-->

Minggu, 26 April 2020

Kebersamaan Penyuluh dan Petani Tingkatkan Produksi Padi di Bantaeng


Sigapnews.com, Ditengah wabah Pandemi Covid 19 yang sedang menyerang di seluruh dunia tidak menyurutkan langkah dan semangat penyuluh pertanian untuk tetap turun ke lapangan mendampingi petani.

Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh dan petani tetap bekerja menyediakan Pangan walaupun dalam kondisi dan situasi sulit dalam paparan Covid 19.

Selain penyuluh dan petani, peran serta pejabat daerah dalam mendorong kegiatan pertanian untuk tetap berproduksi suatu hal yang sangatlah penting.

Ini terbukti di wilayah Kerja BPP Lamalakka Kecamatan Bantaeng Kabupten Bantaeng yang merupakan salah satu BPP Kostratani yang saat ini di wilayah binaannya sedang dilangsungkan kegiatan panen padi nampak terlihat  tetap didampingi oleh penyuluh pertanian dan pejabat daerahnya.

Kegiatan panen padi dengan varietas Inpari 7 di Kelompok Tani Bungung Barania II pada Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas area panen 3,8 Ha, dan provitas mencapai 7,8 Ton/Ha/GKP.

Kegiatan panen ini didampingi langsung oleh Koordinator Penyuluh BPP Lamalaka, Kasmawati. M, SP, MP dan penyuluh pertanian, Dewi Sartika, SP.

Selain penyuluh, kegiatan panen ini juga didampingi langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng, Ir.Budi Taufiq, M,Si, Kepala BPS Kabupaten Bantaeng Ir.Arifin dan Dandim 1410, Letkol CZi.Tambohule Wulaa, S.IP.

Di kesempatan itu Ketua Kelompok Tani, Idrus,  sangat bersyukur karena pejabat daerah dan penyuluh di Kabupaten Bantaeng sangat memotivasi mereka.

“Syukur Alhamdulillah, kami selalu mendapat dukungan dan motivasi dari Dinas  Pertanian”, ujar Idrus. Ahad (26/4).

“Komando strategis pembangunan pertanian (Kostratani) yang berpusat di Kecamatan saat ini gencar dalam penyediaan stok pangan seperti padi  dan jagung.

Begitupun tugas serta tanggungjawab kami sebagai BPP Kostratani dan penyuluh pertanian untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat”, ujar Kasmawati.

Demikian pula dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng yang senantiasa semangat memberikan motivasi kepada penyuluh pertanian dan petani untuk tetap turun kelapangan, bercocoktanam demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

“Disetiap pertemuan, saya selalu memberikan instruksi kepada penyuluh untuk tetap semangat mendampingi kelompoktani mereka, dan ditengah wabah covid 19 ini, protokoler pencegahan virus korona juga tetap harus mereka perhatikan. Jangan sampai mereka lengah, kesehatan juga jadi nomor satu jika mereka bekerja aktif dilapangan”, terang Kadis Pertanian kabupaten Bantaeng.

Kegiatan pendampingan oleh penyuluh dan pejabat daerah tersebut senada dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa sektor pertanian harus mampu menjadi penguat bangsa dalam menghadapi pandemi ini karena selain menyediakan pangan bagi 267 juta masyarakat, pertanian juga sebagai penyerap tenaga kerja, bahan baku industri dan menjaga stabilitas Negara Republik Indonesia.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, pejabat daerah beserta jajarannya secara langsung harus memastikan ketersediaan pangan di daerahnya masing-masing.

Hal itu dilakukan agar dapat memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik”, jelas SYL menteri pertanian.

Terkait dengan arahan Mentan sebagai tindak lanjut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi saat menyampaikan  materi melalui Video conference kepada penyuluh dan petani dari berbagai provinsi di Indonesia lewat Agriculture War Room Kementerian Pertanian dengan memberi semangat untuk tetap bekerja dalam ketersediaan pangan sekaligus   mengapresiasi semangat para Penyuluh dan Petani yang hingga saat ini tetap melakukan panen Padi, Jagung dan bawang merah di berbagai daerah sentra produksi.

Oleh karena itu masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa, tukas Dedi.

Katanya "Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, terangnya.

"Ini membuktikan pertanian tidak berhenti. Para penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen dan pemprosesannya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan”, pungkas Dedi. (SGG/QQ) BBPP-BK.

Konstratani Kab.Bantaeng Optimis Jaga Ketersediaan Cabai Di masa Covid-19




Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Pertanian adalah salah satu sektor yang diminta harus tetap produktif di tengah mewabahnya Covid-19. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajarannya untuk memantau dan mengawal produksi hasil pertanian. 

“Pertanian harus tetap berjalan dan bertanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia”, kata Mentan. 

Pertanian diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi korona. 

Mentan menekankan kepada insan pertanian agar dapat menjaga ketersediaan 11 bahan pangan pokok strategis yang antara lain: beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng. 

Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengharapkan bahwa Balai Penyuluh Pertanian (BPP) selaku perpanjangan tangan Kementerian Pertanian di daerah harus terjun langsung dan turut mengawal ketersediaan 11 bahan pangan tersebut.

Kepala BPPSDMP mengharapkan agar para Penyuluh Pertanian tetap bekerja mendampingi para petani. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik”, jelas Dedi.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, salah satu kegiatan konstratani yang membutuhkan pengawalan saat ini adalah komoditas hortikultura seperti bawang dan cabai. 

Konstratani BPP Loka Kabupaten Bantaeng baru-baru ini melaksanakan kegiatan pendampingan panen cabai besar pada kelompok tani (Poktan) ‘Bungaya’ yang berlokasi di Desa Bonto Daeng, Kecamatan Uluere. Pemanenan cabai besar keriting varietas ‘princess’ ini  dilakukan pada lahan milik Udin dengan luas 0,5 Ha.

 “Total luas tanam cabai besar pada poktan Bungaya pada bulan Januari hingga Februari ini mencapai 5,50 Ha dengan produktivitas mencapai 9 hingga 10,2 ton per Ha”, ucap Ketua Poktan Raba. 


Raba menjelaskan bahwa “produktivitas produksi yang baik tidak lain berkat bimbingan dan pendampingan yang telah dilakukan oleh kostratani khususnya penyuluh lapangan setempat, meski dalam kondisi wabah pandemi namun penyuluh tetap semangat turun ke lapangan memberikan pemahaman dan menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani selama proses budidaya cabai”.

 “Kami selaku tim konstratani tetap turun ke lapangan mendampingi kegiatan petani di masa pandemi ini, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Selain itu diskusi dilakukan setiap waktu dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti telepon dan video call,” kata Kasman, SP., M.Si. selaku petugas pendamping Poktan Bungaya, Ahad (26/4/2020).


Ditambahkan oleh Kasman, “sayang sekali hasil panen saat ini tidak disertai dengan harga penjualan yang baik, harga cabai besar di pasaran yang biasanya mencapai 20ribu anjlok turun ke kisaran harga 5ribu sampai 7ribu saja perkilonya”.

 Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa penurunan harga ini imbas dari wabah korona yang melanda negeri ini. “karena tidak ada pesta atau resepsi pernikahan maupun khitanan selama wabah ini, harga cabai jadi jatuh. Petani harus memperhatikan pola tanam agar pemanenan tidak dilakukan secara bersamaan sehingga hasil produksi tersedia secara kontinyu dan harga pun bisa stabil” tegasnya. 

“Kegiatan panen cabai besar merupakan upaya untuk menjaga ketersediaan bahan pangan pokok strategis di tengah wabah korona, namun sayangnya hasil panen yang baik tidak sejalan dengan harga penjualan dan daya beli masyarakat di pasaran. Semoga harga segera stabil mengingat kebutuhan akan cabai pada bulan puasa dan hari raya idul fitri cenderung meningkat”, tambah Kasman.(KSM/FTN/AL) BBPP-BK.

Senin, 20 April 2020

Mentan SYL Sumbang APD Untuk Paramedis dan Masyarakat Bantaeng


Sigapnews.com, Bantaeng - Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja  di Kabupaten Bantaeng (20/04/2020) dalam rangka mengecek secara langsung kondisi ketersediaan pangan di daerah tersebut.

Sebelum menyampaikan arahan, Mentan SYL memberikan sumbangan Alat Pelindung Diri (APD) kepada Paramedis dan masyarakat di Kab. Bantaeng yang diterima langsung oleh Bupati Bantaeng, H. Ilham Azikin.

Dalam arahannya, SYL menegaskan bahwa dalam menghadapi wabah Covid-19, masyarakat harus mampu menjaga diri dengan mengikuti prosedur tetap yang dianjurkan oleh Pemerintah, salah satunya adalah menjaga jarak dan menggunakan APD, khususnya masker.

"APD ini adalah sumbangan alakadarnya dari Kementerian Pertanian, ini salah satu bentuk solidaritas Kementan kepada masyarakat, khususnya tenaga Medis, jangan dilihat jumlahnya," jelas Mentan.

"Menurut penelitian, faktor terbesar yang mampu mencegah penularan Covid-19 di Wuhan adalah kedisiplinan penggunaan masker, oleh karenanya, mari biasakan pakai masker dan jangan lupa jaga jarak aman" tutur SYL.

"Menghadapi Covid-19, minimal kita hadapi dengan dua cara, pertama melalui pendekatan kesehatan dan ke-dua melalui keamanan pangan.

Melalui pendekatan kesehatan, rekan-rekan para medis sudah bekerja secara maksimal, sedangkan pendekatan keamanan pangan menjadi tanggung jawab kita sebagai insan pertanian.

Kita harus bersatu, bahu membahu untuk memastikan ketersediaan pangan agar masyarakat tidak bermasalah dengan pangan," tegas Mentan.

Sementara itu, Bupati Bantaeng menyampaikan bahwa kabupaten Bantaeng belum memiliki orang yang terkonfirmasi positif.

"Pak Menteri, sebagai laporan, kami sampaikan bahwa sampai saat ini belum ada warga kami dinyatakan positif Corona, 2 orang status PDP tapi sudah terkonfirmasi  negatif dan 102 orang dalam status ODP.

Kami ucapkan Terimakasih atas perhatian Kementan memberikan bantuan APD kepada Masyarakat Bantaeng," tutur Ilham.

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa semua masyarakat harus menggunakan APD, termasuk petani.

"Kita berharap, masyarakat selalu menggunakan APD, termasuk petani saat bekerja di sawah atau di kebun.

Petani harus menjaga kesehatan dan memastikan dirinya dalam keadaan aman dengan menjaga jarak dan menggunakan APD," harap Dedi. (JML) BBPP-BK.

Sabtu, 18 April 2020

Panen Bawang Putih Kelompok Tani Berdasi di Bantaeng Didampingi Kostratani


Sigapnews.com, Bantaeng - Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan IT dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan   Kostratani, pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengelolaan yang lebih modern.

Ditengah kondisi pandemic virus covid-19, peran konstrani menjadi sangat penting untuk mengawal ketersediaan pangan.

Hal Ini di pertegas oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengatakan "Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern, apalagi di saat ini Corona atau COVID-19 yang sedang menyerang, peran Kostratani ini menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan," kata Dedi.

Kepala BPPSDMP itu mengharapkan kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada (komoditas) pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, salah satu kegiatan kostratani yang cukup penting saat ini adalah pengawalan terhadap program swasembada bawang putih.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendukung para petani untuk membudidayakan bawang putih. Seperti yang diketahui bahwa kebutuhan konsumsi bawang putih dalam negeri adalah 500 ribu ton per tahun atau sekitar 47 sampai 48 ribu ton per bulan, akan tetapi produksi dalam negeri belum mampu memenuhi, sehingga untuk mencukupinya, didatangkan melalui pasokan dari luar negeri, dengan demikian untuk komoditas bawang putih ini memang perlu menjadi perhatian bersama karena tingginya tingkat ketergantungan impor dari produk ini.

Bahkan kebijakan pemerintah merelaksasi impor bawang putih tak cukup untuk menurunkan harganya yang melambung tinggi di pasar sebagai imbas dari pandemi corona virus.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga bawang putih secara nasional sempat mencapai titik tertinggi sebesar Rp 55.700 per kilogram (kg) atau naik 70% dibandingkan rata-rata harga pada awal tahun sebesar Rp 32.650 per kg.

Dalam rangka kegiatan pendampingan dan pengawalan untuk komoditas bawang putih inilah maka beberapa waktu yang lalu Dinas Pertanian Bantaeng bersama dengan Kontratani Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Loka serta Petugas Pendamping Bawang Putih melakukan pengambilan ubinan sekaligus panen benih bawang putih perdana pada kelompok tani ‘Petani Berdasi’ di Kampung Lannying IV, Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere pada Kamis 16 april 2020 lalu.

"Kami bersama Tim tetap turun ke lapangan mendampingi kegiatan petani, di tengah kondisi social distancing yang diterapkan pemerintah,” kata Hendra Asmar, S.ST, Koordinator Penyuluh Pertanian di BPP Loka.

Kegiatan pengambilan ubinan dilakukan oleh petugas penyuluh pertanian Desa Bonto Lojong Suhardi Baharuddin, SP. dan Hendra Asmara, S.ST. selaku koordinator penyuluh pertanian BPP, didampingi oleh Kepala Seksi Produksi Hortikultura Hj. Asmirayanti, S.TP., M.Si serta Muhlis, SP. selaku petugas dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Maros.

Lahan kelompok Tani ‘Petani Berdasi’ ini telah ditanami bawang putih seluas 7 Ha, namun pemanenan baru dilakukan seluas 1 Ha.

Hasil panen inilah yang nantinya digunakan sebagai bakal benih yang akan ditanam dalam upaya perluasan areal tanam bawang putih di wilayah Bantaeng sekaligus untuk mendukung tercapainya swasembada bawang putih pada tahun 2021 , demikian ucap Ketua Poktan Muh. Nur.

Dari kegiatan pengambilan ubinan diketahui berat basah hasil konversi sebesar 10,2 ton per Ha, yang menunjukkan bahwa hasil panen yang diperoleh cukup memuaskan meskipun masih terkendala dengan minimnya pengalaman petani untuk menanam bawang putih.

Melalui kegiatan ubinan diketahui banyak faktor yang mempengaruhi produksi bibit bawang putih antara lain, waktu tanam, iklim, dan juga hama penyakit tanaman.

Ir. Budi Taufiq, M.Si. selaku Kepala Dinas Pertanian mengharapkan, dari kegiatan ini petani dapat memprediksi hasil panen sehingga dapat dilakukan analisis usaha pertanian.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Bantaeng, Ir. Budi Taufiq, M.Si. selaku Kepala Dinas Pertanian, Suryani Samung, S.Sos., MP. selaku Kepala Bidang Hortikultura, serta para petugas pendamping bawang putih di Bantaeng yang terdiri atas Kasman, SP., M.Si., Akhriani Rachim, S.Pt., Syamsuddin, A.Md., Nur Reskiyawati, SP., dan Muh Tabrani, SP

Para petugas pendamping yang terdiri dari penyuluh pertanian yang ada di Konstratani inilah yang nantinya akan terus memberikan materi penyuluhan kepada petani, memotivasi petani agar menerapkan budidaya bawang putih yang baik dan benar serta mengidentifikasi lahan yang cocok ditanami bawang putih untuk pengembangan kawasan/sentra baru.

“Insya Allah, di tengah pandemic virus covid-19 ini kami tetap turun ke lapangan, memberikan penyuluhan dan mendampingi petani agar target peningkatan produksi bawang putih dapat terwujud menuju swasembada bawang putih,” tutur Hendra. (FIT/RSN) BBPP-BK.

Rabu, 15 April 2020

Petani Millenial Rela Menempuh Jarak 15 Km Demi Menjaga Ketersediaan Benih Padi di Tengah Pandemi COVID-19


Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Akibat dari Pandemi Virus Covid-19 sebagian telah berdampak dengan melemahnya dan bahkan terhentinya berbagai sektor usaha, namun hal itu tidak berlaku bagi sektor pertanian.

Sektor Pertanian tidak mungkin terhenti karena pertanian berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan.

Untuk itulah semua pejuang pangan di negeri ini dengan semangatnya telah berjuang dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional yang di support langsung oleh himbauan semangat dari Menteri Pertanian kita, Syahrul Yasin Limpo yang meminta kepada para insan pertanian untuk terus aktif bergerak dan tidak berhenti dalam mengawal ketersediaan pangan rakyat Indonesia.

Sebagai implementasi dari himbauan itu, salah satu program jangka pendek Kementan tahun 2020 adalah menjamin ketersediaan komoditas pangan strategis 3 bulan ke depan untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk.

Kelompok Tani dan atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ataupun Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah bagian dari  pasukan yang telah dan akan terus mendukung  program pembangunan pertanian, termasuk dukungan dari petani milenial yang jumlahnya kurang lebih 2,7 juta serta dukungan petani  yang bukan milenial yang jumlahnya sekitar 30,4 juta yang tak pernah berhenti dengan komitmen bersama untuk tetap bekerja, berhasil guna dalam pemenuhan kebutuhan pokok dalam situasi apapun.

Dalam situasi Pandemi Covid 19 saat ini, tidak membuat insan pertanian untuk tidak bergerak seperti halnya Kiki, seorang alumni Fakultas  Teknologi Pertanian Unhas yang memilih tetap mengabdi di desa, menjadi tenaga pendamping pada Kelompok tani.

Kiki bergabung sebagai anggota kelompok tani Bombong yang  bergerak di bidang penangkaran benih padi yang berdomisili di Desa Biangkeke, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng.

Varietas yang ditanam adalah Inpari 7 dan varietas cigeulis dengan kelas benih adalah Benih Penjenis (BP), yang dikenal pula sebagai Breeder Seed berlabel warna kuning.


Walaupun saat sekarang ini pandemi covid-19 sedang mewabah, semua masyarakat  diminta untuk tetap tinggal di rumah, namun bukan berati tidak mengindahkan himbauan pemerintah seprti halnya Kiki sebagai tenaga pendamping dan anggota kelompok  untuk tetap rela keluar rumah menuju lokasi penangkaran yang berjarak 15 km dari rumahnya.

Hal itu di lakukan sebagai hasil komitmen untuk tetap bekerja dalam situasi apapun demi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, oleh sebab itu Kiki melakukan itu semua dengan perinsip bahwa kegiatan penangkaran benih padi haruslah tetap berjalan, untuk menjaga ketersediaan benih padi petani untuk musim tanam berikutnya. 

Pada proses kegiatan penangkaran, dimulai dengan memesan benih sumber dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi dan dari Balai Benih Induk (BBI) Tanaman Pangan Maros.

Benih sumber inilah yang selanjutnya ditanam pada lahan seluas 3,8 Ha. 

Menurut Kiki, produksi benih padi di Kelompok binaanya belumlah mencapai target yang diinginkan, masih sekitar 6 ton/ha, padahal sudah menggunakan dosis pupuk Urea 200 kg/ha,  dan Phonska 150 kg/ha.

Kiki berharap “Masih perlu diidentifikasi apa faktor penyebab produksinya masih belum sesuai harapan”, ungkapnya.

“Kami masih mengharapkan adanya bimbingan Tim Penyuluh Pertanian BPP setempat tentang bagaimana mendapatkan dan memproduksi  benih agar mendapatkan kualitas benih yang baik dan produksinya tinggi, serta bimbingan penggunaan PUTS dan PUP”, harap Kiki.

Semoga para petani lebih termotivasi untuk menggunakan  benih yang berlabel sehingga produksi padinya bisa meningkat untuk menunjang ketersediaan stok pangan, utamanya beras. (RNY/JML/RSN) BBPP-BK.

Sinergitas Kostratani dan Poktan Panen Bawang di Tengah Pandemi Covid 19


Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat strategis, yang memilliki peranan penting dalam perekonomian nasional.

Jelang ramadan dan idul fitri, ketersedian stok pangan termasuk bawang merah menjadi hal utama bagi pemerintah. 

Tantangan ketersedian pangan saat ini juga kian kompleks karena pendemi Covid 19  yang menyebar ke lebih 200 negara di dunia termasuk Indonesia.

Menteri Pertanian, Syahrul yasin Limpo dalam berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi apapun, termasuk dalam situasi wabah Pandemi Covid-19.  

"Ketersedian stok pangan termasuk bawang merah menjadi hal yang utama bagi pemerintah", ungkapan tersebut dibuktikan dengan kemampuan produksi petani bawang merah di berbagai daerah .

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian  ( BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi juga menegaskan Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, Ini membuktikan pertanian tidak berhenti.

Lanjut Dedy Nursyamsi, Para penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen dan pemprosesannya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan.


Dari arahan, pernyataan dan himbaun tersebut, pada Tanggal 14 April 2020, Petani Bawang Merah dari kelompok Tani Lannying I Desa Bonto Lojong Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan panen bawang merah dengan luas lahan 45 Ha dan Produktivitas Rata-rata 10 Ton/Ha yang menggunakan Varietas Lokana . 

Kegiatan panen didampingi langsung oleh Penyuluh pertanian Hendra Asmara , S.ST, M.Si. Kesigapan Penyuluh sebagai ujung tombak pertanian menjadi bukti bahwa penyuluhan tetap berjalan di tengah kekhawatiran karena pelaksanaannya di tengah pendemi Covid 19.


Ditengah maraknya pendemi covid 19, para penyuluh pertanian harus terus melakukan pendampingan ke petani dalam pengelolaan usaha taninya, agar ketersedian pangan nasional khususnya Komoditi Bawang Merah dapat selalu tersedia setiap saat. 

"Dalam melaksanakan pendampingan, kami sebagai penyuluh pertanian dan petani binaan tetap memperhatikan SOP penanganan Covid 19, sehingga semuanya tetap sehat dan terhindar dari Covid 19," Ungkap Hendra Asmara. 

"Semoga wabah ini cepat berlalu dan kita semua bisa kembali beraktivitas normal." tutupnya.

Salam Kostratani...
(ERM/HDA/JML) BBPP-BK.

Jumat, 10 April 2020

Sambil Panen Padi, Petani Iskandar Dapat Masker Gratis dari Kadis Pertanian Bantaeng



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Tak bisa dipungkiri, akibat semakin mewabahnya virus corona atau Covid-19 saat ini membuat kebutuhan akan masker semakin langkah dan mahal dipasaran.

Hal ini mendorong  Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng membagikan ratusan masker secara gratis kepada masyarakat, termasuk para  petani  yang tengah melakukan panen padi di Desa Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, kamis (09/04).


Kepala Dinas Pertanian Kab. Bantaeng, Budi Taufik mengatakan kegiatan yang dilakukan adalah bentuk kepedulian kepada masyarakat, khususnya petani yang terus berupaya menyediakan pangan untuk kita semua.  

"Pembagian  masker secara gratis ini akan diberikan lagi secara bertahap sebagai upaya menghindari penyebaran virus corona, terangnya.

“Kiranya semua masyarakat untuk tetap selalu waspada dan menjaga kebersihan serta menerapkan pola hidup sehat,  tetap di rumah saja, dan  yang memang harus bekerja di luar rumah hendaknya berhati-hati serta menerapkan protokol kesehatan sebagaimana yang ditetapkan pemerintah,” imbuh Budi.


Selain kepada petani, pembagian masker ini juga diberikan kepada pengguna jalan yang melintas saat itu.

Masker yang dibagikan merupakan masker kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai kembali.

Sementara itu, Iskandar salah satu petani penerima masker gratis berterima kasih atas masker yg diberikan.

"Saya ucapkan terimakasih, masker ini sangat berguna sekali karena setiap hari kami bekerja diluar rumah, dan juga masker saat ini sudah langkah dijual ditoko-toko, ungkapnya. 

"Semoga wabah virus corona ini cepat berlalu dan normal kembali, karena profesi kami sebagai petani yang harus keluar rumah untuk ke lahan kami, harap Iskandar.

'Makanya, lanjut Iskandar,  bagi masyarakat yang bisa bekerja di rumah, tetap di rumah saja, biar kami yang sediakan berasnya”, pungkasnya.(RNY-JML) BBPP - BK.

Selasa, 07 April 2020

Di Tengah Covid 19, P4S Insan Cemerlang Binaan BBPP Batangkaluku Panen Kakao



Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) -Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan kelembagaan pelatihan/permagangan petani yang tumbuh dan berkembang dari petani, oleh petani, dan untuk petani yang secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian di wilayahnya.

Salah satu P4S yang menjadi binaan BBPP Batangkaluku adalah P4S Insan Cemerlang yang berlokasi Desa Pattallassang, Kecamatan Tompobulu, 
Kabupaten Bantaeng. 

Komoditas andalan P4S Insan Cemerlang adalah tanaman kakao. 

P4S Insan Cemerlang memiliki populasi tanaman kakao 500 Pohon dengan produksi 3,5 Ton Basah/Tahun. 

Saat ini kondisi kakao P4S sudah memasuki masa panen, meskipun terjadi wabah Covid 19,  Ketua P4S Insan Cemerlang di Bantaeng masih melakukan panen Kakao. 

Menurut ketua P4S, Kakao adalah salah satu komoditas perkebunan yang sangat strategis, oleh karenanya meskipun ada anjuran untuk tetap di rumah, kami tetap melaksanakan panen di kebun. 

Pertimbangannya sederhana, selain interaksi dengan orang luar minim, memetik kakao juga membuat fisik semakin sehat karena berkeringat. 

Kakao merupakan salah satu diantara tujuh komoditas strategis perkebunan dalam menggenjot devisa negara selain kopi, jambu mente, lada, vanili dan pala.

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, dalam 5 tahun kedepan Kementerian Pertanian telah menetapkan target utama untuk meningkatkan ekspor 3 kali lipat salah satunya komoditas kakao yaitu peningkatan produksi sebesar 7% sampai tahun 2024.(SMY, JML) BBPP-BK
© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved