang berlokasi Desa Pattallassang, Kecamatan Tompobulu, 
Kabupaten Bantaeng. 

Komoditas andalan P4S Insan Cemerlang adalah tanaman kakao. 

P4S Insan Cemerlang memiliki populasi tanaman kakao 500 Pohon dengan produksi 3,5 Ton Basah/Tahun. 

Saat ini kondisi kakao P4S sudah memasuki masa panen, meskipun terjadi wabah Covid 19,  Ketua P4S Insan Cemerlang di Bantaeng masih melakukan panen Kakao. 

Menurut ketua P4S, Kakao adalah salah satu komoditas perkebunan yang sangat strategis, oleh karenanya meskipun ada anjuran untuk tetap di rumah, kami tetap melaksanakan panen di kebun. 

Pertimbangannya sederhana, selain interaksi dengan orang luar minim, memetik kakao juga membuat fisik semakin sehat karena berkeringat. 

Kakao merupakan salah satu diantara tujuh komoditas strategis perkebunan dalam menggenjot devisa negara selain kopi, jambu mente, lada, vanili dan pala.

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, dalam 5 tahun kedepan Kementerian Pertanian telah menetapkan target utama untuk meningkatkan ekspor 3 kali lipat salah satunya komoditas kakao yaitu peningkatan produksi sebesar 7% sampai tahun 2024.(SMY, JML) BBPP-BK

Minggu, 13 Oktober 2019

Gubernur Berharap Melalui PKB dan PLKB Lahirkan Generasi Bebas Stunting di Sulsel

Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah (NA) berharap dengan adanya kegiatan Jambore Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), bisa melahirkan generasi-generasi bergizi dan kuat.

Hal tersebut disampaikan langsung di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng beserta seluruh hadirin, di Lapangan Seruni Kabupaten Bantaeng, Sabtu, (12/10/2019).

Nurdin Abdullah mengaku, tugas dari para penyuluh selain menekan angka penduduk dengan program KB, juga diharap bisa menekan angka stunting.

"Kita harap anak-anak yang lahir bisa memiliki gizi yang bagus, agar punya generasi yang kuat, tentu ini menjadi tugas kita bersama," kata Mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.

Prof NA menjelaskan, para PKB dan PLKB yang hadir di Jambore ini sangat tangguh dalam melaksanakan tugas.

"Mereka ini adalah yang membantu untuk menekan lonjakan penduduk di suatu wilayah," lanjutnya.

Pada acara tersebut, ribuan penyuluh KB dan Petugas Lapangan KB dari 24 kabupaten kota hadir di Jambore yang pertama kali digelar di Indonesia tersebut.

Kepala BKKBN Pusat Harto Wardoyo mengatakan, kegiatan ini merupakan jambore yang pertama kali digelar di Indonesia.

"Kalau di BKKBN tiga prgram utama yakni program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga," katanya.

Untuk yang pertama yakni perogram kependudukan jelasnya, tentu semua elemen punya pekerjaan rumah besar termasuk tentu pemerintah daerah.

"Pemerintah pasti punya kebijakan berbeda-beda karena demografi wilayah juga berbeda. Jadi, ini harus dikaji agar bisa sinergi dengan pemerintah," ungkap mantan Sekjen Apkasi Indonesia ini. 

Untuk program keluarga berencana, memang terus didengungkan karena banyak warga yang melahirkan tapi belum melakukan KB.

"Ini karena belum memiliki pelayanan KB yang maksimal, sehingga kita harus hadir di tengah masyarakat," jelas alumni Unhas Makassar ini.

Sementara terakhir untuk program pembangunan keluarga, masih belum ada di daerah mana pun. Sehingga pihaknya akan menerapkan program ini dengan baik. "Kami akan membuat kajian indepht untuk menjalankan program ini," pungkasnya. (#). 

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved