-->

Kamis, 25 April 2024

Sertifikasi Kompetensi, Kunci Profesionalisme Penyuluh Pertanian

Gowa, Sigapnews.com, Pada berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berulang kali menyatakan bahwa penyuluh adalah pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada pangan dan meminta agar penyuluh jangan pernah mengeluh dan harus merubah mindset serta keluar dari zona nyaman apabila ingin berhasil. 

Dalam rangka mendukung peningkatan kompetensi penyuluh pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa Kementerian Pertanian, khususnya BPPSDMP akan terus mendukung proses sertifikasi bagi penyuluh pertanian. 

"Sertifikasi kompetensi diberikan melalui proses uji kompetensi yang sistematis dan objektif, yang mengacu pada standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI), standar internasional, dan standar khusus,” imbuh Dedi. 

Menindaklanjuti pernyataan Kepala BPPSDMP, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Kompetensi Bagi Penyuluh Pertanian Level Supervisor kerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Parigi Moutong di UPT Diklat Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Palu.

Kepala BBPP Batangkaluku melalui Ketua Tim Kerja Program dan Kerjasama, Yuli Nurnaningsih mengatakan bahwa peningkatan kompetensi penyuluh pertanian melalui sertifikasi adalah langkah penting dalam memastikan penyuluh memiliki keterampilan dan pengetahuan terkini untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada petani.

"Sertifikasi memungkinkan penyuluh untuk memperoleh pengakuan resmi atas kemampuan mereka, meningkatkan profesionalisme, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam mendampingi petani," ungkapnya.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 (delapan) hari yakni mulai Senin tanggal 22 april 2024 hingga 29 April 2024 dengan rangkaian kegiatan pelaksanaan Bimbingan Teknis 5 (lima) hari dan Sertifikasi Kompetensi 3 (tiga) hari yang diikuti oleh sebanyak 36 (tiga puluh enam) peserta yang berasal dari Kabupaten Buol dan Parigi Moutong.

(Red/*) 

Jumat, 19 April 2024

Pelajar SMP Makassar Jelajahi Dunia Pertanian dalam Outing Class di UPT Kementan


Gowa, Sigapnews.com, Sebanyak 112 Murid Sekolah Menengah Pertama Zion Makassar yang duduk di kelas VIII beserta 9 Guru Pendamping melakukan outing class di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Jum'at (19/4/2024). 

Setibanya di BBPP Batangkaluku, rombongan disambut oleh sejumlah pegawai yang akan memandu seluruh peserta Outing Class. Widyaiswara BBPP Batangkaluku, Budi Putra melakukan pembagian kelompok menjadi 5 bagian. 

"Kelompok 1 pengenalan tanaman hidroponik dan penanaman kangkung, Kelompok 2 penanaman padi, Kelompok 3 pengenalan tanaman hortikulturaKelompok 4 pengenalan pestisida nabati, kelompok 5 pengolahan hasil," terangnya. 

Budi Putra berharap dengan adanya outing class tersebut, generasi muda dapat lebih mengenal dunia pertanian dan menghargai hasil-hasil pertanian. 

Hal tersebut sesuai dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, yang mendorong upaya regenerasi petani sebagai bagian dari penciptaan generasi penerus pembangunan pertanian. 

"Kami terud mendukung upaya pemerintah dalam mencetak generasi petani yang berpotensi menjadi pengusaha muda di sektor pertanian," kata Dedi. 

Sementara itu, Yustinus Guru Pendamping SMP Zion Makassar menerangkan maksud kunjungan muridnya yaitu untuk mengenal pertanian yang merupakan mayoritas anak-anak yang lahir di kota dan belum mengenal pertanian. 

"BBPP Batangkaluku memberikan kami kesempatan dan kami merasa senang. Kiranya tingkatan selanjutnya boleh diberikan kesempatan lagi untuk belajar," ungkapnya.

Kamis, 18 April 2024

Mengoptimalkan Potensi Pertanian Melalui Pelatihan

Gowa, Sigapnews.com, Peningkatan pertanian salah satunya dapat dilakukan dengan SDM yang berkualitas. Oleh sebab itu, Kementerian Pertanian berupaya untuk mencetak SDM pertanian yang handal, berdaya saing, dan kompeten.

Seperti pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi meminta kepada seluruh UPT untuk dapat berperan aktif sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu peningkatan kompetensi SDM pertanian, salah satunya melalui pelaksanaan pelatihan.

“Faktor pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas pertanian adalah SDM. Oleh sebab itu, jika ingin pertanian maju, majukan dahulu SDM-nya,” tuturnya. 

Salah satu UPT BPPSDMP Kementerian Pertanian yang membidangi pelatihan yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku. 

Dalam rangka melaksanakan tugas fungsinya, BBPP Batangkaluku menggelar rapat Persiapan Pelatihan Agribisnis Tanaman Jahe dan dilanjutkan rapat persiapan pelatihan lain dan penyusunan ulang jadwal palang 2024, Kamis (18/4/2024).

Rapat dibuka oleh Ketua Kelompok Substansi, Fitriani. "Pelatihan yang diberikan harus bermanfaat di lapangan nantinya karena peserta yang telah mengikuti pelatihan, pengetahuan, kompetensi, dan keterampilannya akan meningkat," ujarnya.

Rapat tersebut juga dihadiri oleh seluruh bidang karena turut membahas terkait sarana dan prasarana, pertanggungjawaban teknis dan administrasi, evaluasi, dan rencana ke depan terkait pelatihan yang akan dilaksanakan. 

(Red/Hendra) 

Selasa, 16 April 2024

Wujudkan Visi Pembangunan Pertanian, Kementan Lantik Pejabat-Pejabat Baru


Gowa, Sigapnews.com, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan pengukuhan terhadap Ketua Kelompok Substansi dan Ketua Tim Kerja, serta pelantikan terhadap Pejabat Fungsional lingkup sekretariat dan UPT BPPSDMP secara hybrid, Selasa (16/4/2024).


Dalam kegiatan tersebut sejumlah pegawai Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku mengikuti prosesi pengukuhan dan pelantikan, diantaranya Budi Darma Putra, SE., MM dikukuhkan sebagai Ketua Kelompok Program dan Evaluasi, Hari Ismanto, S.TP., M.Si dikukuhkan sebagai Ketua Tim Kerja Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur.


Sedangkan pegawai yang mengikuti pelantikan jabatan fungsional yaitu Abdul Rahman, S.A.P sebagai Analis Pengelola Keuangan APBN Pertama, Erma Dewi, S.T.  M.Si sebagai Widyaiswara Pertama, Heppy Love Rida Sinaga, S.Si., M.T.P sebagai Widyaiswara Pertama, Sabaruddin, S.Pt sebagai Analis Pengelola Keuangan APBN Pertama.


Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam sambutannya mengingatkan kepada seluruh pegawai yang dikukuhkan dan dilantik agar fokus meningkatkan SDM pertanian.


"Kalian mau jadi Dosen, Widyaiswara, Penyuluh, termasuk para pendukung (jabatan lain) semua. Tujuan utama kita adalah tingkatkan kapasitas para SDM pertanian kita, sehingga kita semua mampu mencapai tujuan pembangunan pertanian nasional," ujarnya saat melakukan pengukuhan dan pelantikan.


Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, meminta semua turun ke lapangan, "kita semua dikerahkan, baik itu eselon I, II, III, dan IV untuk turun ke lapangan, yang harus kita tingkatkan adalah Luas Tambah Tanam (LTT) terutama di luar luas baku sawah seperti optimasi lahan, pompanisasi, intercropping padi gogo, terutama perkebunan kelapa sawit dan kelapa."


Dedi menyebut bahwa target yang harus dicapai yaitu 2 juta hektare diantaranya dari optimasi lahan yaitu 500 ribu hektare, dari pompanisasi 1 juta hektare, intercropping padi gogo sebanyak 500 ribu hektare.


"Wajib hukumnya kita kejar sampai titik darah terakhir," tegasnya.


Secara terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman targetkan optimasi lahan rawa meningkatkan indeks pertanaman (IP) minimal 2 kalo dalam setahun. 


Tidak hanya itu, produktivitaspun akan terus digenjot melalui perbaikan infrastruktur air dan penataan lahan hingga sarana dan prasarana yang digunakan dalam menggarap lahan.


“Kita fokus memberikan bantuan optimasi, yang dikatakan optimasi adalah dulu tanam satu 1 kali dalam se tahun, kita tingkatkan menjadi dua kali jadi produksinya dua kali lipat tentu kesejahteraan pun meningkat,”tambah Mentan Amran.


(Red) 

Sabtu, 23 Maret 2024

UPT Kementan di Sulsel Libatkan Masyarakat Penyuluh dan Petani Bahas Tindak Lanjut Program Pertanian Tingkatkan Produksi

Wajo, Sigapnews.com, Untuk mewujudkan upaya yang merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Dr. Ir. Muhammad Taufiq Rotule, M.Si beserta tim dari BBPP Batangkaluku yang diwakilkan oleh Ketua Tim Kelompok Program dan Evaluasi Sugeng Mulyono, S.TP., MP  beserta Tim, turun langsung melakukan kunjungan sekaligus untuk rapat berkoordinasi dengan pihak terkait pada 22 Maret 2024 di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo.

Mentan Amran optimis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal. Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang indeks pertanamannya (IP) masih satu (IP 100), namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya lahan - lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Karena itu, Amran berharap dengan program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun. Hasil identifikasi ada sekitar 300.000 haktar (ha) lahan yang IP 100. Lahan  ini yang diangkat menjadi IP 200 atau IP 300.

"Kalau kita angkat IP nya dua kali saja dan produktivitasnya dari 4 menjadi 5 ton, berarti akan tambahan produksi ini bisa jadi potensi luar biasa. Kami akan siapkan pompa. Inilah solusi cepat untuk menangani pangan,” kata Amran..

Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang indeks pertanamannya (IP) masih satu (IP 100), namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun, yang artinya lahan - lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Karena itu, Amran berharap dengan program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun. 

Hasil identifikasi ada sekitar 300.000 haktar (ha) lahan yang IP 100, dan lahan  ini yang diangkat menjadi IP 200 atau IP 300.

"Kalau kita angkat IP nya dua kali saja dan produktivitasnya dari 4 menjadi 5 ton, berarti akan ada tambahan 1 juta ton gabah dari Jawa Tengah, ini bisa jadi potensi luar biasa, sehingga Kami akan siapkan pompa, dan inilah solusi cepat untuk menangani pangan,” kata Amran.. 

Amran menilai, pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan dan Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam. 

Kepala BPPSDMP Dedy Nursyamsi menyampaikan, Pertanian menekankan beberapa poin penting, termasuk luas tambah tanam pada lahan baku sawah eksisting, gerakan pompanisasi, optimalisasi lahan, dan tumpang sari lahan perkebunan.

Dengan dukungan sarana dan prasarana pertanian yang dikerahkan, diharapkan potensi tersebut dapat dioptimalkan. 

Kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa menjadi sorotan utama, dengan target peningkatan Indeks Produksi (IP) dari IP0 menjadi IP100, dan dari IP100 menjadi IP200. 

"Kami percaya bahwa dengan adanya kerjasama antar instansi dan pemanfaatan potensi Lahan, kita dapat mencapai kedaulatan pangan yang diinginkan," ujar Dedy Nursyamsi. 

Sementara itu, Dalam Rapat Koordinasi di Kabupaten Wajo ini Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Dr. Ir. Muhammad Taufiq Rotule, M.Si menambahkan bahwa "Untuk Optimalisasi Lahan (OPLA) Rawa dan konstruksi OPLA akan dipercepat sehingga dapat dilakukan penanaman pada bulan Maret. 

"Survei Investigasi Desain (SID) dan konstruksi serta penanaman dapat dilakukan secara parallel di wilayah program OPLA Rawa dan ditemukan petensi penggunaan pompanisasi sehingga bisa dimasukkan pada kegiatan program pompanisasi. 

"Dari potensi OPLA Rawa di kabupaten Wajo itu, seluas 3.695 ha yang terletak di 9 kecamatan, dan sudah ada yang sudah selesai proses SID, jelasnya. 

"Rapat Koordinasi ini menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan darurat pangan. 

"Dengan optimalisasi lahan dan sinergi antarlembaga, Sulawesi Selatan dapat menjadi pionir dalam mencapai kedaulatan pangan di tingkat nasional.

Selanjutnya peserta dari rapat langsung meninjau kelapangan yang berlokasi di kecamatan Mattirotappareng yang merupakan aliran sungai yang menjadi salah satu lokasi pompanisasi air ke lahan sawah petani yang ada di kecamatan tersebut.

Hadir dalam kegiatan itu, Tenaga Ahli Menteri Kementerian Pertanian M. Arsyad, Komandan Kodim 1406/Wajo Letkol Inf Wahyu Yunus, Kepala Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Kab. Wajo Ir. Muhammad Ashar, serta Perwakilan BBWS Pompengen Jeneberang, Tim SID Universitas Hasanuddin untuk Kabupaten Wajo, Koordinator BPP Kecamatan Se-Kabupaten Wajo. 

Kamis, 14 Maret 2024

Sejumlah Petani dan Penyuluh Dapatkan Ilmu dari Kementan, Diharapkan Terus Berinovasi

Gowa, Sigapnews.com, Sebagai bentuk mewujudkan ketersediaan pangan secara terus menerus, Kementerian Pertanian menginisiasi peningkatan sumber daya manusia (SDM) pertanian menjadi titik ungkit peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. 

Salah satu pilar yang mampu menyokong karena adanya Program Readsi yang  mampu menjadi salah satu program pemberdayaan yang telah dilaksanakan cukup lama dan berbagai kegiatan sudah banyak dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah lokasi program READSI. Selain itu, dilakukan upaya memberdayakan rumah tangga petani di pedesaan, baik secara individu maupun kelompok, dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian serta meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan. 

Pelatihan yang bertujuan meningkatkan kompetensi Penyuluh Pertanian di wilayah program READSI agar semakin mumpuni mendampingi petani binaannya, untuk mengingkatkan produktivitas dan produksi pertanian, diprioritaskan agar para penyuluh pertanian dapat mendorong menyiapkan petani dalam meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan mengatakan, saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan, sehingga upaya peningkatan produksi pangan tidak bisa dilakukan melalui langkah-langkah biasa.

"Pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi. Di antaranya dengan penggunaan teknologi, pendampingan petani melalui penyuluh pertanian," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan  pertanian ini sangat berperan penting dengan berbagai aspek  yang di antaranya terdiri dari penyuluh pertanian dan petani siap mendukung pembangunan pertanian.

"Petani harus berdaya dan hebat dengan adanya READSI ini. Bagaimana memberdayakan petani sehingga mampu mengunakan inovasi dan memelihara serta infrastruktur sehingga produktivitas meningkat dan sarana prasarana smakin lama umurnya. Karenanya, pemberdayaan harus bisa berjalan dengan baik," tuturnya.

Petani sebagai produsen pangan, diharapkan menjadi pihak pertama yang memiliki ketahanan pangan yang baik. Salah satu upaya memastikan hal tersebut, maka diperlukannya penyelenggaraan Pelatihan Food Budgeting bagi para petani di wilayah sasaran READSI.  

Sehubungan dengan hal tersebut, Program Readsi bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai salah satu UPT Pusat Pelatihan - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan Pelatihan Food Budgeting Bagi Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa Program READSI.

Perlu diketahui Pelatihan Food Budgeting Bagi Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa Program READSI di laksanakan di 5 titik lokasi program READSI yaitu BBPP Batangkaluku, BBPP Kupang, UPT Diklat Pertanian Dinas TPH Sulawesi Tengah, UPTD Balai Pengembangan SDM Sulawesi tenggara, UPT Diklat Pertanian Dinas TPH Gorontalo,

Kamis, 07 Maret 2024

Kementan Melalui UPT Batangkaluku Siap Jalin Kerjasama DPRD Kolut Tingkatkan Kualitas Penyuluh


Batangkaluku, Gowa, Sigapnews.com- Kementerian Pertanian terus melakukan upaya peningkatan produksi pertanian. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penguatan sinergi antara pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan melalui pengembangan kompetensi SDM pertanian.

Dalam hal kaitannya dengan sinergi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan pentingnya peran pertanian. "Untuk dipahami, pembangunan pertanian menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat," katanya.

Dedi mengungkapkan bahwa pembangunan pertanian bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah tetapi juga tanggung jawab petani dan masyarakat, termasuk pihak swasta.

Kementerian Pertanian melalui Unit Pelaksana Teknisnya senantiasa membangun komunikasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat, seperti halnya yang dilakukan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku ketika menerima audiensi DPRD Kolaka Utara di Agriculture Operation Room (AOR), Rabu (6/3/2024)

Kepala BBPP Batangkaluku yang diwakili oleh Kepala Bagian Umum, Rosdiana mengenalkan tugas dan fungsi BBPP Batangkaluku sebagai instansi yang melakukan pengembangan SDM pertanian melalui pemberian pelatihan bersama dengan 9 (sembilan) UPT lainnya di bawah BPPSDMP Kementerian Pertanian.

"BBPP Batangkaluku memiliki program berupa pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian," terang Rosdiana.

Sementara itu, Anggota DPRD Kolaka Utara, Sabrie Bin Mustamin menjelaskan tujuan kunjungannya tersebut dalam rangka meminta pendampingan berupa pelatihan bagi penyuluh pertanian di Kolaka Utara.

"Potensi pertanian di Kolaka Utara sangat besar, 90% berprofesi sebagai petani, oleh karena itu guna memaksimalkan potensi tersebut diperlukan peningkatan kualitas dan kompetensi bagi penyuluh," terangnya.

Sabrie menambahkan bahwa ke depannya akan memberangkatkan penyuluh di Kolaka Utara untuk mengikuti pelatihan di BBPP Batangkaluku.

"Kemajuan pertanian di Kolaka Utara telah banyak didukung oleh Kementerian Pertanian melalui BBPP Batangkaluku dan program READSI," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Substansi, Fitriani menerangkan pentingnya pelatihan bagi penyuluh selain mendampingi petani juga menunjang karir penyuluh itu sendiri.

"Penyuluh di Kolaka Utara juga telah terfasilitasi pelatihan melalui program READSI dengan memberdayakan P4S sebagai suatu lembaga pelatihan yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani secara swadaya," ungkapnya.

Senin, 04 Maret 2024

Kementan Tingkatkan SDM Penyuluh, Mentan Sebut Sebagai Pelayan Bagi Petani Indonesia

Gowa, Batangkaluku, Sigapnews.com- Penutupan pelatihan penyegaran bagi penyuluh pendamping READSI angkatan I dan II dilaksanakan di Aula Syekh Yusuf BBPP Batangkaluku, Senin (4/3/2024). Pelatihan yang diselenggarakan oleh READSI tersebut digelar selama 7 (Tujuh) hari dan diikuti oleh 54 orang penyuluh yang berasal dari kabupaten Luwu, Luwu Timur, dan Luwu Utara.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dalam rangka mendampingi petani binaannya. Sehingga diharapkan petani mampu menyediakan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraannya.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa penyuluh pertanian adalah garda terdepan pembangunan pertanian.

“Penyuluh pertanian itu pelayan bagi petani Indonesia. Penyuluh juga sebagai pahlawan pangan dan garda terdepan menuju Swasembada Pangan. Penyuluh jangan mudah mengeluh, harus merubah mindset serta keluar dari zona nyaman untuk meraih kesuksesan,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan melalui program READSI terus melakukan peningkatkan kapasitas para petani, pendamping desa, penyuluh di seluruh pelosok tanah air.

"Penyuluh pertanian adalah salah faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian dalam memberikan kontribusi pembangunan pertanian," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pertanian Batangkaluku yang diwakili Ketua Kelompok Program dan Evaluasi BBPP Batangkaluku, Sugeng Mulyono menyebut bahwa Program READSI telah dievaluasi oleh pusat. "Setelah dievaluasi ternyata memang ada kontribusi di daerah dalam hal peningkatan produksi pertanian," terangnya saat memberikan sambutan.

Sugeng menambahkan bahwa Menteri Pertanian menyukai orang-orang lapangan seperti penyuluh pertanian, menurutnya, Mentan Amran tidak menyukai banyak teori melainkan eksekusi di lapangan.

Masih menurut Sugeng, seluruh peserta dinyatakan lulus dan berharap agar setelah memperoleh penyegaran pelatihan, penyuluh segera berkontribusi dan mendampingi para petani sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang diajukan.

Selama pelatihan, peserta telah mendapatkan materi tentang persiapan panen yaitu Strategi Pertanian Cerdas Iklim Menghadapi El Nino, Pemupukan dan Nutrisi Tanaman dan Pengendalian Hama Penyakit Terpadu. Selain itu peserta juga melakukan praktek lapang dengan tema Pengendalian Hama Penyakit Terpadu, Strategi Pertanian Cerdas Iklim Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan.

Sabtu, 24 Februari 2024

Tingkatkan SDM Melalui Pelatihan Teknis Bio Input Upaya Kementerian Pertanian Tingkatkan Produksi


Jakarta, Sigapnews.com- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), menggelar Pelatihan Teknis Bio Input bagi petani. 

Kegiatan yang didukung program Rural Empowerment And Agricultural Development Scalling-Up Innitiative (READSI) ini, bertujuan meningkatkan kapasitas petani dalam mengimplementasi pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, sekaligus menggenjot produktivitas guna menjaga ketahanan dan keamanan pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa sektor yang paling siap membangun kehidupan Indonesia yang lebih baik sekarang dan yang akan datang adalah pertanian. Karenanya, dalam berbagai kesempatan ia terus mengimbau seluruh insan pertanian agar selalu bekerja sama menjaga ketahanan pangan. 

“Insan pertanian harus bergerak cepat mengambil bagian menjaga ketahanan pangan. Krisis pertanian akan menjadi krisis politik dan membuat pemerintah sulit berkembang, karena itu kita harus jaga bersama,” ujar Amran.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menuturkan bahwa pembangunan pertanian kerap kali dihadapkan dengan berbagai tantangan sensitif seperti perubahan iklim, yang mengancam kerawanan pangan.  

Selain itu, tantangan lainnya ialah konversi areal budidaya menjadi non pertanian, pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan peningkatan kebutuhan bahan pangan, eksploitasi dan degradasi sumberdaya lahan pertanian yang semuanya berperan dalam menurunkan kualitas tanah, lingkungan dan produk pertanian.

“Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi usaha ini pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia,” ujar Dedi dalam pembukaan Pelatihan Teknis Bio Input bagi Petani, pada Sabtu (24/2/24).

Di sisi lain, lanjut Dedi, praktik usahatani yang sangat intensif juga menghalangi terjadinya proses pengembalian sisa tanaman dan bahan organik ke dalam tanah, di samping mengakibatkan terjadinya penambangan hara tanah. 

“Penggunaan sarana agrokimia yang berdosis tinggi telah mengubah keseimbangan ekosistem, mencemarkan air dan tanah, serta meningkatkan intensitas gangguan hama penyakit. Hal-hal tersebut mengancam kerberlanjutan sistem produksi pertanian,” jelasnya.

“Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas tinggi dengan memperhatikan pasokan hara dari penggunaan bahan organik, minimalisasi ketergantungan pada pupuk anorganik, perbaikan biota tanah, pengendalian OPT berdasarkan kondisi ekologi, dan diversifikasi tanaman,” ujar Dedi.

Pembangunan pertanian diarahkan pada pencapaian ketahanan pangan sekaligus juga memperhatikan keamanan pangan. Konsep pertanian ramah lingkungan tersebut bermuara pada kualitas tanah yang mempengaruhi produktivitas tanaman dan aspek hayati lainnya; memperbaiki kualitas lingkungan dalam menetralisasi kontaminan-kontaminan dalam tanah dan produk pertanian dan kesehatan manusia yang mengkonsumsi produk pertanian,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi, menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun sistem pertanian yang ada selalu mengandalkan penggunaan input kimiawi yang berbahaya untuk meningkatkan hasil atau produksi pertanian.

“Peningkatan input energi seperti pupuk kimia, pestisida maupun bahan kimia lainnya dalam pertanian dengan tanpa melihat kompleksitas lingkungan di samping membutuhkan biaya usaha tani yang tinggi, juga merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan,” ujar Harvick.

Hal ini, menurut Harvick, menuntut adanya penerapan teknologi yang dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu dengan pengelolaan sumberdaya secara efektif dari segi ekologi maupun ekonomi.

Karena itu, lanjutnya, pelatihan seperti Bio Input ini merupakan metode yang tepat, yang dapat menjangkau petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. 

“Pemahaman tentang pertanian ramah lingkungan akan diharapkan dapat menumbuhkan ‘sense of crisis’ yang memotivasi untuk merapatkan barisan menghadapi tantangan pertanian saat ini,” ujarnya.

Pelatihan Bio Input ini bertujuan meningkatkan kapsitas petani di lokasi program READSI, khususnya dalam mengimplementasi pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, sekaligus menggenjot produktivitas guna menjaga ketahanan dan keamanan pangan.

Sebagai informasi, pelatihan ini dilaksanakan selama 7 hari, tanggal 19-26 Februari 2024 secara offline serentak di 5 (lima) lokasi yaitu BBPP Batangkaluku, BBPP Kupang, UPT Diklat Pertanian Dinas TPH, Prov. Sulteng, UPTD Balai Pengembangan SDM, Prov Sultra, dan UPT Diklat Pertanian Dinas TPH, Prov. Gorontalo.

Pelatihan ini diikuti oleh 210 orang petani yang berasal dari 13 Kabupaten di 5 Provinsi wilayah Program READSI yaitu Provinsi Sulsel, Sultra, Sulteng, Gorontalo, dan Provinsi NTT.

Senin, 19 Februari 2024

Kementan Sampaikan 5T Kunci Pemberian Pupuk Pada Tanaman Pangan Untuk Tingkatkan Produksi


Ciawi, Sigapnews.com- Hantaman elnino berdampak pada produktivitas sektor pertanian. Bergesernya masa tanam dan masa panen menyebabkan kelangkaan beras dipasaran yang menyebabkan harga beras naik secara signifikan dan mendorong harga-harga komoditas lainnya naik sehingga memicu terjadinya inflasi.

Menghadapi fenomena ini, Kementerian Petanian (Kementan) terus melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi dan jagung. Menggerakkan sumberdaya manusia (SDM) pertanian khususnya Penyuluh Pertanian, Widyaiswara, Guru dan Dosen. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam satu tahun ini pihaknya  focus menggerakkan SDM pertania untuk mendokrak produktifitas untuk menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. 

“Kita fokus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia. Kita tidak sendiri ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi para petani di lapangan," kata Amran.

“Sedangkan masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih. 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena El Nino, tapi saat ini kita bersinergi untuk meraih kembali swasembada,” sambungnya.

Tentunya hal ini menuntut peningkatan kinerja penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendampingan efektif kepada pelaku usaha tani di lapangan”, jelas Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi  saat menjadi narasumber pada Training of Trainer Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional di BBPMKP Ciawi (20/02/2024) mengatakan bahwa saat ini 10 negara sudah mengalami krisis pangan akibat dampak covid, climate change dan El Nino.

Bahkan Myanmar dan Vietnam yang merupakan negara produsen, menahan beras mereka untuk ekspor untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.

“Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian diantaranya tersedianya sarana prasarana pertanian seperti pupuk, benih, pestisida, irigasi, asuransi selain itu petani mengerti memahami informasi teknologi pertanian. Salah satunya dengan menggunakan varietas tinggi dan yang terpenting pastikan penyuluh pertanian mendampingi petani dalam implementasi teknologi pertanian,” ujar Dedi.

Terkait pupuk,, Dedi membeberkan 5 kunci utama dalam pemupukan. “Kunci sukses dalam pemupukan adalah 5 T. T yang pertama adalah tepat jenis,  pada saat pemupukan harus tepat menentukan jenis pupuk apa yang dibutuhkan oleh tanaman. T kedua adalah tepat dosis. Tepat dosis memiliki tujuan agar dosis yang diberikan ke tanaman tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Jika pemberian pupuk sedikit, tanaman masih kekurangan unsur yang dibutuhkan. Jika terlalu banyak tanaman akan overdosis dan bisa menjadi toksik”, papar Dedi.

Dihadapan peserta ToT, Dedi menambahkan 3 T lainnya, yakni tepat waktu, tepat cara, dan tepat sasaran.  Pemberian pupuk hendaknya dilakukan dengan baik dan benar. Misalnya, disesuaikan kapan tanaman ini membutuhkan asupan lebih unsur hara. Hal ini bertujuan agar tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Lokasi dan tempat penanaman pun perlu diperhatikan. Contohnya, jika lokasi pemupukan terletak pada ketinggian dan kecepatan anginnya sangat besar, tidak disarankan menggunakan pupuk cair dan disemprotkan. Pemupukan juga harus memperhatikan cara peletakan pupuk pada tanaman. Sebab, hal ini bisa memengaruhi hasil penyerapan pupuk pada tanaman. Dan kunci yang terakhir adalah pemupukan harus sesuai dengan ketentuan. Cara pemberian pupuk yang salah dapat membuat pupuk terbuang sia-sia ataupun tercuci oleh air dan terdenitrifikasi. 

Di akhir materi, pria yang akrab disapa Prof ini meminta seluruh peserta ToT  memasifkan informasi terkait pertanian khususnya pemanfaatan pupuk guna peningkatan produktifitas pertanian khususnya padi dan jagung.

Tingkatkan Minat Generasi Muda di Sektor Pertanian, UPT Kementan Gelar Pelatihan dan Penggunaan Sarpras


Gowa - Dalam rangka mendukung program YESS, Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku memfasilitasi penggunaan sarana dan prasarana bagi para peserta ToT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis yang diselenggarakan oleh Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) di Aula Syech Yusuf BBPP Batangkaluku, Senin (19/2). 

Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari (19-22 Februari 2024) tersebut dihadiri oleh 51 peserta yang berasal dari berbagai kabupaten, diantaranya Maros, Bantaeng, Gowa, Bone, dan Bulukumba. Seluruh peserta akan difasilitasi berupa ruang belajar dan asrama. 

Selain memberikan pelatihan, BBPP Batangkaluku juga menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan stakeholder untuk menunjang kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pelatihan pertanian. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP bersama dengan Unit Pelaksana Teknisnya senantiasa mendukung pengembangan dan peningkatan kualitas SDM aparatur maupun non-aparatur pertanian. 

"BPPSDMP melalui BBPP Batangkaluku terus membangun sinergisitas dengan berbagai pihak, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten guna mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian," ujar Dedi. 

YESS merupakan salah satu program Kementan yang bekerjasama dengan IFAD (International Fund of Agriculture Development). Program tersebut dirancang guna mendukung dan meningkatkan minat generasi muda petani untuk menekuni sektor pertanian di Indonesia.

Minggu, 18 Februari 2024

Optimalisasi Lahan Rawa Upaya Kementan Genjot Produksi Padi dan Jagung

Jakarta, Sigapnews.com, Hantaman El nino sejak Februari 2023 hingga kini  sangat mempengaruhi produksi bahan pangan. Padi dan jagung merupakan komoditas yang strategis. Tingginya permintaan masyarakat terhadap kedua komoditas ini telah mendorong kebijakan impor bila produksi dalam negeri tidak mencukupi. Dengan latar belakang inilah maka produksi padi dan jagung harus terus ditingkatkan.

Kementerian Pertanian (Kementan)  telah menerapkan pendekatan holistik yang mendukung budidaya padi dan jagung. Dukungan sarana dan prasarana ditujukan pada proses hulu sampai hilir, dari penyiapan lahan sampai pengolahan. Pada setiap proses ini, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga terus dilakukan.

Saat ini Kementan tengah fokus meningkatkan produksi padi dan jagung nasional dalam satu tahun ke depan. Salah satunya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino beberapa bulan lalu. 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, "Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada".

Sejak 2014 alokasi pupuk subsidi kurang lebih 9,5 juta ton dan mengalami penurunan di tahun 4,8 juta ton di tahun 2018 hingga kini. Penurunan ini dipengaruhi oleh kelangkaan bahan baku pupuk. Dalam rangka mempercepat masa tanam satu (MT I) yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, Mentan Amran juga menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan petani, dari pupuk subsidi, benih gratis, hingga kemudahan menebus solar subsidi.

Mentan menambahkan Dukungan nyata pun diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun 2024 atau senilai 7.2 juta ton.

Sebagai unit kerja yang memiliki tupoksi untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian, Maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan akan menggelar Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Februari 2024 di BBPMKP Ciawi yang  akan dibuka langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.

Pada acara Konferensi Pers yang dilaksanakan secara online Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP)  Dedi Nursyamsi mengatakan TOT ini akan diikuti oleh peserta 48.111 yang terdiri dari 189 widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 Penyuluh Pertanian PNS, 12.480 Penyuluh Pertanian PPPK, 1.744 Penyuluh Pertanian THL APBN, dan 8.775 penyuluh pertanian THL BPBD (19/02/2024).

"Seluruh peserta TOT yang akan menjadi kepanjangan tangan Kementan untuk mensosialisasikan terkait kebijakan pupuk bersubsidi ini. Kita harus memastikan sarana dan prasarana ada di lapangan saat akan masuk musim tanam”.ujar Dedi

Dedi menambahkan, adanya inovasi dan penerapan teknologi yang tepat juga perlu di perhatikan. Gunakan benih, bibit yang baik serta perhatikan nutrisi untuk tanaman yakni pupuk. 

“Kita maksimalkan penggunaan pupuk  hayati, pupuk organik, pestisida hayati, bio organik. Yang terpenting adalah pemupukan harus berimbang", pesan Dedi.

Berulang kali Dedi mengingatkan bahwa penyuluh merupakan pendamping petani di lapangan. Maka penyuluh wajib hadir dalam segala kondisi petani di lapangan. Bersama petani, penyuluh harus mendongkrak produksi dan produktivitas padi dan jagung.

Diakhir acara, Dedi menjelaskan bahwa Narasumber yang dihadirkan selama TOT berlangsung merupakan para ahli  dalam  Pengelolaan Pupuk Subsidi dalam Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung, Mekanisme Pemanfaatan Pupuk Subsidi, Pemupukan Berimbang, Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), dan Optimalisasi Lahan Rawa untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Jagung

"TOT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung nasional dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani," tutup Dedi.

Selasa, 13 Februari 2024

Didampingi Ortu dan Guru, Sejumlah Murid TK IT Al Fatih Belajar Pertanian Hingga Makan Donat Olahan BBPP Batangkaluku


Gowa, Sigapnews.com, Sebanyak 117 Peserta didik dan orang tua beserta  guru pendamping dari Taman Kanak-kanak (TK) Islam Terpadu (IT) Al Fatih, terlihat sangat antusias saat melakukan kunjungan Edukasi pertanian ke Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku (13/02/2024).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI, Dedi Nursyamsi, mengatakan Agro Edu Wisata (AEW) harus hebat, termasuk infrastrukturnya, teknologinya, dan semuanya harus hebat.

“Sehingga agroeduwisata dapat dijadikan sebagai tempat atau sarana pembelajaran dan meningkatkan kecintaan kaum milenial dari usia dini terhadap dunia pertanian” sebut Dedi.

Kegiatan kunjungan edukasi ini merupakan salah satu kegiatan rutin TK. IT Al Fatih setiap tahunnya.

BBPP Batangkaluku kerap menjadi tempat yang dikunjungi, karena dinilai mumpuni dan memiliki ilmu pertanian yang baik.

“Alasan kami memilih kunjungan ke BBPP Batangkaluku karena dapat mengajak siswa kami mengenal dunia pertanian sejak dini baik pengetahuan dasar pertanian, perkebunan, ataupun peternakan” tutur  Sitti Aisyah.

Di pandu oleh Widyaiswara BBPP  Batangkaluku dan beberapa karyawan lapangan anak anak dibagi menjadi dua kelompok besar diajak berkunjung melihat apa saja yang ada di BBPP Batangkaluku, mulai dari instalasi tanaman, ternak sapi dan bebek,  dan terakhir ke pengolahan hasil untuk menikmati donat yang telah dibuat untuk peserta.

Terlihat anak-anak sangat bersemangat dengan senyum yang menunjukkan kegembiraan ketika memberi makan sapi , Walaupun kegiatan dilakukan sejak pagi, anak-anak tetap ceriah mengelilingi lingkungan BBPP Batangkaluku. Selanjutnya anak-anak menikmati donat yang telah dibuat di pengolahan hasil BBPP Batangkaluku.

BBPP Batangkaluku selalu menyambut baik kunjungan kunjungan dari sekolah dan telah menugaskan jajarannya agar mensharing pengetahuan pertanian kepada anak-anak.

Senin, 05 Februari 2024

Tingkatkan Kualitas Program Layanan Perpustakaan, Kementan Melalui PUSTAKA Beri Pendampingan Akreditasi Untuk BBPP Batangkaluku


Makassar, Sigapnews.com, Kementerian Pertanian melalui Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai instansi pembina perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian, melakukan bimbingan kelengkapan akreditasi pada perpustakaan Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku pada 05 Februari 2024.

Bimbingan dilakukan oleh tiga pustakawan, Dr. Riko Bintari S.Sos., M. Hum., Ir. Eka Kusmayadi, M. Hum dan Widaryono, S. IP., M.Si. yang diterima langsung oleh Kepala Bagian Umum BBPP Batangkaluku Rosdiana, S.Pi., MM dan Pustakawan BBPP Batangkaluku Intan Ariani, S.hum

Dalam kunjungna ini Eka Kusmayadi mengungkapkan bahwa akreditasi perpustakaan dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan pengunjung terhadap kinerja dan menjamin kualitas perpustakaan.

"Akreditasi juga akan meningkatkan motivasi kepada pengelola perpustakaan terhadap kinerjanya, dan merupakan suatu proses penjaminan mutu yang didasarkan pada standar, kebijakan, dan prosedur.

"Akan ada pengakuan formal dari lembaga akreditasi sesuai standar nasional. “Akreditasi penting karena dapat memberikan jaminan sistem pengelolaan mutu perpustakaan yang efektif sesuai tujuan yang direncanakan.” Ungkap Eka.

Riko Bintari menambahkan bahwa membutuhkan sarana untuk melihat aspek-aspek penyelenggaraan perpustakaan sesuai dengan standar nasional perpustakaan atau tidak. Akreditasi memberikan jaminan kepada manajemen bahwa sistem pengelolaan mutu perpustakaan telah berjalan efektif dan mencapai tujuan yang telah direncanakan.

"Tujuan akreditasi sendiri adalah untuk pencapaian akuntabilitas dan pencapaian mutu pengelolaan perpustakaan. Sementara sasaran dari akreditasi adalah kepatuhan dan kesesuaian.

Lebih lanjut Eka menyampaikan bahwa perpustakaan yang akan diakreditasi harus melalui beberapa tahapan. Indikator penilaiannya sangat banyak, ada beberapa yang harus dipenuhi seperti koleksi, sarana prasarana, pelayanan perpustakaan, tenaga perpustakaan, penyelenggaraan dan pengelolaan, serta komponen penguat.

Eka berharap dengan adanya pendampingan akreditasi ini, perpustakaan BBPP Batangkaluku mampu melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas program dan layanan perpustakaan yang prima kepada para pemustaka.

Jumat, 02 Februari 2024

Kepala BPPSDMP Kementan Akui Pengolahan Sampah Organik P4S Saksikan Proses Mesin Gunakan Produk Dalam Negeri


Cirebon, Sigapnews.com,- Pertanian memiliki banyak sektor yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang. Hal ini dibuktikan P4S Sarongge yang berada Desa Ciawigajah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cirebon. 

Lembaga yang meraih Sertifikasi Klasifikasi P4S sebagai P4S Kelas Pratama ini sukses mengolah sampah menjadi berkah.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan jika ditekuni dengan serius.

Mentan Amran menambahkan, baik dari hulu sampai hilir, pertanian menyajikan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Oleh sebab itu, ia berharap anak-anak juga terjun memanfaatkan peluang tersebut.

P4S merupakan salah satu lembaga masyarakat yang dimiliki dan dikelola petani langsung baik secara perorangan maupun kelompok dalam meningkatkan peran aktif pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian seperti pelatihan, penyuluhan, dan pendidikan.

Keberadaan P4S dalam suatu wilayah pertanian sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani ke depannya. Sehingga peran serta kelembagaan pertanian ini sangat dirasa positif oleh masyarakat khususnya petani.

Peran P4S sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia petani dalam mewujudkan kader-kader petani yang dapat bersaing di masa depan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nuryamsi, menyebut P4S Sarongge sebagai contoh pengolahan sampah rumah tangga, secara profesional sehingga menghasilkan.

Dalam satu bulan, dari satu desa ciawigajah limbah  sampah yang dihasilkan 400 ton, dari sampah tersebut komposisi nya 40% dan 60% organik. 

"Saya melihat proses mesinnya yang semua produksi dalam negeri, yang sampah organik setelah dikeringkan dan diproses fermentasi kemudian dicampur dengan pupuk kandang menghasilkan pupuk kompos/organik. Pupuk yang dihasilkan dapat meningkatkan produksi mulai dari 40-90%," kata Dedi.

40% sampah non organik 5% sampah kaleng, 15% botol minuman mineral dan 20% plastik diproses, dengan mesin pencacah.

"Ada yang dipadatkan dan menjadi sumber energi ada juga yang didaur ulang sehingga dapat dimanfaatkan. Apa yang dilakukan P4S ini sangat bermanfaat karena selain menghasilkan juga ramah lingkungan," ujar Dedi lagi.

"Saya berharap apa yang dilakukan P4S Sarongge ini dapat menjadi contoh dan ditiru oleh P4S lain dan proses pemanfaatan sampah terus berjalan," imbuhnya.

P4S Sarongge sendiri bergerak dalam ketahanan pangan khususnya dalam produksi pupuk organik yang berasal dari limbah/sampah rumah tangga warga desa sekitar.

Selain pengolahan sampah, P4S Sarongge mengelola lokasi Agrowisata seluas 5 HA dengan komoditas tanaman pangan, hortikultura dan peternakan.

Hal ini dijelaskan Nunung Nurhadi, Pembina P4S Sarongge, Desa Ciawigajah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cirebon.

"Lembaga kami bergerak dalam ketahanan pangan khususnya dalam produksi pupuk organik yang berasal dari limbah/sampah rumah tangga warga desa sekitar. Istilahnya kami mengolah sampah, menjadi berkah karena menghasilkan," katanya.

Ia menambahkan, di sini sudah ada mesin pengolahan sampah, yang proses awal mulai dari memisahkan sampah organik dan non organik.

"Dimana untuk non organik seperti botol air kemasan dan kaleng, dimasukan mesin pencacah dan hasilnya sudah ada yang menampung dari pihak ketiga. Untuk sampah organik, diolah menjadi pupuk kompos/organik," jelasnya.

Minggu, 19 November 2023

Hasil Panen Food Estate Sungguh Diharap Dapat Menekan Harga Beras Yang Terus Naik Dengan Liar


Banten (MNC), Pembangunan kebun singkong dalam sebutannya yang lebih  mentereng adalah Food Estate di Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, kata Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono saat melakukan peninjauan pembukaan lahan kebun singkong itu untuk mendukung program cadangan pangan strategis nasional, seperti laporan resmi Kemhan, Selasa, 24 November 2020.

Niat baik pemerintah melaksanakan program Food Estate sungguh mulia untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia dalam jangka panjang. Awalnya secara bertahap rencananya 1,2 juta hektar akan dibangun hingga tahun 2019. Ketika itu rincian awal dari program Food Estate akan dilakukan di wilayah Kalimantan Barat selyas 120.000 hektar. Di Kalimantan Tengah 180.000 hektar. Di Kalimantan Timur 10.000 hektar. Dan di Maluku 190.000 hektar.

Pembangunan Food Estate ini juga dimaksudkan sebagai program untuk membangun kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar di mana Kebun itu dibangun. Karena yang akan dibangun bukan hanya kebun singkong itu saja, tapi juga turunan sampai industrinya.

Menteri Pertahanan Letnan Jendral TNI (Purn) Prabowo Subianto telah memaparkan road map Kemenhan dalam upaya pengembangan Food Estate  kepada Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers konferen usai rapat terbatas yang berlangsung secara virtual, Rabu, 23 September 2020.

Lokasi Food Estate itu yang sudah ditentukan di Kalimantan Tengah, juga sudah disetujui Gubernur setemlat dalam bentuk dukungan memberi lahan dan siap mem- back up pekerjaannya di lapangan, tandas Menhan.

Pembangunan kebun singkong ini sudah dimulai pada tahun 2021 dengan luas lahan pertama 30 ribu hektar dan selanjutnya diharap pada tahun 2025 dapat mencapai 1,4 juta hektar. Sebab Indonesia sebagai konsumen mie terbesar ke dua di dunia, perlu jaminan agar tidak tergantung pada pasokan dari negeri orang.

Presiden Joko Widodo  sendiri sudah melihat lahan yang akan dijadikan Food Estate di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, pada 9 Juli 2020. Maksud pemerintah menyiapkan lumbung pangan ini untuk mengantisipasi krisis pangan yang diperkirakan akan melanda dunia.

Upaya Menhan Prabowo Subianto, (Kompas.com, 28 September 2020) mengerahkan prajurit TNI untuk melakukan penanaman singkong secara besar-besaran dalam proyek Food Estate atau lumbung pangan yang direncanakan ada di sejumlah provinsi di Indonesia, sungguh sangat mulia. Karena targetnya memang 1,4 juta hektar hingga tahun 2025 harus dicapai. (Antara, Senin, 28 September 2020). Meskipun sejatinya, ketahanan pangan  merupakan tanggung jawab Menteri Pertanian.

Prabowo Subianto mengaku mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk memberi dukungan bagi pelaksanasn Food Estate. Sehingga dalam pembagian tugasnya Menhan akan menangani pembangunan cadangan pangan singkong. Karena singkong dapat menghasilkan tepung tapioka yang bisa menjadi bahan utama kebutuhan pangan.

Ketika itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menegaskan program penanaman singkong oleh Kemenhan tidak termasuk yang akan digarap oleh Kementerian Pertanian. Untuk lumbung pangan di Kalimantan Tengah telah disiapkan lahan seluas 30 ribu hektar itu akan dibagi  untuk Kementan dan Kemenhan.

Menurut Syahrul Yasin Limpo, penanaman singkong oleh Kemenhan sebagai cadangan  pangan strategis tidak termasuk tugas pokok. Dia juga menuturkan potensi lahan yang dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian di Kalimantan Tengah ada sekitar 164.598 hektar berdasarkan data dari Kementerian PUPR. 

Pelaksanaan proyek lumbung pangan ini sesungguhnya tersebar di sejumlah wilayah. Diantaranya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat hingga Jawa Timur serta Papua. Untuk pelaksanaan bagi masing-masing wilayah lumbung pangan ini akan mengembangkan komoditas yang berbeda. Lumbung pangan di Sumba Tengah misalnya akan  mengembangkan komoditas padi dan jagung.

Diinformasikan juga oleh Syahrul Yasin Limpo bahwa Kemenhan berencana melakukan penanaman singkong sebagai upaya menambah cadangan pangan strategis di lahan seluas 60 ribu hektar pada tahun ini juga. Lokasinya  terletak di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabukaten Kspuas, Kalimantan Tengah. .

Menurut Kementan Syahrul Yasin Limpo, dari 164.598 hektar lahan yang dicanangkan untuk proyek Foid Estate, sekitar 142 ribu hektar yang bisa ditanami. Dari angka tersebut lebih mengerucut menjadi 82 ribu hektar. Belakangan muncul kritik terhadap program Food Estate yang sangat diharap bisa mengatasi masalah kebaikan harga beras yang liar di pasar. Kritik pada proyek Food Estate ini diungkapkan Sekjen PDIP,  Hasto Kristiyanto sebagai proyek kejahatan lingkungan. Catatan terhadap Food Estate ini diungkapkannya di Bogor, Jawa Barat, Selasa, 15 Agustus 2023, seperti yang juga dilaporkan oleh Kompas.com.

Pernyataan itu terkait dengan pendapat soal dugaan aliran dana kejahatan lingkungan Rp 1 triliun yang masuk ke partai politik tertentu untuk biaya Pilu 2024.

Padahal, program Food Estate merupakan kebijakan pemerintah yang bagus karena memiliki konsep pengembangan pangan secara terintegrasi. Sehingga kebijakan yang digagas Presiden Joko Widodo ini pantas dan patut menjadi kebijakan yang masuk dalam Program Strategis Nasional untuk tahun 2020 - 2024.

Jadi dapat segera dibayangkan jika Good Estate dapat berhasil panen raya, maka dari 30 ribu hektar itu saja,  hasil minimal berdasarkan pengalaman petani tradisional di daerah Lampung, dapatlah kalkulasi hasilnya minimal 30.000 x 90.000 x 6 kg x  Rp 8.000 per kg, maka total hasilnya sungguh fantastis, dan pasti dapat menekan harga beras yang terus bergerak liar naik ke ubun-ubun rakyat kebanyakan.

Banten, 20 November 2023

Penulis: Jacob Ereste

Kamis, 16 November 2023

Kementan Beri Ilmu Agribisnis Bagi Petani Millenial, Dedi Nursyamsi : Harus Menjadi Wirausaha Muda Pertanian


Gowa, Sigapnews.com, Kementerian pertanian memiliki atensi yang besar dalam rangka menumbuhkan minat generasi milenial dalam mengembangkan pertanian modern melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan menerapkan berbagai strategi Kementan terus berupaya meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM di bidang pertanian.

Salah satu strategi yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah melakukan penguatan kapasitas SDM pertanian.

Melalui Program Rural Empowerment Agriculture Development Scaling up Innitiative (READSI), Kementan menggelar  Pelatihan Teknis Smart Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian dan Petani Millenial wilayah READSI di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Barangkaluku, yang dilangsungkan mulai tanggal 16/11/2023 hingga 18 November 2023.

Adapun tujuan pelatihan ini yakni untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam implementasi usaha pertanian yang cerdas dan menguntungkan serta mendorong terimplementasinya pertanian yang inovatif dan berdaya saing menyongsong kemandirian dan kesejahteraan petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan kita harus meningkatkan produktivitas semua komoditas.

Menurutnya, "Dengan produksi melimpah maka daya saing tinggi, dapat bersaing dengan produk luar sehingga bisa ekspor yang tentunya dengan kualitas yang harus bagus.

Dedi Nursyamsi menekankan bahwa, Peran penyuluh amat penting sebagai lokomotif dalam mendorong sektor pertanian.

Bahkan kata Dedi Pertanian merupakan sektor paling penting semenjak adanya peradaban manusia, saat ini dan masa yang akan datang.

"Oleh karena itu mengingat pangan ini merupakan kebutuhan yang semakin modern dengan semakin beragam dari sektor-sektor ekonomi dan non pertanian lainnya yang harus tetap menjadi  perioritas utama  bahwa sektor pertanian harusnya dipandang sebagai sektor masa depan yang sangat menjanjikan.

"Melalui program READSI, pelatihan ini salah satu tujuannya adalah bagaimana memberdayakan petani baik kelompok tani maupun secara berkelompok atau individu agar supaya petani bisa berdaya, bisa mengakses sumber-sumber perekonomian agar nantinya betul-betul bisa meningkatkan kesejahteraan petani melalui kegiatan pertanian," jelasnya

Didepan seluruh peserta Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwasanya petani milenial adalah pelaku regenerasi petani, petani penerus, petani harapan bangsa, petani harapan kita semua.

"Maka dari itu harus melakukan agribisnis, pertanian itu harus melakukan transformasi dari pertanian, yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri namun menjadi pertanian untuk semua.

Tak hanya itu lanjut Dedi, Harus juga ada kesinambungan pertanian melalui agribisnis, karena itu dengan agribisnis kita dapat mendapatkan peluang untuk memperoleh keuntungan yang banyak dan semaksimal mungkin.

Ia menegaskan bahwa kita harus beragribisnis, harus menjadi wirausaha muda pertanian, imbuhnya.

Sementara Muhammad Amin, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian mengatakan bahwa Kementerian pertanian saat ini terus berupaya memberikan dukungan penuh  terhadap petani, kelompok tani agar pertanian dikawal dengan baik untuk peningkatan produksi dan produktivitas serta mengoptimalkannya agar dapat mengejar ketinggalan.

"Maka dari itu Kementerian pertanian tidak henti-hentinya memberikan dukungan menyangkut hajat orang banyak, oleh karena itu sektor pertanian tidak bisa dengan biasa-biasa saja, tiga tujuan pembangunan pertanian ini harus di optimalkan, pertama bagaimana menyediakan pangan bagi 275 juta jiwa dari penduduk Indonesia, kedua meningkatkan kesejahteraan petani, agar supaya petani disektor pertanian ini meningkatkan pendapatannya, agar kesejahteraannya juga bisa terpenuhi dengan baik serta yang ketiga meningkatkan ekspor, melalui sektor pertanian dengan komoditas strategis, tiga tujuan pembangunan pertanian menjadi perhatian serius kementerian pertanian," paparnya. 

Dalam kegiatan pelatihan ini, peserta berjumlah 136 orang yang meliputi 100 orang petani millenial yang berasal dari 5 (lima) Provinsi wilayah Program READSI serta 18 petani milenial dan18 penyuluh pertanian yang berasal dari 9 Kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Wajo, Pare Pare, Barru, Pangkep, dan Kabupaten Maros. .

Sementara itu, Narasumber dalam pelatihan ini merupakan ahli dan atau praktisi yang kompeten yang berasal dari beberapa instansi yang fokus dalam pengembangan agribisnis.

Dalam kegiatan ini juga membahas beberapa materinya antara lain, Kebijakan Pengembangan Smart Agribisnis, Smart Agribisnis dan Pertanian Modern, Teknologi Pertanian Modern dan Perangkat Lunak

Pertanian, Pengelolaan Permodalan Usaha dan Penggunaan Teknologi untuk Pengelolaan Keuangan dan Investasi Agribisnis dan Pemasaran.

(Red/AL)

Rabu, 08 November 2023

Diakui Bapenas, Ini Program Kementan Yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Petani Yang Dilakukan di Sulsel

Gowa, Sigapenews.com, Program Rural Empowerment Agriculture Development Scaling up Innitiative (READSI) Kementerian Pertanian (Kementan) terus dioptimalkan sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan produksi pangan pertanian daerah.

Program tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan.

Saat ini Sumber daya manusia (SDM) dipandang masih menjadi persoalan dalam menciptakan tata kelola keuangan usaha tani dan keuangan rumah tangga petani yang lebih baik.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa tujuan utama Program READSI adalah meningkatkan penghidupan petani kurang mampu di daerah sasaran program agar berdaya.

“READSI turut mendukung program-program yang sedang dijalankan Kementerian Pertanian, utamanya untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang juga dapat peningkatan kualitas SDM pertanian.

Ditambahkan Dedi Nursyamsi, bahwa salah satu hal penting untuk diketahui petani adalah literasi keuangan.

“Literasi keuangan penting untuk diketahui petani, dan Petani harus bisa mengelola keuangan, bagaimana caranya ada bankable, sehingga bisa mendapatkan pinjaman seperti KUR, kalau petani menguasai ini, kita yakin petani Indonesia akan mandiri,” katanya.

Karena itu Kementerian Pertanian melalui Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI) menggelar Training of Trainer (TOT) Literasi Keuangan Lanjutan bagi Penyuluh dan Fasilitator Desa Program READSI, yang dilaksanakan selama 3 hari efektif, 8 s/d 10 November 2023 di BBPP Batangkaluku.

Tujuan pelaksanaan pelatihan ini adalah meningkatkan kemampuan penyuluh dan fasilitator Desa dalam memfasilitasi pelatihan literasi keuangan bagi petani dengan memberikan pemahaman tentang pengelolaan keuangan rumah tangga dan keuangan usaha pertanian

Peserta pelatihan terdiri dari penyuluh dan fasilitator desa yang berasal dari wilayah READSI Provinsi Sulawesi Selatan meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur yang masing-masing berjumlah 36 orang dengan total 108 peserta.

Muhammad Amin, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian saat membuka pelatihan via Zoom mengatakan bahwa program READSI dinilai sebagai program yang cukup berhasil oleh BAPENAS, kita telah berhasil memberdayakan para petani kita, terutama dalam meningkatkan pendapatan dan produksi, termasuk penguatan dan kelembagaan di Desa termasuk kemitraan yang terus berjalan.

"Berdasarkan keberhasilan tersebut pemerintah dalam hal ini kementerian pertanian menilai bahwa program READSI ini sebagai salah satu model dalam rangka untuk memberdayakan yang telah mampu mendukung pencapaian pembangunan nasional baik itu jangka panjang maupun jangka pendek ,terkait dengan peningkatan kesejahteraan bagi keluarga petani baik secara individu maupun secara kelompok-kelompok, " Katanya

"Tentu dengan harapan READSI ini bagaimana untuk meningkatkan dan kehidupan bagi rumah tangga petani, oleh karena itu kementerian pertanian saat ini terus berupaya melalui program READSI  bisa terus memberikan pemberdayaan bagi masyarakat kita terutama masyarakat berpendapatan rendah agar mereka mampu meningkatkan produktivitasnya tentu dengan peningkatan produktivitas dan ini akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan bagi petani serta keluarganya, "jelas Amin.

Ia berharap dengan pelaksanaan TOT ini betul-betul bisa mengelola keuangan yang lebih baik.

"Literasi keuangan ini merupakan salah satu keterampilan yang penting dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat terkait dengan kesejahteraan individu maupun kelompok serta nantinya  mampu mengelola keuangan sebaik- baiknya sehingga secara administrasi bisa dipertanggungjawabkan tapi secara teknis betul-betul bisa berdampak dilapangan, bisa meningkatkan kesejahteraan bagi para petani kita, pungkasnya.

(Red)

Rabu, 18 Oktober 2023

Kembalikan Kejayaan Pertanian, Plt. Mentan Minta Penyuluh Dampingi Petani Hadapi El Nino


Jakarta, Sigapnews.com, Dalam menghadapi climate change dan El Nino yang masih melanda hingga saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan Webinar Program Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino di Ruang Agriculture War Room (AWR) Kementan, Rabu (18/10/2023).

Webinar bertemakan “Pembinaan Penyuluh Pertanian dalam rangka Pengawalan Gernas Penanganan Dampak El Nino” yang dihadiri oleh penyuluh pertanian di 10 Provinsi yang terkena dampak El Nino yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Lampung secara online sebanyak 19.947 peserta. Webinar juga dihadiri oleh Plt. Mentan, Wamen, Eselon I dan II lingkup Kementan.

Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa sejak minggu lalu seluruh Eselon I dan II beserta jajarannya sudah menyusun Quick Win terkait Gernas El Nino dan langkah apa yang akan dikerjakan tiga bulan ke depannya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan sudah mempresentasikan bagaimana cara untuk mendapatkan produktivitas lebih tinggi dan lebih baik untuk tiga bulan kedepan, termasuk target 37 juta ton, sehingga memerlukan kerjasama seluruh pihak seluruh insan pertanian termasuk petani dan penyuluh.

Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua yang ada di 10 provinsi yang terkena dampak El Nino, ujar Arief.

Kerahkan seluruh Eselon I ke 10 ini. Pastikan benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Jika pupuk bersubsidi sulit maka pupuk komersial harus ada, ujarnya lagi

Untuk asurasi pertanian, saya mohon agar penyuluh-penyuluh seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan asuransi pertanian. Hal ini penting karena jika ada gagal panen ada uang sebagai pengganti, tegasnya.

Arief juga meminta agar produktivitas dapat ditingkatkan, dari 5.2 ton per hektar menjadi 5.4 ton per hektar, 5,5 sampai 5,8 ton per hektar. Detailkan satu persatu mulai pupuk dan benih, tetapkan penanggung jawab per wilayah.  

Penyuluh pertanian merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan. Sehingga kehadiran penyuluh harus bisa menjadi juru bicara dan harus bisa mendengarkankan keluh kesah para petani. Jika ada masalah seharusnya penyuluh berada di depan dan laporkan kepada pemerintah pusat. Para Eselon I, II, Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota harus peduli terhadap permasalahan para petani dan harus mengeksekusi dilapangan secara langsung. Ini dilakukan untuk mengembalikan pertanian Indonesia yang jaya, pinta Arief.

Selain itu para penyuluh harus bisa menjadi fasilitastor, inisiator, motivator, dinamisator, edukator dan advaiser terhadap petani yang ada

Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua di 10 provinsi yang terkonsentrasi untuk peningkatan produksi. Kerahkan seluruh sumber daya, benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Kalau pupuk subsidi sulit maka kita sudah menyiapkannya, tegas Arief lagi.

Terakhir, untuk asuransi pertanian agar dapat dikomunikasin kepada para petani dan saya sudah berkomunikasi dengan Dirut Jasindo untuk membantu komunikasi terakhir kepada para petani. 

Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam laporannya menyampaikan kegiatan Webinar Gernas penanganan dampak El Nino 10 provinsi yang terkena dampak El Nino merupakan daerah sentra produksi. Webinar juga dilakukan dalam rangka persiapan musim tanam I atau musim rendeng. 

Kabadan Dedi meminta agar penyuluh harus memastikan ketersediaan sarpras di lapangan, teknologi budidaya, pemupukan berimbang, panen dan pasca panen. Lakukan pendampingan kepada petani dan penyuluh harus selalu hadir kepada petani dalam suka dan duka, ujarnya.

Untuk mengantisipasi musim rendeng dimana berdasarkan info BMKG bahwa musim hujan atau jadual tanam akan mundur 1-3 dasarian, maka peran penyuluh pertanian  diharapkan dapat mengawal dan memastikan ketersediaan sarana produksi, transfer inovasi teknologi pertanian dan melakukan pendampingan kepada petani untuk memastikan usaha tani yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Program Gernas Penanganan Dampak El Nino merupakan upaya peningkatan peran Penyuluh Pertanian dalam kegiatan pengawalan dan pendampingan pembangunan pertanian yang saat ini difokuskan pada kegiatan pengawalan penanggulangan dampak El Nino di 10 provinsi dan 115 kabupaten. Program Gernas ini bertujuan untuk meningkatkan peran Penyuluh Pertanian (PNS/PPPK/THL-TB PP) di 10 provinsi dalam pengawalan dan pendampingan di Lokasi Gernas Dampak El Nino.

Peserta webinar akan mendapatkan materi dari narasumber, praktisi serta fasilitator yang berkompeten di bidangnya. Diantaranya dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Webinar juga dihadiri oleh perwakilan Eselon 1 di Kementan. 

Metode webinar meliputi tatap muka secara online dan diskusi adapun lokasi webinar secara offline dilaksanakan di Kementan, ujarnya. 

Target peserta webinar sebanyak 8.098 orang yang terdiri dari 7.936 PNS PPPK dan 162 THL TBPP dari 10 provinsi yang terkena dampak El Nino.

Kehadiran seluruh calon peserta pada kegiatan webinar diharapkan dapat meningkatkan melakukan pengawalan dan pendampingan terhadap provinsi yang terkena dampak tersebut. 

(OC/NF)

Selasa, 03 Oktober 2023

Kementan Beri Ilmu Kewirausahaan Agribisnis Bagi Petani di Parepare Ajarkan Pola-Pola Bisnis Khususnya Pertanian Tanaman Padi


Sigapnews.com, Pare-Pare yang merupakan tempat lahir Presiden Ke-3 Indonesia  yakni BJ Habibie ini selain pelabuhan dan pemandangan pantai yang indah juga ditunjang potensi sektor pertanian dan perkebunan karena miliki lahan yang subur dan iklim yang cocok untuk pertanian dan perkebunan. 

Investasi dalam sektor ini dapat meliputi pengembangan tanaman pangan, seperti padi, jagung kacang, serta tanaman hortikultura lainnya. 

Dukungan pemerintah dalam bentuk infrastruktur dan teknologi pertanian juga telah meningkatkan potensi sektor ini. Selain itu perlu juga adanya peningkatan SDM pertanian kepada petani sehingga produksi dan produktivitasnya dapat meningkat. 

Maka dalam meningkatkan keterampilan petani, Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui Unit Pelaksana Teknis BBPP Batangkaluku menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis di Kota ini. 

Pelatihan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari yang digelar di 4 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yakni BPP Soreang, BPP Ujung, BPP Bacukiki dan BPP Bacukiki Barat Kota Pare-Pare, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Dengan komoditi Padi, Jagung, kacang dan hortikultura, tiap lokasi diikuti 30 orang peserta yang berasal dari  kelompok tani  yang tersebar di wilayah tersebut.

Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas petani dalam berwirausaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan, selain itu sasarannya adalah untuk mencetak wirausaha yang berkompeten di bidang agribisnis serta tercapainya petani yang mandiri dan sejahterah.

Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di berbagai kesempatan, anak muda berperan penting dalam memperkokoh harapan rakyat dan memperkuat persiapan menghadapi tantangan global.

"Kita pecaya bahwa di tangan anak muda masa depan bangsa akan lebih baik lagi. Yang penting mereka mau melakukannya. Kita berharap dengan pertanian Indonesia jadi lebih baik karena selama ini terbukti menjadi bantalan ekonomi. Pertanian yang paling siap menghadapi tantangan-tantangan apapun hari ini, besok dan masa yang akan datang," jelas Syahrul.

Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa para pemuda didorong untuk membangun usaha pertanian yang antara lain dalam bentuk women entrepreneurship, green economy, dan digital economy.

"Dengan demikian, pelatihan kewirausahaan agribisnis dapat membuka kesempatan bagi pemuda-pemudi khususnya di wilayah perdesaan untuk mengembangkan perekonomian dan diperlukan pembekalan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan yang juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi berwirausaha," imbuh Dedi.

Muhammad Sidiq, Kepala BBPP Batangkaluku mengatakan hal ini dilakukan sebagai upaya menguatkan komitmen dan jiwa kewirausahaan serta meningkatkan keterampilan teknis agribisnis bagi petani.

“Dalam pelatihan ini petani dapat belajar tentang penguatan kelembagaan dan pola-pola bisnis khususnya di pertanian tanaman padi. 

Mudah-mudahan kegiatan Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan, Puluhan Petani ini bisa dilakukan secara berkesinambungan, ” ucapnya

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved