-->

Kamis, 22 April 2021

Lahan Pertanaman Bawang Enrekang Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Baru


Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan (Foto Istimewa)

Enrekang (Sulsel), Sigapnews.com,-Lahan pertanaman bawang merah milik petani di Kabupaten Enrekang berpotensi besar menjadi destinasi wisata baru.

Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan bahwa keindahan Kabupaten Enrekang di malam hari tak kalah indahnya dengan berbagai kota besar di dunia. Anton bahkan membandingkan bahwa kota Las Vegas Amerika Serikat yang menyuguhkan pemandangan lampu gemerlap atau Cape Town yang disebut-sebut sebagai salah satu kota terindah di Benua Afrika, karena kerlap kerlip lampu kota yang menghiasi malam, ternyata masih kalah jika disandingkan dengan indah dan eksotisnya lahan bawang merah di Enrekang di malam hari.

“Kota Las Vegas di Amerika serikat, Kota Cape Town di Afrika, atau kota romantis Paris Perancis itu wajar jika dipenuhi gemerlap lampu di malam hari, namanya juga kota besar. Tapi kalau di Enrekang ini beda, dia unik dan menakjubkan, karena anda akan disuguhkan keindahan light trap, yaitu teknologi pengendali hama sekaligus berfungsi ssbagai penerang di malam hari. Di samping itu, di siang hari anda juga akan menikmati hamparan pertanaman bawang merah yang sangat luas, indah dan romantis” terangnya, Kamis (22/4).

Dirinyapun mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sudah menginstruksikan langsung agar Kabupaten Enrekang didukung sepenuhnya sebagai sentra produksi bawang nasional. Mentan juga menginginkan agar petani Enrekang yang gigih menjadi role model bagi petani di daerah-daerah lain. Pasalnya, lahan pertanaman bawang di Enrekang itu dipenuhi bebatuan, namun karena kegigihan petaninya, bawang Enrekang bisa diekspor hingga ke lima negera, yakni Vietnam, Taiwan, Malaysia, dan Timor Leste.

“Iya betul, Pak Menteri menginginkan adanya sentra-sentra komoditas hortikultura yang baru, khususnya cabai dan bawang, agar ke depan kita bisa menggenjot ekspor hortikultura. Petani-petani di daerah lain harus studi banding ke Enrekang jika ingin sukses bertani bawang, bayangkan tanah berbatu seperti di kecamatan Cakke ini saja bisa memproduksi bawang merah hingga 10 s.d 15 ton per hektar. Bukan hanya terkenal sebagai pelaut ulung, orang Bugis-Makassar memang terkenal ulet, tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, termasuk bertani. Ini harus kita contoh” tegasnya.

Di lain sisi, Bupati Enrekang Muslimin Bando menyampaikan strateginya menjadikan Kabupaten Enrekang sebagai sentra bawang nasional, yaitu dengan melakukan pompanisasi, sebab Enrekang yang diketahui sebagai daerah pegunungan tidak memiliki sumber air yang cukup untuk mengairi lahan pertanaman bawang, maka diperlukan sentuhan teknologi.

"Hampir rata-rata petani kita itu mengambil air dari sungai di bawah, lalu di pompanisasi naik, nanti di atas itu kita bangun embung-embung. Makanya Kabupaten enrekang itu sangat membutuhkan banyak embung dan pompanisasi, tapi kita tidak ragulah karena ada Kementan untuk membantu”, ungkapnya.

Bupati dua priode itu juga mengakui sinergi yang kuat antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Pemkab Enrekang, sebab perhatian Kementan terhadap kabupaten yang dikenal negeri seribu gua itu diwujudkan dengan adanya dukungan APBN pengembangan Kawasan sayuran dan tanaman obat yang meliputi kawasan bawang putih 15 (Ha), kawasan kentang 10 (Ha), kawasan bawang merah 30 (Ha), kawasan aneka cabai 25 (Ha), pengadaan benih bawang putih 15 (Ha), pengadaan benih kentang 10 (Ha), dan pengadaan benih bawang merah 30 (Ha). Total dukungan APBN pada tahun 2021 di Kabupaten Enrekang mencapai 135 (Ha) atau senilai Rp. 2,4 Miliar.

Pada data produksi Kementan tahun 2020, Kabupaten Enrekang tercatat menempati posisi ke 5 sebagai sentra produksi utama, mengungguli Kabupaten Probolinggo-Jatim yang berada di urutan ke 6, Demak-Jateng di urutan ke 7, Bandung-Jabar di urutan ke 8 dan Bantaeng-Sulsel yang masih bertengger di urutan ke 24 secara nasional. Dalam tabel data produksi, luas panen dan produktivitas Kementan, Kabupaten Enrekang mencatatkan luasan panennya mencapai 9.565 (Ha) dengan provitas 10,76 ha/ton sehingga total produktifitasnya secara keseluruhan di tahun 2020 mencapai 102.873 ton.

Petani Milenial Fahrul, menyampaikan bahwa kehadiran Kementan yang bersinergi dengan Pemda menjadi jalan sukses bagi petani di daerahnya (Enrekang.red). “kita itu banyak belajar dari pak Bupati, dia adalah guru bagi petani. Kita juga dapat bantuan dari Kementan kan atas usul Pak Bupati, nah itulah pentingnya kalau pemimpin itu berada di tengah-tengah petani, jadi kita bisa sewaktu-waktu menyampaikan apapun, dan pastinya pemerintah itu akan memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Alhamdulillah, petani disini itu banyak sekali menikmati bantuan yang diberikan Kementan, jadi kita semua ini sangat berterima kasih kepada Pemerintah” tuturnya.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Tommy Nugraha juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pemkab Enrekang dan petani bawang merah. “Kita ini kagum dengan Sulawesi Selatan, karena produksinya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di Enrekang, tapi bisa menyuplai Kalimantan dan Pulau Jawa, bahkan saya mengalami sendiri, kalau beberapa tahun yang lalu Enrekang sudah mengespor bawang merah” tandasnya.

Di hadapan Bupati dan para petani, Tommy mengajak masyarakat Enrekang untuk bangga bertani, dan bersiap-siap dikunjungi banyak wisatawan, karena wisata malam yang menyuguhkan pemandangan lampu perangkap dan pengusir hama (light trap) pada pertanaman bawang merah yang menyala di malam hari itu sedang viral. “Ayo datang ke sini, habiskan malam anda bersama dengan keluarga atau orang-orang tercinta, karena kami percaya, menikmati Enrekang di malam hari itu membawa cerita tersendiri, karena ini unik, desa di siang hari, namun malamnya seperti berada di kota besar dengan gemerlapnya lampu di sepanjang mata memandang ”, tutupnya.

Jumat, 29 Mei 2020

Petani Enrekang Bantu Jaga Ketersediaan Pangan Melalui Panen Jagung



Sigapnews.com, Enrekang (Sulsel) - Penyebaran covid 19 saat ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi salah satu sektor yang dikhawatirkan terkena dampak yang paling serius adalah sektor pertanian. FAO memprediksikan bahwa potensi krisis pangan global dapat terjadi jika pandemi covid 19 ini tidak segera berakhir. 

Beberapa daerah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan keefektifan PSBB dapat tercapai apabila pangan masyarakat terpenuhi. Ini membuktikan bahwa ketahanan pangan sama pentingnya dengan kesehatan masyarakat. Jika dokter dan tenaga medis ialah tentara dalam upaya melawan penyebaran covid-19, begitu pun para petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya yang juga menjadi pahlawan pangan. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan keyakinannya, bahwa Republik Indonesia dapat melewati masa pandemi ini. Untuk sektor pertanian, Mentan percaya kondisi ini bisa menjadi momentum memperkuat kemandirian pangan Nasional. 

“Semua insan pertanian harus tetap bekerja dengan semangat tinggi dan tangguh, untuk mewujudkan kemandirian pangan. Kita membutuhkan tenaga ekstra keras, pemikiran-pemikiran out of the box, serta kerja sama yang semakin erat. Saatnya para petani, penyuluh, peneliti, akademisi, swasta, dan pelaku sektor pertanian lainnya untuk menjadi pahlawan bagi bangsa dan negeri ini dengan semangat kebersamaan”, ujar SYL. 

Komoditas jagung menurut SYL memiliki peran sangat strategis dalam sistem ketahanan pangan nasional maupun sebagai penggerak ekonomi bangsa. Selain itu juga, jagung memiliki kontribusi dalam ketersedian protein yang menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun perikanan serta industri lainnya.

Melalui kegiatan panen jagung dilapangan, besar harapan petani dan penyuluh untuk bisa berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan. Panen jagung dilaksanakan di kelompok tani Reski Tete Litak Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Provinsi Sulsel. Panen ini dilakukan bersama-sama dengan penyuluh pertanian, Habibul Jannad Hini dari BPP Baraka bersama dengan ketua kelompok tani, Muchlis Ismail.

Kegiatan panen di lakukan tanggal 27 Mei 2020, varietas Bisi-18, luas lahan yang di panen mencapai 1 Ha, dan produktivitas mencapai 5,7 ton/Ha. 

Kegiatan panen yang dilakukan memberikan semangat tersendiri bagi penyuluh dan petani untuk tetap memberikan kontribusi bagi pertanian walaupun dengan kondisi wabah covid yang masih berlangsung. 

“Covid 19 bukan halangan bagi petani dan penyuluh untuk beraktivitas. Walaupun kami tahu bahwa saat ini virus corona masih belum ada vaksinnya, namun kami yakin dengan bekerja ikhlas dilapangan, Insya Allah kita semua dapat diberikan kesehatan. Sudah menjadi tugas kami untuk tetap bekerja memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Kami siap jaga ketahanan pangan,” ujar Habibul, Jumat (28/5/2020).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menegaskan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. “Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen, ini membuktikan pertanian tidak berhenti. Para penyuluh tetap harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen dan pemprosesannya berjalan dengan baik, jangan sampai ada pangan yang tertahan,” tegas Dedi. (BBPP-BK).

Penulis : Rezky Yulianti
Sumber : Habibul Jannad Hini penyuluh pertanian dari BPP Baraka

Rabu, 27 Mei 2020

Petani di Kab.Enrekang Panen Jagung Didampingi Penyuluh BPP Baraka



Sigapnews.com, Enrekang (Sulsel) - Panen Jagung di dampingi penyuluh, petani di Desa Pepandungan, Kecamatan Baraka kabupaten Enrekang tetap produktif usai idul Fitri 1441 H, Rabu (27/5/2020).

Sudah menjadi tugas Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia. Penyuluh pertanian dan petani sebagai garda terdepan tetap bekerja walaupun di tengah Covid 19 untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan.

Salah satu pejuang pangan yang tetap bekerja di tengah covid 19 dan meskipun masih dalam suasana lebaran Idul Fitri adalah penyuluh pertanian di BPP Baraka Kabupaten Enrekang Hasbi, SP. 

Menurut Hasbi, tanggal 26 Mei 2020 dirinya mendampingi petani melakukan kegiatan panen jagung. Kegiatan panen ini dilakukan bersama dengan Ketua kelompok tani Buntu Lobo, pak Umar beserta anggotanya di Desa Pepandungan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, dengan varietas Jagung Pertiwi 2 pada luas lahan 1,05 Ha dan produktvitas mencapai 5,5 Ton/ Ha. 

Dikatakan Hasbi, banyak sekali keunggulan dari Jagung Pertiwi 2, oleh sebab itu ia bersama dengan petaninya menggunakan jagung varietas Pertiwi 2.

“Jagung varietas ini tahan penyakit bulai dan dengan melakukan pemeliharaan yang tepat seperti memupuk, tongkol jagungnya bisa besar-besar dan oleh pengepul diterima dengan baik,” ujar Hasbi.

“Kalau petani senang dengan hasil panennya, kami sebagai penyuluh juga senang. Walau masih dalam suasana lebaran Idul Fitri dan di tengah wabah covid 19, saya masih semangat menemani mereka di lapangan untuk panen, ujarnya.

"Dengan melihat hasil panen yang menguntungkan bagi mereka, ada kepuasan tersendiri dalam hati sebagai penyuluh yang tiap harinya menemani mereka,” tambah Hasbi.

Penyuluh sebagai garda terdepan yang mengawal petani sejalan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan senantiasa mengungkapkan bahwa petani dan penyuluh adalah pahlawan, garda terdepan di Sektor Pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid 19.

“Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja semaksimal mungkin mendampingi petani sebagaimana yang biasa di sampaiakn SYL.

Senada dengan arahan yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan dan dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat, kata Dedi.

"Begitupun ketersediaan pangan dan olahan yang sehat, itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang melawan covid 19 ini”, tegas Dedi untuk para pejuang pangan. (BBPP-BK).

Penulis : Rezky Yulianti
Sumber : Hasbi,SP (PPL BPP Baraka, Kab.Enrekang)
Editor : Jamaluddin Al Afgani

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved