Selasa, 26 Mei 2020
Jumat, 22 Mei 2020
Alsintan Sangat Penting Bagi Petani Percepat Panen, Kementan Salurkan Bantuan
Senin, 18 Mei 2020
Kadis Pertanian Tojo Una-Una Semangati petani Terus Bergerak Panen Padi Untuk Ketersediaan Pangan
Sigapnews.com, Tojo Una Una (Sulteng) - Di rumah Saja, kata itu sudah terlalu sering kita dengar sejak mewabahnya virus corona saat ini, sebagaimana instruksi pemerintah pusat hingga daerah demi memutus penyebaran virus corona.
Namun, berbeda bagi para petani di Provinsi Sulawesi Tengah. Tepatnya petani yang ada di Desa Korondoda, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti hari biasanya. Bahkan, tibanya masa panen padi. Maka, mereka pun harus beranjak dari kediamannya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mencatat bahwa di tengah merebaknya virus pandemi Covid-19, para petani di kabupaten tersebut tetap melakukan panen padi sawah. Selain itu, di lokasi lain masih di kabupaten yang sama, bahkan sudah ada yang melakukan olah lahan dan segera melakukan penanaman kembali.
Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una,
Ir. M. Nur Rahmat Lahay menyatakan sulit untuk membayangkan bagaimana jadinya apabila kebutuhan pangan tidak cukup untuk memenuhi pangan disaat-saat pandemi Covid-19 ini.
Alhasil, sampai detik ini meskipun di tengah pandemi Covid-19, petani dan penyuluh tetap terus bergerak dan semangat melakukan pekerjaan sehari-hari dalam menyediakan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.
“Hari ini kami akan melangsungkan panen padi sawah di kelurahan Pantandedago 1 dengan luas lahan yang mulai panen sekitar 0,5 Hektar. varietas yg dipanen adalah inpari 30,
dengan hasil ubinan 6,4 ton/ha GKP. Itu baru kelurahan ini saja, belum lagi di kecamatan lainnya yang dalam waktu dekat ini juga sudah memasuki masa panen," kata Kadis saat melaporkan perkembangan pertanian di Kabupaten Tojo Una-Una, Senin (18/05/2020).
"Dan tak lupa kami selalu menghimbau dan ingat kan kepada para penyuluh dan petani yang mesti harus bekerja di lapangan untuk tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan," pungkasnya.
"Ini merupakan salah satu arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam menyediakan pasokan bahan pokok selama pengendalian virus Corona. Untuk itu aktivitas lapangan tetap berjalan dan tentunya tetap menjaga kesehatan," jelas Kadis.
Hal senada juga ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi. "Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi, “ujar Dedi. (BBPP-BK)
Penulis : Rosdiana /Al AzIz
Editor : Risna Ardhayanti
Sumber : Ir. M. Nur Rahmat (Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una.
Semangat Para Petani dan Penyuluh Lakukan Tanam Bawang Putih Ditengah Pandemi Covid-19
Minggu, 17 Mei 2020
Gunakan Alsintan Petani Kab. Sigi Lakukan Panen dan Percepat Tanam
Sigapnews.com, Sigi (Sulteng) - Sejak mewabahnya Virus Corona, membawa banyak dampak yang terjadi pada masyarakat, baik sekolah, perkantoran, transportasi dll, terlebih pada ketersediaan pangan yang merupakan hal penting yang kita butuhkan setiap harinya.
Namun wabah virus ini tidak membuat para petani padi Poktan Haluke Indah, Desa Gimpu, Kec. Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah berputus asa, mereka membuktikan apa yang ditanam dapat menghasilkan, dimana para petani bisa panen ditengah pandemi Covid-19.
"Saat ini para petani masih bisa panen di tengah Pandemi Covid-19, ini membuktikan kerja keras dan keuletan mereka membuahkan hasil," ungkap Alponso, Minggu (17/05).
"Dengan demikian, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pertanian atau penyediaan pangan tidak boleh berhenti terutama dalam melawan masa wabah virus corona. Ini saatnya kita menjadi pahlawan pangan untuk menyelamatkan bangsa. Pastikan jangan sampai ada pangan yang tertahan dan petani sejahtera," pungkasnya.
Menurutnya, meski banyak kendala seperti memasuki bulan puasa Ramadhan bahkan menjelang lebaran Idul Fitri, para petani masih tetap bertahan dan optimis hasil panen mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Kabupaten Sigi sendiri panen kali ini memberikan hasil yang cukup baik, terutama untuk varietas padi mekongga, produktivitas 52 kw/ha GKP dengan luas panen saat ini sudah 3,5 hektar dari luas hamparan 15 Hektar yang akan panen khusus di desa Gimpu ini, harga beras saat inipun mencapai Rp. 9.500/Kg," ucap Alponso lewat keterangan persnya.
Demi menjaga stok pangan terus menerus, tentunya setelah panen harus segera mengolah lahan dan tanam kembali, oleh karena itu panen harus segera diselesaikan, namun rasanya kegiatan panen ini akan kurang efektif di tengah pandemi jika tanpa menggunakan mekanisasi. Untuk itu Petani di wilayah ini sangat terbantu dengan adanya alsintan combine harvester (mesin pemanen)
Brigade BPP Lawua dan sebagian menggunakan power thresher kelompok tani.
Ahmadi, petani Desa Gimpu mengatakan kami sebagai petani agak kesulitan menjalankan instruksi pemerintah untuk tidak ke luar rumah. "Kami harus mencari nafkah demi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga, namun kami selalu didampingi para penyuluh Pertanian dan selalu diberikan bimbingan untuk tetap mengikuti langka-langka serta anjuran tetap hidup sehat dan menjaga jarak," tuturnya.
Sebagaimana hal yang selalu disampaikan Prof Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementan bahwa peran penyuluhan pertanian di saat pandemi Covid-19 sangatlah penting. Para penyuluh pertanian diminta selalu aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan masing-masing panen dan prosesnya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan.
"Petani, penyuluh dan pemangku kepentingan selama berada di lapangan wajib mengenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan sering cuci tangan pakai sabun untuk menangkal Corona," ungkap Dedi. (BBPP-BK).
Penulis : Rosdiana/Al AzIz
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber : Alponso Wahyudi Penyuluh
Rabu, 13 Mei 2020
Gunakan Combine Harvester, Petani Organik Morowali Percepat Panen
Sigapnews.com, Morowali (Sulteng) - Visi Bupati Morowali untuk menjadikan Kabupaten pertama di Sulawesi Tengah sebagai kawasan pertanian organik, didukung penuh oleh setiap insan pertanian yang ada disana. Saat ini gaung Kabupaten Morowali ditingkat Nasional hanya sebagai sumber penghasil nikel, perlahan mulai dirubah dengan dikembangkanya pertanian organik.
Dukungan menjadikan kawasan pertanian organik datang dari tingkat bawah, salah satunya dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang saat ini juga menjalankan program Kostratani. BPP yang saat ini dikembangkan sebagai pusat informasi, pusat data dan tempat pelatihan berbasis teknologi.
Hal ini dilakukan dengan mengembangkan demplot pertanian padi organik yang sudah dijalankan sejak tahun 2019. Bertepatan tanggal 8 Mei 2020 dilakukan panen padi organik yang ke 5 kali sejak januari tahun 2019.
Kepala BPP Bumi Raya, Bapak Purwanto melalui sambungan telpon menyatakan bahwa padi organik yang dikembangkan pada demplot BPP Bumi Raya adalah varietas Mekongga dengan luas tanam 0,43 Ha dengan produktivitas 1,7 Ton.
“Kami sebagai insan pertanian tentunya tetap beraktivitas, walaupun saat ini saya sendiri sedang berpuasa dan ditengah wabah covid-19. Kami harus tetap semangat dalam menjalankan tugas untuk kesejahteraan petani, Kami tetap turun mengawal dan mendampingi kegiatan budidaya dan panen, ini tupoksi kami sebagai penyuluh," ungkapnya, Rabu (13/5/2020).
"Ke-khawatiran ada, namun ini di tepis dengan cara menerapkan protokol kesehatan saat turun ke lapangan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan,” tutur Purwanto.
Beliau juga berharap dengan adanya demplot ini dapat memberikan gambaran secara ekonomi bagi masyarakat agar semakin yakin dalam bertani organik. Pertanian organik ini saya rasa jawaban yang saat ini sering dialami petani salah satunya kelangkaan pupuk kimia ditingkat petani, sehingga dengan bertani organik petani tidak diresahkan lagi dengan pupuk.
Hal ini sesuai dengan arah menteri pertanian Indonesia Bapak Syahrul Yasin Limpo (SYL), Pertanian tidak boleh berhenti, meminta agar insan pertanian untuk terus aktif bergerak, demi menjaga ketersediaan stok pangan. petani dan seluruh insan pertanian tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta jiwa masyarakat indonesia dan dalam bekerja memperjuangkan ketersedian pangan.
Sejalan dengan itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan hidup matinya suatu bangsa, dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19 dan meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.
Pertanian harus tetap maju dengan terus berjalan ditengah wabah guna memenuhi kebutuhan pangan. Selain tetap maju, pertanian itu harus modern, dimana dalam usaha di bidang pertanian harus selalu mengunakan teknologi terbaru yang berkembang pesat di Era-4.0 saat ini sehingga para petani dituntut untuk mampu mengimbangi perkembangan yang ada demi kesejahteraan petani itu sendiri, serta tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes),
Pada pemanenan ini digunakan Combine Harvester, sehingga pekerjaan pemanenan lebih cepat selesai dan tingkat kehilangan hasil lebih kecil serta jumlah orang yang dibutuhkan untuk kegiatan panen tidak banyak sehingga meminimalkan interaksi orang-orang di lahan.
Penulis: Mahardhika Atmaja & Purwanto (BPP Bumi Raya)
FOLLOW THE SIGAPNEWS.COM AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow SIGAPNEWS.COM on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram