-->

Rabu, 22 Juli 2020

Anggaran Dikurangi, Kementan Makin Selektif Salurkan Pupuk



Bantaeng, Sigapnews.com, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini lebih selektif dalam menyalurkan pupuk bersubsidi.

“Anggaran untuk pupuk subsidi memang dikurangi agar pupuk bisa lebih maksimal dan bermanfaat bagi petani yang membutuhkan," kata Mentan dalam keterangan tertulis, Senin (20/07/2020).

Dengan adanya pengurangan anggara itu, SYL pun meminta petani tidak hanya tergantung pada pupuk subsidi dan juga manfaatkan pupuk non-subsidi.

Terkait hal itu, Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengimbau, petani di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk memanfaatkan pupuk non-subsidi bila alokasi pupuk bersubsidi sudah terealisasi seluruhnya.

Menurut dia, upaya memanfaatkan pupuk non-subsidi tersebut dilakukan untuk memastikan budidaya pertanian tetap berlangsung.

Meski demikian, realisasi pupuk subsidi untuk Kabupaten Bantaeng sendiri sudah mencapai 7.217 ton.

“Jika alokasi pupuk subsidi tidak mencukupi, maka petani dapat menggunakan alternatif pupuk non-subsidi, sehingga pertanian dapat terus berlangung,” ujar dia.

Selain itu, Sarwo Edhy mengatakan bahwa penerima pupuk bersubsidi akan dilakukan berdasarkan pengajuan yang ada dalam data elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK).

“Daerah mengajukan alokasi dan nama penerima pupuk dalam eRDKK, serta melalui verifikasi bertahap," kata Edhy seperti dalam keterangan tertulisnya.

Ia melanjutkan, data yang diajukan tersebut selanjutnya disinkronkan dengan serapan pada tahun sebelumnya.

"Jika sudah sinkron, data itu yang digunakan dalam penyaluran pupuk bersubsidi tahun ini,” katanya.

Minggu, 28 Juni 2020

BPC HIPMI Bantaeng Dukung Ketua HIPMI Sulsel Terpilih ARM



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bantaeng hadir dalam proses Musyawarah Daerah (Musda) Hipmi Sulsel, yang digelar secara virtual pada Minggu (28/62020). 

Pengurus Hipmi Bantaeng yang memantau jalan musyawarah di Hotel Kirei kabupaten Bantaeng. 

Ketua Hipmi Bantaeng, M Amhi KD memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya Musda tersebut. 

Dia mengatakan proses pemilihan ketua Hipmi Sulsel berlangsung sangat demokratis. "Nilai-nilai musyawarah sangat terasa dalam proses ini," ujarnya.

Dia juga memberikan dukungan kepada Ketua Hipmi Sulsel yang terpilih, Andi Rahmat Manggabarani (ARM). 

"Silahkan jabarkan programnya ke daerah. Kami di Bantaeng akan siap memberikan dukungan penjabaran itu," jelas dia. 

Wakil Ketua Hipmi Sulsel, Misbahuddin Basri menambahkan, Hipmi Bantaeng juga akan terus membangun sinergitas dengan Hipmi Sulsel. Tujuannya, agar sinergitas progran terus berjalan dari provinsi ke daerah.

"Sehingga akan terwujud pengembangan usaha yang sehat dari Provinsi ke Bantaeng," jelas dia.

Sekedar diketahui, Andi Rahmat Manggabarani (34), President Director IMB Group terpilih menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Daerah atau BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulawesi Selatan, periode tahun 2020 - 2023. 

Pengusaha kelahiran 9 November 1986 terpilih secara aklamasi dalam Musda yang berlangsung secara virtual, Sabtu (27/6/2020).

Dia menggantikan Herman Heizer yang dinyatakan demisioner melalui Musda tersebut. 

Selain memimpin Hipmi, saat ini Andi Rahmat Manggabarani juga memimpin Badan Promosi Pariwisata Kota Makassar (BP2M) periode 2020 - 2024. (Red).

Senin, 15 Juni 2020

Petani Bonto Daeng Kec. Ulu Ere Kab.Bantaeng Panen Cabai Besar Ditengah Pandemi Covid 19



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) -Demi menjaga stok ketersediaan pangan di masa pandemi Covid-19, para petani desa Bonto Daeng Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, panen cabai besar guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, dimana cabai merupakan bumbu yang wajib tersedia didapur.

Sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi covid-19.

Ketersedian stok pangan termasuk cabai besar menjadi hal yang utama bagi pemerintah, ungkapan tersebut dibuktikan dengan kemampuan produksi petani cabai di berbagai daerah.

Sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.

"Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi," ujar Dedi.

Menindaklanjuti arahan tersebut, sebagai insan pertanian tetap aktif dilapangan, H. Saing Ketua Poktan Bonto Tappalang saat ditemui di lahan miliknya mengatakan bahwa panen cabai besar varietas  (Filar f1, Cosmos, darmais f1) dengan luas tanam 25 ha yang sementara panen 4.30 ha dengan provitas 20 ton/ha dan puncak panen mulai Juni sampai dengan Juli 2020.

Beliau juga mengungkapkan bahwa Pandemi covid-19 ini berpengaruh pada distribusi cabai yang dipanen, terlebih adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah juga menyebabkan kami kesulitan dalam memasarkan hasil panen sebab daya serap pasar rendah, padahal produksi melimpah sehingga harga turun.

Kasman penyuluh pendamping mengatakan, kami terus mendorong petani agar tetap dapat memelihara tanamannya sehingga tetap bisa berproduksi ditengah covid-19 dengan mengikuti protokol kesehatan, serta mendorong petani untuk melakukan mitra pengolahan cabai sehingga hasil produksi tersebut dapat langsung di manfaatkan, ujarnya Senin (15/6/2020).

Kasman menambahkan bahwa solusi agar harga cabai dapat  stabil yaitu dengan mengatur pola tanam yang tidak bersamaan sehingga ada perbedaan waktu panen namun tetap harus mengenjok produksi atau GEDOR HORTI (gerakan mendorong produksi).

"Intinya kami selaku fasilitor tetap semangat mengawal petani untuk melakukan usahataninya," tegasnya.

Penulis :  Heppy Sinaga/Al Az/Fitriani
Sumber :  Kasman/Penyuluh Kabupaten Bantaeng

Sabtu, 13 Juni 2020

Banjir Melanda 2 Kabupaten di Sulsel Menelan Korban Jiwa dan Kerusakan Fasilitas Umum



Sigapnews.com, Bantaeng-Jenepinto (Sulsel) - Banjir menerjang dua kabupaten di Sulawesi Selatan. Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto menjadi wilayah terdampak akibat banjir pada Jumat (12/6) kemarin. 

Dilansir dari Sindonews, banjir diduga akibat meluapnya Sungai Calendu yang tidak mampu menampung debit banjir serta hujan di hulu sungai.


Muhammad Dadang Kurniawan dari tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - ACT di Bantaeng melaporkan, lokasi terparah yang terdampak banjir yakni Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Bissappu. Diperkirakan ada ribuan kepala keluarga terdampak akibat banjir.

“Saat ini kondisi air sudah surut di sejumlah titik. Namun saat banjir surut, yang tertinggal adalah timbunan lumpur hingga setebal 30 sentimeter. Warga mengungsi di gedung PKK, tetapi sudah ada sebagian yang kembali ke rumahnya untuk membersihkan sisa-sisa banjir,” kata Dadang pada Sabtu (13/6) ini.


Dadang menambahkan, banjir juga menelan 2 korban jiwa di Bantaeng dan merusak sejumlah fasilitas umum.

Saat ini tim MRI dan ACT di Bantaeng telah mendirikan satu unit dapur umum dan pokso darurat. Posko berlokasi di Jl Garegea, Kelurahan Tappanjeng. Tim telah membagikan makanan siap saji kepada warga di sekitar lokasi. Warga saat ini sangat membutuhkan bantuan logistik.

“Untuk saat ini memang hanya bantuan pangan dan makanan siap saji yang paling mendesak. Serta logistik seperti selimut dan obat-obatan. Posko akan terus berjalan, sembari kami akan terus memantau kemungkinan terjadinya banjir susulan. Karena hingga siang ini hujan masih turun meskipun dengan intensitas rendah,” jelas Dadang.

Sementara tim MRI – ACT Jeneponto masih dalam perjalanan menuju lokasi terdampak pada Sabtu siang ini. Informasi sementara dari kepala desa setempat, warga masih melakukan evakuasi karena ada 5 orang hilang dan hingga kini masih dalam pencarian.


“Sementara tim masih menuju ke lokasi. Adapun keterangan dari kepala desa setempat yang kami hubungi sekitar jam 10 pagi, warga setempat masih dalam proses pencarian korban longsor dan korban hanyut.

Sebelumnya sudah ditemukan satu orang korban meninggal dunia dan sementara ini dalam proses pencarian 5 korban lainnya yg diketahui terdampak bencana tersebut,” ujar Muhammad Sri Sultan Arif, relawan MRI Jeneponto.

Rencananya tim juga akan memfokuskan kepada evakuasi korban terlebih dahulu sebelum menurunkan bantuan.

“Untuk sementara teman-teman relawan berinisiatif untuk terjun ke lokasi bencana untuk melakukan evakuasi jika dibutuhkan. Dan sebagian teman-teman relawan lainnya saat ini sedang melakukan aksi galang donasi,” kata Sultan. (Red).

Jumat, 12 Juni 2020

Sungai Bialo Meluap, Bantaeng Dikepung Banjir



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Air meluap tiba tiba di jalan ratusan warga geger dan panik. Diperkirakan ketinggian air mencapai lima meter di jembatan Bissampole, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng pada Jumat, 12 Juni 2020 duperkirakan pukul 19.00 WITA.

Akibat curah hujan lebat dan sangat deras mengguyur Bantaeng berjam jam pada sore hari membuat sungai Bialo meluap.

Air sungai Bialo meluap mengakibatkan banjir,  ratusan warga yang berdomisili di bantaran sungai Calendu kian panik.

“Bagaimana kita tidak kaget semua, karena tiba-tiba banjir hampir mencapai ketinggiannya jembatan,” ungkap Haeruddin, warga setempat.

Sejumlah warga di sekitar tanggul memilih untuk mengungsi dan waspada.

Pantauan di lokasi jembatan penghubung jalan Elang ke jalan Sungai Cakendu

Bupati Bantaeng Ilham Azikin didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Bantaeng Irfan Fajar memantau langsung di jembatan tersebut. (Red).

Rabu, 27 Mei 2020

Kelompok Tani Penangkar Padi Nipa-Nipa Lakukan Percepatan Tanam



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Antisipasi kemarau panjang Kelompok Tani Penangkar Padi Nipa-Nipa melakukan percepatan tanam yang di dampingi penyuluh pertanian dan petugas balai benih induk yang di laksanakan di Desa Nipa-Nipa Kecamatan Pajukukang, Kab. Bantaeng, Rabu (27/5/2020).

Kemarau panjang dalam prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana diperkirakan beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang di masa mendatang. Menurut BMKG, musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 9,9 % daerah zona musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli, Sementara itu, sekitar 64,9 %, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7%, baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September. 

Berdasarkan prediksi BMKG, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, salah satunya adalah percepatan musim tanam..

Di tengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

Sebagaimana ketegasan Mentan bahwa “Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,”.

Dari ketegasan Mentan di tindak lanjuti dengan himbauan oleh Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi yang menyampaikan kepada para penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi.

Katanya “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sementara itu para penyuluh mendukung ketegasan dan himbauan kedua pemimpin tersebut di dunia pertanian dalam program percepatan tanam demi mempertahankan  ketahanan pangan di tengah pandemi Covid 19.

Sebagai bentuk dukungannya seperti yang di sampaikan penyuluh pertanian Nurfaidah Madung, SP yang bertugas di BPP Pajukukang, Kabupaten Bantaeng bersama dengan petugas dari Balai Benih Induk (BBI), Reski, S.TP untuk tetap turun ke lapangan mendampingi para petani melakukan percepatan tanam padi untuk benih.

Perlakuan percepatan tanam di laksanakan pada Kelompok Tani penangkar padi Nipa-Nipa, Desa Nipa-Nipa, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng.

Menurut keterangan yang di sampaikan oleh Nurfaidah Masing yang di benarkan oleh Reski petugas BBI bahwa luas lahan yang akan ditanami adalah seluas 1 Ha, dengan varietas yang akan ditanam adalah Ciherang label ungu kelas BP.  Hasil panen dari penangkaran padi ini adalah Ciherang label biru kelas BR, jelasnya.

Dikatakannya bahwa, “Kami tetap setia turun ke lapangan mendampingi petani walaupun dalam kondisi pandemic covid-19, ujarnya.

"Aktivitas kami sebagai penyuluh pertanian baik sebelum pandemi maupun kondisi pandemi sekarang ini tetaplah sama, hanya saja setiap turun ke lapangan, kami menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak,” terang Nurfaidah.

“Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu hasil panen, tambah Reski.

"Dengan adanya percepatan tanam padi untuk benih, diharapkan ketersediaan benih padi yang berlabel mudah diperoleh oleh petani sehingga produktivitas meningkat mewujudkan katahanan pangan,“ pungkas Reski mengunci. (BBPP-BK).

Penulis: Risna Ardhayanti, S.TP, M.Si
Sumber Informasi Berita : Ir. Reny Hasriani, M.Si
Editor : Jamaluddin Al Afgani

penyuluh pertanian dan petugas balai benih kompak lakukan pendampingan kepada petani melaksanakan percepatan tanam antisipasi musim kemarau, Rabu (27/5/2020).

Dari prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana diperkirakan beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang di masa mendatang. Menurut BMKG, musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 9,9 % daerah zona musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli, Sementara itu, sekitar 64,9 %, memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7%, baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September. 

Berdasarkan prediksi BMKG, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, salah satunya adalah percepatan musim tanam..

Di tengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan pesan kepada seluruh insan pertanian untuk selalu menjaga kesehatan, pertanian tidak boleh berhenti karena wabah covid-19, dan semua insan pertanian harus terus bergerak untuk mengawal ketersediaan pangan.

Sebagaimana ketegasan Mentan bahwa “Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,”.

Dari ketegasan Mentan di tindak lanjuti dengan himbauan oleh Kepala pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi yang menyampaikan kepada para penyuluh pertanian untuk terus aktif mendampingi petani berproduksi.

Katanya “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sementara itu para penyuluh mendukung ketegasan dan himbauan kedua pemimpin tersebut di dunia pertanian dalam program percepatan tanam demi mempertahankan  ketahanan pangan di tengah pandemi Covid 19.

Sebagai bentuk dukungannya seperti yang di sampaikan penyuluh pertanian Nurfaidah Madung, SP yang bertugas di BPP Pajukukang, Kabupaten Bantaeng bersama dengan petugas dari Balai Benih Induk (BBI), Reski, S.TP untuk tetap turun ke lapangan mendampingi para petani melakukan percepatan tanam padi untuk benih.

Perlakuan percepatan tanam di laksanakan pada Kelompok Tani penangkar padi Nipa-Nipa, Desa Nipa-Nipa, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng.

Menurut keterangan yang di sampaikan oleh Nurfaidah Masing yang di benarkan oleh Reski petugas BBI bahwa luas lahan yang akan ditanami adalah seluas 1 Ha, dengan varietas yang akan ditanam adalah Ciherang label ungu kelas BP.  Hasil panen dari penangkaran padi ini adalah Ciherang label biru kelas BR, jelasnya.

Dikatakannya bahwa, “Kami tetap setia turun ke lapangan mendampingi petani walaupun dalam kondisi pandemic covid-19, ujarnya.

"Aktivitas kami sebagai penyuluh pertanian baik sebelum pandemi maupun kondisi pandemi sekarang ini tetaplah sama, hanya saja setiap turun ke lapangan, kami menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak,” terang Nurfaidah.

“Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu hasil panen, tambah Reski.

"Dengan adanya percepatan tanam padi untuk benih, diharapkan ketersediaan benih padi yang berlabel mudah diperoleh oleh petani sehingga produktivitas meningkat mewujudkan katahanan pangan,“ pungkas Reski mengunci. (BBPP-BK).

Penulis: Risna Ardhayanti, S.TP, M.Si
Sumber Informasi Berita : Ir. Reny Hasriani, M.Si
Editor : Jamaluddin Al Afgani

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved