-->

Selasa, 14 Oktober 2025

Dari Maros, Kementan dan KKP Satukan Langkah Menuju Swasembada Pangan

 


Maros, Sigapnews.com, Dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku melatih petani penggarap Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selasa (14/10).

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani penggarap smart fisheries village (SPV) secara efektif dan berkelanjutan. Materi yang disampaikan mencakup Persiapan dan Pengolahan Lahan Sawah, Persemaian Benih Padi, Pemupukan Berimbang, serta Hama dan Penyakit pada Tanaman Padi.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan peningkatan kualitas sumber daya manusia petani adalah kunci utama ketahanan pangan Indonesia.

"Pendidikan dan pelatihan yang tepat bagi petani sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ketahanan pangan negara kita," ujar Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kebijakan. 
 
“Semua pemangku kebijakan harus berkolaborasi dan berkoordinasi dalam mendorong ketahanan pangan nasional. Peran petani, khususnya petani padi, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan beras," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani dalam sambutannya mengatakan kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap program besar pemerintah yaitu swasembada pangan.

"Ada program besar yang saat ini menjadi tujuan bersama, meskipun ini program di Kementerian Pertanian tetapi kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bagaimana kita secara bersama-sama menuju tercapainya swasembada pangan," ujarnya.

Jamal menambahkan bahwa swasembada pangan artinya negara mampu memenuhi pangan kita secara mandiri.

"Berbicara tentang mandiri pangan kita mulai dari hal yang paling kecil. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu ekstensifikasi seperti cetak sawah rakyat dan intensifikasi seperti peningkatan indeks pertanaman (IP)," jelasnya.

Menurutnya, beberapa hal dasar untuk mencapai IP yaitu terdapat potensi air, ketersediaan benih genjah, pengaturan jadwal tanam dan melakukan pemeliharaan.

Secara terpisah, Kepala BRPBAPPP Maros, Andi Indra Jaya Asaad mengatakan pihaknya siap menyediakan lahan percontohan dan berharap dapat menjadi model integrasi sektor pertanian dan perikanan demi terwujudnya ketahanan pangan.

"Terdapat 22 hektar yang akan digarap oleh smart fisheries village sehingga potensi kerjasama yang dapat dilakukan bersama BBPP Batangkaluku yaitu pengelolaan sawah organik, pembuatan pupuk organik, dan pelatihan budidaya palawija", tutupnya.

(Red)

Kamis, 09 Oktober 2025

Kementerian Pertanian Tingkatkan Kapasitas SDM Lewat TOT Brigade Pangan di Sulawesi Selatan

 


Gowa, Sigapnews.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian.

Salah satu langkah strategis tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan Training of Trainers (TOT) Peningkatan Kapasitas Brigade Pangan (BP) yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku serta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, pada 6–8 Oktober 2025 ini, diikuti oleh para pendamping Brigade Pangan dari berbagai kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pendamping agar mampu menjalankan peran strategis dalam mendukung kinerja Brigade Pangan di lapangan, khususnya dalam upaya percepatan swasembada pangan nasional.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Brigade Pangan memiliki peran vital sebagai garda terdepan dalam mengawal produktivitas pertanian di seluruh daerah.

“Brigade Pangan bukan hanya sekadar program, tetapi gerakan besar untuk memastikan setiap lahan produktif dapat dikelola secara optimal oleh SDM pertanian yang terampil dan tangguh.

"Program ini menjadi bagian dari strategi besar Kementerian Pertanian dalam mempercepat swasembada pangan,” ujar Amran.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas SDM Brigade Pangan merupakan langkah penting untuk memastikan efektivitas program di lapangan.

“Brigade Pangan merupakan gerakan nyata yang tidak hanya membantu petani dari sisi teknis, tetapi juga menanamkan semangat kemandirian dan modernisasi pertanian.

"Melalui pelatihan seperti ini, kita ingin melahirkan SDM pertanian yang cakap, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” jelasnya.

Selama TOT berlangsung, peserta mendapatkan berbagai materi strategis, mulai dari penguatan manajemen kelembagaan, strategi pendampingan petani, hingga penerapan teknologi pertanian modern.

Selain itu, peserta juga dilatih dalam penyusunan rencana percepatan tanam serta upaya peningkatan indeks pertanaman di wilayah kerja masing-masing.

Dari hasil pelatihan ini, para peserta yang lulus akan menjadi fasilitator bimbingan teknis (bimtek) bagi Brigade Pangan di tingkat kabupaten dan kecamatan.

Mereka diharapkan menjadi motor penggerak baru dalam memperkuat kelembagaan petani, mengawal kegiatan produksi, serta membangun sinergi antara pelaku utama dan pelaku usaha di sektor pertanian.

Sebagai tuan rumah pelaksanaan TOT, Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani menilai kegiatan ini sebagai langkah konkret dalam memperkuat sinergi lintas lembaga pertanian.

“Kami berharap alumni TOT ini mampu menjadi ujung tombak dalam mendampingi Brigade Pangan di setiap kabupaten.

"Dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa mempercepat percepatan tanam, meningkatkan indeks pertanaman, dan memastikan ketersediaan pangan di daerah,” ujarnya.

Program Brigade Pangan sendiri merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pertanian yang mengedepankan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, penyuluh, dan petani.

Fokus utama program ini mencakup penguatan kelembagaan petani, percepatan tanam, optimalisasi alat dan mesin pertanian (alsintan), serta peningkatan produktivitas lahan pertanian.

Melalui pelatihan TOT ini, para pendamping tidak hanya dibekali dengan kemampuan teknis, tetapi juga nilai-nilai kepemimpinan dan tanggung jawab sosial dalam mendampingi petani.

Kementerian Pertanian berharap, Brigade Pangan akan menjadi kekuatan utama dalam menjaga ketersediaan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

(Red)

Rabu, 08 Oktober 2025

Lewat Penanaman Jagung Kepolres Soppeng dan Pemkab Bersinergi Menuju Swasembada Pangan 2025


Soppeng, Sigapnewsm.com,Dalam upaya mendukung program pemerintah menuju swasembada pangan nasional tahun 2025, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng bersama Kepolisian Resor (Polres) Soppeng menggelar kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV yang dilaksanakan secara nasional pada Rabu (8/10/2025).

Kegiatan ini dipusatkan di halaman Polsek Lilirilau, Kabupaten Soppeng, dan terhubung secara nasional melalui Zoom Meeting Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV yang berlangsung dari pukul 10.30 hingga 12.00 WITA.

Penanaman jagung tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Kapolri Nomor ST/2276/X/KEP/2025 tertanggal 3 Oktober 2025 tentang pelaksanaan tanam jagung serentak kuartal IV.

Program ini menjadi bagian dari Rencana Kerja Polres Soppeng Tahun Anggaran 2025, selaras dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Bupati Soppeng, H. Suwardi Haseng, SE, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap langkah Polres Soppeng dalam mendorong tercapainya swasembada pangan nasional.

“Kegiatan ini menunjukkan sinergitas yang kuat antara pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat dalam memperkuat kemandirian pangan.

"Melalui gerakan tanam jagung serentak ini, kita berharap produksi pertanian di Soppeng semakin meningkat dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Bupati Suwardi Haseng.

Bupati menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada hasil pertanian, tetapi juga menjadi sarana memperkuat kebersamaan lintas sektor dalam mendukung ketahanan pangan berkelanjutan.

Sementara itu, Kapolres Soppeng AKBP Aditya Pradana, S.I.K., M.I.K. menegaskan komitmen Polri untuk berperan aktif dalam mendampingi dan mengawal pelaksanaan program tanam jagung agar berjalan optimal dan tepat sasaran.

“Polri siap berperan aktif dalam mendampingi serta mengawasi pelaksanaan program tanam jagung ini agar berjalan optimal dan tepat sasaran. Ini adalah wujud komitmen kami untuk mendukung swasembada pangan nasional,” tegas AKBP Aditya Pradana.

Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil produksi jagung, tetapi juga memperkuat kerja sama lintas sektor antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Melalui sinergi tersebut, Kabupaten Soppeng diharapkan dapat menjadi salah satu daerah yang berkontribusi signifikan terhadap ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut para Asisten Setda Soppeng, Pimpinan Cabang Bulog, Dandim 1423 Soppeng, jajaran pejabat Polres Soppeng, Koordinator Penyuluh Pertanian, serta para Lurah dan Kepala Desa se-Kecamatan Lilirilau.

Personel Polsek Lilirilau juga ikut ambil bagian secara langsung dalam kegiatan penanaman di lapangan.

Momentum ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.

Kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Soppeng sekaligus memperluas partisipasi masyarakat dalam program ketahanan pangan nasional.

Selain menjadi wujud dukungan terhadap kebijakan nasional, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal serta memperkuat posisi Kabupaten Soppeng sebagai lumbung pangan potensial di Sulawesi Selatan.

(Red/*)

Selasa, 30 September 2025

Penguatan Peran Brigade Pangan, UPT Kementan Gelar Pelatihan di Rappang


Sidrap, Sigapnews.com- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertania (BPPSDMP)  c.q Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan pelatihan bagi Pengelola dan Pendamping Brigade Pangan Makkoring pada 29 September hingga 1 Oktober 2025 di Desa Lasiwala, Kabupaten Sidenreng Rappang.


Pelatihan ini bertujuan memperkuat peran Brigade Pangan (BP) Makkoring sebagai garda terdepan dalam mendukung swasembada pangan di tingkat lokal. Selama tiga hari, peserta mendapatkan materi dari Widyaiswara BBPP Batangkaluku dan penyuluh pendamping, termasuk praktik pengoperasian serta teknik pembibitan menggunakan alat mesin pertanian rice transplanter.


Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pihaknya terus fokus dalam upaya meningkatkan produksi pangan utamanya komoditas beras, guna mewujudkan target swasembada pangan.


"Salah satu yang digalakkan untuk mencapai target swasembada pangan adalah optimalisasi lahan pertanian melalui pembentukan Brigade Pangan," kata Mentan Amran.


Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa Brigade Pangan harus berfungsi sebagai ujung tombak pelaksanaan kebijakan pangan di tingkat daerah.


“Brigade Pangan adalah ujung tombak lapangan. Oleh karena itu, data harus sinkron, strategi harus jelas, dan pengawalan harus berkelanjutan agar produktivitas benar-benar meningkat,” ungkapnya.


Salah satu peserta pelatihan, Suparman selaku Manajer BP Makkoring mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas dirinya bersama tim.


“Kami mendapatkan banyak pengetahuan baru, khususnya dalam pengoperasian rice transplanter dan teknik pembibitan yang lebih efisien," jelasnya.


Hal senada disampaikan Asrul selaku Penyuluh Pendamping, menurutnya pelatihan ini sangat bermanfaat bagi pengelola BP terutama penerapan alsintan rice transplanter yang mana saat ini petani terkendala oleh terbatasnya buruh tanam dan bergesernya pola sistem tanam pindah ke tanam benih langsung


"Olehnya itu kami mendukung penuh penerapan rice transplanter di lahan petani. Di samping memudahkan petani dalam budidaya, juga memberikan tambahan penghasilan bagi kelembagaan BP," sebutnya.


Asrul berharap agar pelatihan seperti ini rutin dilaksanakan oleh Kementan sehingga pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan oleh pengelola BP di lapangan dapat dirasakan kehadirannya oleh petani.


Pelatihan ini juga menjadi bukti nyata peran Kementerian Pertanian melalui BBPP Batangkaluku dalam mendukung optimalisasi alsintan di tingkat lapangan.


Dengan keterampilan yang dimiliki, pengelola dan pendamping BP diharapkan mampu menjadi motor penggerak perubahan, sekaligus solusi atas permasalahan yang dihadapi petani, seperti keterbatasan tenaga kerja tanam dan pergeseran pola budidaya.

Sabtu, 27 September 2025

Panen Raya Jagung Jadi Strategi Kedaulatan Pangan, Bukan Sekadar Seremonial


Gowa, Sigapnews.com, Panen raya jagung serentak yang digelar di berbagai wilayah Indonesia pada Sabtu (27/9/2025) menjadi momentum penting dalam perjalanan Indonesia menuju kedaulatan pangan. Tidak sekadar seremoni, kegiatan ini dipandang sebagai strategi konkret untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Acara di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berlangsung meriah dengan kehadiran Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Dalam sambutannya, Amran menegaskan bahwa lonjakan produksi pangan nasional merupakan buah dari kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani.

“Jagung adalah komoditas strategis, dan panen serentak hari ini menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang tepat menuju swasembada.

"Produksi jagung nasional meningkat 2,7 juta ton dengan nilai tambah sekitar Rp15 triliun yang langsung dirasakan petani.

"Padi juga naik tiga juta ton dengan potensi surplus empat juta ton bernilai lebih dari Rp113 triliun.

"Ini bukti konkret kepemimpinan Presiden Prabowo yang berpihak pada kesejahteraan petani,” ujar Amran.

Menurutnya, pencapaian ini tak lepas dari penyederhanaan regulasi, percepatan distribusi sarana produksi, hingga bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang digelontorkan pemerintah.

“Prinsipnya sederhana, selama itu menyejahterakan petani, pemerintah akan lakukan dengan segala cara.

"Alhamdulillah, kita optimis swasembada akan tercapai lebih cepat sebagaimana arahan Presiden,” tambahnya.

Panen Serentak di Seluruh Nusantara

Kementerian Pertanian mencatat, panen raya kali ini mencakup 1.788 hektare lahan dengan estimasi hasil 7.153 ton jagung. Adapun sepanjang Januari–Agustus 2025, total produksi jagung nasional sudah mencapai 11,18 juta ton. Angka tersebut menjadi sinyal positif bagi kemandirian pangan Indonesia.

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, yang turut menghadiri panen raya di OKU Timur, Sumatera Selatan, menegaskan bahwa kegiatan ini mencerminkan kerja nyata bersama.

“Panen raya ini bukan sekadar seremonial, tetapi langkah strategis untuk memastikan pangan kita cukup, harga stabil, dan kesejahteraan petani meningkat. Jika ketersediaan pangan terjaga, maka masyarakat tenang dan petani semakin sejahtera,” katanya.

Dukungan Penuh Polri

Dukungan atas program swasembada pangan juga datang dari Kepolisian Republik Indonesia.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan kesiapan Polri dalam mengawal distribusi pangan hingga pembangunan infrastruktur penyimpanan.

“Hingga saat ini, penanaman jagung sudah dilakukan di 483.822 hektare dari total 819.081 hektare yang tersedia, dengan target akhir mencapai satu juta hektare.

"Pada panen kuartal ketiga, lahan 166.512 hektare menghasilkan estimasi 751.442 ton. Khusus panen raya hari ini, luas lahan 1.788 hektare ditargetkan menghasilkan 7.153 ton,” jelasnya.

Selain itu, Polri juga membangun 18 gudang penyimpanan di 12 provinsi dengan kapasitas total 800.000 ton. Dari jumlah tersebut, 17 gudang sudah selesai, dan satu unit di Papua segera rampung.

“Gudang ini kami siapkan agar hasil jagung dapat terserap optimal oleh Bulog dan harga tetap stabil sesuai acuan,” tambah Kapolri.

Kalimantan Barat Jadi Lumbung Baru

Tak hanya Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, Kalimantan Barat juga muncul sebagai salah satu daerah dengan potensi besar. Kapolda Kalbar dalam laporannya menyampaikan produktivitas jagung di wilayahnya mencapai 7–8 ton per hektare.

Mentan Amran menilai Kalbar berpeluang menjadi lumbung pangan nasional sekaligus daerah penghasil untuk ekspor. “Jika penanaman 374.000 hektare di Kalbar terealisasi, sekali musim tanam bisa menghasilkan sekitar Rp10,2 triliun. Harapan kita, Kalbar menjadi terdepan untuk ekspor, sehingga pendapatan petani meningkat signifikan,” pungkasnya.

Dari Seremoni ke Strategi

Panen raya jagung 2025 ini menegaskan bahwa upaya mencapai swasembada pangan tidak lagi sebatas jargon.

Produksi meningkat, infrastruktur penyimpanan tersedia, regulasi dipermudah, hingga dukungan keamanan dari Polri – semuanya mengarah pada satu tujuan: kedaulatan pangan Indonesia.

Momentum ini menjadi pesan jelas bahwa swasembada pangan bukan lagi sekadar mimpi, melainkan strategi nyata yang dijalankan bersama antara pemerintah, DPR, aparat keamanan, dan tentu saja para petani sebagai garda terdepan.

(Red/Yun)

Modernisasi Pertanian, Kementan Dorong Pemanfaatan Alsintan untuk Swasembada Pangan

 


Gowa, Sigapnews.com,– Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian dalam menghadapi tantangan pangan nasional. Salah satu langkah penting adalah memperkuat pelatihan alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani dan penyuluh pertanian.

Komitmen tersebut kembali ditegaskan melalui kunjungan Tenaga Ahli Menteri (TAM) Bidang Pengembangan Pertanian Presisi, Desrial dan Tenaga Ahli Menteri Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Pembiayaan Pertanian Mat Syukur ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Sabtu(27/09/2025). 

Dalam kunjungan ini, TAM bersama Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, Eko Nugroho Dharmo Putro melakukan pengecekan langsung ke bengkel Alat Mesin Dan Pertanian (Alsintan) yang dimiliki BBPP Batangkaluku.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya pemanfaatan alsintan.

"Modernisasi pertanian melalui alsintan adalah kunci untuk mengejar target produksi, memperkuat Brigade Pangan, dan mewujudkan kedaulatan pangan bangsa. Tanpa alsintan, kita tidak akan mampu melakukan percepatan olah tanah dan tanam tiga kali dalam setahun," tegas Menteri Pertanian.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa pelatihan alsintan  harus terus ditingkatkan sebagai pusat pembelajaran petani.

"SDM pertanian yang menguasai alsintan adalah garda terdepan dalam percepatan tanam, panen, hingga pengolahan hasil pertanian. Inilah yang akan membawa pertanian Indonesia." ujarnya.

Bengkel alsintan ini menjadi salah satu fasilitas unggulan di BBPP Batangkaluku, karena tidak hanya digunakan untuk praktik pelatihan, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi petani dan penyuluh untuk memahami cara penggunaan, perawatan, hingga perbaikan alsintan.

Usai melakukan pengecekan, TAM kemudian berdiskusi dengan Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani mengenai strategi balai dalam memperkuat peran alsintan untuk mendukung produktivitas pertanian.

Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani menyampaikan bahwa pelatihan alsintan menjadi ciri khas yang membedakan BBPP Batangkaluku dengan balai pelatihan lainnya.

"Di sini kami memberikan pembekalan kepada petani dan penyuluh agar mereka tidak hanya mampu mengoperasikan alsintan, tetapi juga memahami aspek pemeliharaan dan perbaikan. Keunggulan ini penting agar alsintan benar-benar dimanfaatkan secara maksimal di lapangan," ujarnya.

Menanggapi hal itu, TAM Desrial memberikan apresiasi sekaligus dorongan agar BBPP Batangkaluku terus fokus mengembangkan pelatihan alsintan.

"BBPP Batangkaluku memiliki keistimewaan dalam membina petani melalui pelatihan alsintan. Harapan kami, balai ini semakin memperkuat pembelajaran bagi petani dan penyuluh untuk mendukung program Brigade Pangan. Brigade Pangan inilah yang akan menjadi motor percepatan produktivitas, mewujudkan tanam tiga kali setahun (IP 300), dan menuju swasembada pangan nasional," tegasnya.

Penggunaan alsintan menjadi faktor kunci dalam modernisasi pertanian. Alsintan berperan penting untuk mempercepat seluruh proses pertanian mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Dengan penggunaan alsintan, pekerjaan yang biasanya memakan waktu berhari-hari dapat diselesaikan hanya dalam hitungan jam.

Selain itu, alsintan juga membantu mengatasi keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian. Dengan semakin berkurangnya jumlah petani muda, penggunaan alsintan menjadi solusi strategis agar produktivitas tetap terjaga bahkan meningkat.

Kementerian Pertanian menegaskan bahwa keberhasilan program tanam tiga kali setahun (IP 300) sangat ditopang oleh keberadaan alsintan. Tanpa alsintan, percepatan olah tanah dan tanam akan sulit terwujud. Karena itu, kemampuan petani dan penyuluh dalam menguasai alsintan menjadi faktor penentu keberhasilan program.

Dengan adanya fasilitas bengkel alsintan, BBPP Batangkaluku tidak hanya berperan sebagai tempat pelatihan reguler, tetapi juga sebagai pusat unggulan pelatihan alsintan di Indonesia.

Melalui pelatihan ini, petani diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan alsintan di lapangan, mendukung efisiensi biaya produksi, mempercepat proses budidaya, serta meningkatkan produktivitas pertanian.

(Red) 

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved