-->

Rabu, 15 April 2020

Penyuluh dan Petani Kompak Produksi Hasil Panen Ditengah Covid 19

Penyuluh dan Petani Kompak Produksi Hasil Panen Ditengah Covid 19


Sigapnews.com, Maros (Sulsel) - Hampir 2 bulan sejak kasus pertama positif covid-19 terjadi di Indonesia. Pada hari Senin tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan kejadian tersebut secara langsung. 

Pada konferensi pers tersebut, dijelaskan kronologi dua warga Kota Depok, Jawa Barat hingga terinfeksi virus corona. 

Sejak konferensi pers tersebut, sudah banyak peraturan dan himbauan pemerintah yang dikhususkan untuk mencegah penyebaran virus corona, diantaranya adalah himbauan untuk melakukan physical distancing, atau menjaga jarak ketika berinteraksi dengan orang lain di setiap aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat. 

Himbauan tersebut juga menjadi dasar untuk sementara waktu melakukan aktivitas bekerja, belajar dan beribadah di dalam rumah. 

Sudah banyak kantor-kantor yang menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home / WFH) bagi para karyawannya.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah yang tidak penting, serta menghindari pengumpulan massa. 

Tapi kebijakan WFH dan physical distancing tidak dapat diterapkan secara penuh di bidang pertanian. 

Dengan para petani hanya menerapkan sebagian WFH dan physical distancing, sudah menimbulkan kekhawatiran masyarakat tentang isu menipisnya stok pangan. 

Apalagi bila para petani juga mengikuti WFH dan physical distancing secara penuh, maka stok pangan dunia akan habis. 

Untuk mengantisipasi kekhawatiran habisnya ketersediaan pangan, maka Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghimbau para pejabat daerah untuk memperhatikan ketersediaan pangan yang ada di wilayahnya masing-masing. 

Syahrul berpendapat, walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, pejabat daerah beserta jajarannya secara langsung harus memastikan ketersediaan pangan di daerahnya masing-masing. 

Hal ini dilakukan utuk memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik.

Himbauan Syahrul tersebut juga diperkuat oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi yang menganjurkan kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada (komoditas) pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Keinginan Syahrul dan himbauan Dedy tersebut dipenuhi oleh para Penyuluh Pertanian di BPP Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan.


Para penyuluh tetap turun ke sawah untuk mendampingi para petani yang tergabung di Kelompok Tani Pakkamaseang untuk melakukan panen raya. 

Para Penyuluh tersebut melakukan ubinan untuk mengetahui perkiraan hasil panen di daerah tersebut.

“Kegiatan ubinan ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti estimasi produktivitas komoditas padi yang dilakukan oleh Poktan Pakkamaseang di Kelurahan Baji Pamai,” ujar Armiati Abbas, SP salah satu Penyuluh Pertanian BPP Kec. Maros Baru. 

Berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan, diketahui bahwa potensi produktivitas panen sebanyak 6,428 ton/ha. 

“Kami menanam padi varietas Inpari 32 dengan sistem tegel (25 x 25cm). Alhamdulillah kami tetap bisa panen dengan (hasil) bagus,” ujar Dg. Tombong, petani yang juga Ketua Poktan Pakkamaseang.

“Saat ini harga gabah kering panen Rp. 4.600 - Rp. 4.700 per kilogram, sedangkan harga beras antara Rp.9.200 - Rp. 9.300,” pungkas Dg. Tombong.(CeGeeS/ArA/JML) BBPP-BK.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved