-->

Kamis, 10 Juli 2025

BPDP dan Kementan Dorong Kelembagaan Tani Sawit yang Kuat dan Mandiri


Palu, Sigapnews.com, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, meningkatkan pengetahuan manajemen warga Pasangkayu melalui kegiatan Pelatihan Penguatan Kelembagaan Tahun 2025.

Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peran penting dan strategis dalam sistem produksi kelapa sawit. Pengelolaan kebun rakyat membutuhkan tata kelola kelembagaan yang baik, ditopang oleh SDM yang kompeten dan terlatih. Pelatihan ini digelar di salah satu hotel di Kota Palu, Selasa (8/7/2025).

Pelatihan berlangsung selama sepuluh hari, mulai tanggal 7 hingga 16 Juli 2025, bertempat di Hotel Aston Palu. Sebanyak 59 peserta yang berasal dari berbagai kelembagaan pekebun di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, mengikuti kegiatan ini.

Mereka terdiri dari pengurus kelompok tani, gabungan kelompok tani, hingga koperasi pekebun yang selama ini menjadi motor penggerak sektor pertanian sawit di daerah tersebut.

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan  aspek pertumbuhan produksi, ekspor, dan keberlanjutan sawit.

“Indonesia butuh program pembangunan yang berkelanjutan, tidak hanya untuk menjaga dan meningkatkan produksi sawit dalam negeri, hal ini dibutuhkan juga untuk mendorong akselerasi baik pada aspek hilirisasi maupun tata kelola sawit secara berkelanjutan.” Tegas Menteri Pertanian Amran.

Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, juga menyampaikan bahwa bagian dari strategi pembangunan pertanian berbasis SDM adalah hal penting dalam peningkatan ilmu pengetahuan.

“Pembangunan pertanian berkelanjutan membutuhkan SDM yang unggul. Penguatan kapasitas kelembagaan adalah cara untuk mendorong petani lebih mandiri, berdaya, dan mampu mengelola usahanya secara profesional,” ujar Idha Widi Arsanti.

Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani, yang membuka kegiatan ini pada Selasa (8/7/2025) menyampaikan, pelatihan ini menjadi bukti perhatian nyata pemerintah pusat terhadap penguatan sektor sawit, terutama dari aspek kelembagaan.

Ia menyebut, kelembagaan merupakan fondasi penting bagi petani untuk memiliki daya tawar yang lebih baik, terutama dalam menjalin kerja sama dengan perusahaan mitra maupun menghadapi fluktuasi harga komoditas di pasar.

Menurut Jamaluddin, selama ini banyak petani yang bergerak secara individu sehingga kurang memiliki posisi tawar dalam negosiasi. Ketika petani terorganisir dalam kelembagaan yang kuat dan memiliki kesepakatan kerja yang jelas melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) maupun Memorandum of Understanding (MoU), maka hak dan kewajiban dapat terpenuhi secara seimbang.

Ia juga menyoroti pentingnya aspek manajerial dan kepemimpinan dalam kelembagaan tani. Oleh karena itu, pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman teknis, tetapi juga membekali peserta dengan pengetahuan tentang kemitraan usaha, pengelolaan ekonomi rumah tangga, serta kepemimpinan yang efektif di tingkat kelompok.

Menariknya, pelatihan tahun ini diikuti oleh banyak peserta muda dari generasi milenial. Jamaluddin melihat hal ini sebagai sinyal positif bahwa regenerasi di sektor pertanian mulai berjalan.

Ia pun berharap Pasangkayu ke depan semakin dikenal sebagai wilayah dengan kelembagaan petani sawit yang solid dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan.

Salah satu hal yang mendapat perhatian khusus adalah tingginya partisipasi perempuan dalam pelatihan ini.

Jamaluddin menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan kaum perempuan, terutama dalam peran-peran penting seperti pengelolaan keuangan kelembagaan.

Dengan gaya berseloroh, ia mengatakan bahwa jika ingin keuangan kelompok aman, serahkan saja kepada ibu-ibu petani yang dikenal lebih teliti.

Sementara itu, Ketua Panitia, Yuli Nurnaningsih menjelaskan, pelatihan ini dirancang dengan pendekatan seimbang antara teori dan praktik.

Sekitar 30 hingga 40 persen materi disampaikan dalam bentuk teori di kelas, sementara 60 hingga 70 persen sisanya berupa praktik lapangan, termasuk simulasi identifikasi kelembagaan dan praktik kerja lapangan (PKL) di Kelompok Tani Jaya Mandiri, Pasangkayu.

Materi yang diberikan mencakup dua kelompok utama, yakni materi inti yang berkaitan langsung dengan peningkatan kompetensi kerja, serta materi penunjang untuk memperkaya pemahaman peserta.

Selama pelatihan, para peserta juga akan mendapatkan pendampingan dari narasumber yang berasal dari Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Widyaiswara BBPP Batangkaluku sendiri.

Evaluasi terhadap peserta dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Di akhir pelatihan, peserta akan melalui penilaian komprehensif yang menjadi bagian dari indikator kelulusan.

Dengan pelatihan ini, BBPP Batangkaluku berharap lahirnya petani-petani sawit yang tidak hanya tangguh secara teknis, tetapi juga memiliki visi kelembagaan dan keberlanjutan usaha tani yang kuat.

Pemerintah berharap kegiatan ini menjadi pemicu perubahan positif dalam tata kelola pertanian sawit di Pasangkayu, serta menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.

(Red)

Jumat, 04 Februari 2022

Pelatihan Teknis Merawat Alsintan, Kementan Harap Optimalisasi Pemanfaatan


Sigi (Sulteng), Sigapnews.com,-Pembangunan pertanian yang maju mandiri dan modern harus dilengkapi dengan peningkatan produksi dan produktivitas, pertanian rendah biaya, mekanisasi dan research dan ekspansi pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut di tahun 2022 inovasi dan teknologi menjadi kunci pembangunan pertanian di Indonesia.

Sejak tahun 2015 sampai 2021, Kementerian Pertanian telah menyalurkan alat dan mesin pertanian prapanen sebanyak 511,348 unit, yang terdiri atas traktor roda dua, traktor roda empat, cultivator, pompa air, rice transplanter dan hand sprayer.

Sedangkan alat dan mesin pertanian pascapanen tidak kurang dari 41,816 unit berupa combine harvester kecil/ sedang/ besar (padi dan jagung), dryer, power thresher multiguna, corn sheller dan rice milling unit.

Bantuan alat dan mesin pertanian tersebut telah disalurkan kepada Poktan, Gapoktan, UPJA maupun Dinas Pertanian dalam bentuk Brigade Alsintan di wilayah sentra produksi untuk mencapai swasembada pangan berkelanjutan menuju terwujudnya kedaulatan pangan.

Kementerian Pertanian melakukan pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka mendukung pencapaian target produksi komoditas strategis pertanian dan mengantisipasi tantangan dan menghadapi kemungkinan adanya ancaman krisis pangan global.

Diharapkan dengan kegiatan pelatihan tersebut maka, dapat dihasilkan sumberdaya manusia pertanian yang siap pakai, profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan global sehingga terwujud pertanian yang tangguh, produktif, efisien dan berdaya saing.


Pendidikan dan Pelatihan tersebut selain merupakan salah satu upaya menjawab tantangan tersebut, juga diharapkan dapat menjawab derasnya tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan prima dalam pelayanan pendidikan dan pelatihan, khususnya pelatihan bagi non aparatur yang bertujuan untuk pengembangan kompetensi pelaku utama dan pelaku usaha yang salah satunya melalui Pelatihan Teknis Tematik yang bersifat Problem Solving, dalam mewujudkan hal tersebut maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian sesuai tugas dan fungsinya melaksanakan pendidikan dan pelatihan, memberikan mandat kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku untuk melaksanakan pelatihan yang berbasis tematik kepada Petani dalam rangka optimalisasi pemanfaatan alsintan yang dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP) Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.

Idris, SP, Kabid Penyuluhan Kabupaten Sigi, menyampaikan melalui pelatihan yang direncanakan berlangsung selama 3 hari yaitu pada tanggal 03 s/d 05 februari 2022 para pengurus /anggota kelompok tani sebagai peserta pelatihan dapat, merawat secara berkesinambungan serta dikelola untuk dapat dioperasikan dengan optimal oleh kelompok tani dalam rangka meningkatkan produksi tanaman pangan di Kabupaten Sigi, Donggala dan Kota Palu nantinya.

Sementara itu, di saat bersamaan juga berlangsung Pelatihan Teknis Tematik Pengendalian OPT Tanaman Cabai Bagi Non Aparatur Angkatan I di di Kabupaten Tomohon, Pelatihan Teknis Tematik Inovasi Teknologi Kesuburan Tanah dan Pengolahan Hasil Tanaman Jagung Bagi Non Aparatur I di Kabupaten Konawe dan Pelatihan Teknis Tematik Pembuatan Pupuk Organik Bagi Non Aparatur Angkatan I di Kabupaten Sinjai (tim humas bbpp-bk)

Sumber : Erma Dewi

Rabu, 15 Juli 2020

Penyuluh dan Petani Sukseskan Gerakan Ketahanan Pangan Melalui Panen Bawang di Kab. Tojo Una-Una



Tojo Una-Una (Sulteng), - Sigapnews.com, -Dampak dari pandemi covid 19 yang berkepanjangan menyebabkan dimasa new normal ini, banyak sektor kehidupan yang terganggu. Mulai dari sektor ekonomi, jasa dan tidak terkecuali dengan sektor pertanian terutama dari segi distribusi dan pemasaran. Rabu (15/7/2020). 

Menjawab permasalahan tersebut, Kementerian Pertanian terus berupaya melakukan pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia.  Melalui gerakan ketahanan pangan yang digaungkan oleh Kementerian Pertanian, peran penyuluh dan petani sangatlah penting. 

Oleh karena itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kembali menegaskan bahwa gerakan ketahanan pangan Nasional harus didukung oleh banyak pihak, terutama petani dan penyuluh. Gerakan ketahanan pangan diwujudkan salah satunya dengan mengawal beberapa komoditas strategis Nasional. 

“Di masa new normal, yang memiliki prospek untuk menghidupi masyarakat ada di sektor pertanian. Jika pangan tersedia maka masyarakat bisa hidup. Untuk merealisasikan kemajuan pertanian, Pemerintah akan terus mengawal 11 komoditas utama serta stabilisasi harga hulu ke hilir. Langkah ini penting dilakukan mengingat kebutuhan pangan adalah komoditas utama yang menjadi konsumsi masyarakat Indonesia. Kesebelas bahan pokok tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula, dan minyak goreng,” kata SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan Kementerian Pertanian telah merumuskan metode 4 Cara Bertindak untuk mencapai ketahanan pangan.

“Kementan sudah merumuskan metode Cara Bertindak untuk mencapai ketahanan pangan nasional. Terdiri dari Cara Bertindak 1 yaitu peningkatan kapasitas produksi. Di dalamnya, kita mengajak insan pertanian melakukan percepatan tanam padi Musim Tanam II 2020 seluas 6,1 juta ha, kemudian pengembangan lahan rawa di Kalteng 164.598 ha, termasuk intensifikasi lahan rawa 85.456 ha dan ekstensifikasi lahan 79.142 ha. Kita juga melakukan perluasan areal tanam baru (PATB) untuk padi, jagung, bawang merah, dan cabai di daerah defisit, peningkatan produksi gula, daging sapi, dan bawang putih untuk mengurangi impor,” tutur Dedi Nursyamsi.


Dalam rangka mewujudkan gerakan Ketahanan Pangan Nasional, Kelompok Tani Wana Lestari, Desa Bongkakoy, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una, Propinsi Sulawesi Tengah, dengan ketua kelompok, Abd. Karim Marala, melakukan kegiatan panen bawang merah varietas Brebes. Panen ini dilakukan pada lahan seluas 1 Ha dari total luas lahan  2 Ha, dengan produktivitas 9 ton/Ha. Kegiatan panen ini didampingi langsung oleh Penyuluh, Abd.Rahman Masri. 

Menurut Rahman, sebagai penyuluh sudah tugas mereka dalam mengawal petani dan mewujudkan ketahanan pangan Nasional. “Pengawalan terhadap petani tak henti-hentinya kami lakukan, walau dengan kondisi masih merebaknya virus covid 19, pertanian tak boleh berhenti. Tetap lakukan pengawalan tapi senantiasa menerapkan protokoler kesehatan, demi mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern” ujar Rahman. 


Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una, Ir. M .Nur Rahmat Lahay, juga mengatakan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu prioritas pembangunan pertanian yang menjadi visi dari Bapak Bupati.  yaitu mewujudkan Touna Hebat di bidang Pertanian, Kelautan dan Pariwisata. 

“Salah satu yang menjadi motivasi petani dan penyuluh dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah bekerja ikhlas demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, dan hal tersebut sepenuhnya di dukung oleh Bupati Tojo Una-Una, Muhammad Lahay,SE,MM. Beliau sangat perhatian dan mendukung pengembangan sektor pertanian,dan ini dapat dirasakan oleh masyarakat disaat pandemi covid melanda,"ujar Nur Rahmat.

Penulis : Rezky dan Rosdiana 
Sumber ;   Ir. M .Nur Rahmat Lahay (Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una). 


Kamis, 25 Juni 2020

Inspektorat Kab.Marowali Launching "ABANG JUJUR" Inovasi Terhadap Audit Barang dan Jasa Berbasis Kejujuran ( Probity Audit )



Sigapnews.com, Morowali (Sulteng) -Inspektur Inspektorat Kabupaten Morowali, Afridin, S.H., M.SA, menggelar kegiatan launching penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan kerjasama terhadap Audit Barang dan Jasa berbasis Kejujuran (Abang Jujur) atau Probity Audit di Kabupaten Morowali.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Inspektorat Morowali dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten Morowali, Amir Amirudin, S.Pd., M.M, Kadis Perhubungan, Ir. Rizal Badudin, Perwakilan Kadis Kesehatan, Perwakilan Kadis PU, dan perwakilan Direktur RSUD, Rabu (24/06/20).

Dalam pemaparannya, Afridin mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan gagasan atau inovasi dalam kepesertaan PKN II. ‘’Ini merupakan kegiatan inovasi saya sebagai peserta PKN II angkatan IV di LAN Makassar. Gagasan atau inovasi ini merupakan bentuk pengawasan probity audit yang dapat diterapkan sepenuhnya dalam mengendalikan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Morowali,’’ ujarnya.

INSPEKTUR 1

Lebih lanjut, Afridin mengungkapkan, Sebagaimana kita ketahui bahwa pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Morowali masih banyak terdapat kelemahan yang perlu diperbaiki. Belajar dari pengalaman, aparat yang terjerat korupsi itu lebih banyak kepada pengadaan barang dan jasa. ‘’Setelah dicermati seluruh tahapan pengadaan barang dan jasa itu mengandung unsur kecurangan yang bisa dilakukan oleh oknum-oknum terkait dengan pengadaan barang dan jasa. Olehnya, harus dilakukan deteksi dini agar kecurangan-kecurangan yang ada bisa diminimalisir. Inilah bentuk probity audit dimana nanti probity audit ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa seluruh pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Morowali bebas dari temuan,’’ katanya.

INSPEKTUR 2

MOU yang ditandatangani ini adalah sebuah bentuk kerjasama penyelenggaraan probity audit, menurutnya, tanpa adanya kerjasama dari semua OPD pelaksana pengadaan barang dan jasa tidak akan terselenggara probity audit. ‘’Disini nanti kita akan klasifikasi dan membuat kriteria terhadap sebuah program kegiatan yang harus kita probity. Kegiatan yang diprobity diantaranya memiliki anggaran yang besar, mengandung resiko kerja yang tinggi, mengandung unsur kepentingan politik dan lainnya, sehingga nantinya tidak ada tekanan dari manapun dan dari siapapun yang menyebabkan kesalahan dalam proses pengadaan barang dan jasa’’ ungkapnya.


Ia berharap, setelah penandatanganan MoU seluruh OPD konsisten dalam pelaksanaannya. ‘’Setiap tahun Seluruh OPD harus konsisten dalam pelaksanaan probity audit, mulai dari jangka pendek pada lima OPD seperti Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR dan RSUD, hingga jangka panjang yakni OPD secara menyeluruh, sehingga di Tahun 2022 Kabupaten Morowali harus zero temuan atau bebas dari temuan BPK,’’ pungkas Afridin mengakhiri paparannya.

Kegiatan yang didahului dengan pemaparan Inspektur Inspektorat berakhir dengan penandatanganan MoU dan kerjasama terhadap Audit Barang dan Jasa berbasis Kejujuran (Abang Jujur) atau Probity Audit, antara Inspektur Inspektorat dan lima Kepala OPD, yakni Kadis Perhubungan, Kadis Pendidikan, Kadis Kesehatan, Kadis PUPR dan Direktur RSUD Morowali.

Senin, 22 Juni 2020

Sempat Dirawat Seminggu Karena Batuk dan Sesak Nafas Akhirnya Meninggal dan Dikebumikan Dengan Protapkes Covid 19



Ket.Gambar : ILLustrasi Penanganan Covid 19

Sigapnews.com - Palu (Sulteng) - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal Selasa subuh (23/6-2020) setelah menjalani perawatan selama satu minggu di RSUD Anutapura Palu.

PLT Direktur RSUD Anutapura Palu drg.Herry bersama istri almahrum dan petugas keamanan dari Polres Palu bapak Umar.(foto dok ist).

“Almahrum dirawat di ruang isolasi covid19 sudah lebih dari satu minggu, usianya 45 tahun dan keluhannya sejak masuk rumah sakit serta diberikan perawatan sesak nafas dan batuk-batuk,”kata PLT Direktur RSUD Anutapura Palu drg.Herry Mulyadi, M.Si.

Menurutnya, almahrum beralamat di Palu Barat, dengan pekerjaan sehari-hari memulung sampah. Almahrum meninggalkan seorang istri. Sampai berita ini naik tayang, almahrum telah dikebumikan secara protokol covid19 di pekuburun covid19 Poboya Palu.

“Almahrum dikebumikan secara protokol kesehatan (covid19) di pekuburan Poboya yang telah disiapkan oleh pemerintah kota Palu,”ujar drg.Herry. (Red/Mr).

Sabtu, 20 Juni 2020

Didampingi Penyuluh, Poktan Suka Bina Panen Raya Dengan Alsintan



Sigapnews.com, Tojo Una Una (Sulteng) - Ketersediaan pangan di segala kondisi untuk seluruh masyarakat Indonesia merupakan tanggung jawab Kementerian Pertanian oleh sebab itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dengan terus berupaya mengedukasi jajarannya dan atau pejuang pertanian agar tetap meningkatkan hasil produksi pertanian utamanya produksi pangan.

Menurutnya,"Insan pertanian harus terus aktif bergerak dan tidak berhenti dalam mengawal ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Senada yang di ungkapkan oleh Kepala Badan SDM pertanian Dedi Nursyamsi bahwa dihimbau kepada seluruh pelaku pertanian agar senantiasa bergerak untuk mempertahankan ketersediaan pangan di negeri ini.

Dengan motivasi dan himbauan kedua pemimpin tersebut dapat di implementasikan seperti kegiatan yang di lakukan oleh BPP Tayawa, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una melaksanakan panen raya padi yang di lakukan (18/6).

Panen padi dengan varietas Inpari 30 dengan luas lahan panen 33 hektar dengan menggunaka alsintan combine harvester dari UPJA Sivia Patuju.

Dalam panen raya tersebut menghasilkan 5,2 ton GKP per hektar dengan harga jual Rp. 9.500/kg.

"Penggunaan alsintan berupa combine harvester sengaja di lakukan oleh petani khususnya Poktan Suka Bina karena untuk mengurangi kehilangan hasil yang biasa terjadi apabila menggunakan cara tradisional, jelas Herlina Pandi PPL BPP Taya, Minggu (20/6/2020).

"Selain itu, kata Herlina Pandi," penggunaan alsintan juga untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja yaitu dengan mengurangi kerumunan dalam kegiatan panen karena sekarang ini masih dalam kondisi pandemi covid 19 sehingga penerapan protapkes covid 19 tetap di patuhi " pungkas PPL BPP Taya (BBPP-BK).

Penulis : Intan Ariani/Rosdiana
Editor : Al Az
Sumber : Herlina Pandi (Penyuluh BPP Taya)

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved