-->

Sabtu, 18 April 2020

Panen Bawang Putih Kelompok Tani Berdasi di Bantaeng Didampingi Kostratani

Panen Bawang Putih Kelompok Tani Berdasi di Bantaeng Didampingi Kostratani


Sigapnews.com, Bantaeng - Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan IT dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan   Kostratani, pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengelolaan yang lebih modern.

Ditengah kondisi pandemic virus covid-19, peran konstrani menjadi sangat penting untuk mengawal ketersediaan pangan.

Hal Ini di pertegas oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengatakan "Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern, apalagi di saat ini Corona atau COVID-19 yang sedang menyerang, peran Kostratani ini menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan," kata Dedi.

Kepala BPPSDMP itu mengharapkan kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada (komoditas) pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, salah satu kegiatan kostratani yang cukup penting saat ini adalah pengawalan terhadap program swasembada bawang putih.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendukung para petani untuk membudidayakan bawang putih. Seperti yang diketahui bahwa kebutuhan konsumsi bawang putih dalam negeri adalah 500 ribu ton per tahun atau sekitar 47 sampai 48 ribu ton per bulan, akan tetapi produksi dalam negeri belum mampu memenuhi, sehingga untuk mencukupinya, didatangkan melalui pasokan dari luar negeri, dengan demikian untuk komoditas bawang putih ini memang perlu menjadi perhatian bersama karena tingginya tingkat ketergantungan impor dari produk ini.

Bahkan kebijakan pemerintah merelaksasi impor bawang putih tak cukup untuk menurunkan harganya yang melambung tinggi di pasar sebagai imbas dari pandemi corona virus.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga bawang putih secara nasional sempat mencapai titik tertinggi sebesar Rp 55.700 per kilogram (kg) atau naik 70% dibandingkan rata-rata harga pada awal tahun sebesar Rp 32.650 per kg.

Dalam rangka kegiatan pendampingan dan pengawalan untuk komoditas bawang putih inilah maka beberapa waktu yang lalu Dinas Pertanian Bantaeng bersama dengan Kontratani Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Loka serta Petugas Pendamping Bawang Putih melakukan pengambilan ubinan sekaligus panen benih bawang putih perdana pada kelompok tani ‘Petani Berdasi’ di Kampung Lannying IV, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere pada Kamis 16 april 2020 lalu.

"Kami bersama Tim tetap turun ke lapangan mendampingi kegiatan petani, di tengah kondisi social distancing yang diterapkan pemerintah,” kata Hendra Asmar, S.ST, Koordinator Penyuluh Pertanian di BPP Loka.

Kegiatan pengambilan ubinan dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian Desa Bonto Lojong Suhardi Baharuddin, SP. dan Hendra Asmara, S.ST. selaku koordinator penyuluh pertanian BPP, didampingi oleh Kepala Seksi Produksi Hortikultura Hj. Asmirayanti, S.TP., M.Si serta Muhlis, SP. selaku petugas dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Maros.

Lahan kelompok Tani ‘Petani Berdasi’ ini telah ditanami bawang putih seluas 7 Ha, namun pemanenan baru dilakukan seluas 1 Ha.

Hasil panen inilah yang nantinya digunakan sebagai bakal benih yang akan ditanam dalam upaya perluasan areal tanam bawang putih di wilayah Bantaeng sekaligus untuk mendukung tercapainya swasembada bawang putih pada tahun 2021 , demikian ucap Ketua Poktan Muh. Nur.

Dari kegiatan pengambilan ubinan diketahui berat basah hasil konversi sebesar 10,2 ton per Ha, yang menunjukkan bahwa hasil panen yang diperoleh cukup memuaskan meskipun masih terkendala dengan minimnya pengalaman petani untuk menanam bawang putih.

Melalui kegiatan ubinan diketahui banyak faktor yang mempengaruhi produksi bibit bawang putih antara lain, waktu tanam, iklim, dan juga hama penyakit tanaman.

Ir. Budi Taufiq, M.Si. selaku Kepala Dinas Pertanian mengharapkan, dari kegiatan ini petani dapat memprediksi hasil panen sehingga dapat dilakukan analisis usaha pertanian.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Bantaeng, Ir. Budi Taufiq, M.Si. selaku Kepala Dinas Pertanian, Suryani Samung, S.Sos., MP. selaku Kepala Bidang Hortikultura, serta para petugas pendamping bawang putih di Bantaeng yang terdiri atas Kasman, SP., M.Si., Akhriani Rachim, S.Pt., Syamsuddin, A.Md., Nur Reskiyawati, SP., dan Muh Tabrani, SP

Para petugas pendamping yang terdiri dari penyuluh pertanian yang ada di Konstratani inilah yang nantinya akan terus memberikan materi penyuluhan kepada petani, memotivasi petani agar menerapkan budidaya bawang putih yang baik dan benar serta mengidentifikasi lahan yang cocok ditanami bawang putih untuk pengembangan kawasan/sentra baru.

“Insya Allah, di tengah pandemic virus covid-19 ini kami tetap turun ke lapangan, memberikan penyuluhan dan mendampingi petani agar target peningkatan produksi bawang putih dapat terwujud menuju swasembada bawang putih,” tutur Hendra. (FIT/RSN) BBPP-BK.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved