-->

Selasa, 13 Februari 2024

Didampingi Ortu dan Guru, Sejumlah Murid TK IT Al Fatih Belajar Pertanian Hingga Makan Donat Olahan BBPP Batangkaluku


Gowa, Sigapnews.com, Sebanyak 117 Peserta didik dan orang tua beserta  guru pendamping dari Taman Kanak-kanak (TK) Islam Terpadu (IT) Al Fatih, terlihat sangat antusias saat melakukan kunjungan Edukasi pertanian ke Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku (13/02/2024).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI, Dedi Nursyamsi, mengatakan Agro Edu Wisata (AEW) harus hebat, termasuk infrastrukturnya, teknologinya, dan semuanya harus hebat.

“Sehingga agroeduwisata dapat dijadikan sebagai tempat atau sarana pembelajaran dan meningkatkan kecintaan kaum milenial dari usia dini terhadap dunia pertanian” sebut Dedi.

Kegiatan kunjungan edukasi ini merupakan salah satu kegiatan rutin TK. IT Al Fatih setiap tahunnya.

BBPP Batangkaluku kerap menjadi tempat yang dikunjungi, karena dinilai mumpuni dan memiliki ilmu pertanian yang baik.

“Alasan kami memilih kunjungan ke BBPP Batangkaluku karena dapat mengajak siswa kami mengenal dunia pertanian sejak dini baik pengetahuan dasar pertanian, perkebunan, ataupun peternakan” tutur  Sitti Aisyah.

Di pandu oleh Widyaiswara BBPP  Batangkaluku dan beberapa karyawan lapangan anak anak dibagi menjadi dua kelompok besar diajak berkunjung melihat apa saja yang ada di BBPP Batangkaluku, mulai dari instalasi tanaman, ternak sapi dan bebek,  dan terakhir ke pengolahan hasil untuk menikmati donat yang telah dibuat untuk peserta.

Terlihat anak-anak sangat bersemangat dengan senyum yang menunjukkan kegembiraan ketika memberi makan sapi , Walaupun kegiatan dilakukan sejak pagi, anak-anak tetap ceriah mengelilingi lingkungan BBPP Batangkaluku. Selanjutnya anak-anak menikmati donat yang telah dibuat di pengolahan hasil BBPP Batangkaluku.

BBPP Batangkaluku selalu menyambut baik kunjungan kunjungan dari sekolah dan telah menugaskan jajarannya agar mensharing pengetahuan pertanian kepada anak-anak.

Kamis, 06 Oktober 2022

Kepala BPPSDMP Sebut P4S Jadi Garda Terdepan Atasi Krisis Pangan Global


Gowa, Sigapnews.com,- Di tengah sejumlah ancaman yang membayangi pertanian, peran P4S dinilai sangat penting, oleh sebab itu, Kementerian Pertanian menggenjot potensi P4S sebagai pembaharu pertanian di perdesaan.


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, P4S memiliki peran untuk mendukung pembangunan pertanian.


“Pembangunan pertanian yang kita lakukan, dimulai dari desa. Oleh karena itu, kita memaksimalkan peran P4S sebagai pembaharu perdesaan,” katanya.


Mentan pun berharap P4S bisa menghadirkan inovasi-inovasi yang dibutuhkan pertanian.


Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat membuka Pelatihan Manajemen Bagi Pengelola P4S Wilayah READSI, di Gowa, Kamis (6/10/2022)


“Tahun 2022 bisa dikatakan sebagai tahunnya P4S. Ada dua alasan untuk mendukung itu. Pertama, saat pelaksanaan Fornas pada pekan lalu yang sukses diselenggarakan di Bali telah menghasilkan Ketua dan Pengurus FK P4S Nasional yang baru setelah selama ini tertunda beberapa tahun,” tuturnya.


Kedua, lanjut Dedi, tahun depan sejumlah P4S akan menjadi sasaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menu Pertanian Presisi dan Regeneratif.


Pria yang sering disapa Prof Dedi itu menambahkan bahwa, selain itu peran P4S menjadi sangat penting bila dikaitkan dengan 3 tantangan dan ancaman utama sektor pertanian saat ini, yaitu pasca pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan tekanan geopolitik Rusia-Ukraina.


“Akibat dampak dari covid 19, perubahan iklim atau climate change serta perang Rusia dan Ukraina mengakibatkan menurunya produksi dan produktivitas pangan global secara signifikan.


"Sedangkan permintaan bahan pangan terus meningkat mengakibatnya harga komunitas pangan melejit”, ujarnya.


“Ketidakpastian ini perlu disikapi dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas pada subsektor budidaya dengan menerapkan konsep efisiensi dan konservasi lingkungan,” terangnya.


Menurutnya ada tiga jurus jitu mengatasinya. “Yang pertama Kendalikan inflasi terutama pada komoditas pertanian.


"Kendalikan produksi, olahan dan distribusinya.


"Yang kedua lakukan substitusi pangan impor ke pangan lokal mengingat harga pangan impor semakin tinggi. Dan yang ketiga Genjot ekspor”, tutur Dedi.


Ditambahkan Dedi melihat kondisi ini yang paling penting, bagaimana P4S menjadi garda terdepan mengatasi krisis pangan global.

“Tentunya ada amunisi yang perlu kalian pegang yaitu impelmantasikan smart farming dan manfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)”, katanya.



Sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis, P4S diharapkan menjadi pembaharu perdesaan dalam upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal melalui pemanfaatan teknologi smart farming dan penumbuhkembangan petani millenial.


“P4S harus menjadi pelopor dan agen. P4S menjadi andalan, harapan dan masa depan pembangunan pertanian kita.


"Untuk itu P4S juga diharapkan dapat berfungsi sebagai klinik agribisnis (KIA) bagi petani/pelaku usaha di sekitarnya dalam mendukung Program TANI AKUR yang memberikan referensi dan pendampingan dalam akses KUR,” katanya.


Kemudian menurutnya, kelembagaan P4S berfungsi untuk mempercepat penyebaran informasi teknologi di bidang pertanian.


“Oleh karena itu melalui pelatihan ini, saya berharap dapat dihasilkan pengelola P4S yang mampu mengelola P4S dengan baik, mampu merancang dan melaksanakan pelatihan dan permagangan, serta mampu membangun jejaring kemitraan dan negosiasi dengan semua stakeholder baik pemerintah maupun swasta,” ujar Prof Dedi.


Sementara Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangakaluku, Muhammad Sidiq menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengelola P4S dalam merancang, melaksanakan pelatihan permagangan, jejaring kemitraan dan negosiasi serta manajemen pengelolaan P4S.


“Pelatihan Manajemen bagi Pengelola P4S akan dilaksanakan secara offline selama 5 hari, yaitu 5 sampai 10 Oktober 2022, di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku,” terangnya.


Target peserta pelatihan yaitu sejumlah 60 orang pengelola P4S di wilayah Program READSI dari 4 provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo yang akan difasilitasi oleh fasilitator pelatihan dari Praktisi/Akademisi dan Widyaiswara BBPP Batangkaluku.


(Red/**)

Rabu, 14 September 2022

Dukung Ketahanan Pangan Pemerintah Masa Depan, Murid SD Belajar Pertanian di BBPP Batangkaluku


Gowa, Sigapnews.com,-Puluhan murid Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Fikri Makassar melakukan kunjungan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Gowa. Rabu. 14/09.

Sebanyak 77 Murid-Murid kelas I dan III ini terlihat gembira berlari kesana kemari melihat tanaman yang berjejer di jalan masuk BBPP Batangkaluku seakan menyambut mereka.

Bermain sambil belajar mengenai tanaman menjadikan murid cepat mengerti jenis tanaman yang di jelaskan pendamping BBPP Batangkaluku.

Tema pembelajaran kali ini menyangkut pengenalan berbagai macam jenis sayuran seperti sayur Pakcoy sayuran Hijau yang Kaya Manfaat, memanen sawi, kacang panjang serta murid-murid juga menanam jagung secara langsung di lahan BBPP Batangkaluku.

Guru pendamping Sumarni mengatakan Kegiatan ini sudah direncanakan jauh sehari sebelumnya, namun bisa terlaksana sekarang, terangnya.

"Salah tujuan kegiatan ini adalah untuk memupuk sejak dini kecintaan terhadap pertanian, karena mengenalkan dan mengedukasi anak tentang alam juga penting, tandasnya.

“Selain itu kunjungan ini juga bertujuan agar murid-murid lebih mengenal alam lingkungan sekitar mereka.

"Khususnya, pertanian mengenalkan mereka sejak dini, karena masih banyak murid belum mengerti mengenai jenis tanaman sayur dan buah,” jelas Sumarni.

Dirinya berharap kedepannya agar murid-murid bisa mencintai dan melindungi tanaman, ungkapnya.


Sementara itu, Resky Yulianti Widyaiswara BBPP Batangkaluku mengatakan, " Pengenalan dan edukasi pertanian memang sebaiknya diterapkan sejak dini, sehingga memunculkan kecintaan anak - anak terhadap pertanian, mengingat mereka adalah generasi penerus pembangunan pertanian, tuturnya.

“Kegiatan menanam langsung seperti ini akan mengajarkan banyak hal serta membentuk karakter penting pada anak mulai dari kedisiplinan, kesabaran, hingga bagaimana kita harus kerja keras untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan” ungkap Rezky.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong materi pertanian ditanamkan sejak dini kepada masyarakat. Ia ingin materi pertanian masuk dalam pelajaran di sekolah.

Ia menilai memperkenalkan pertanian kepada siswa akan mendukung program ketahanan pangan pemerintah di masa depan.

"Pengetahuan tentang pertanian bisa menjadi skill bagi anak-anak, bukan hanya hidupnya tapi juga masa depannya," kata Syahrul.

Senada dengan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi menjelaskan, seluruh kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan akan mendukung penumbuhan pertanian milenial, salah satunya pertanian masuk sekolah.

(tim humas bbpp-bk/AL-Ilhm)

Senin, 08 Agustus 2022

Kementan Gelar Pelatihan Teknis bagi Penyuluh Pendamping Program READSI, Ini Kata Dedi Nursyamsi


Gowa, Sigapnews.com, – Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan pertanian dan tercapainya kedaulatan pangan, Kementerian Pertanian memperkuat peran penyuluh. 

Hal tersebut sebagai upaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan petani serta mendukung suksesnya program regenerasi petani.

Untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian, Kementan menggelar Pelatihan Teknis bagi Penyuluh Pendamping Program READSI. 

Target peserta sebanyak 302 orang penyuluh yang tersebar di 114 Kecamatan, 16 Kabupaten dan 5 Provinsi di 5 titik lokasi yaitu Balai Diklat Pertanian Sidera Sulteng, Balai Diklat Provinsi Gorontalo, UPTD BPSDM Dinas tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra, BBPP Batangkaluku dan BBPP Kupang.

Kegiatan ini dibuka secara Online yang dilaksanakan di Aula Hasanuddin BBPP Batangkaluku, Senin (8/8/2022).

Dalam kesempatannya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani. 

Menurut Mentan SYL, peran penyuluh sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani.

“Sesuai dengan arahan Presiden RI, kata Syahrul, " kita harus menjamin ketersediaan pangan seluruh rakyat Indonesia.

"Yang berarti, SYL, maka kebutuhan makanan 270 juta rakyat Indonesia wajib kita kawal, tidak boleh terganggu sama sekali,” tegasnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan peran penyuluh dan fasilitator desa pendamping memang vital dalam pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan. 

Selain itu juga untuk memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani, terang Dedi.

Kata Dedi, “Tugas pokok dan Fungsi penyuluh adalah meningkatkan kapasitas petani agar mereka mampu mengimplementasikan inovasi teknologi sehingga produktivitas pertanian meningkat,” ujarnya saat membuka pelatihan secara online.

Dedi Nursyamsi juga mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh dalam bidang teknis pertanian serta meningkatkan kualitas pendampingan penyuluh pertanian kepada petani sebagai sasaran program pemerintah yaitu melalui kegiatan READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative).

"Terutama dalam hal teknologi benih, pengelolaan hama penyakit (PHT), Agronomi, Smart Farming, pengelolaan limbah pertanian, pengelolaan hasil pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Literasi Keuangan dan kunjungan lapangan, urainya.

Ia menerangkan bahwa “Penyuluh pertanian diharapkan dapat berperan sebagai garda terdepan dalam menjalankan dinamika pembangunan pertanian. 

"Sebagai garda terdepan, kata Dedi, penyuluh pertanian bertugas mendampingi, memotivasi dan membina masyarakat tani dalam peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan pertanian,”.

Ditegaskan, tugas ini dilaksanakan dengan menumbuhkan dinamika petani secara berkelompok, memberikan pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dan aksesibilitas terhadap sumber informasi teknologi, pemasaran dukungan permodalan dalam mengembangkan usaha taninya, sehingga petani mau berubah perilakunya kearah yang lebih baik.

“Untuk melaksanakan tugas ini penyuluh pertanian harus diberdayakan dan difasilitasi serta di imbangi dengan fungsi-fungsi lain seperti pelayanan, dan pengaturan sehingga kegiatan penyuluhan pertanian dapat berjalan lancar dan memberi manfaat yang efektif dalam membantu pertanian mencapai kemandirian,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPW Perhiptani Provinsi Sulawesi Selatan, Kemal Redindo Syahrul Putra, mengatakan dalam menghadapai kondisi pertanian masa kini dan masa yang akan datang diperlukan tenaga penyuluh yang kompeten dan profesional yang bertugas menumbuhkan dinamika petani sehingga mampu merubah perilaku petani kearah yang lebih baik, tuturnya.

“PERHIPTANI sebagai organisasi profesi yang bersifat keilmuan, keahlian, persaudaraan, kemasyarakatan dan kemandirian dan tidak berafiliasi dengan organisasi politik dan Perhiptani yang beranggotakan para penyuluh pertanian, pemerhati pertanian dan para pakar di bidang pertanian, mempunyai tanggung jawab untuk membantu mendorong peningkatan kompetensi dan profesionalisme penyuluh pertanian. 

Penyuluh Perhiptani Sebagai organisasi profesi pertanian telah diakui oleh pemerintah dan telah mendapatkan legitimasi organisasi harus selalu hadir menjadi Mitra Petani,” jelas Redindo.

“Oleh sebab itu tugas penyuluh pertanian diharapkan dapat memberikan pelayanan, untuk mendapatkan kemudahan dan aksesibilitas terhadap sumber teknologi, pemasaran serta dukungan pembiayaan dan pengembangan usaha tani,” ujarnya.

Narasumber pada pelatihan ini terdiri dari widyaiswara UPT Pelatihan Pusat dan UPT Pelatihan Provinsi, peneliti, petugas POPT, petugas Benih, praktisi dan perbankan.

Materi atau kurikulum yang terdapat pada pelatihan ini terdiri dari 7 materi kelompok inti dan 1 kali kunjungan lapangan yang meliputi: Teknologi Benih, Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu, Teknologi Smart Farming, Pengolahan Hasil Pertanian (Nilai Tambah). Pengolahan Limbah Pertanian (By-Product), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Literasi Keuangan.

Peserta Pelatihan teknis bagi Penyuluh Pendamping READSI nantinya akan mengajar pada sekolah lapang di lokasi asal penyuluh tersebut.

Selain itu, peserta pelatihan ini juga akan menjadi fasilitator pada Pelatihan Literasi Keuangan bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani di wilayah Program READSI yang akan dilaksanakan pada Tanggal 20 – 24 Agustus 2022 di 342 Desa secara serentak yang direncanakan akan dibuka oleh Menteri Pertanian di BBPP Batangkaluku ini.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Leli Nuryati dalam kesempatannya berharap kepada petani yang ada di lokasi READSI akan mendapatkan materi dan pendampingan oleh penyuluh tentang literasi keuangan bagaimana mengelola keuangan keluarga.

Dan perwakilan dari setiap kelompok tani akan dilatih tiap satu rumah tangga akan diwakili oleh dua orang (suami-istri) sehingga mereka mampu meningkatkan produksi, pendapatan hingga pengetahuan penanganan pasca panen dan nilai tambah, tandasnya.

(Red/**)

Rabu, 16 Februari 2022

Melalui Pelatihan Smart Farming Kementan Tingkatkan Kompetensi Petani Milenial



Gowa (Sulsel), Sigapnews.com-Perubahan sistem pertanian tradisional ke modern mendesak untuk dilakukan, karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai berbenah untuk memulai melakukan perubahan pertanian di pedesaan.

Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah melakukan penguatan kapasitas SDM pertanian, diantaranya pelatihan Smart Farming.

Sehingga melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan melaksanakan pelatihan Smart Farming bagi petani milenial di BBPP Batangkaluku, 14-21 Januari 2022.

Kegiatan Pelatihan Smart Farming bagi petani milenial bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan petani milenial sehingga para petani milenial mampu menerapkan teknologi smart farming dan mengakses kredit usaha rakyat (KUR) yang berada di wilayah program READSI.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan penerapan smart farming untuk menghadapi tantangan perubahan iklim tidak bisa dilakukan dengan cara-cara klasik. Tapi harus dengan metode yang lebih modern salah satunya smart farming, karena perkembangan kedepannya yang membuat lahan semakin sempit, jumlah penduduk semakin besar dan lainnya mengharuskan penggunaan teknologi yang smart.

“Kemudian, digitalisasi pertanian menjadi efektif dan penggunaan mekanisasi semakin maju sehingga produksi terus meningkat dengan kualitas yang tinggi dan pendapatan petani semakin naik,” jelas Mentan SYL.


Menurutnya, kemajuan pertanian turut didukung generasi milenial karena memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat pembukaan Pelatihan smart farming angkatan 1 dan angkatan 2 di BBPP Batangkaluku , Selasa (15/2), secara virtual.

Dalam arahannya, Dedi mengatakan pertanian modern yaitu dengan teknologi smart farming, tujuan pembangunan pertanian akan tercapai.

“Tujuan pembangunan pertanian yaitu mendongkrak produktivitas, kualitas, dan efisiensi pertanian,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa yang mendongkrak produktivitas adalah insan pertanian yaitu penyuluh pertanian dan juga stakeholder pertanian.

“Dalam kondisi perubahan iklim dan kondisi kita yang masih dihantam pandemi COVID-19, produktivitas dan produksi pertanian tidak boleh berkurang. Sebaliknya, harus terus meningkat,” kata Dedi.

Karena itu, implementasi smart farming dan digitalisasi pertanian menggunakan Internet of Things (IoT) harus segera dilaksanakan guna meningkatkan agenda intelektual seluruh stakeholder pertanian.

“Smart farming memungkinkan petani memiliki kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi, melalui pengelolaan pertanaman dan ternak yang baik dan efisien,” tambah Dedi.

Dedi menambahkan smart farming adalah pemanfaatan produk bioteknologi, antara lainnya di dalamnya ada pemupukan berimbang, penggunaan varietas yang berproduksi tinggi, mekanisasi pertanian, dan pemanfaatan IoT.

“Dengan pemupukan berimbang, kita bisa mengurai polemik harga pupuk kimia yang harganya naik dan penggunaan pupuk organik meningkat sehingga produksi lebih tinggi. Penerapan teknologi IoT merupakan terobosan yang dapat menjadikan produksi pertanian lebih efektif dan berkelanjutan,” jelasnya.


Pelatihan smart farming bagi Petani Milenial penting sebagai salah satu upaya mencetak pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian yang unggul dan adaptif, menguasai dan menerapkan teknologi dalam usahatani.

Pengembangan smart farming bagi Petani Milenial dilaksanakan secara berkelanjutan melalui kegiatan pendampingan pasca pelatihan, untuk memastikan implementasi oleh peserta pelatihan dan tercapainya tujuan utama dalam menghasilkan usaha agribisnis modern berbasis smart farming.

Program READSI bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku melaksanakan “Pelatihan Smart Farming bagi Petani Milenial Program READSI Angkatan l dan II dengan jumlah 60 peserta” di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.

Sementara itu, Plt. Kepala BBPP Batangkaluku, Syaifuddin juga memberikan motivasi kepada peserta agar mereka juga mempersiapkan diri dengan ilmu, pengalaman, mental dan yang utama modal. Karena Kementerian Pertanian mengalokasikan KUR khusus untuk pertanian, semua ini bisa dimanfaatkan oleh poktan, gapoktan, P4S, praktisi, KWT hingga petani milenial. “ingat Jika datang ombak yang besar jangan sekali-kali kita mengubah arah tujuan Haluan kita, tapi harus hadapi dengan kemampuan dan tetap tenang.”tutupnya

Pelatihan ini akan dilaksanakan selama 7 (Tujuh) hari, yaitu pada tanggal 14 sampai dengan 21 Februari Tahun 2022 bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.

Jumat, 10 Desember 2021

Evaluasi Alumni Widyaiswara Pada Pelatihan Manajerial Konstratani, Upaya BBPP-BK Tingkatkan Efektivitas dan Penerapan Hasil Pelatihan


Gowa (Sulsel), Sigapnews.com,-BBPP Batangkaluku melaksanakan evaluasi pasca pelatihan untuk alumni (Purnawidya) pada pelatihan Manajerial Kostratani.

Tujuannya kegiatan evaluasi pasca pelatihan ini adalah untuk melihat sejauhmana tingkat efektivitas pelatihan yang sudah diadakan serta sejauhmana tingkat penerapan hasil pelatihan dan menggali informasi apakah pelatihan yang telah diikuti oleh purnawidya memberikan dampak terhadap kinerja penyuluh yang dilaksanakan oleh purnawidya maupun masyarakat sekitarnya.


Selain itu, juga ingin dilihat bagaimana peningkatan kompetensi manajerial pengelola BPP Kostratani, sebab peran Kostratani yang perlu diterapkan yaitu sebagai pusat pembangunan pertanian, pusat data dan informasi serta pembelajaran.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian. SDM pertanian merupakan komponen penting dalam peningkatan produksi pertanian Nasional.

“Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM, karena dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” ujar Mentan Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian.

“Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP, " ujar Dedi Nursyamsi.

Dedi menjelaskan tentang tiga pilar dalam peningkatan SDM pertanian yakni “Pilar pertama adalah penyuluhan, pilar kedua pelatihan dan pilar yang ketiga adalah Pendidikan dan semua harus berjalan seiring dan seimbang, tiga pilar ini mengemban tugas dalam peningkatan SDM pertanian untuk peningkatan produktifitas”, jelasnya.


Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo menyampaikan bahwa evaluasi pasca pelatihan ini merupakan wujud peningkatan kualitas pelatihan pertanian yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian.

Terlihat hasil pelatihan kemarin telah menjawab tantangan dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian yang semakin berat, melalui pelatihan tersebut masalah yang ditemukan dilapangan dapat terselesaikan utamanya dalam sistem pemanfaatan teknologi" Ungkap Rahmat.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Sabir menjelaskan bahwa Evaluasi Pasca Pelatihan PEN dilaksanakan di 3 kabupaten di yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Polewali Mandar.

Evaluasi Pasca Pelatihan pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2021 dan diikuti oleh 85 orang purnawidya beserta atasan langsung.

Sabir berharap kegiatan pasca pelatihan ini berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan bersama sehingga nanti sistem penyelenggaraan pelatihan kedepannya lebih baik lagi. (Al-Aziz/Yuli N).
© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved