-->

Minggu, 23 November 2025

MOTIVATAWA Hadir sebagai Ruang Pengembangan Diri Berbasis Hiburan, Dorong Ekosistem Edutainment Kreatif di Indonesia


Jakarta, Sigapnews.com, Industri kreatif Indonesia kembali kedatangan pemain baru yang membawa warna segar dalam dunia pembelajaran digital.

Bertempat di Jakarta, minggu (23/11/2025) MOTIVATAWA resmi menggelar soft launching sebagai penanda kehadiran platform edutainment yang menyasar generasi muda, profesional, hingga masyarakat umum yang ingin belajar melalui pendekatan yang lebih ringan dan menyenangkan.

Mengusung konsep “motivasi + tawa”, MOTIVATAWA mencoba memadukan dua elemen yang selama ini jarang digabungkan dalam proses pembelajaran formal.

Pendekatan tersebut diyakini dapat menciptakan pengalaman edukasi yang lebih berkesan, relevan, dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan.

“Belajar tidak harus kaku. Edukasi yang dibalut hiburan justru membuat orang lebih cepat memahami materi,” ujar CEO MOTIVATAWA, Elok Ambar Wulandari, dalam sambutan pembukaan.

Ia menambahkan bahwa banyak orang ingin berkembang, namun sering kali terhambat oleh rasa bosan, kejenuhan, atau format belajar yang monoton. Karenanya, MOTIVATAWA dibangun sebagai ruang alternatif yang mengutamakan kenyamanan dan pengalaman interaktif.

Platform Edutainment untuk Semua

MOTIVATAWA hadir dengan beragam konten pembelajaran yang dikemas secara kreatif. Mulai dari:

Video kelas tematik yang menghadirkan mentor lintas sektor

Workshop dan seminar dengan format interaktif

Show edukatif yang menggabungkan komedi, motivasi, dan storytelling

Konten hiburan bernilai edukasi yang mudah dikonsumsi generasi digital

Selain itu, platform ini juga membuka peluang bagi para kreator edukasi dan hiburan untuk memasarkan karya mereka. Mulai dari kelas digital, e-learning modules, hingga tiket pertunjukan dapat diakses secara langsung melalui MOTIVATAWA.

Menurut Elok, kemitraan dengan para kreator merupakan bagian penting dari misi MOTIVATAWA dalam membangun ekosistem edukasi kreatif.

“Kami ingin menjadi rumah bagi orang-orang yang percaya bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang lebih humanis, ringan, dan tentu saja menghibur,” ujar Elok.

Soft Launching Berbalut Hiburan

Acara peluncuran MOTIVATAWA berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Rangkaian acara diawali dengan sesi tanya jawab bersama media, diikuti oleh penampilan guest star yang tampil membawakan materi komedi ringan bertema pengembangan diri.

Prosesi potong tumpeng menjadi simbol dibukanya platform secara resmi. Tidak hanya itu, acara juga menghadirkan penayangan kelas perdana, memberikan gambaran kepada tamu undangan tentang standar produksi konten yang akan hadir di platform tersebut.

Beberapa tamu media menyebutkan bahwa pendekatan MOTIVATAWA terasa segar dan berbeda dari platform belajar konvensional yang kini ada di pasaran.

Banyak yang menilai bahwa konsep edutainment menjadi jembatan yang efektif untuk generasi digital yang membutuhkan cara belajar lebih fleksibel.

Mendorong Pertumbuhan Ekosistem Edukasi Kreatif

Dengan peluncuran ini, MOTIVATAWA menargetkan diri sebagai salah satu motor penggerak perkembangan ekosistem edutainment dan edukasi kreatif di Indonesia.

Platform ini optimis dapat menjangkau pengguna yang ingin belajar sekaligus menikmati hiburan berkualitas.

Ke depan, MOTIVATAWA berencana meningkatkan jumlah kreator, memperluas katalog konten, serta mengadakan tur pertunjukan edukatif di berbagai kota besar Indonesia.

“Ini baru permulaan. Kami ingin terus bertumbuh bersama komunitas kreatif dan membawa dampak positif bagi budaya belajar generasi sekarang,” tutup Elok.

(Red) 

Senin, 10 November 2025

Guru Dikorbankan, Kepala Sekolah Diduga ‘Bermain’, DPRD Makassar Turun Tangan

 


Makassar, Sigapnews.com, Dunia pendidikan di Kota Makassar kembali menjadi sorotan setelah mencuat dugaan praktik pungutan liar (pungli) di SD Inpres Bertingkat Bara-Baraya II.

Oknum kepala sekolah berinisial SS diduga melakukan pungli terhadap para guru, terutama terkait pencairan dana sertifikasi.

Informasi dugaan pungli tersebut telah lama beredar di kalangan tenaga pendidik. Namun, hingga kini aparat penegak hukum (APH) dinilai belum mengambil langkah tegas.

Kondisi ini menimbulkan kekecewaan di kalangan guru yang merasa diperas oleh oknum pimpinan sekolah.

Seorang guru yang menjadi korban pungli dan enggan disebutkan namanya mengaku siap bersaksi jika kasus ini dibuka kembali.

“Kami siap diperiksa dan memberikan keterangan. Kami hanya ingin keadilan ditegakkan. Sudah terlalu lama kami diam,” ujarnya dengan nada tegas.

“Kepala sekolah harus diberi sanksi tegas. Dunia pendidikan jangan dijadikan ladang pemerasan.”

DPRD Makassar Bergerak

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kota Makassar Ari Ashari Ilham menegaskan pihaknya akan segera memanggil Dinas Pendidikan serta kepala sekolah terkait untuk dimintai klarifikasi resmi.

“Kami tidak akan diam. Dalam waktu dekat, Dinas Pendidikan dan kepala sekolah yang bersangkutan akan kami panggil. Masalah seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut,” kata Ari Ashari kepada wartawan.

Langkah tegas DPRD ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel.

Melalui Humasnya, Dzoel SB, PJI menilai langkah DPRD Makassar menunjukkan keberpihakan nyata terhadap keadilan dan perlindungan bagi tenaga pendidik.

“Kami menyambut baik sikap DPRD. Ini bukti nyata bahwa masih ada wakil rakyat yang berani mendengar suara bawah,” ujar Dzoel SB.

Kritik Tajam terhadap Birokrasi Pendidikan

Dzoel SB juga menyoroti rusaknya tata kelola birokrasi pendidikan di Kota Makassar yang dinilainya sudah “amburadul dan kehilangan arah moral”.

Ia menegaskan bahwa kerusakan sistem pendidikan hari ini adalah ancaman bagi masa depan bangsa.

“Kalau birokrasi pendidikan hari ini amburadul, bagaimana masa depan bangsa? Jika sekolah, tempat mencetak generasi penerus, justru dijadikan ladang pungli, kita sedang menggali kuburan peradaban sendiri,” tegasnya.

Menurutnya, kasus di SD Inpres Bertingkat Bara-Baraya II hanyalah puncak gunung es dari berbagai persoalan yang terjadi di lapangan.

Ia menegaskan bahwa praktik serupa bisa saja terjadi di banyak sekolah lain jika tidak segera diusut tuntas.

Pungli Sama dengan Korupsi
Secara hukum, pungutan liar dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999, pelaku yang memaksa seseorang memberikan sesuatu untuk keuntungan pribadi dapat dipidana penjara paling singkat empat tahun dan paling lama dua puluh tahun serta denda hingga Rp1 miliar.

Selain itu, Perpres Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satgas Saber Pungli dan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah menegaskan bahwa setiap bentuk pungutan di sekolah harus bersifat sukarela, transparan, dan tidak mengikat.

Ujian Moral bagi Dunia Pendidikan

Kasus ini menjadi ujian moral bagi Dinas Pendidikan Kota Makassar serta aparat penegak hukum. Masyarakat kini menanti langkah konkret — bukan sekadar janji.

“Inilah momentum bersih-bersih dunia pendidikan. Jangan biarkan sekolah menjadi ruang gelap bagi korupsi kecil yang membusuk pelan-pelan,” ujar Dzoel SB menutup pernyataannya.

Jika tidak segera ditindak, kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan dan hukum akan tergerus. Pada akhirnya, yang akan menjadi korban adalah generasi muda yang tumbuh dalam sistem yang menormalisasi ketidakjujuran.

(Tim/AP)

Selasa, 28 Oktober 2025

Dari SDN 3 Lemba untuk Sesama, Ase Budu Jadi Bukti Nyata Peduli dan Berbagi


Soppeng, Sigapnews.com, Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, SD Negeri 3 Lemba kembali melaksanakan Program Ase Budu (Aksi Sejuta Butir Beras untuk Dhuafa) yang kali ini menyasar Panti Asuhan Yatim Piatu Pondok Pesantren Yasrib serta kaum dhuafa di wilayah Kelurahan Lemba. Selasa (28/10/2025). 

Kegiatan sosial ini diwujudkan dengan penyaluran donasi berupa uang tunai kepada panti asuhan, serta pemberian sembako kepada warga dhuafa lanjut usia yang sering sakit-sakitan dan hidup bersama cucunya. Tak hanya itu, salah satu peserta didik SDN 3 Lemba juga turut menerima manfaat dari program mulia ini.

Kedatangan rombongan SDN 3 Lemba mendapat sambutan hangat dari Kepala Pondok Pesantren Yasrib, Bapak KM. Husaeni, S.Pd.I, yang turut memberikan nasihat dan motivasi kepada para peserta didik. Dalam kesempatan tersebut, anak-anak diberi ruang untuk mengajukan pertanyaan serta mendengarkan pesan moral tentang pentingnya berbagi dan menyantuni anak yatim.

Menariknya, kegiatan ini juga menghadirkan inovasi sekolah melalui program “Julik” (Jurnalis Cilik), di mana peserta didik sendiri yang memandu proses dokumentasi dan peliputan kegiatan sosial dan religius tersebut.

Turut hadir dan memberikan dukungan penuh dan sebagai mitra kolaborasi dalam kegiatan ini Lurah Lemba, Bapak Sofyan Massaire, SE., Bhabinkamtibmas Aiptu Budiaman, serta Babinsa Sertu Jupri, yang senantiasa mendampingi setiap langkah sosial SDN 3 Lemba sebagai bentuk kolaborasi dan sinergi antara sekolah dan masyarakat.

Kepala SDN 3 Lemba, Falmunadi, S.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa Program Ase Budu merupakan bukti nyata penanaman nilai kepedulian sosial sejak dini.

“Di momentum Hari Sumpah Pemuda ini, kami ingin menegaskan komitmen SDN 3 Lemba untuk terus menumbuhkan karakter Anak Indonesia Hebat anak yang peduli, berjiwa pemimpin, dan siap membangun bangsa dengan hati yang tulus,” ujar Falmunadi.

Sementara itu, Andi Rahmayuddin, selaku pembina dan pendamping kegiatan, berharap pembelajaran kontekstual seperti ini dapat menjadi pengalaman bermakna bagi peserta didik.

“Kami ingin anak-anak belajar langsung dari kehidupan nyata. Semoga kegiatan ini menjadi amal jariyah, menumbuhkan rasa empati, serta menjadi berkah bagi perjalanan pendidikan mereka ke depan,” tuturnya.

Melalui Program Ase Budu, SDN 3 Lemba terus menunjukkan konsistensinya dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, peduli, dan berjiwa sosial tinggi sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda untuk bersatu, peduli, dan berkontribusi membangun negeri khususnya di Bumi La Temmamala.

Kamis, 23 Oktober 2025

Dari Soppeng untuk Sulsel, SDN 1 Lamappoloware Ukir Prestasi di Lomba Membaca Estafet 2025


Makassar, Sigapnews.com, Tim dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Lamappoloware, Kabupaten Soppeng, menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Lomba Membaca Estafet Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dengan berhasil meraih Juara 3.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan di halaman Gedung Layanan Perpustakaan Umum Provinsi, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, pada Selasa (21/10/2025).

Tim SDN 1 Lamappoloware yang menjadi perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (DPK) Kabupaten Soppeng terdiri atas empat siswa: Sitti Ariqah Zahra Ghinayah, Iklima Assyfatun Haifa, Afifa Althafu Nisa, dan Khalil Ahnaf Zhadiq.

Dalam perlombaan tersebut, keempat siswa tampil kompak dan ekspresif, menunjukkan kemampuan membaca yang baik, penguasaan intonasi, serta kerja sama tim yang solid.

Penampilan mereka berhasil menarik perhatian dewan juri dan mengantarkan tim ini menempati posisi ketiga pada tingkat provinsi.

Selama proses lomba, tim didampingi oleh Kepala Sekolah SDN 1 Lamappoloware, Yuliawati, S.Pd, dan guru pembina, Andi Marwaningsi, S.Pd, yang aktif memberikan bimbingan sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan lomba.

Kepala Sekolah Yuliawati, S.Pd, mengungkapkan rasa syukur atas capaian tersebut.

“Kami sangat bersyukur dan bangga. Anak-anak berlatih dengan tekun dan bersemangat tinggi.

"Hasil ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan kebersamaan bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Sementara itu, guru pembina Andi Marwaningsi, S.Pd, menilai lomba membaca estafet sebagai kegiatan positif yang dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa sejak dini.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan minat baca dan melatih kepercayaan diri anak-anak dalam tampil di depan umum. Kami berharap kegiatan serupa terus dilaksanakan secara rutin,” jelasnya.

Lomba membaca estafet sendiri merupakan ajang yang dirancang untuk mengasah kemampuan literasi, kefasihan membaca, dan kerja sama antarsiswa.

Dalam lomba ini, peserta membaca teks secara bergantian sesuai urutan tim, sehingga kekompakan dan ketepatan waktu menjadi kunci keberhasilan.

Keberhasilan SDN 1 Lamappoloware ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, baik dari lingkungan sekolah maupun masyarakat Kabupaten Soppeng.

Prestasi tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi sekolah lain untuk terus mengembangkan potensi siswa, khususnya dalam bidang literasi dan bahasa Indonesia.

Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa komitmen SDN 1 Lamappoloware dalam membina karakter dan meningkatkan kualitas pendidikan mampu melahirkan generasi muda yang unggul, kreatif, serta berprestasi di tingkat provinsi.

(Yun)

Rabu, 08 Oktober 2025

Dari Jualan Online Hingga Jadi Duta UNJ, Nur Syifa Buktikan Doa Orang Tua Tak Pernah Sia-sia


Jakarta, Sigapnews.com, Sosok Nur Syifa Nadiastuti, wisudawati Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mencuri perhatian publik dalam prosesi wisuda UNJ gelombang pertama sesi ketiga yang digelar pada Rabu (8/10).

Di balik senyumnya yang hangat, tersimpan kisah perjuangan luar biasa. Selama empat tahun menempuh pendidikan, Syifa berhasil mengukir lebih dari 150 prestasi tingkat nasional dan internasional.

Sejak kecil, Syifa telah ditempa dalam lingkungan yang sarat doa dan harapan dari kedua orang tuanya. Ia tumbuh dengan pesan sederhana yang kini menjadi kompas hidupnya: menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama.

“Dulu aku belum memahami makna doa itu, tapi orang tua selalu membimbingku untuk menjadi anak yang pintar, berprestasi, dan bisa menginspirasi banyak orang,” ujarnya saat ditemui tim Humas UNJ seusai wisuda.

Memasuki dunia perkuliahan di UNJ, Syifa berpegang pada pesan terakhir sang ayah: “Jadilah mahasiswa terbaik.” Kalimat itulah yang menuntunnya menapaki masa kuliah dengan semangat pantang menyerah.

Menempuh studi di bidang manajemen bukan keputusan spontan bagi Syifa.

Ia menyadari bahwa manajemen bukan sekadar soal bisnis, tetapi juga tentang mengatur hidup dan mewujudkan impian.

“Aku ingin jadi pekerja kantoran yang keren sekaligus pengusaha sukses. Karena itu aku belajar manajemen agar tahu cara memimpin dan mengelola bisnis,” katanya.

Kini, cita-cita itu mulai terwujud. Sebelum diwisuda, Syifa telah diterima bekerja di Bank Rakyat Indonesia (BRI), salah satu lembaga keuangan terbesar di Indonesia.

Selain itu, ia juga aktif sebagai konten kreator edukasi dengan total pengikut mencapai 150 ribu di platform Instagram dan TikTok.

Selama empat tahun di UNJ, Syifa mencatat berbagai prestasi: mulai dari Duta UNJ, Mahasiswa Berprestasi Utama, hingga pembicara di forum nasional dan internasional.

Ia juga pernah mewakili UNJ sebagai Duta di bawah koordinasi Humas UNJ, di mana ia belajar etika komunikasi, public speaking, serta profesionalitas.

“Menjadi Duta UNJ itu penuh pengalaman berharga. Aku pernah mendampingi Reza Rahadian, menjadi MC bersama Narji, dan belajar tampil percaya diri di depan umum,” kenangnya.

Pengalaman magang di Humas UNJ menjadi titik balik dalam karier profesional Syifa. Ia belajar langsung bagaimana menjaga citra lembaga dan menjalin komunikasi efektif.

“Magang di Humas membuatku paham profesionalitas kerja. Itu yang jadi bekal hingga diterima magang di anak perusahaan BUMN dan akhirnya direkrut sebelum wisuda,” jelasnya.

Di luar kampus, Syifa juga dikenal sebagai pembicara dan juri lomba esai ilmiah di berbagai universitas bergengsi seperti UI, IPB, UGM, UNDIP, dan UNNES.

Pengalamannya sebagai peserta lomba esai membuatnya ingin berbagi inspirasi kepada mahasiswa lain.

“Aku selalu bilang ke peserta, kamu tidak akan berhasil kalau melewati kegagalan tanpa evaluasi,” tuturnya.

Namun di balik gemerlap prestasi, Syifa menyimpan kisah duka yang mendalam. Sang ayah, yang selama empat tahun setia mengantarnya ke kampus setiap hari, meninggal dunia sehari sebelum dirinya menjalani sidang skripsi.

“Papah selalu antar jemput aku dari pagi sampai malam, dalam panas, hujan, dan badai. Dukungan papah itu yang membuat aku semangat kuliah dan berprestasi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kini setiap penghargaan yang diraihnya menjadi persembahan khusus untuk mendiang sang ayah. “Doa papah selalu jadi kekuatan aku. Semoga beliau bisa lihat aku dari sana dan bangga,” tambahnya lirih.

Sebelum kuliah, Syifa terbiasa membantu ibunya berjualan di lokapasar daring. Dari pengalaman itulah ia belajar strategi pemasaran digital, negosiasi, dan promosi produk.

“Dari jualan online bareng ibu, aku belajar cara iklan dan jualan. Ternyata seru banget dan itu jadi dasar karierku sekarang,” ujarnya.

Syifa menutup perbincangan dengan penuh makna. Ia mengaku bersyukur bisa menempuh pendidikan di UNJ yang menjadi tempat tumbuh dan berprosesnya hingga kini.

“Aku bersyukur kuliah di UNJ. Di sini aku belajar banyak hal yang nggak bisa didapat di tempat lain,” katanya.

Bagi Syifa, kesuksesan bukan hanya miliknya, tetapi juga hasil doa dan dukungan keluarga.

“Doa orang tua, kerja keras, dan pengalaman di UNJ jadi bekal utama aku untuk terus melangkah. Semoga bisa bermanfaat bagi banyak orang, seperti doa papa dan mama sejak dulu,” tutupnya dengan senyum penuh haru.

(Redho)

Selasa, 07 Oktober 2025

Dika Safitri Teliti Pemanfaatan Media Sosial untuk Penguatan Karakter di Sekolah Dasar


Soppeng, Sigapnews.com, Dika Safitri, mahasiswi Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) Program Studi Administrasi Pendidikan dengan kekhususan Manajemen Pendidikan, tengah melakukan penelitian lapangan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana penanaman nilai karakter di lingkungan sekolah dasar.

Penelitian tersebut dilakukan di SD Negeri 3 Lemba, Kabupaten Soppeng, salah satu sekolah yang dikenal aktif dalam pengembangan pendidikan karakter berbasis digital.

Melalui kegiatan ini, Dika berupaya menemukan cara efektif memanfaatkan platform media sosial dalam memperkuat nilai moral dan etika di kalangan peserta didik.

Dalam pelaksanaan penelitian, Dika tidak bekerja sendiri. Ia dibantu oleh adik sepupunya, Mardin, mahasiswa strata satu UNM, yang turut terlibat dalam proses observasi, wawancara, serta dokumentasi kegiatan di sekolah.

Keduanya terlihat aktif berinteraksi dengan guru dan siswa di lingkungan sekolah selama proses penelitian berlangsung.

Menurut Dika, gagasan riset ini berangkat dari keprihatinannya terhadap fenomena menurunnya etika dan moral sebagian tenaga pendidik di era digital.

Ia menilai bahwa media sosial, yang selama ini sering dikaitkan dengan hal-hal negatif, sesungguhnya dapat dijadikan sarana penyebaran nilai-nilai positif, termasuk dalam membentuk karakter siswa.

“Dasar penelitian saya berawal dari keprihatinan melihat dunia pendidikan saat ini. Ada sebagian oknum pendidik yang mulai keluar dari nilai-nilai etika dan moral,” ujar Dika saat ditemui di lokasi penelitian, Selasa (8/10).

“Saat menemukan konten edukatif milik Pak Andi Rahman Sulo, saya merasa sangat terinspirasi. Nilai-nilai karakter yang disampaikan melalui media sosial itu sangat kuat dan layak disebarluaskan ke sekolah-sekolah lain,” tambahnya.

SD Negeri 3 Lemba sendiri dikenal sebagai salah satu sekolah dasar yang aktif memanfaatkan media sosial untuk kegiatan edukatif.

Melalui akun resmi sekolah serta inisiatif para guru, berbagai kegiatan positif, seperti kampanye kebersihan, kegiatan keagamaan, hingga pembelajaran berbasis karakter, rutin dibagikan kepada masyarakat luas.

Koordinator Humas SD Negeri 3 Lemba, Andi Rahmayuddin, menegaskan bahwa pihak sekolah berkomitmen untuk menjadikan platform digital sebagai jembatan edukasi dan inspirasi bagi masyarakat.

“Kami punya tujuan mulia, yaitu memasyarakatkan bahwa pendidikan karakter sangat penting di era digital saat ini,” ungkap Andi.

“Melalui platform digital, kami ingin menunjukkan bahwa sekolah dasar juga bisa menjadi pelopor dalam menyebarkan nilai-nilai positif dan inspiratif.”

Sementara itu, Kepala SD Negeri 3 Lemba, Falmunadi, S.Pd, menyambut baik kehadiran Dika dan Mardin yang melakukan penelitian di sekolahnya.

Ia menilai, kolaborasi antara mahasiswa dan pihak sekolah dapat memberikan manfaat akademik sekaligus praktis dalam mengembangkan pendidikan karakter di tingkat dasar.

“Kami memberi ruang bagi siapa pun yang ingin meneliti dan berkontribusi di sekolah ini,” ujar Falmunadi.

“Kehadiran mahasiswa Pascasarjana seperti Dika kami harapkan dapat memperkaya wawasan akademik dan membantu menyebarluaskan inovasi pendidikan karakter yang telah kami jalankan.”

Melalui penelitiannya, Dika berharap hasil kajian yang dilakukan dapat menjadi referensi bagi para pendidik dan lembaga pendidikan dasar lainnya untuk memanfaatkan media sosial secara bijak dan kreatif.

Ia menegaskan bahwa pendidikan karakter bukan hanya teori, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku nyata, termasuk di ruang digital.

“Media sosial adalah bagian dari kehidupan siswa dan guru masa kini. Karena itu, alih-alih dijauhi, media sosial sebaiknya diarahkan menjadi sarana pembentukan karakter yang baik dan inspiratif,” ujarnya.

Penelitian yang dilakukan Dika Safitri menjadi contoh nyata sinergi antara dunia akademik dan praktik pendidikan di lapangan.

"Upaya ini tidak hanya memperkaya khasanah keilmuan di bidang manajemen pendidikan, tetapi juga memberikan kontribusi langsung dalam membangun generasi muda yang berkarakter kuat, beretika, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi di era digital.

(Red)

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved