-->

Minggu, 16 April 2023

Kebersamaan Dalam Perjuangan Mutlak Harus Dibangun dan Terus Dijaga

Kebersamaan Dalam Perjuangan Mutlak Harus Dibangun dan Terus Dijaga





         Jacob Ereste 

Opini,-Kebersamaan dan kekompakan dari kaum pergerakan itu tidak harus cara mendobrak legislatif, yudikatif dan eksekutif yang bobrok dan menyesengsarakan rakyat dan khianat pada amanah rakyat. Sehingga politisi di parlemen lebih mengutamakan titah penguasa partai seperti yang diungkap secara gamblang oleh Bambang Pacul yang melontarkan sanepo kepada Machfud MD yang memInta DPR RI mendukung pemberlakuan hukuman mati dan penyitaan aset bagi para koruptor yang sudah keterlaluan polah dan perilakunya yang merusak negeri ini.

Hasrat untuk membangun kerajaan sendiri, antipati dengan pendapat dan cara elemen pergerakan yang lain. Enggan untuk saling mendukung dan ikut membantu kelompok pergerakan yang lain, merupakan kelemahan yang tidak pernah bisa diatasi oleh kaum pergerakan karena keangkuhan egosenstrisitas kaum pergerakan serta selalu ingin selalu memaksa pihak lain yang dianggap tidak lebih baik dan tidak lebih strategis dari cara maupun pilihan jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu memperbaiki tata kelola negara dan bangsa tumbuh liar membentuk model atau budaya hidupnya sendiri.

Setidaknya, perilaku korup dan khianat para pejabat publik juga telah menimbulkan sikap buruk -- tidak perduli dan mau hidup dengan cara seenaknya -- sendiri hingga terus berlanjut pada generasi berikutnya yang akan meneruskan tata kelola negara dan bangsa ini. Seperti rasa nyaman dari para koruptor menggerogoti duit rakyat, menjadi contoh yang tersimpan dalam memori dendam untuk melakukan hal yang sama, lantaran rasa nyaman para koruptor yang menguras kekayaan negara bisa melenggang dengan riang gembira mulai dari saat melakukan penggarongan duit rakyat itu mulai dari proses hukum hingga saat menjalani pengadilan dan pemenjaraan, sudah bisa dinegosiasikan dengan mudah dan leluasa hingga bisa menjadi sangat amat ringan.

Begitu juga rasa malu setelah keluar dari penjara, seakan-akan tiada ada dosa yang menjadi beban. Celakanya pula, warga masyarakat yang masih dapat menikmati harta kekayaan yang haram itu -- dan masih banyak sisanya -- justru ikut mabuk dalam suasana eporia, seperti sedang menyambut jembalinya sang pahlawan dari peperangan.

Inilah realitas dari bilik lain yang acap menggoda kaum pergerakan kagungan yang cukup dominan tersebar dalam kelompok kaum pergerakan yang ada. Petualang-petualang ini bisa ditelisik dari semua catatan sejarah perjuangan kaum pergerakan yang pernah terjadi di negeri kita maupun di negeri tetangga. Karena cikal bakal pengkhianat itu sesungguhnya lahir dari sosok-sosok pejuang penuh pamrih, setidaknya seperti mereka yang ikut mengklaim sebagai pejuang reformasi tahun 1998.

Agaknya, menjadi relevan bila dapat mereview kronik reformasi 1998 yang kini telah genap berusia 25 tahun agar dapat dipetik sebagai pengalaman dari para pelakunya yang masih tersisa dan konsisten untuk terus berbuat bagi rakyat. Minimal kisah bersatu dan bersamanya para mahasiswa dengan kaum buruh bisa meyakinkan bahwa berjuang itu tidak bisa dilakukan sendiri. 




Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved