Soppeng, Kamis siang, 26 Juni 2025. Pukul 14.00 WITA. Di balik layar komputer dan gadget, wajah-wajah muda tampak antusias.
Mereka bukan sekadar peserta webinar biasa. Kali ini, mereka adalah bintang utama. Siswa-siswi SDN 161 Karya, sebuah sekolah dasar di Kabupaten Soppeng yang tengah menapaki jejak sebagai Sekolah Rujukan Google, tampil percaya diri membagikan ilmu dalam sebuah webinar bertajuk Siber GO, singkatan dari Siswa Berbagi Tentang Google.
Webinar ini bukan acara biasa. Ini adalah episode pertama dari rangkaian yang digagas untuk menumbuhkan literasi digital sejak dini, dari siswa untuk siswa.
Dan yang membuatnya istimewa: narasumbernya adalah empat siswa kelas 5 Palakka SDN 161 Karya. Mereka adalah Andi Dewi Shakila Jahra, Almira Qaireen Agloia, Akifah Naila Azzahra, dan Alya Nadia Putri, empat nama yang hari itu menjelma menjadi “guru digital” bagi ratusan peserta yang hadir via Google Meet dan menyaksikan lewat YouTube.
Di bawah panduan hangat sang moderator, Dewi Soraya, S.Pd., M.Pd., guru sekaligus mentor mereka, satu per satu dari para narasumber cilik ini menyampaikan materi dengan bahasa mereka sendiri, sederhana, segar, dan jujur dari pengalaman nyata.
Andi Dewi membuka sesi dengan memperkenalkan cara memanfaatkan Gmail dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Bukan sekadar mengirim pesan, tapi bagaimana email bisa menjadi sarana berlatih menyusun kalimat, membaca instruksi, hingga berinteraksi dengan guru secara formal.
Kemudian Almira memperkenalkan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dengan Google Sites.”
Ia menunjukkan bagaimana membuat portofolio digital yang tidak hanya menarik, tapi juga mencerminkan kebiasaan positif seperti disiplin, percaya diri, dan kreatif.
Akifah melanjutkan dengan berbagi cara menyusun naskah ceramah menggunakan Google Docs.
“Kita bisa menulis bersama, mengedit bersama,” katanya sembari menunjukkan fitur kolaboratif yang ternyata mampu menyatukan ide teman-teman sekelasnya.
Terakhir, Alya membawakan materi tentang membuat mind mapping untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Ia menggambarkan bagaimana satu tema bisa bercabang menjadi berbagai subtopik, dan semuanya bisa divisualisasikan indah hanya dengan Google Docs.
Yang menarik, bukan hanya materi mereka yang membuat takjub.
Cara mereka menyampaikan, menjawab pertanyaan, hingga menyapa peserta menunjukkan bahwa anak-anak ini telah akrab dengan dunia presentasi digital, sesuatu yang bahkan tak semua orang dewasa miliki.
Salah satu yang turut menyimak dan memberikan apresiasi adalah Dr. Nur Alim, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng.
“Kita perlu terus memberi ruang seperti ini untuk anak-anak kita,” ujar dia.
“Mereka bukan hanya belajar teknologi, tapi juga belajar keberanian, tanggung jawab, dan berbagi pengetahuan, ”katanya.
Webinar Siber GO mungkin hanya berdurasi satu jam lebih. Tapi dampaknya terasa lebih panjang. Tak hanya peserta yang mendapat ilmu baru, tetapi juga para guru dan orang tua yang melihat betapa pentingnya memberi ruang eksplorasi bagi siswa di era digital ini.
Di akhir acara, ratusan komentar masuk di kolom chat, pujian, pertanyaan, dan ucapan terima kasih. Sebuah bukti bahwa anak-anak, ketika diberi kesempatan, bisa menjadi agen perubahan.
Dan ini baru episode pertama. SDN 161 Karya tampaknya baru saja membuka jalan, jalan di mana anak-anak menjadi penggerak literasi digital dari ruang kelas mereka sendiri.
(@RS)
FOLLOW THE SIGAPNEWS.COM AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow SIGAPNEWS.COM on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram