-->

Sabtu, 23 Mei 2020

Gus Din Sebut Berbagi Adalah Bentuk Lain Dari Rasa Syukur



Sigapnews.com, Jakarta - Gus Din atau RB. Syafrudin Budiman SIP, sosok intelektual muda muslim ini menilai ungkapan kasih sayang yang paling indah adalah ketika kita bisa berbagi untuk sesama. Tidak hanya ke orangtua, saudara, pasangan, bahkan hingga ke orang lain, apalagi di hari raya idul fitri, seperti saat ini.

"Untuk bisa berbagi ke sesama pun tidak perlu berupa materi atau harta benda berupa uang, makanan dan lainnya. Anda juga bisa berbagi berupa kebaikan, doa, ilmu, tenaga, hingga hal kecil berupa senyuman," kata Gus Din sapaan akrab dari Bakal Calon Walikota Surabaya 2020-2025 ini, Sabtu malam (23/05/2020).

Apalagi kata aktivis sosial kemasyarakatan ini, Indonesia sedang terkena musibah wabah pandemi covid 19. Sehingga kata Gus Din, banyak membutuhkan uluran tangan dan yang terpenting uluran saling menyemangati di tengah musibah.

"Diharapkan semua masyarakat Indonesia harus hadir membantu sesama dengan saling tolong menolong. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah dan yang berlebihan membantu yang kekurangan. Selain itu juga terus saling memotivasi diri untuk berbagi kesesama," tandas pria muda kelahiran Sumenep ini.

Menurutnya, berbagi adalah bentuk lain dari rasa bersyukur dan berbagilah dengan sesama dengan ikhlas, tanpa mengharapkan apapun. Tetaplah berbagi meskipun merasa tidak punya apa-apa. 

"Sebab semua orang bisa berbagi perhatian, kasih sayang, juga cinta dan tuluslah ketika berbagi. Persahabatan itu tidak di cari, namun kita sendirilah yang menciptakannya, dari rasa saling berbagi, mengerti, dan mempercayai," ungkap Gus Din yang pegiat dan konsultan media itu.

Selanjutnya, berbagi bukan tentang seberapa besar dan seberapa berharganya hal yang kau beri, namun seberapa tulus dan ikhlasnya apa yang ingin kau beri. Kata Gus Din, jangan pernah lupa untuk selalu bersyukur. Dan berbagi adalah salah satu cara untuk bersyukur atas nikmatNya.

"Jika kamu berinfak kepada seseorang, berterima kasihlah kepada mereka. Kamu mungkin sudah membantu memperbaiki urusan dunia mereka, tapi mereka juga memperbaiki urusan akhiratmu," imbuhnya.

Terus, berikanlah sedekah! Karena sedekah itu ibarat sungai yang mengalir. Kamu hanya akan terus memperoleh manfaat dari air bersihnya. Jangan pernah merasa malu ketika hanya mampu memberi sedikit untuk bersedekah, karena selalu ada kebaikan dalam berbagi, tidak peduli seberapa kecil yang kamu berikan.

"Sedekah membersihkan dosa, seperti air memadamkan api," tukas Gus Din yang Sarjana Ilmu Politik lulusan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).

Kata mantan Ketua DPP IMM periodr 2006-2006 ini, manfaat pertama yang bisa dirasakan dari bersedekah adalah untuk si pemberi sedekah itu sendiri. Dimana dia melihat perubahan dalam diri dan sikapnya, merasakan kedamaian, serta melihat senyuman di wajah orang lain.

"Sedekah terbaik adalah sedekah yang diberikan oleh orang yang hanya memiliki sedikit. Mengucapkan kata-kata yang baik juga termasuk sedekah," terang Gus Din yang juga Ketua Umum Presidium Pusat Barisan Pembaharuan (PP BP) ini.

Kemudian kata Gus Din, berapa pun penghasilan kita hari ini, sisihkan untuk bersedekah. Bahkan, paksa diri untuk mampu berbagi setiap hari. Tak harus selalu dengan materi, bisa juga dengan jasa yang kita miliki.

"Banyak uang bukanlah jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup," tandas cicit dari Pahlawan Nasional dan Ketua PB Muhammadiyah KH. Mas Mansyur asal Nyampulangan, Ampel, Surabaya.

Katanya, hidup ini bukan saling menyakiti, tetapi saling berbagi kesesama kita. Hidup bukanlah cerita tentang kebahagiaanmu sendiri, namun tentang berbagi kebahagiaanmu dengan orang-orang yang kamu cintai.

"Berbagi kebahagiaan akan menambah tabungan kebahagiaan sendiri secara menakjubkan. Dalam hidup ini, berbagi kepada sesama memberi jiwa rasa damai. Berbagi dengan tulus tanpa pamrih memberikan perasaan suka cita," jelasnya.

Gus Din juga mengatakan, sebuah nilai adalah suatu hal tidak akan ada artinya, jika tidak ada ketulusan dalam memberi. Maka, tuluslah ketika berbagi.

"Keutamaan berbagi dan memberi bukan kepada mereka yang dicintai, tetapi berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Dengan berbagi, kamu tak akan pernah kekurangan. Dan saat yang tepat untuk berbagi adalah disaat kamu dalam kekurangan,"

Terakhir kata Gus Din, berbagi dengan orang lain adalah bentuk terbaik mensyukuri apa yang telah kita dapat ini.
Berbagi rezeki dengan tulus, berbakti pada orang tua, berbuat baik pada sesama, mengubah duka menjadi bahagia dan menambah usia.

"Bahagia itu sederhana, tersenyum bersama dan berbagi duka bersama akan menjadi hal terindah. Semoga wabah pandemi covid 19 cepat usai dan kita terus berjuang menuju masyarakat madani, baldatun toyyibatun warrafun ghofur," pungkas Gus Din penuh optimis. (red).

Jumat, 22 Mei 2020

Tetapkan Idul Fitri 1441 H, Kemenag Gelar Sidang Isbat, Ini Keputusannya



Sigapnews.com, Jakarta - Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1441 Hijriah atau Idul Fitri jatuh pada 24 Mei 2020. Ketetapan itu diputuskan dalam sidang isbat yang dihadiri MUI hingga Komisi VIII DPR.

Sidang isbat digelar di gedung Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (22/5/2020).

Sidang digelar secara terbatas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan terkait Corona (COVID-19). 

Para tamu undangan seperti perwakilan ormas mengikuti sidang secara online.

"Sidang isbat secara bulat menyatakan 1 Syawal 1441 H jatuh pada hari Ahad atau Minggu, 24 Mei 2020," ujar Menag Fachrul Razi.

Rangkaian sidang isbat diawali dengan pemaparan posisi hilal awal Syawal 1441 H oleh anggota Falakiyah Kemenag, Cecep Nurwendaya.

Cecep melaporkan," tidak ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal awal Syawal 1441 H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia pada hari ini. Tim Falakiyah Kemenag diketahui melakukan pemantauan hilal di 80 titik di seluruh Indonesia.

"Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,29 sampai dengan minus 3,96 derajat. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari," kata Cecep.

Cecep mengatakan penetapan awal bulan hijriah didasarkan pada hisab dan rukyat. Proses hisab sudah ada dan dilakukan oleh hampir semua ormas Islam.

"Secara hisab, awal Syawal 1441H jatuh pada hari Minggu. Ini sifatnya informatif, konfirmasinya menunggu hasil rukyat dan keputusan sidang isbat," tambahnya.

Posisi Hilal Awal Syawal 1441H

Laporan dari Pelabuhan Ratu, posisi hilal awal Syawal 1441 H atau pada 29 Ramadan 1441 H di Pelabuhan Ratu secara astronomis tinggi hilal: minus 4,00 derajat; jarak busur bulan dari matahari: 5,36 derajat; umur hilal minus 6 jam 55 menit 23 detik.

Sementara itu, kata Cecep, dasar kriteria imkanurrukyat yang disepakati MABIMS adalah minimal tinggi hilal 2 derajat, elongasi minimal 3 derajat, dan umur bulan minimal delapan jam setelah terjadi ijtima'.

"Ini sudah menjadi kesepakatan MABIMS," kata dia.

Cecep menjelaskan, karena ketinggian hilal di bawah 2 derajat, bahkan minus, maka tidak ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Syawal teramati di wilayah Indonesia.

"Dari referensi yang ada, maka tidak ada referensi apapun bahwa hilal Syawal 1441H pada Jumat ini teramati di seluruh Indonesia," ujar Cecep.

Sementara itu Kepala LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
mengatakan Insyaallah Idul Fitri kali ini Kompak 24 Mei 2020, ungkapnya mengunci. (Red).

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved