-->

Kamis, 16 April 2020

Penyuluh Pertanian Dampingi Petani Panen Ditengah Covid 19

Penyuluh Pertanian Dampingi Petani Panen Ditengah Covid 19


Sigapnews.com, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyerukan kepada para Penyuluh Pertanian terus bekerja menjaga aktivitas pembangunan pertanian agar tetap bergerak. Syahrul menyerukan hal tersebut untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan nasional aman dan terkendali.

Himbauan ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memprioritaskan kebutuhan bahan pokok masyarakat.

Seruan dari Syahrul ini diteruskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi yang mengeluarkan himbauan agar para Penyuluh Pertanian tetap beraktivitas mendampingi petani.

“Sektor yang lain mungkin terhenti dengan adanya Covid 19, namun sektor pangan harus tetap berjalan, karena seluruh rakyat Indonesia membutuhkan pangan,“ tutur Dedi pada hari Jumat (3/4) melalui telekonferensi Agricultural War Room (AWR).

AWR merupakan cara komunikasi yang efektif di tengah pendemi virus covid-19 antara Kementerian Pertanian dengan para insan pertanian Indonesia, yaitu petani, Penyuluh Pertanian dan pekerja sektor pertanian lainnya.

Himbauan inilah yang memotivasi para Penyuluh Pertanian se-Indonesia, termasuk Penyuluh Pertanian yang bertugas di BPP Maros Baru.


Mereka tetap melakukan pendampingan kepada para petani, salahsatunya terhadap Kelompok Tani Paranuang’ta di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan yang melakukan pemanenan padi.

“Kami menanam padi varietas Bestari” ujar Dg. Kamaruddin, Ketua Poktan Paranuang’ta, Kamis (16/4).

Menurut penjelasan dari Armiati Abbas, SP, salah satu Penyuluh Pertanian BPP Maros Baru, "penggunaan teknologi budidaya padi yang diterapkan oleh Poktan Paranuang’ta adalah dengan menanam varietas unggul, melakukan pemupukan secara tepat, melakukan pengairan sesuai kebutuhan tanaman.

“Di Poktan Paranuang’ta menerapkan jarak tanam 30 x 30cm”, kata Armiati.

Berdasarkan data hasil ubinan yang dilakukan oleh Armiati beserta rekan-rekan Penyuluh Pertanian BPP Maros Baru, estimasi produktivitas Poktan Paranuang’ta adalah 8,7 ton/Ha. Pemanenan padi menggunakan combine harvester.

Menurut Dg Kamaruddin, penggunaan combine harvester dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya serta mengurangi potensi kehilangan hasil padi.

Menurut Armiati dan Dg. Kamaruddin, penggunaan combine harvester pada panen tahun ini juga untuk memperkecil kemungkinan penyebaran virus covid-19 dikarenakan interaksi orang di lahan dapat dibatasi.

Hal ini sesuai dengan ajuran dari Pak Mentan yang menganjurkan petani menggunakan alsintan untuk meminimalkan interaksi petani dengan banyak orang ketika bekerja di lahan pada saat pandemi covid-19.

“Saya cuma pesan kita tetap waspada dengan adanya wabah covid1-9, dengan cara selalu menjaga kebersihan. Dan kita lawan dengan lebih giat lagi bercocok tanam. Karena bekerja di lahan, badan akan terkena sinar matahari langsung, sehingga imun tubuh meningkat dan bisa terhindar dari wabah yang mematikan ini.

Tetap aja ke sawah pak, nanti saya dampingiki”, ujar Armiati.

“Yang paling utama lebih mendekatkan diri kepada Tuhan”, tambahnya.
(Fe/ArA/RSN) BBPP-BK.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved