-->

Rabu, 23 April 2025

Presiden Prabowo dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Kunjungi Ogan Ilir untuk Tanam Padi Serentak

Ogan Ilir - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menko Pangan, Zulkifli Hasan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Selatan hari ini dalam rangka memimpin kegiatan tanam padi serentak di 14 provinsi secara nasional. Dalam kegiatan tersebut, Presiden turut serta dalam kegiatan tanam padi menggunakan drone pertanian yang mampu menyebar benih secara efisien di area yang luas.

“Alhamdulillah, hari ini saya diundang oleh Menteri Pertanian dan Gubernur Sumatra Selatan untuk melihat peningkatan  lahan dari yang tadinya rawa dan tidak produktif dan katanya disini adalah tempat buaya. Sekarang sedang dibangun 105.000 hektare sawah dengan teknik-teknik yang paling modern di dunia. Tadi saya sendiri mencoba , kaget juga, saya untuk pertama kali mengendalikan drone,”ujar Presiden Prabowo pada kegiatan tanam di Desa Pelabuhan Dalam Kec. Pamulutan Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Rabu(23/4).

Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas upaya yang dilakukan berbagai pihak dalam mendorong swasembada pangan nasional. Dalam sambutannya, Presiden menekankan pentingnya manajemen air dan perawatan lahan yang optimal untuk memastikan hasil panen maksimal.

“Drone itu yang menebarkan benih. Ini ternyata bisa satu hari 25 hektare. Yang  tadinya 1 hektare ke tenaga manusia  dikerjakan selama 25 hari sekarang 25 hektare 1 hari dan ini nanti ada 100.000 hektar sawah yang produktif disini,”kata Presiden Prabowo. 

 Presiden Prabowo mengatakan sesuai laporan yang di terima Beliau, program ini diperkirakan akan meningkatkan produksi beras Sumsel dari 3 juta ton menjadi 4 juta ton per tahun—kenaikan sebesar 25 persen. Langkah nyata ini tentu menjadikan Indonesia tidak hanya swasembada pangan, tetapi menuju posisi sebagai lumbung pangan dunia.

“Kita sudah bisa membantu negara sahabat seperti Malaysia. Kita bukan negara yang minta-minta, kita negara yang membantu. Ini membanggakan. Negara kuat adalah negara yang mampu menjamin ketahanan pangannya sendiri,” tegas Presiden Prabowo.

Presiden juga menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan petani sebagai produsen pangan utama bangsa. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh petani dan pemangku kepentingan yang telah berkontribusi dalam transformasi sektor pertanian ini.

“Terima kasih kepada semua unsur , Terima kasih Menteri Pertanian dan semua jajarannya , semua stakeholder, semua unsur saya ucapkan terima kasih juga pemerintah-pemerintah daerah para gubernur, bupati, pemimpin-pemimpin di daerah, kelompok tani”.

“Semuanya bahu-bahu dari semua daerah kita angkat kemampuan kita, kita angkat penerimaan janji yang didapat oleh para petani kita, para petani kita adalah kelompok produsen, kelompok yang menghasilkan pangan untuk seluruh bangsa Indonesia kalau pangan kita aman , negara aman”kata Presiden Prabowo. 

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Mentan menyampaikan bahwa pada bulan April ini, penanaman serentak dilakukan di 160 kabupaten di seluruh Indonesia, melibatkan 8 gubernur dan 3 wakil gubernur. Target tanam bulan ini mencapai 1,3 juta hektare, dengan proyeksi hasil sebesar 7,5 juta ton gabah atau setara 3,5–4 juta ton beras. Angka ini jauh di atas kebutuhan bulanan nasional yang berkisar di 2,5 juta ton.

“Khusus Sumatera Selatan, tahun lalu produksinya mencapai 2,9 juta ton. Tahun ini kita optimis bisa mencapai 3,7 juta ton. Ini bukan hanya target, tapi berdasar realita dan tren positif serapan serta produksi,” ujar Mentan Amran.

Mentan Amran juga menambahkan bahwa serapan beras nasional hingga April ini menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir, dan stok beras nasional tembus 3 juta ton—angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir.

“Dalam program ini, pemerintah juga telah memperbaiki irigasi di seluruh Indonesia dengan cakupan hingga 2 juta hektare lahan sawah, yang akan semakin mendukung keberhasilan tanam dan produktivitas petani,” kata Mentan Amran.

Menko Pangan, Zulkifli Hasan, turut menyatakan keyakinannya terhadap kinerja sektor pertanian nasional. Ia menyebut Menteri Pertanian sebagai sosok tangguh yang telah mendorong produksi dalam negeri ke arah swasembada.

“April ini stok beras kita 3 juta ton. Jika kondisi normal hingga 2026, kita tidak perlu impor beras lagi. Apalagi Mentan terus menggenjot penanaman dan membuka lahan baru, walaupun irigasi belum semuanya selesai. Jika irigasi tuntas dan tidak ada kemarau panjang, produksi akan melimpah,” kata Menko Zulhas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga April 2025 produksi gabah nasional telah mencapai 13,9 juta ton, sementara kebutuhan beras sekitar 2,6 juta ton per bulan. 

“Artinya, Indonesia saat ini berada dalam kondisi surplus pangan yang signifikan,” tutup Menko Zulhas. 

Diketahui, kegiatan tanam serentak ini dilaksanakan secara hybrid di 14 provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, hingga NTB dengan melibatkan ribuan petani dan penyuluh lapangan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan, jajaran Forkopimda, serta ribuan petani yang antusias mengikuti proses tanam padi secara langsung.

(Red) 

Jumat, 18 April 2025

Brigade Pangan Sidrap Siap Menuju IP 300 dan Swasembada Pangan 2025


Sidrap, Sigapnews.com, Seluruh Brigade Pangan di Kabupaten Sidenreng Rappang mengikuti rapat koordinasi pangan II dalam rangka penerapan IP 300 tahun 2025 yang dilaksanakan di lapangan upacara SKPD Sidrap, Rabu (16/4).


Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah seluruh elemen dalam mendukung kebijakan strategis di sektor pertanian dan ketahanan pangan.

Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai pilar utama bagi stabilitas sebuah negara. 

Mentan Amran mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kondisi darurat pangan global yang bisa berdampak serius pada Indonesia jika tidak diantisipasi dengan baik.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak.

“Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi melalui peningkatan produktivitas, penggunaan benih unggul, teknologi lainnya dan inovasi. 

"Sementara ekstentifikasi kita dorong oplah pada lahan rawa dan cetak sawah rakyat,” papar Idha.

Dalam rakor tersebut, ditetapkan penerapan IP 300 di lahan 51.839 hektare dengan target produksi 1.051.869 ton GKP per tahun untuk mendukung swasembada pangan.

Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian, Prof Fadjry Djufry selaku Pj. Swasembada Pangan Sulsel mengapresiasi langkah Bupati Sidrap yang menargetkan 1 juta ton lebih produksi beras yang siap mendukung swasembada pangan nasional. 


"Kami sangat berharap Kabupaten Sidrap menjadi contoh pertanian maju dan kabupaten pertama melaksanakan program IP 300 secara serentak dan menggunakan semua peralatan modern sehingga bisa menghemat waktu dan menghasilkan kualitas gabah yang lebih baik,” ungkap Prof Fadjry dalam sambutannya.

Rapat dipimpin langsung oleh Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif. Dalam arahannya, ia menyebut hasil panen berpotensi meningkat karena sejumlah faktor pendukung sudah terpenuhi, seperti ketersediaan pupuk dan air yang lancar, benih yang berkualitas, serta harga gabah yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp6.700 per kilogram.

“Teknologi pertanian yang kita miliki sangat banyak, tanah kita cukup luas, Maka target saya, melalui rumusan rapat tudang sipulung sudah dipersiapkan untuk kita melakukan langkah berani menanam 3 kali setahun atau IP 300,” jelas Syaharuddin.

Manager Brigade Pangan Alesalewo , Agung mengatakan pihaknya akan berkomitmen penuh untuk mengawal swasembada pangan.

"Bantuan alat mesin pertanian akan kami optimalkan sebaik mungkin, untuk mendukung percepatan tanam dan efisiensi kerja di lapangan. Kami juga siap mendampingi petani mulai dari pengolahan lahan hingga pascapanen," jelas Agung.

(Red) 

Kamis, 17 April 2025

Menggali Potensi Ketahanan Pangan Nasional Lewat Brigade Pangan Kementan

Jakarta, Sigapnews.com, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan akan fokus dalam upaya meningkatkan produksi pangan utama dalam hal ini beras, sebagai bagian dalam upaya mengejar target swasembada pangan. Salah satu yang digalakkan untuk mencapai target swasembada pangan adalah optimalisasi lahan pertanian melalui pembentukan Brigade Pangan (BP).

“Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan dalam mengelola dan mengoptimalkan lahan pertanian secara modern, profesional dan terampil dengan menjalankan usaha yang berorientasi bisnis dan menghasilkan pendapatan dan keuntungan,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menyampaikan sambutan pembukaan pelatihan bagi Brigade Pangan di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Amran mengatakan melalui Brigade Pangan, Kementan berupaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan swasembada pangan dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi modern dan melibatkan generasi muda.

“Brigade Pangan mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektar per brigade. Program ini juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih,” kata Mentan Andi Amran Sulaiman.

Selain itu, Brigade Pangan diberikan dukungan berupa alat dan mesin pertanian, pelatihan, serta akses ke benih unggul, pupuk, dan pestisida. “Program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan nasional tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda,” katanya.

Salah satu kunci sukses peningkatan produksi pangan menurut Amran adalah pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan). Dengan pemanfaatan alsintan, dapat membantu mempercepat proses pengolahan tanah, penanaman, hingga panen.

“Dalam situasi di mana tenaga kerja pertanian semakin berkurang, alsintan menjadi solusi untuk memastikan proses pertanian tetap berjalan lancar. Dengan penggunaan alsintan pengelolaan lahan lebih terstruktur, termasuk optimalisasi lahan rawa dan pencetakan sawah rakyat,” tutur Menteri Amran.

“Alsintan bukan hanya alat,
tetapi juga simbol modernisasi pertanian yang mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan nasional. Dengan bantuan alsintan, Brigade Pangan dapat mencapai target swasembada pangan melalui percepatan olah tanah, tanam, dan panen secara serempak,” papar Amran.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan pihaknya menargetkan pembentukan 4.224 Brigade Pangan. Saat ini, jumlah Brigade Pangan yang telah terbentuk sebanyak 1.900 yang tersebar di 16 Provinsi, yaitu 1.779 pada tahun 2024 dan 121 pada tahun 2025.

“Saat ini, Brigade Pangan yang sudah beroperasi mencapai 1.154 BP dengan cakupan luas lahan mencapai 230.800 Hektar yang tersebar di 12 Provinsi,” ungkap Santi.

Dengan jumlah Brigade Pangan dan luas lahan wilayah kerja Brigade Pangan tersebut, Brigade Pangan telah mendapatkan bantuan alat dan mesin pertanian sebanyak 2.347 unit berupa Traktor Roda 4 sebanyak 647 unit, TR2 sebanyak 1.391 unit, dan Crawler sebanyak 309 unit.

Santi menjelaskan dalam rangka meningkatkan kompetensi petani pengelola Brigade Pangan dalam mengoptimalkan kinerja alat dan mesin pertanian, maka Kementan melalui BPPSDMP melaksanakan rangkaian kegiatan peningkatan kapabilitas SDM Pertanian yaitu Pelatihan bagi Brigade Pangan.

Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty juga menjelaskan secara teknis bahwa Pelatihan dilaksanakan dengan beberapa sesi dimana setiap pelatihan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari secara offline.

“Pelatihan yang dibuka serentak di 12 provinsi lokasi Oplah ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengelola Brigade Pangan dalam mengoperasikan TR2 dan TR4 untuk mengoptimalkan olah tanah di wilayah kerja BP dan menyusun laporan usaha tani serta penyisihan pendapatan untuk biaya penyusutan Alsintan,” terang Inneke.

Ditambahkan Inneke, untuk Bulan April Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 30 April 2025 di 12 Provinsi wilayah Oplah. Dengan target peserta pelatihan sebanyak 16.382 orang.

“Diharapkan dengan diberikannya pelatihan ini bisa mendorong pertanaman dan panen padi khususnya di 12 provinsi lokasi Oplah ini, guna mendorong terwujudnya swasembada pangan dalam waktu dekat ini”, tegas Inneke.

(Red) 

Kolaborasi Bupati Soppeng dan Gubernur Sulsel untuk Tingkatkan Kesejahteraan Pertanian


Soppeng, Sigapnews.com, Setelah melakukan rapat koordinasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan, Bupati Soppeng, H. Suwardi Haseng, SE, menunjukkan komitmennya dengan bertindak cepat untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut, Kamis, 17 April 2025.

Gerak cepat Bupati Soppeng ditunjukkan dengan melakukan koordinasi teknis dengan berbagai pihak terkait, termasuk Ir. Yusuf M.Si dari Balai Penerapan Instrumen Pertanian Sulawesi Selatan (BSIP) dan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. Uvan Nurwahidah S.M.Si. 

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas TPHPKP Kabupaten Soppeng, Alia Warjuni.

Dalam pertemuan ini, Bupati Soppeng memberikan arahan yang jelas terkait realisasi target Luas Tambah Tanam (LTT) untuk komoditas pangan di Kabupaten Soppeng hingga bulan April 2025. 

Peningkatan kapasitas pertanian di daerah ini sangat penting, baik untuk pemenuhan kebutuhan pangan lokal maupun untuk kesejahteraan petani itu sendiri. 

Melalui pengawasan yang ketat dan bimbingan dari pihak terkait, diharapkan target tersebut dapat tercapai dengan baik.

Selain membahas LTT, Bupati Suwardi juga menekankan pentingnya kemajuan program Optimasi Lahan Rawa (Oplah). 

Program ini merupakan inisiatif strategis untuk memanfaatkan lahan rawa yang ada di Kabupaten Soppeng guna meningkatkan produksi pertanian. 

Bupati Soppeng Suwardi Haseng menginstruksikan agar dilakukan koordinasi segera dengan penyuluh pertanian. 

Hal ini bertujuan untuk membahas dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk mencapai target LTT dan mendapatkan hasil yang optimal dari program Oplah.

Bupati juga menekankan pentingnya menjaga komunikasi yang erat dengan tim dari Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tengah melakukan survei terkait progress program Oplah. 

Melalui kolaborasi ini, diharapkan bisa diperoleh data yang valid dan akurat mengenai kondisi lahan serta potensi yang ada. 

Komunikasi yang baik antar semua pihak menjadi kunci dalam memantau dan mengoptimalkan pengelolaan lahan pertanian yang ada.

Tindakan yang diambil oleh Bupati Soppeng ini menggarisbawahi komitmennya untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan inisiatif pertanian yang sangat penting bagi perekonomian daerah. 

Dengan menyelaraskan berbagai pihak dalam kegiatan pertanian, diharapkan hasil yang dicapai akan lebih maksimal. 

Langkah ini juga mencerminkan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung dan memberikan arahan kepada para petani serta stakeholder lainnya.

Bupati H. Suwardi Haseng, SE, terus menunjukkan kepemimpinannya dalam menggerakkan sektor pertanian dengan pendekatan yang strategis dan kolaboratif. 

Dengan adanya koordinasi yang solid, diharapkan Kabupaten Soppeng dapat mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani melalui pengembangan dan pemanfaatan sumber daya pertanian secara optimal.

Melalui langkah-langkah konkret yang diambil oleh Bupati Soppeng, diharapkan sektor pertanian di wilayah ini dapat berkembang pesat, serta memenuhi kebutuhan pangan di daerah. 

Kerjasama yang erat antara pemerintah, penyuluh pertanian, dan tim dari Unhas adalah kunci sukses dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. 

Semoga upaya ini dapat membawa Kabupaten Soppeng menuju kemajuan yang lebih baik dalam bidang pertanian.

(Red) 

Selasa, 15 April 2025

Efisiensi Pertanian Meningkat: Brigade Pangan di Sidenreng Rappang Manfaatkan Alsintan

Sidenreng Rappang, Sigapnews.com, Petani yang tergabung dalam Brigade Pangan di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, mulai mengoptimalkan pengolahan lahan dengan memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian. Selasa (15/4/2025).

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pengoptimalan lahan serta penerapan teknologi modern menjadi kunci utama dalam mendorong peningkatan hasil produksi pertanian. 

“Kami membentuk brigade, mengoptimalkan lahan rawa, dan mencetak sawah baru sebagai bagian dari upaya transformasi pertanian menuju modernisasi". 

"Kami berkomitmen mengadopsi mekanisasi di seluruh lini kegiatan pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas,” ujarnya. 

Menurut Menteri Amran, penggunaan alsintan ini akan membawa sektor pertanian Indonesia ke tingkat yang lebih maju dan berkelanjutan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa pembentukan Brigade Pangan bertujuan meningkatkan frekuensi tanam dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali dalam satu musim. 

Hal ini diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan lahan dan meningkatkan produksi pangan nasional.

Manager Brigade Pangan, Agussalim, menyatakan bantuan traktor roda 4 mempercepat pengolahan lahan dibandingkan sebelumnya yang hanya menggunakan traktor roda 2 dengan kapasitas 2 hektar per musim tanam. 

“Dengan traktor roda 4, kami menargetkan mampu mengolah 3 hektar per hari,” kata Agussalim. 

Ia juga menjelaskan bahwa tarif pengoperasian traktor roda 4 lebih efisien dan mendorong peningkatan pendapatan anggota brigade.

Sementara itu, Manager Brigade Pangan lainnya, Agung Alesalewo, menyampaikan bahwa di Desa Takkalasi, lahan yang telah diolah menggunakan alsintan mencapai 5 hektar dari total 10 hektar milik warga. 

“Pengoperasian alsintan membuat proses pengolahan lahan menjadi lebih mudah, efektif, dan cepat serta dapat meringankan tenaga dan biaya petani,” ujar Agung. 

Ia juga menargetkan semua pengurus brigade mampu mengoperasikan alsintan agar produktivitas semakin meningkat.

Dengan peningkatan kemampuan pengoperasian alsintan oleh anggota Brigade Pangan, diharapkan pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan dapat terwujud dan menjadi pendorong utama ketahanan pangan nasional.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan sektor pertanian melalui inovasi teknologi, peningkatan sumber daya manusia, dan optimalisasi lahan guna mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

(Red/*) 

Senin, 07 April 2025

Pasca Hari Raya Idul Fitri Capaian Rekor Pangan Indonesia: Prabowo Subianto Puji Upaya Petani di Panen Raya Majalengka

Majalengka, Sigapnews.com, Beberapa hari setelah Idul Fitri, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memimpin langsung Panen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. (7/4/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari panen serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota, sebagai langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS mencatat bahwa pada April 2025, potensi luas panen nasional mencapai 1.595.583 hektare, dengan estimasi produksi sebesar 8.631.204 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 4,97 juta ton beras. Secara kumulatif, produksi Januari–April 2025 tercatat 13.948.785 ton GKG, angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap capaian ini yang menurutnya merupakan hasil dari kerja keras para petani serta sinergi lintas sektor.

Ia juga menekankan bahwa keberhasilan ini bukan semata capaian teknis, namun juga keberhasilan moral dan sosial.

“Saya ingin sampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang telah bekerja keras, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, jajaran pemerintah, dan tentu saja para petani.

"Saudara-saudara petani adalah tulang punggung bangsa, tanpa pangan, tidak ada negara, tanpa pangan, tidak ada NKRI,” tegas Presiden Prabowo.

Presiden juga menyatakan kebahagiaannya karena pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, harga-harga pangan terkendali, stabil, dan terjangkau.

Ia menilai keberhasilan ini merupakan buah dari kerja nyata seluruh jajaran pemerintahan dan para petani di seluruh pelosok negeri.

“Banyak negara saat ini kekurangan beras, harga pangan menjulang. Bahkan di negara terkaya sekalipun, telur langka.

"Tapi kita, Alhamdulillah, sekarang ekspor telur dan harganya turun. Ini berkat kerja keras semua pihak.

"Ini hasil kebijakan yang masuk akal dan kesungguhan kita untuk membela rakyat,” tambah Presiden.

Empat belas provinsi utama seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, Sumatera Selatan, Aceh, Lampung, Sumut, Kalbar, Kalteng, Kalsel, NTB, dan Sulsel tercatat menyumbang hampir 91,42% produksi nasional bulan ini. Dengan luas panen 1,43 juta hektare dan produksi 7,89 juta ton GKG, wilayah ini menjadi tulang punggung produksi nasional. Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di luar Pulau Jawa, kontribusi tertinggi berasal dari Sulsel, Lampung, dan NTB.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan berhenti pada capaian ini.

Program strategis seperti cetak sawah, distribusi pupuk, teknologi pertanian, dan koperasi desa akan terus diperluas untuk mendorong kemandirian pangan.

“Saya ingin jadi Presiden yang berhasil menjaga harga pangan".

"Saya ingin rakyat kita menikmati protein yang cukup, harga yang terjangkau". 

"Kita ingin desa punya gudang, cold storage, apotek murah, dan truk pengangkut hasil panen, dan Kita ingin petani hidup makmur,” ujarnya penuh semangat.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang hadir mendampingi Presiden menyampaikan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari kebijakan yang tepat dan keberpihakan Presiden terhadap sektor pertanian.

“Terima kasih dari petani Indonesia. Harga gabah naik Rp6.500 per kilogram. Dan ini kebahagiaan petani seluruh Indonesia. Ada 100 juta petani yang berterima kasih kepada Bapak Presiden. 

"Kemudian juga terima kasih atas kebijakan pupuk yang lebih sederhana. Tadi kami keliling, petani berterima kasih karena mendapatkan pupuk lebih mudah dibanding sebelumnya,” ujar Mentan Amran.

Ia menambahkan, sebelumnya distribusi pupuk memerlukan tanda tangan dari 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 wali kota/bupati. Namun kini, berkat Instruksi Presiden yang ditandatangani, pupuk dapat langsung disalurkan dari pabrik ke kelompok tani (Gapoktan).

“Ini betul-betul revolusi sektor pertanian, Bapak Presiden. Kemudian program pompanisasi telah meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa sebesar 2,8 juta ton di saat krisis El Nino. Alhamdulillah produksi kita meningkat. 

"Menurut data dari BPS, terjadi peningkatan produksi sebesar 52 persen pada Januari, Februari, dan Maret,” lanjutnya.

Menutup sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan rasa hormat dan kebanggaannya kepada seluruh petani Indonesia. 

Ia menyebut mereka sebagai pahlawan produksi, dan menegaskan bahwa pemerintahannya akan berdiri bersama mereka untuk membangun masa depan pangan Indonesia.

“Kami bangga mengabdi kepada rakyat. Tidak ada panggilan lebih mulia daripada membela petani. Karena itu, petani harus dimuliakan. Harus makmur. Dan kami akan buktikan itu bersama-sama,” tegas Presiden Prabowo.

Dengan komitmen kuat dan sinergi nasional, Indonesia melangkah mantap menuju swasembada pangan yang berkelanjutan, menjawab tantangan global dengan keberanian dan kerja nyata.

(Red) 

Kepala Bulog Faisal Armin Soroti Kinerja Perpadi Soppeng yang Belum Maksimal : Pengurus Harus Segera Terbentuk


Soppeng, Sigapnews.com, Kepala Bulog  kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Faisal Armin, menyatakan bahwa kinerja Perhimpunan Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Kabupaten Soppeng dinilai belum maksimal dalam mencapai tujuan organisasi. 

Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan stakeholders terkait, meskipun Soppeng memiliki potensi besar dengan 16 penggilingan padi.lebih banyak dibandingkan kabupaten/kota lain di wilayah tersebut. Senin (7/4/2025). 

Perpadi Soppeng harus lebih optimal dalam mendukung program ketahanan pangan, terutama swasembada beras nasional. 

"Saat ini, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, termasuk pembentukan kepengurusan yang solid," tegas Faisal.  

Mitra Bulog Aktif, Kapasitas Penggilingan Mencapai 1.790 Ton/Hari.

Dari 16 penggilingan padi yang ada, semuanya telah menjadi mitra aktif Bulog dengan total kapasitas produksi mencapai 1.790 ton per hari. 

Angka ini menunjukkan potensi besar Soppeng sebagai salah satu penyangga stok beras nasional.  

Namun, Perpadi Soppeng mengaku masih menghadapi kendala internal, terutama terkait kepengurusan yang belum terbentuk secara resmi. 

"Kami berharap pengurus segera terbentuk agar koordinasi dengan Bulog dan pemerintah daerah bisa lebih efektif," ungkap perwakilan Perpadi Soppeng.  

Perpadi: Ujung Tombak Swasembada Beras Nasional

Faisal menekankan bahwa Perpadi memegang peran kunci dalam mendukung program swasembada beras Indonesia. "Penggilingan padi adalah ujung tombak. 

"Jika mereka berjalan maksimal, distribusi dan kualitas beras akan lebih terjamin, sehingga target swasembada nasional bisa tercapai, jelasnya.

(Yun) 

Kamis, 27 Maret 2025

Harga Gabah Petani Rp 6.500/kg: Kebijakan Nasional Dijaga Bersama, Masyarakat Diminta Turun Tangan

Soppeng, Sigapnews.com, Pemerintah telah menetapkan harga gabah basah petani sebesar Rp6.500 per kilogram sebagai kebijakan nasional. (27/3/2025).

Keputusan ini bertujuan untuk melindungi kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas pangan nasional. Namun, implementasinya membutuhkan pengawasan ketat dari semua pihak, termasuk peran aktif mahasiswa sebagai agen perubahan.

Kebijakan Harga Gabah: Perlindungan untuk Petani

Harga gabah Rp6.500/kg diharapkan dapat menjadi batas minimal yang adil bagi petani, terutama di tengah fluktuasi pasar dan tingginya biaya produksi.

Kebijakan ini harus benar-benar diterapkan di lapangan agar tidak dimanfaatkan oleh tengkulak atau oknum yang ingin mengambil keuntungan sepihak.

"Petani adalah ujung tombak ketahanan pangan kita. Jika harga gabah tidak stabil, mereka yang paling dirugikan. Karena itu, semua pihak harus mengawal kebijakan pro- Rakyat.

Aktivis seringkali menjadi garda terdepan dalam menyuarakan ketidakadilan, namun, isu seperti harga gabah petani justru sering luput dari perhatian. Padahal, ini adalah perjuangan nyata yang berdampak langsung pada kehidupan jutaan petani kecil.

Jika ada penyelewengan, masyarakat mesti bersuara dan diperjuangkan, yang bukan hanya sebagai isu-isu politis sesaat. 

Kebijakan harga gabah Rp6.500/kg adalah langkah positif, tetapi tidak akan berarti tanpa pengawasan kolektif. Masyarakat, aktivis, dan khususnya mahasiswa harus terlibat aktif dalam memastikan petani tidak dirugikan.

"Jangan hanya ribut saat harga sembako naik, tapi diam ketika petani dipermainkan. Jika ingin berjuang untuk rakyat.

(Yun) 

Rabu, 26 Maret 2025

Wakil Bupati Soppeng Selle KS Dalle Dukung MOU Kerjasama OPLAH 2025

Soppeng, Sigapnews.com, Wakil Bupati Soppeng, Ir. Selle KS Dalle, memberikan dukungan penuh terhadap penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) Kerjasama Optimasi Potensi Lahan (OPLAH) yang berlangsung di Ruang Data Makodim 1423/Soppeng pada Rabu, 26 Maret 2025.

Acara yang dihadiri oleh Dandim 1423 Soppeng, Letkol Inf Reinhard Haposan Manurung, S.Pd., perwakilan Dinas TPHPKP Provinsi Sulsel, dan berbagai pihak terkait ini, menandai langkah penting dalam upaya peningkatan ketahanan pangan nasional.

Wakil Bupati Soppeng, Ir. Selle KS Dalle menekankan pentingnya kerjasama dan saling membantu di lapangan untuk keberhasilan program ini.

Wabup berharap suasana kolaboratif yang terjalin dapat dipertahankan dan ditingkatkan. 

“Ini bagian dari program nasional Presiden kita tentang ketahanan pangan,” ujar Wabup Soppeng Selle KS Dalle.

Kata Dia, “Kesempatan ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan kami mewakili Bapak Bupati siap membantu rekan-rekan semuanya,” terangnya.

Sementara itu, Dandim 1423/Soppeng, Letkol Inf Reinhard Haposan Manurung, S.Pd., juga menyampaikan harapannya agar kerjasama ini berjalan lancar dan saling mendukung. 

Sementara itu, Tim Teknis Dinas TPHPKP Provinsi Sulsel, Basri Yusuf, SE., menyatakan kesiapannya untuk mengawasi dan memberikan dukungan penuh kepada para pihak yang terlibat dalam program OPLAH di lapangan.

Penandatanganan MOU ini disambut antusias oleh seluruh pihak yang hadir.

Penandatanganan ini sebagai langkah awal, keberhasilan program OPLAH yang diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Soppeng dan sekitarnya.

(Red) 

Senin, 24 Maret 2025

UPT Kementan Gelar Pelatihan Alsintan untuk Swasembada Pangan

Gowa, Sigapnews.com, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku baru saja membekali penyuluh pendamping brigade pangan Kalimantan Utara melalui Training of trainer Alat Mesin Pertanian dalam rangka mendukung swasembada pangan.

Seperti diketahui, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam berbagai pertemuannya dengan penyuluh mengajak para PPL untuk menggebrak pertanian Indonesia dengan mempercepat capaian swasembada pangan.

Menurut dia ada tiga langkah yang bisa ditempuh penyuluh dalam mewujudkan Indonesia swasembada.

“Pertama adalah PPL harus meningkatkan produktivitas, kedua meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan ketiga meningkatkan luas tambah tanam atau LTT. Aku PPL yang jadi menteri. Saya jadi PPL tahun 1995. Jadi PPL itu adalah menteri pertanian dan menteri pertanian adalah PPL,” kata Mentan.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan SDM penyuluhan memegang peran penting untuk kemajuan pertanian. 

“Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan. Perannya sangat signifikan dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan,” ujarnya.

Pelatihan ini berlangsung selama 3 hari efektif yaitu tanggal 19 sampai dengan 21 Maret 2025 dan dihadiri secara virtual oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian agar lebih terampil dalam mengoperasikan dan merawat alat mesin pertanian.

“Penguasaan teknologi mekanisasi pertanian oleh penyuluh sangat penting untuk mendukung efektivitas dan efisiensi di lapangan. Dengan keterampilan yang diperoleh, diharapkan penyuluh dapat mendampingi petani dalam memanfaatkan alat mesin pertanian secara optimal guna meningkatkan produktivitas dan mempercepat swasembada pangan,” ujar Inneke Kusumawaty.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, Kristiyanto berharap dengan adanya pelatihan ini, seluruh SDM penyuluh pertanian akan lebih siap mendukung operasional brigade pangan dan mensukseskan brigade pangan.

Total peserta sebanyak 33 orang yang merupakan penyuluh pertanian berasal dari Nunukan, Tana Tidung, Bulungan, dan Malinau diberi materi pelatihan yaitu, Pengenalan dan Pengoperasian Traktor Roda 4, Perawatan, dan Trouble Shooting Traktor Roda 4.

Sabtu, 08 Maret 2025

Modernisasi Pertanian di Sidrap: Kementan Salurkan Alsintan Pre-Panen

Sidrap, Sigapnews.com, Dalam rangka peningkatan indeks pertanaman dan mendukung swasembada pangan di kabupaten Sidenreng Rappang, Kementerian Pertanian kembali menyalurkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) prapanen untuk brigade pangan, Selasa (4/2).

Di kesempatan lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, bantuan alsintan diberikan gratis untuk mendorong modernisasi pertanian dan membantu petani agar dapat mengolah lahan secara efisien.

“Kami berikan alsintan ini agar pertanian Indonesia maju dan mampu mencapai swasembada pangan. Semua bantuan ini gratis,” ujar Menteri Andi Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti,  menekankan bahwa pembentukan Brigade Pangan sangat penting untuk mendorong pertanian modern yang berkelanjutan. Ia menyebut peran vital generasi milenial dalam mengelola pertanian berbasis teknologi modern.

Menurutnya, Brigade Pangan yang dikelola oleh para petani milenial ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Adapun jenis alsintan yang diserahkan ke masing-masing brigade yaitu traktor roda 4 sebanyak 1 unit dan traktor roda 2 sebanyak 2 unit. Alsintan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Andi Nur Alam Syah didampingi Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif.

Salah satu penerima manfaat bantuan yaitu Manager BP Sidenreng 2, Usman mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Menteri Pertanian atas bantuan yang telah diberikan dan akan menggunakan bantuan tersebut dengan optimal.

"Kami merasa sangat terbantu karena traktor ini dapat mempercepat mengolah lahan yang kami kelola kurang lebih 200 hektar," ungkap Usman.

Hal yang sama diungkapkan Manager BP Lajonga, Husni. Menurutnya, alsintan ini sangat dibutuhkan untuk mendukung tercapainya swasembada pangan. Ia menambahkan, bahwa pihaknya juga telah memperoleh bantuan 1 unit combine harvester pada tahap pertama.

"Kami sebagai petani pada saat pengolahan lahan terkendala di alat, sehingga pengolahan sangat lambat. Tidak hanya itu, pada saat musim panen tiba, terkadang padi hancur tergenang air karena lambatnya proses pemanenan yang disebabkan kurangnya combine di lokasi kami," ujarnya.

Oleh karena itu, dengan adanya bantuan ini, ia merasa sangat bersyukur dan akan memanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan kesejahteraannya dan mendukung pemerintah mencapai swasembada pangan.

Rabu, 05 Maret 2025

Pasar Murah Kementan, Solusi Jitu Jaga Stabilitas Harga Pangan Menjelang Ramadhan


Gowa, Sigapnews.com, Dalam upaya mendukung stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok bagi Masyarakat, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus bergerak cepat memastikan harga pangan, dan memberikan akses bagi masyarakat untuk memperoleh bahan pangan dengan harga lebih terjangkau dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) menjelang bulan suci Ramadhan. Kamis (6/3/2025). 


Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, pada operasi pasar pangan murah ini, pihaknya bersinergi dengan berbagai pihak agar masyarakat dapat menikmati harga sembako yang murah dan terjangkau.


"Operasi pasar ini merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. 


"Kami mengapresiasi dukungan PosIND dalam penyediaan lokasi distribusi bahan pangan, sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau," ujar Andi Amran Sulaiman.


Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, dalam kesempatan membuka acara menegaskan bahwa program ini merupakan bukti nyata aksi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, sehingga masyarakat tidak perlu merasa resah menghadapi bulan Ramadhan dan Idulfitri. 


“Jika program ini berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif, maka kegiatan serupa akan terus dilakukan bahkan setelah bulan Ramadhan. 


Harapannya, pemerintah dapat terus memfasilitasi serta memudahkan masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau. 


Dengan begitu, semua dapat menjalani ibadah puasa dan merayakan Idulfitri dengan tenang, tanpa kekhawatiran akan lonjakan harga,” ujar Idha Widi Arsanti. 


Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani melakukan kunjungan koordinasi ke Pos Makassar. 


Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan distribusi gula dalam program Pasar Murah yang saat ini sedang berlangsung di BBPP Batangkaluku berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. 


Dalam pertemuan tersebut, Jamaluddin Al Afgani  Kepala BBPP Batangkaluku berdiskusi dengan berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan distribusi dan logistik, guna memastikan kelancaran pasokan gula yang menjadi salah satu komoditas utama dalam program ini. 


Koordinasi yang baik antara BBPP Batangkaluku dan Pos Indonesia Makassar diharapkan dapat mempercepat distribusi serta menghindari keterlambatan yang dapat menghambat akses masyarakat terhadap bahan pangan dengan harga terjangkau.


“Kami ingin memastikan bahwa gula yang disalurkan dalam program Pasar Murah ini dapat tersedia dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu, sehingga dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka dengan harga yang lebih murah,” ujar Jamaluddin Al Afgani Kepala BBPP Batangkaluku.


Pasar Murah yang digelar di BBPP Batangkaluku merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam mengurangi beban ekonomi masyarakat, terutama menjelang periode kebutuhan tinggi. 


Program ini juga diharapkan mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok dan mendukung ketahanan pangan nasional.


Selain koordinasi terkait distribusi gula, kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk membahas upaya peningkatan efektivitas pasar murah selama ramadhan, termasuk kemungkinan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan program ini. 


Dengan sinergi yang baik antara berbagai pihak, diharapkan program Pasar Murah dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi Masyarakat.


BBPP Batangkaluku terus berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian dan ketahanan pangan. 


Melalui berbagai inisiatif dan kerja sama strategis, diharapkan kesejahteraan petani serta akses masyarakat terhadap bahan pangan yang terjangkau dapat terus ditingkatkan.


(Red) 

Senin, 24 Februari 2025

Wujudkan Swasembada Pangan, Ini Harapan Mahasiswa dalam Kepemimpinan Mentan Andi Amran Sulaiman

Jakarta, Sigapnews.com, Ruang diskusi di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, terasa berbeda pada Senin (25/2) siang. 

Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dari berbagai universitas di Indonesia berkumpul, bukan sekadar untuk berdialog, tetapi juga untuk menyampaikan harapan dan aspirasi mereka tentang masa depan pertanian Indonesia. 

Di hadapan mereka, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berbicara tegas, penuh keyakinan, memaparkan strategi besar pemerintah dalam membangun pertanian nasional.

Mahasiswa yang hadir tampak antusias. Mereka tidak hanya menyimak, tetapi juga mengajukan pertanyaan kritis. Namun, satu hal yang tidak terbantahkan mereka sepakat bahwa ketegasan Mentan Amran dalam membangun sektor pertanian adalah kunci bagi tercapainya swasembada pangan dan kesejahteraan petani.

Muhammad Tafiqul Siregar, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, menyampaikan harapannya terhadap kebijakan yang diterapkan Menteri Amran. 

Baginya, keberanian dan transparansi dalam kepemimpinan menjadi nilai penting dalam membawa perubahan nyata. 

“Beliau cukup tegas dan transparan, Saya percaya, di bawah kepemimpinan Pak Amran, pertanian Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan,” ujarnya.

Bagi Tafiqul, pertanian bukan sekadar sektor ekonomi, melainkan juga pondasi bagi ketahanan bangsa. 

Ia berharap kebijakan yang diambil tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor pangan.

Sementara itu, Nursolihin, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, menyoroti respons cepat Menteri Amran dalam menyikapi permasalahan pertanian. 

Baginya, kepemimpinan yang sigap dan tegas sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor ini. 

“Beliau sangat tegas dalam menanggapi permasalahan yang ada, khususnya di bidang pertanian". 

"Kami berharap kebijakan swasembada pangan benar-benar bisa menjadi solusi dalam menangani krisis pangan di Indonesia,” terangnya.

Diskusi ini juga menjadi ruang bagi mahasiswa dari berbagai daerah untuk menyampaikan kondisi pertanian di wilayah mereka. 


Gregori, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyampaikan bagaimana tantangan ketahanan pangan di daerahnya bisa dijawab dengan kebijakan yang lebih berpihak pada petani. 

“Sebagai anak NTT, saya berterima kasih karena aspirasi mahasiswa dan masyarakat bisa didengar serta diimplementasikan dalam kebijakan pertanian nasional,” ujarnya.

Senada dengan Gregori, Alwi Sofyan dari Institut Pertanian STIPER Yogyakarta menegaskan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tentang produksi, tetapi juga distribusi dan akses yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. 

“Dengan program swasembada pangan, lahan-lahan pertanian dioptimalkan, pupuk didistribusikan langsung, dan berbagai langkah lain diambil". 

"Harapan kami, ke depan Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri dalam ketahanan pangan,” kata Alwi.

Diskusi di Kantor Kementerian Pertanian itu lebih dari sekadar pertemuan formal. 

Ia menjadi jembatan antara mahasiswa, sebagai calon pemimpin masa depan, dengan pemegang kebijakan yang menentukan arah pertanian Indonesia. 

Para peserta pulang dengan keyakinan bahwa ketegasan Menteri Amran bukan sekadar retorika, melainkan komitmen nyata dalam membangun pertanian yang lebih kuat dan berdaya saing. 

Mereka percaya bahwa dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari seluruh elemen bangsa, pertanian Indonesia bisa menjadi pilar ketahanan dan kedaulatan pangan.

Di tengah derasnya tantangan global, satu hal yang pasti, optimisme masih tumbuh subur di hati para mahasiswa pertanian Indonesia.

(Red) 

Jumat, 21 Februari 2025

Krisis Pangan Global dan Solusi Mentan Amran, Bentuk Ketahanan Pangan Indonesia

Makassar, Sigapnews.com, Pangan memiliki peran yang sangat strategis dan vital, pangan bermasalah, negara bermasalah. Hidup dan matinya suatu bangsa ditentukan oleh pangannya. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman pada kegiatan sidang umum majelis HIMPUNI, di Makassar Jum'at (21/2/2025).

Menurut Mentan Amran, apabila krisis pangan terjadi maka mengakibatkan terjadinya krisis politik dan konflik sosial, oleh karenanya, ia meminta agar semua pihak untuk turun tangan menjaga ketahanan pangan.

"Apa dampak perubahan iklim dunia yang begitu mendadak? Jepang dan filipina kekurangan beras, Malaysia kami lihat tadi pagi DPRnya ribut berebut beras di Pelabuhan, dan Alhamdulillah Indonesia surplus di saat negara tetangga kekurangan, itu karena kerja keras kita semua, bukan karena saya," ungkapnya.

Dalam sambutannya, ia menyebut berdasarkan data BPS, produksi dengan melakukan transformasi dari pertanian tradisional menjadi modern diestimasikan terjadi peningkatan sekitar 52% dari Januari - Maret 2025 jika dibandingkan tahun 2024 di periode yang sama.

"Inilah yang dikatakan efisien, efisiensi adalah dana yang terbatas tetapi mampu menghasilkan lebih besar daripada rencana, itulah efisien, efektif, produktif," tegasnya.

Langkah strategis yang telah dilakukan Kementerian Pertanian adalah pompanisasi sawah tadah hujan yang dilakukan bersama TNI, Polri, Kejaksaan, Dosen dan seluruh anak bangsa. Untuk mendukung program tersebut Kementerian Pertanian telah mendistribusikan 70.000 unit pompa, hasilnya terjadi peningkatan jumlah tanam menjadi 3 kali.

"Kita akan membangun lumbung pangan di bagian timur, dan itu akan menjadi lumbung pangan dunia. Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia dan penggerak pangan dunia ke depan," serunya dengan nada optimis.

Mentan Amran menambahkan, Indonesia sebagai negara agraris kekuatannya adalah sektor pertanian, sehingga ia akan membangun kluster pertanian dengan luas 1 juta hektar sehingga menjadi terbesar di dunia.

Selain itu, ia meminta kepada HIMPUNI untuk turut menggerakkan generasi milenial dan generasi Z yang jumlah populasinya 52%, dengan syarat agar mau ke dunia pertanian yaitu menghasilkan keuntungan yang menjamin kesejahteraannya dan menggunakan teknologi.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan, memasuki era industri 4.0, insan pertanian harus mulai memahami arti penting sistem digitalisasi serta teknologi dan inovasi.

"Teknologi dan inovasi sebagai modal utama dalam menarik generasi muda untuk menggeluti pertanian, baik secara keilmuan ataupun praktek langsung di lapang," katanya.

Hadir dalam acara Majelis Umum II HIMPUNI, para Rektor Perguruan Tinggi Negeri, pimpinan Komite DPD RI, Wakil Menteri Koperasi, Ketua DPRD Sulsel, para Guru Besar, perwakilan dunia usaha, dunia industri dan para Kepala UPT Kementan di Sulsel.

(Red) 

Kamis, 30 Januari 2025

Dorong Modernisasi Pertanian, Kunjungan Universitas Telkom Bahas IoT di BBPP Batangkaluku

Gowa, Sigapnews.com, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menerima kunjungan dosen dan mahasiswa Teknologi Informasi dan Informatika Universitas Telkom dalam rangka berdiskusi mengenai pemanfaatan tanaman hidroponik berbasis IoT (Internet of Things).

Kunjungan ini menjadi salah satu bentuk sinergi antara dunia akademik dan sektor pertanian dalam mendorong inovasi teknologi. Diskusi yang berlangsung tidak hanya membahas penerapan hidroponik berbasis IoT, tetapi juga bagaimana teknologi ini dapat mendukung modernisasi pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, bahwa Kementerian Pertanian  menekankan pentingnya modernisasi dalam pertanian.

"Saya percaya bahwa modernisasi dapat meningkatkan produksi padi di Indonesia!" tegas Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti juga menekankan pentingnya teknologi dalam menarik minat generasi muda untuk berkarir di sektor pertanian.

“Anak muda sekarang berpikir bekerja di sawah itu identik dengan panas dan kotor. Padahal kita ingin mengenalkan alsintan (alat dan mesin pertanian) yang modern, semuanya sudah menggunakan traktor, combine, yang memudahkan petani,” kata Idha.

Widyaiswara BBPP Batangkaluku, Andi Baso Kresna memandu langsung rombongan tersebut untuk menyaksikan penggunaan IoT melalui smartfarming di berbagai titik lokasi pemasangan.

"Untuk hidroponik kita telah merancang sistem pencampuran nutrisi, sensor ph air, dan menyediakan bak pengairan otomatis serta sensor-sensor lainnya untuk mendukung produksi," terangnya.

Andi Baso menambahkan bahwa pembuatan smartfarming, khususnya sistem penyiraman otomatis, mencakup berbagai level, mulai dari level 1 hingga level tertinggi. Hal ini memberikan beragam pilihan bagi peserta pelatihan.

"Pada dasarnya, alat-alat ini sangat membantu petani. Namun, tantangan utama kita adalah bagaimana memastikan alat-alat ini memiliki daya tahan yang lebih lama dan tidak cepat rusak," sebutnya.

Sementara itu, Dosen Universitas Telkom, Muhammad Irsan menyampaikan maksud kunjungannya yaitu untuk mendukung penelitian terkait pemanfaatan tanaman hidroponik berbasis IoT untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat bonto-bontoa.

"Tujuan kita adalah bagaimana memberdayakan masyarakat yang telah menjadi mitra kami untuk melakukan produksi tanaman hidroponik, kami akan sosialisasikan secara kecil-kecilan setelah berkunjung dari sini. Kemudian kami berencana merancang aplikasi dimana mitra kami dapat menjual hasil panennya melalui aplikasi tersebut," ucapnya.

Menurutnya, memperoleh informasi IoT di BBPP Batangkaluku merupakan langkah yang tepat karena telah banyak berbicara mengenai sistem, kendala serta implementasi jangka panjang penggunaan IoT melalui smartfarming, dan hal tersebut dapat mendukung penelitian Universitas Telkom.

(Red) 

Potensi Pertanian Millenial, SMK 5 Merauke Dorong Swasembada Pangan Indonesia

Merauke, Sigapnews.com, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus memberikan pendampingan bagi Sekolah pertanian dan petani millenial untuk membangun pertanian modern di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Dalam upaya mendukung pengembangan pertanian dan penyediaan sumber daya manusia (SDM) petani milenial, SMK Negeri 5 Merauke menggelar kegiatan penanaman padi sawah. 

Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak generasi petani milenial yang berkompeten dan berdaya saing dalam sektor pertanian.

Kegiatan ini bertujuan dalam rangka menuju Indonesia swasembada pangan, pemerintah berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman (IP) padi sawah dengan membangun insfrastruktur dasar melalui program Optimalisasi Lahan Rawa (OPLAH) dan Cetak Sawah Rakyat (CSR). 

Untuk mendukung  program tersebut di perlukan adanya penguatan kompetensi budidaya tanaman padi serta operasional alsintan pendukung bagi peserta.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk melibatkan mahasiswa sebagai strategi khusus yang akan menjadi pertanian modern di masa mendatang.

 “Saat ini yang bisa dilakukan dalam mengenalkan sektor pertanian bagi kaum milenial adalah mengubah paradigma bahwa sektor pertanian itu adalah sektor yang menjanjikan dengan pengoperasian berbagai macam teknologi," kata Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementerian Pertanian (Kementan), Idha Widi Arsanti mengatakan, siswa pertanian merupakan kandidat petani milenial dan wirausahawan muda pertanian terdidik yang menjadi harapan bangsa dan negara.

Pentingnya peran generasi muda dalam mengembangkan sektor pertanian yang inovatif dan berkelanjutan. 

Kegiatan ini bukan hanya sebatas penanaman padi, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam menyiapkan SDM unggul di bidang pertanian. 

"Kita ingin anak-anak muda memiliki keterampilan dan pemahaman yang mendalam tentang sistem pertanian modern.

Kepala Dinas TPHBun Kabupaten Merauke Josefa Louise Rumaseuw juga mengapresiasi inisiatif SMK Negeri 5 Merauke dalam mendukung program ketahanan pangan. 

“Melalui program ini, kita berharap dapat meningkatkan produksi pertanian dan ketersediaan benih unggul di daerah, serta memberikan peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam sektor pertanian,” ungkapnya.

Selain itu, keterlibatan Brigade Pangan dan para pendamping dalam kegiatan ini menunjukkan sinergi antara berbagai pihak dalam mendukung keberlanjutan pertanian di Merauke. 

Dengan adanya pendampingan yang intensif, para siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan bertani yang lebih baik, mulai dari teknik budidaya hingga manajemen hasil panen.

Kegiatan penanaman padi ini menjadi salah satu langkah konkret dalam upaya menciptakan ekosistem pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. 

SMK Negeri 5 Merauke berkomitmen untuk terus mengembangkan program pendidikan berbasis pertanian guna mencetak lulusan yang siap terjun ke dunia usaha dan industri pertanian.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat menjadi model dalam mencetak generasi petani milenial yang mampu menjawab tantangan pertanian di masa depan serta turut berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional.

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Polbangtan Manokwari, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHBun) Kabupaten Merauke, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya, termasuk perwakilan dari Dandim, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke, dan Kepala Polsek Tanah Miring. Turut hadir pula Penyuluh Pendamping Lapangan, Pendamping Brigade Pangan, serta anggota Brigade Pangan di Distrik Tanah Miring.

(Red) 

Rabu, 29 Januari 2025

Keberhasilan Pertanian Soppeng di Akhir Jabatan Kaswadi Razak

Soppeng, Sigapnews.com, Di penghujung masa kepemimpinannya, Bupati Soppeng, H. A. Kaswadi Razak, SE, kembali menegaskan komitmennya dalam membangun sektor pertanian dan perkebunan. Bertempat di Kawasan Multi Agri Medde, Desa Tellulimpoe, Kecamatan Marioriawa, Rabu (29/1), Bupati Kaswadi secara langsung meninjau perkembangan pertanian dan perkebunan di daerah tersebut.

Dalam kesempatan itu, Bupati Kaswadi menegaskan bahwa sektor pertanian adalah tulang punggung perekonomian Soppeng. Selama kepemimpinannya, ia telah menginisiasi berbagai program guna meningkatkan kesejahteraan petani, seperti modernisasi alat pertanian, penguatan ketahanan pangan, serta pengembangan varietas tanaman unggul.

"Kita tidak boleh berhenti berinovasi. Pertanian dan perkebunan adalah aset utama daerah ini, dan sudah menjadi tugas kita untuk memastikan bahwa petani mendapat dukungan maksimal, baik dari segi teknologi maupun kebijakan," ujar Bupati Kaswadi.

Kawasan Multi Agri Medde sendiri merupakan salah satu lokasi pengembangan pertanian terpadu di Kabupaten Soppeng. Di tempat ini, berbagai inovasi pertanian, termasuk budidaya tanaman hortikultura dan perkebunan, telah diterapkan guna meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi kerja petani.

Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perkebunan, Aryadin Arif, yang turut mendampingi, mengapresiasi langkah Bupati Kaswadi yang tetap fokus pada pertanian hingga akhir masa jabatannya. "Pak Bupati selalu hadir dan turun langsung ke lapangan, memastikan bahwa pertanian dan perkebunan di Soppeng terus berkembang. Ini adalah bukti nyata kepedulian beliau terhadap sektor yang menjadi andalan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Para petani dan masyarakat setempat pun menyambut baik kunjungan ini. Mereka mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan selama ini. Salah satu petani, Andi Wawan, mengungkapkan bahwa berkat kebijakan pertanian yang diterapkan, hasil panen mereka meningkat signifikan.

Dedikasi Bupati Kaswadi di bidang pertanian dan perkebunan hingga akhir masa jabatannya ini menjadi warisan berharga bagi Kabupaten Soppeng. Dengan pondasi yang telah dibangun, diharapkan sektor pertanian Soppeng semakin maju dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat.

Panen Sukses Bawang Merah di Desa Tellulimpoe Soppeng, Ariyadin : Harapan Baru bagi Petani

Soppeng, Sigapnews.com, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng, Aryadin Arif, S. STP., M. Si, melakukan panen bawang merah di Kawasan Multi Agri Medde, Desa Tellulimpoe, Kecamatan Marioriawa, Rabu (29/1). 

Panen ini menjadi momen bersejarah, mengingat bawang merah yang biasanya ditanam di musim kemarau kini berhasil dipanen di luar musim dengan hasil yang memuaskan.

Aryadin mengakui bahwa awalnya ia sempat khawatir dengan keberhasilan program ini. “Saya awalnya ragu, karena bawang merah biasanya lebih cocok ditanam di musim kemarau. Musim hujan membuatnya rentan terhadap busuk umbi dan layu fusarium. Tapi berkat dorongan dan jiwa petarung yang dimiliki oleh Bupati Soppeng, yang terus aktif memberikan motivasi, akhirnya apa yang saya khawatirkan terbantahkan,” ujarnya.

Panen ini membuktikan bahwa inovasi dan keberanian dalam bertani bisa membawa hasil yang luar biasa. Dengan strategi pertanian yang tepat, termasuk penggunaan varietas unggul, pengelolaan air yang baik, serta pendampingan intensif kepada petani, hambatan musim dapat diatasi.


Aryadin pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bupati Soppeng, H. A. Kaswadi Razak, SE, yang akrab disapa “Fung Aji Dulli.” “Terima kasih, Fung Aji Dulli, atas bimbingan dan dorongannya. Tanpa semangat dan kepemimpinan beliau, panen di luar musim ini mungkin tidak akan terwujud,” ucapnya penuh syukur.

Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi para petani di Soppeng untuk lebih berani berinovasi dalam budidaya bawang merah, sehingga tidak lagi hanya bergantung pada musim tertentu. Selain itu, dari sisi ekonomi, panen di luar musim memberikan keuntungan lebih besar karena harga jual bawang merah lebih tinggi dibandingkan saat panen raya.

Dengan keberhasilan ini, Soppeng semakin menunjukkan potensinya sebagai daerah pertanian yang inovatif dan mampu menghadapi tantangan iklim dengan strategi yang tepat.

Keajaiban Panen Bawang Merah di Soppeng, Bukti Kebesaran Allah di Akhir Masa Jabatan Bupati Kaswadi

Soppeng, sigapnews.com, Bupati Soppeng, H. Andi Kaswadi Razak, SE, di penghujung masa jabatannya kembali membuktikan bahwa keajaiban dapat terjadi dengan izin Allah SWT. Keberhasilan panen bawang merah di luar musim di Kawasan Multi Agri Medde, Desa Tellulimpoe, Kecamatan Marioriawa, menjadi bukti nyata bahwa usaha yang dibarengi dengan doa dan tawakkal dapat melampaui batasan nalar manusia. Rabu (29/1/2025). 

Dalam kesempatan panen tersebut, Bupati Kaswadi menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT. "Jika Allah berkehendak, maka segala sesuatunya akan terjadi, walaupun di luar nalar kita sebagai manusia biasa. Ini bukan hanya soal pertanian, tapi juga soal keyakinan bahwa usaha yang baik, ketekunan, doa, tawakkal, dan ikhtiar adalah kunci kesuksesan," ujarnya.



Keberhasilan ini dianggap sebagai pencapaian luar biasa, mengingat bawang merah umumnya ditanam menjelang musim kemarau. Saat musim hujan, tanaman ini rentan terhadap busuk umbi dan layu fusarium, yang membuat banyak petani enggan mengambil risiko. Namun, berkat semangat juang dan inovasi yang diterapkan, kekhawatiran itu terpatahkan dengan hasil panen yang memuaskan.

Para petani yang hadir turut mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaan mereka. Plt. Kadis Ketahanan Pangan dan Perkebunan, Aryadin Arif mengaku terinspirasi oleh kepemimpinan Bupati Kaswadi yang selalu mendorong keberanian dalam bertani. "Beliau tidak hanya memberi arahan, tapi juga turun langsung, menunjukkan bahwa dengan niat yang baik dan keyakinan kepada Allah, hal yang dianggap mustahil bisa terjadi," katanya.

Keberhasilan panen bawang merah di luar musim ini juga berdampak besar terhadap ekonomi petani, karena harga jual lebih tinggi dibandingkan panen di musim kemarau. Hal ini membuktikan bahwa pertanian di Soppeng tidak hanya bergantung pada pola tradisional, tetapi juga terus berkembang dengan inovasi dan keberanian untuk menantang batasan.

Di akhir masa jabatannya, H. Andi Kaswadi Razak, SE, meninggalkan warisan berharga bagi dunia pertanian Soppeng—bukan hanya dalam bentuk kebijakan dan program, tetapi juga semangat juang, keyakinan, dan keteladanan dalam menghadapi tantangan dengan penuh tawakkal kepada Allah SWT.

Selasa, 28 Januari 2025

Field Trip Sains, Belajar Budi Daya Jagung di BPSI Tanaman Serealia

Maros, Sigapnews.com, - Siswa SMP Islam Athirah Bukit Baruga melakukan kunjungan edukatif ke Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanaman Serealia di Maros pada Rabu (22/1/2025) kemarin. Kegiatan ini merupakan bagian dari studi lapangan atau field trip sains yang khusus untuk siswa kelas VII.

Sebanyak 126 siswa dan 16 guru pendamping mengikuti kegiatan ini, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman praktis tentang pertanian, khususnya pengelolaan tanaman jagung, salah satu komoditas unggulan di Indonesia.

Ketua panitia, Muhammad Syahril Ramlan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pendidikan luar kelas yang bertujuan memperkaya pengalaman belajar siswa.

“Belajar tidak hanya di dalam kelas. Field trip sains ini adalah salah satu cara untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada siswa,” ujar Syahril.

Selama kunjungan, siswa mempelajari berbagai aspek budi daya jagung, mulai dari pemilihan benih, pengolahan lahan, pemupukan, hingga pengendalian hama dan penyimpanan bibit unggul.

Secara teknis, siswa dibagi dalam tiga kelompok besar yang masing-masing dipandu oleh instruktur dari BPSI Tanaman Serealia. 

Mereka mengunjungi beberapa titik edukasi, termasuk pengenalan dan pengendalian hama serta penyakit pada tanaman serealia.

Siswa tampak antusias mengikuti kegiatan ini, mencatat dan mengajukan pertanyaan untuk menambah pemahaman.

Kepala BPSI Tanaman Serealia, Amin Nur, menyambut hangat kedatangan siswa dan berharap ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan ketika kembali ke sekolah. 

“Harapan kami, setelah kembali ke sekolah, apa yang dipelajari di sini bisa diterapkan, baik di lingkungan sekolah maupun rumah, seperti menanam tanaman kecil-kecilan,” ungkap Amin Nur.

Selain berkunjung ke BPSI Tanaman Serealia, siswa SMP Islam Athirah juga melanjutkan kunjungan ke PT. Semen Tonasa. 

Di sana, mereka mempelajari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta mengelilingi pabrik produksi menggunakan bus.

(Red) 
© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved