-->

Jumat, 22 Mei 2020

Alsintan Sangat Penting Bagi Petani Percepat Panen, Kementan Salurkan Bantuan



Sigapnews.com, Banggai (Sulteng) - Ditengah pandemi virus Covid 19 Kementerian Pertanian melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa Power Thresher Multiguna (PTM) kepada 10 kelompok tani. Pada saat penyerahan alsintan ini, penyuluh tetap memperhatikan protokoler kesehatan seperti menjaga jarak dengan yang lainnya dan menggunakan masker.  

PTM merupakan salah satu alsintan yang berfungsi sebagai mesin perontok padi, juga bisa digunakan perontok jagung dan kedelai. Alsintan ini sangat dibutuhkan oleh petani mengingat proses pasca panen padi memakan waktu yang lama dengan tenaga kerja yang banyak, olehnya itu dengan PTM ini diharapkan kegiatan pasca panen utamanya saat merontok menjadi mudah.

Penyerahan bantuan PTM ini oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHP, Hj. Nuzulisna, SP dan didampingi oleh Kepala BPP Simpang Raya. Menurut Hj. Nuzulisna bahwa selama ini permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah kurangnya tenaga kerja dan biaya operasional yang tinggi saat kegiatan pasca panen, tentunya dengan adanya bantuan PTM ini,semua permasalahan tersebut dapat diatasi. 

Kemudian beliau menambahkan agar kelompok tani yang  menerima bantuan alsintan ini dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok taninya.  

Kepala BPP Simpang Raya Kecamatan Simpang Raya, Tri Wibowo, SP juga menyatakan bahwa dengan adanya alsintan ini dapat mengatasi permasalahan petani terutama penanganan pascapanen sehingga dapat mengurangi biaya produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

“Kami sangat senang dengan adanya bantuan alsintan ini dapat memotivasi petani untuk giat bercocok tanam dengan memanfaatkan bantuan alsintan yang diterima. Sebagai insan pertanian, mari dukung ketahanan pangan dengan mengoptimalkan penggunaan alsintan PTM ini sehingga dapat mengurangi kehilangan hasil dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Tri. 

Salah satu penerima bantuan alat mesin PTM adalah Sebner Kutalou, Ketua Kelompok Tani Tambelang, Desa Gonohop. Ia menyatakan sangat berterimakasih kepada pemerintah yang telah membantu dalam usaha tani.

“Terima kasih kepada pemerintah dan terutama bagi para PPL yang selalu mendampingi dan membimbing kami. Bantuan berupa alsintan PTM yang diterima oleh kelompok tani pastinya akan memberikan manfaat kemudahan bagi petani kami,” tutur Sebner. Jumat (22/5/2020).

Penggunaan Alsintan ini merupakan himbauan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang senantiasa mengatakan kepada seluruh insan pertanian untuk menggunakan alsintan demi mempermudah kegiatan budidaya dilahan. Selain itu, dia berharap penggunaan teknologi seperti alat mesin pertanian (alsintan) mampu meningkatkan produksi padi pada tahun-tahun mendatang. 

“Dengan teknologi, saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” tutur SYL. 

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan saat ini sektor agrikultura sedang bertransformasi dari tradisional menuju modern dan era indsutri 4.0. Salah satu cirinya adalah penggunaan alsintan. 

“Pemanfaatan dan pengoperasionalan alsintan dalam panen padi saat ini adalah hal yang mutlak, “ tegas Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Ferial 
Editor  : Rezky Yulianti

Senin, 18 Mei 2020

Kadis Pertanian Tojo Una-Una Semangati petani Terus Bergerak Panen Padi Untuk Ketersediaan Pangan



Sigapnews.com, Tojo Una Una (Sulteng) - Di rumah Saja, kata itu sudah terlalu sering kita dengar sejak mewabahnya virus corona saat ini, sebagaimana instruksi pemerintah pusat hingga daerah demi memutus penyebaran virus corona.

Namun, berbeda bagi para petani di Provinsi Sulawesi Tengah. Tepatnya petani yang ada di Desa Korondoda, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-Una. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti hari biasanya. Bahkan, tibanya masa panen padi. Maka, mereka pun harus beranjak dari kediamannya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mencatat bahwa di tengah merebaknya virus pandemi Covid-19, para petani di kabupaten tersebut tetap melakukan panen padi sawah. Selain itu, di lokasi lain masih di kabupaten yang sama, bahkan sudah ada yang melakukan olah lahan dan segera melakukan penanaman kembali.

Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una,
Ir. M. Nur Rahmat Lahay menyatakan sulit untuk membayangkan bagaimana jadinya apabila kebutuhan pangan tidak cukup untuk memenuhi pangan disaat-saat pandemi Covid-19 ini.

Alhasil, sampai detik ini meskipun di tengah pandemi Covid-19, petani dan penyuluh tetap terus bergerak dan semangat melakukan pekerjaan sehari-hari dalam menyediakan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

“Hari ini kami akan melangsungkan panen padi sawah di kelurahan Pantandedago 1 dengan luas lahan yang mulai panen sekitar 0,5 Hektar. varietas yg dipanen adalah inpari 30,
dengan hasil ubinan 6,4 ton/ha GKP. Itu baru kelurahan ini saja, belum lagi di kecamatan lainnya yang dalam waktu dekat ini juga sudah memasuki masa panen," kata Kadis saat melaporkan perkembangan pertanian di Kabupaten Tojo Una-Una, Senin (18/05/2020).

"Dan tak lupa kami selalu menghimbau dan ingat kan kepada  para penyuluh dan petani yang mesti harus bekerja di lapangan untuk tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, yaitu menjaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan," pungkasnya.

"Ini merupakan salah satu arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam menyediakan pasokan bahan pokok selama pengendalian virus Corona. Untuk itu aktivitas lapangan tetap berjalan dan tentunya tetap menjaga kesehatan," jelas Kadis.  

Hal senada juga ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi.  "Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi, “ujar Dedi. (BBPP-BK)

Penulis     :  Rosdiana /Al AzIz
Editor        : Risna Ardhayanti
Sumber    : Ir. M. Nur Rahmat (Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una.

Semangat Para Petani dan Penyuluh Lakukan Tanam Bawang Putih Ditengah Pandemi Covid-19



Sigapnews.com, Sigi (Sulteng) - Di tengah pandemi COVID-19, petani Kelompok Tani Jaya Tani Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah lakukan pertanaman bawang putih di atas lahan 7,5 hektare.

Mengingat saat ini bukan hanya bawang merah tetapi harga bawang putih jg di pasaran sedang naik dan pemenuhan kebutuhan bawang putih masih sangat pesat bahkan masih dipasok dari luar provinsi.

Dijumpai dilokasi PPL Desa Lemban Tongoa, Micha Mantong, mengatakan dilakukan pertanaman bawang putih (40 Hst), varietas sangga sembalun dilahan 7,5 Hektar,  dengan ini bisa buat kita bangga melihat para petani kita yang tetap semangat beraktivitas di tengah situasi sulit saat ini. Senin (18/5/2020).

Ini adalah contoh bahwa kita harus tetap berdaya, kuat, terus bergerak dan berhenti melakukan kegiatan pertanian meski di tengah pandemi. 

Sesuai instruksi dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo diberbagai kesempatan mengatakan pertanian tidak boleh berhenti guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.  

"Kementan akan terus optimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan Produktivitas bahkan ekspor," tegas SYL.

Dalam arahannya juga , Syahrul menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh elemen pertanian mau terjun kelapangan dan dapat dipastikan optimis semua dapat dikendalikan dan diamankan bersama.

Terkait dengan instruksi  Menteri Pertanian, Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama menentukan hidup matinya suatu bangsa , dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat  panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19 dan meminta kepada para penyuluh pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

Micha Mantong menambahkan bahwa melihat kondisi pertanaman bawang putih Desa Lemban Tongoa saat ini cukup menjanjikan dan mungkin tidak berselang waktu lama lagi akan segera lakukan panen, mudah-mudahan curah hujan kedepan tidak terlalu tinggi sehingga pertanaman bawang putih ini berhasil dengan baik,"harapnya.

Hj. Tanji salah satu pemilik lahan mengatakan sebagai petani kami terus bergerak meski wabah virus corona ini melanda sampai di kabupaten sigi, ini sudah tugas kami dan tidak akan membiarkan lahan  ini menganggur demi kebutuhan hidup, terutamanya untuk masyarakat. 

Beliau juga berharap panen kali ini nantinya bisa membantu memenuhi pasokan khususnya jelang Lebaran, serta membantu menstabilkan harga di pasar. 

"Dia menilai budidaya bawang putih di Kabupaten Sigi memiliki prospek yang bagus untuk di kembangkan, pungkasnya. (BBPP-BK).

Penulis   : Al AzIz / Rosdiana
Sumber   : Micha Mantong (Penyuluh Pertanian)

Minggu, 17 Mei 2020

Gunakan Alsintan Petani Kab. Sigi Lakukan Panen dan Percepat Tanam



Sigapnews.com, Sigi (Sulteng) - Sejak mewabahnya Virus Corona, membawa banyak dampak yang terjadi pada masyarakat, baik sekolah, perkantoran, transportasi dll, terlebih pada ketersediaan pangan yang merupakan hal penting yang kita butuhkan setiap harinya.

Namun wabah virus ini tidak membuat para petani padi Poktan Haluke Indah, Desa Gimpu, Kec. Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah berputus asa, mereka membuktikan apa yang ditanam dapat menghasilkan, dimana para petani bisa panen ditengah pandemi Covid-19.


Seperti yang disampaikan Alponso wahyudi, penyuluh pertanian Kec. Kulawi Selatan, panen kali ini sedikit berbeda karena suasananya sedang dilanda wabah Covid-19, namun semangat para petani patut diapresiasi.

"Saat ini para petani masih bisa panen di tengah Pandemi Covid-19, ini membuktikan kerja keras dan keuletan mereka membuahkan hasil," ungkap Alponso, Minggu (17/05).

"Dengan demikian, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pertanian atau penyediaan pangan tidak boleh berhenti terutama dalam melawan masa wabah virus corona. Ini saatnya kita menjadi pahlawan pangan untuk menyelamatkan bangsa. Pastikan jangan sampai ada pangan yang tertahan dan petani sejahtera," pungkasnya.

Menurutnya, meski banyak kendala seperti  memasuki bulan puasa Ramadhan bahkan menjelang lebaran Idul Fitri, para petani masih tetap bertahan dan optimis hasil panen mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Kabupaten Sigi sendiri panen kali ini memberikan hasil yang cukup baik, terutama untuk varietas padi mekongga, produktivitas 52 kw/ha GKP dengan luas panen saat ini sudah 3,5 hektar dari luas hamparan 15 Hektar yang akan panen khusus di desa Gimpu ini, harga beras saat inipun mencapai Rp. 9.500/Kg," ucap Alponso lewat keterangan persnya.

Demi menjaga stok pangan terus menerus, tentunya setelah panen harus segera mengolah lahan dan tanam kembali, oleh karena itu panen harus segera diselesaikan,  namun rasanya kegiatan panen ini akan kurang efektif di tengah pandemi jika tanpa menggunakan mekanisasi. Untuk itu Petani di wilayah ini sangat terbantu dengan adanya alsintan combine harvester (mesin pemanen)
Brigade BPP Lawua dan sebagian menggunakan power thresher kelompok tani.

Ahmadi, petani Desa Gimpu mengatakan kami sebagai petani agak kesulitan menjalankan instruksi pemerintah untuk tidak ke luar rumah. "Kami harus mencari nafkah demi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga, namun kami selalu didampingi para penyuluh Pertanian dan selalu diberikan bimbingan untuk tetap mengikuti langka-langka serta anjuran tetap hidup sehat dan menjaga jarak," tuturnya.

Sebagaimana hal yang selalu disampaikan Prof Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementan bahwa peran penyuluhan pertanian di saat pandemi Covid-19 sangatlah penting. Para penyuluh pertanian diminta selalu aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan masing-masing panen dan prosesnya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan. 

"Petani, penyuluh dan pemangku kepentingan selama berada di lapangan wajib mengenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan sering cuci tangan pakai sabun untuk menangkal Corona," ungkap Dedi. (BBPP-BK).

Penulis    : Rosdiana/Al AzIz
Editor       : Jamaluddin Al Afgani
Sumber    : Alponso Wahyudi Penyuluh

Rabu, 13 Mei 2020

Gunakan Combine Harvester, Petani Organik Morowali Percepat Panen



Sigapnews.com, Morowali (Sulteng) - Visi Bupati Morowali untuk menjadikan Kabupaten pertama di Sulawesi Tengah sebagai kawasan pertanian organik, didukung penuh oleh setiap insan pertanian yang ada disana. Saat ini gaung Kabupaten Morowali ditingkat Nasional hanya sebagai sumber penghasil nikel, perlahan mulai dirubah dengan dikembangkanya pertanian organik.

Dukungan menjadikan kawasan pertanian organik datang dari tingkat bawah, salah satunya dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang saat ini juga menjalankan program Kostratani. BPP yang saat ini dikembangkan sebagai pusat informasi, pusat data dan tempat pelatihan berbasis teknologi.


Hal ini dilakukan dengan mengembangkan demplot pertanian padi organik yang sudah dijalankan sejak tahun 2019. Bertepatan tanggal 8 Mei 2020 dilakukan panen padi organik yang ke 5 kali sejak januari tahun 2019.

Kepala BPP Bumi Raya, Bapak Purwanto melalui sambungan telpon menyatakan bahwa padi organik yang dikembangkan pada demplot BPP Bumi Raya adalah varietas Mekongga dengan luas tanam 0,43 Ha dengan produktivitas 1,7 Ton.

“Kami sebagai insan pertanian tentunya tetap beraktivitas, walaupun saat ini saya sendiri sedang berpuasa dan ditengah wabah covid-19. Kami harus tetap semangat dalam menjalankan tugas untuk kesejahteraan petani, Kami tetap turun mengawal dan mendampingi kegiatan budidaya dan panen, ini tupoksi kami sebagai penyuluh," ungkapnya, Rabu (13/5/2020).

"Ke-khawatiran ada, namun ini di tepis dengan cara menerapkan protokol kesehatan saat turun ke lapangan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan,” tutur Purwanto.

Beliau juga berharap dengan adanya demplot ini dapat memberikan gambaran secara ekonomi bagi masyarakat agar semakin yakin dalam bertani organik. Pertanian organik ini saya rasa jawaban yang saat ini sering dialami petani salah satunya kelangkaan pupuk kimia ditingkat petani, sehingga dengan bertani organik petani tidak diresahkan lagi dengan pupuk.

Hal ini sesuai dengan arah menteri pertanian Indonesia Bapak Syahrul Yasin Limpo (SYL), Pertanian tidak boleh berhenti, meminta agar insan pertanian untuk terus aktif bergerak, demi menjaga ketersediaan stok pangan. petani dan seluruh insan pertanian tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta jiwa masyarakat indonesia dan dalam bekerja memperjuangkan ketersedian pangan.

Sejalan dengan itu  Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi, bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan hidup matinya  suatu bangsa, dimana petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19  dan meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

Pertanian harus tetap maju dengan terus berjalan ditengah wabah guna memenuhi kebutuhan pangan. Selain tetap maju, pertanian itu harus modern, dimana dalam usaha di bidang pertanian harus selalu mengunakan teknologi terbaru yang berkembang pesat di Era-4.0 saat ini sehingga para petani dituntut untuk mampu mengimbangi perkembangan yang ada demi kesejahteraan petani itu sendiri, serta tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes),

Pada pemanenan ini digunakan Combine Harvester, sehingga pekerjaan pemanenan lebih cepat selesai dan tingkat kehilangan hasil lebih kecil serta jumlah orang yang dibutuhkan untuk kegiatan panen tidak banyak sehingga meminimalkan interaksi orang-orang di lahan.

Penulis: Mahardhika Atmaja & Purwanto (BPP Bumi Raya)

Kamis, 07 Mei 2020

Poktan Asoka Ikut Berkonstribusi Sediakan Pangan Nasional



Sigapnews.com, Sigi (Sulteng) - Padi merupakan salah satu komoditas pangan yang menjadi kebutuhan  pokok dan sangat penting untuk selalu tersedia dalam memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini selalu digaungkan oleh  Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan bahwa  pangan adalah kebutuhan dasar manusia, yang harus selalu terpenuhi.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan," tegas Mentan, Syahrul Yasin Limpo.

Di lain kesempatan Kepala Badan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa akan memaksimalkan peran dari Kostratani dalam mengawal ketersediaan pangan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk mengawal kestabilan harga di tingkat petani. "Setiap penyuluh di BPP harus memotivasi petani agar terus bekerja dan penyuluh juga harus mampu memfasilitasi petani binaannya mendapatkan harga yang pantas untuk semua komoditas yang dibudidayakan," tegas Dedi.

Hal di jawab langsung oleh para pejuang pangan yang ada di kabupten Sigi, Saat ini, Panen Raya masih terus berlangsung di Wilayah kabupaten Sigi yaitu di wilayah kerja Kostratani BPP Bahagia, Kecematan Palolo dan Nokilalaki, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. 



Panen yang dilaksanakan sejak Rabu 6 Mei  2020 di Desa Tongoa, Kecematan Palolo   di Kelompok tani Asoka dengan Luas hamparan  lahan siap panen yaitu 21 ha. Saat ini Luas panen kita  2,5 ha dan Varietas  yang ditanam adalah Ciherang. Sedangkan Produktivitas rata-rata 52 kw/ha GKP dengan Harga Beras  Rp. 9200/ kg. Pelaksanaan panen menggunakan Alat Panen Combine Harvester  milik UPJA Rina Karya Kecematan Palolo.

Menurut Ketua Poktan Asoka, bahwa panen kali ini terasa berbeda dengan sebelumnya akibat musibah wabah Corona namun hal itu tidak menyurutkan semangat petani tetap turun kelapangan, kami sebagai petani harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan.

"Kami sangat bersyukur karena adanya alat mesin pertanian sehingga proses panen sangat efektif, ini sangat membantu petani karena selain mempercepat masa panen, juga mengurangi kehilangan hasil," ujar Ketua Poktan.



Hal senada juga disampaikan oleh Ester, SP, selaku Penyuluh Pertanian yang membina di Wilayah Desa Tongoa. "Kami terus melaksanakan tugas meskipun ada kekhawatiran penyebaran Covid-9, dan kami terus mengajak masyarakat pertanian agar tetap terus bersemangat sekaligus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas pertanian serta memenuhi prosedur kesehatan saat bekerja  di lapangan di tengah pandemi yang melanda negara kita saat ini" jelas Ester.

Penulis:  Asrul
Editor: Jamaluddin Al Afgani

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved