-->

Kamis, 07 Mei 2020

P4S Fasilitas Mandiri Kembangkan Tanaman Ramah Lingkungan


Sigapnews.com, Konawe (Sultra) - Pangan yang sehat merupakan dambaan setiap orang yang ingin tetap sehat, apalagi di tengah wabah Covid-19. Pangan yang sehat umumnya diperoleh dari proses budidaya secara organik atau ramah lingkungan.

Lingkungan merupakan faktor utama dalam bertani organik, karena bertani organik dianggap bertani secara ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia sintetis, khususnya pupuk dan pestisida, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.



Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pertanian senantiasa menekankan agar masyarakat secara perlahan beralih ke sistem budidaya yang sehat, sehingga akan menghasilkan pangan yang sehat.

Selain itu, Menteri Petanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga senantiasa menegaskan bahwa di tengah Pandemi Covid 19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.



“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang nganggur selama satu bulan," tegas SYL.

Menindaklanjuti arahan Mentan, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Fasilitas Mandiri, Tuwo Turhamun menegaskan bahwa P4S yang dikelolanya tetap melakukan aktivitas budidaya pertanian, khususnya budidaya secara organik, sekalipun kondisi Pandemi Covid-19 masih berlangsung.

P4S Fasilitas Mandiri beralamat di Desa Wowasolo Kec. Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Kami sudah komitmen untuk melaksanakan budidaya secara organik. Sejak kami mendapatkan Fasilitas Bimtek Pertanian Organik dari BBPP Batangkaluku, kami langsung praktekkan, dan Alhamdulillah kami sudah melihat dan merasakan hasilnya secara langsung," jelas Tuwo, Kamis (7/5/2020).



"Sebelumnya kami sudah melakukan budidaya bawang merah secara organik, dan saat ini kami melakukan budidaya tomat juga secara organik. Kami sudah siapkan semuanya secara mandiri, mulai dari pembuatan PGPR, Pupuk organik padat dan pupuk organik cair," jelas Tuwo.

Apa yang dilakukan oleh P4S Fasilitas Mandiri sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Prof. Dedi Nursyamsi yang senantiasa menganjurkan agar petani senantiasa membuat secara mandiri input produksinya, seperti pupuk organik padat, pupuk organik cair dan pestisida nabati. Hal ini karena dampak positif pertanian organik dalam jangka panjang sangat menguntungkan.

"Pertanian organik memiliki tiga pilar utama, yaitu (1) lingkungan, (2) sosial termasuk didalamnya masalah kesehatan dan (3) ekonomi.  Lingkungan merupakan faktor utama dalam bertani organik, karena bertani organik dianggap bertani secara ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia sintetis, khususnya pupuk dan pestisida, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan," tutur Dedi.

Penulis : Macceiyya/Salim SP
Editor : Jamaluddin Al Afgani

Senin, 04 Mei 2020

Kelompok Tani Sido Maju Desa Wawouru Atasi Masa Corona Dengan Padi Varietas Trisakti



Sigapnews.com, Konsel (Sultra) - Wabah Corona menjadi ancaman bagi dunia saat ini  tidak terkecuali dengan Indonesia. Berbagai sektor yang terkena dampak negatif dengan adanya wabah ini tetapi tidak dengan sektor pertanian.

Wabah ini memberikan dampak positif bagi mereka pelaku utama sektor pertanian, mereka lebih semangat untuk bekerja menyediakan pangan bagi masyarakat.

Semangat ini ditunjukkan salah satunya oleh Kelompok  Tani Sido Maju Desa Wawouru Kecamatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) yang tetap menanam padi varietas Trisakti dengan luasan lahan 1,5 Ha. 


Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan Sri Wijaya,SP, dari BPP Palangga yang mendampingi Kelompok  Tani Sido Maju saat melakukan penanaman, bahwa varietas Trisakti ini telah lama diketahui olehnya dan banyak keunggulan yang bisa didapatkan dari varietas ini. 

“Dari informasi yang kami peroleh, bahwa varietas Trisakti ini  sebagai benih yang genjah, cepat panen (75 hst), perawatannya mudah, hasil bagus dan tahan rebah. Potensi hasil yang didapatkan pun lumayan yakni hingga 7 ton per hektar. Jadi satu tahun bisa dipanen 4 kali jika kebutuhan air tercukupi, sehingga, varietas ini sangat cocok untuk kondisi pandemic covid 19 ini," ujarnya, Senin (4/5/2020).


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL ) menyatakan masa Pandemi Covid 19 ini adalah saatnya semua ini bergerak untuk membantu dan meyakinkan  bahwa kedepan akan lebih baik. Negara sedang dalam kondisi yang kurang biasa, dan kita sebagai Pejabat Pemerintah di bidang Pertanian harus hadir untuk menyelamatkan 267 juta jiwa Penduduk Indonesia.

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi Kunci sukses  pembangunan pertanian adalah Sumber Daya Manusia dan Kepala Badan bertekad untuk memperkuat SDM Pertanian di mulai dari Petani, Penyuluh hingga generasi muda yang masuk di Politeknik Pembangunan Pertanian. BBPP-BK.

Penulis  : Sugeng
Editor     : Rezky Yulianti

Kelompok Tani Makmur Tanam Padi Gogo Organik, Beras Sehat Masyarakat Ikut Sehat


Sigapnews.com, Buton (Sultra) - Padi gogo merupakan padi yang di tanam pada lahan kering atau lazim disebut dengan padi tegalan. Budidaya padi gogo sama sekali tidak membutuhkan irigasi dan dapat diaplikasikan di daerah yang bercurah hujan rendah.

Di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, tepatnya di Desa Sribatara, Kecamatan Lasalimu, padi gogo banyak dibudidayakan oleh petani. Varietas yang ditanam  merupakan padi varietas lokal, seperti sribatara, seram dan wokuwondu.

Varietas padi lokal umumnya berumur panjang, potensi hasil dibawah 4 ton/ Ha, namun kelebihannya mempunyai rasa nasi yang enak. Selain itu varietas lokal toleran terhadap kondisi lahan yang marginal, tahan terhadap beberapa jenis hama dan penyakit, memerlukan masukan (pupuk dan pestisida) yang rendah serta pemeliharaan yang mudah dan sederhana. 

Menurut penyuluh pertanian pendamping, Zufan Safaat, SP, budidaya padi gogo dominan dilakukan petani di wilayah binaanya karena sawah yang ada di Desa Sribatara lebih banyak adalah sawah tadah hujan serta jaringan irigasi masih terbatas. 

“Masyarakat sangat memiliki harapan yang besar terhadap pengembangan padi gogo dalam memenuhi kebutuhan pangan, khususnya di Kabupaten Buton, apalagi ditengah kondisi pandemi covid-19 sekarang ini,” tutur Zufan, Senin (4/5/2020).

Padi yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sangat penting untuk selalu tersedia. Hal ini selalu digaungkan oleh  Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan bahwa  pangan adalah kebutuhan dasar manusia, yang harus selalu terpenuhi.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan," tegas Mentan, Syahrul Yasin Limpo.

Sejalan dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada (komoditas) pangan yang tertahan,” jelas Dedi.

   
Zufan Sapaat adalah salah satu insan pertanian yang terus aktif bergerak di tengah kondisi pandemic covid-19. Baru-baru ini Zufan melakukan pengawalan kegiatan panen padi gogo di lahan petani anggota Kelompok Tani Makmur, Anina, pada lahan seluas 1.5 Ha. Adapun varietas padi gogo yang ditanam adalah sribatara dan potensi luas lahan yang akan dipanen seluas 30 Ha. Dari hasil panen diperoleh produktivitas sebesar 3,2 ton/Ha.

“ini masih dibawah angka rata-rata produktivitas padi gogo  secara nasional yaitu maksimal 4 ton /Ha. Mudah-mudahan ke depannya kami dapat mencapai angka 4 ton,” Kata Zufan.

Menurut Zufan, budidaya padi gogo yang dilakukan petani di wilayah binaannya adalah organik. "Tentu ini adalah nilai tambah karena beras yang dihasilkan lebih sehat tanpa kandungan residu kimia, dan ini bagus untuk  kesehatan. Dengan budidaya padi gogo, lahan tanpa irigasi bisa tetap produktif, menjaga ketersediaan pangan,” tutup Zufan.(RSN) BBPP-BK.

Sabtu, 02 Mei 2020

Ramadhan Dan Covid-19 Tidak Menyurutkan Semangat Petani Kab. Muna Barat Tanam Padi


Sigapnews.com, Muna Barat (Sultra) - Ketersediaan pangan, khususnya beras yang merupakan makanan pokok pada umumnya masyarakat Indonesia dan menjadi hal penting untuk tetap selalu ada meskipun  di tengah paparan mewabahnya virus covid-19.

Mentei Petanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) Menegaskan Kepada seluruh insan pertanian bahwa di tengah Pandemi Covid 19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang nganggur selama satu bulan," tegas SYL.

Lebih lanjut, Mentan menegaskan bahwa Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, pejabat daerah beserta jajarannya diharapkan secara langsung harus memastikan ketersediaan pangan di daerahnya masing-masing. Hal ini dilakukan utuk memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik.

Di sisi lain, meskipun dalam keadaan berpuasa dan ancaman wabah Covid-19 tidak membuat petani padi patah semangat menanam padi. Seperti di Kelompok Tani Bintang Jaya, Desa Sido Makmur, Kec.Tiworo Kepulauan,  Kab. Muna Barat Prov Sulawesi Tenggara., petani didampingi Penyuluh Pertanian melaksanakan pengolahan sawah sekaligus tanam secara gotong royong dengan menggunakan Mesin Transplanter di areal 90 Ha.

Ibu Usrek, sebagai penyuluh di Desa Sido Makmur mengatakan, “Kami penyuluh dan petani tetap melakukan aktivitas pertanian untuk menjaga ketahanan pangan,”. jelas Usrek.

Usrek menghimbau agar masyarakat tetap di rumah mengurangi kegiatan di luar, biar petani dan penyuluh yang tetap menjaga ketahanan pangan negeri, paparnya.

Lebih lanjut Usrek menyebut bahwa Tanam padi dengan menggunakan alat mesin pertanian Transplanter sangat banyak manfaatnya, selain mempercepat masa tanam, juga menghindari kerumunan banyak orang," tandasnya.

Sebelumnya, Prof. Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menyatakan kepada penyuluh untuk mencegah peyebaran virus Covid-19 dengan tetap bekerja sesuai protokol pencegahan Covid-19, jaga jarak satu sama lainnya, mengurangi kerumunan orang, serta berjemur pagi hari sambal berkerja di lahan pertanian. 
 
“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini, dan ingat dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19, jaga jarak aman, pakai masker, dan selalu menjaga kebersihan tangan serta kesehatan,“ tegas Dedi. (KDS/JML/USR) BBPP-BK.

Kamis, 05 Maret 2020

BBPP Batangkaluku Gelar Pelatihan Tematik Berbagai Komoditi di Kolaka

Sigapnews.com, Kolaka - BBPP Batangkaluku yang membawahi seluruh Sulawesi melakukan Road Show ke berbagai daerah dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian salah satunya adalah Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dalam Road Show di Kolaka dalam rangka menyelenggarakan pelatihan bagi Pelaku usaha tani dan pelaku utama.

Kegiatan ini di lakukan karena Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan nasional dan peran strategi sektor pertanian tergambar dalam kontribusinya sebagai penghasil devisa negara.

Guna mencapai target, Kementrian Pertanian melakukan pengembangan sumber daya manusia bidang pertanian yakni dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasional.

Salah satu program kerja Kementrian Pertanian adalah bagaimana membangun Komando Strategi Pertanian hingga ke tingkat Kecamatan dan ketersediaan pangan strategis yang dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia.

Untuk mendukung target tersebut, Melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku dilaksanakan pelatihan bagi pelaku usaha dan pelaku utama yang salah satunya “Pelatihan Tematik Padi, Pelatihan Jagung, Pelatihan Kedelai, Pelatihan Tanaman Kakao, Pelatihan Lada, Pelatihan Kopi, Alsintan, Pelatihan Bawang Merah, Pelatihan Kelapa, Pelatihan Jeruk dan Pelatihan Tanaman Pisang”.

Pelatihan ini dilaksanakan di enam provinsi sebanyak 98 angkatan. Salah satu pelatihan yang dilakukan saat ini adalah Pelatihan Tematik Padi yang secara khusus membahas tentang Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi, dan Pemupukan Tanaman Padi yang dilaksanakan di BPP Samaturu Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pelatihan ini dibuka oleh Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kolaka Bapak Ir. Muh. Bachrun Hanise yang diikuti sebanyak 30 orang pelaku usaha dan pelaku utama, berasal dari 6 kecamatan.  

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan pelaku utama dapat mengoptimalkan peningkatan produksi tanaman padi serta dapat mengatasi adanya serangan hama dan penyakit yang biasa menyerang ternak padi, terutama pengendalian yang dilakukan dengan bahan-bahan alami. “ungkap Kepala Dinas.

Peserta pelatihan juga diajarkan bagaimana membuat Pestisida yang Ramah Lingkungan dan berbagai pestisida nabati untuk pengendalian hama dan penyakit.

Diharapkan dengan adanya pelatihan, dapat menghasilkan sumber daya manusia pertanian yang siap dipakai, profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan global sehingga dapat terwujud pertanian yang produktif, tangguh, efisen dan mampu berdaya saing.**//Popalayah.(Al-Az).

BBPP Batangkaluku Gelar Pelatihan Tematik Cabai di BPP Onembute Kab.Konawe, Ini Tujuannya


Sigapnews.com, Konawe - 
Sekertaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Konawe, Roesli, membuka pelatihan tematik cabai yang di langsungkan di BPP Onembute kecamatan Onembute Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (5/3/2020).

Pelatihan Tematik Cabai (Pengendalian OPT) Bagi Non Aparatur Angkatan III yang Diselenggarakan oleh BBPP Batangkaluku ini akan berlangsung selama 3 (tiga) hari dari 04 s/d 06 Maret 2020.


Melalui pelatihan tematik  cabai ini diharapkan selain meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknik budidaya dan pengendalian hama penyakit, sekaligus juga akan mendongrak produktivitas hasil panen khususnya di kabupaten Konawe, ungkap Roesli dalam saat membuka pelatihan tersebut.

Lanjut Roesli yang mewakili Kadis Ketahanan Pangan dan Holtikultur itu mengatakan, " Sangat bangga atas di laksanakannya pelatihan tematik cabai ini dan berharap agar peserta dapat mengikuti pelatihan ini sampai selesai agar dapat memahami semua  materi yang diberikan sehingga dapat mengaplikasikan nantinya dilapangan untuk  mendapatkan hasil yang memuaskan, tandasnya.

Pada kegiatan itu salah satu peserta yang berasal dari  Desa Napoasi Kecamatan Onembute  mengatakan," Tentunya kami sangat senang mengikuti pelatihan Tematik Cabai ini,  karena diwilayah kami merupakan sentra pengembangan tanaman cabai apalagi materi yang diberikan merupakan salah satu permasalahan yang paling sering kami hadapi pada budidaya cabai, " ungkap 
Suparno peserta asal Kec. Onembute.


Peserta dalam pelatihan ini, diikuti 30 petani yang berasal  dari Kecamatan Onembute 10 Orang, Kecamatan Wenggeduku Barat 5 Orang, Kecamatan Wenggeduku 5 Orang, Kecamatan Anggota 5 Orang, Kecamatan Uepai 3 Orang dan Kecamatan Abuki 2 Orang.(Al-Az).
© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved