-->

Jumat, 28 Juli 2023

Pejuang Pemberdayaan Asal Soppeng Ikuti LINE Forum di Kampus UGM Yogyakarta


Yogyakarta, Sigapnews.com,- Dari Kota Kalong sebutan akrab Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan seorang wanita penggerak pemberdayaan masyarakat itu bernama Andi Nurul Ihwal (32 tahun) berhasil lolos sebagai peserta Bootcamp Local Leader in Empowerment Forum (LINE Forum) di Yogyakarta.

Bootcamp yang dilaksanakan secara offline dari tanggal 26-28 Juli 2023 di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu diisi dengan berbagai materi dari narasumber terbaik.

"Alhamdulillah, saya sangat berbahagia dan merasa terhormat bisa menjadi salah satu orang pilihan dari seluruh Indonesia," ucap Nala sapaan akrab Andi Nurul Ihwal melalui sambungan telepon, di Yogyakarta, Jumat (29/7/23).

Dari 5380 Peserta yang mendaftar, yang lolos hanya 30 orang dari seluruh Indonesia, termasuk saya diantara 30 orang itu, terang wanita bercadar ini.

Perempuan asal Soppeng itu pada peringatan hari Kartini, pada bulan Mei 2023 lalu juga mendapatkan penghargaan sebagai Perempuan Berjasa dan Berprestasi tingkat provinsi Sulawesi Selatan di bidang pertanian.

Nala yang merupakan owner perusahaan industri obat tradisional herbal itu melanjutkan, pencapaian yang ia dapatkan di tahun ini menjadi motivasi untuk lebih berkreasi lagi khususnya dalam menggerakkan serta memberdayakan masyarakat.

"Selama tiga hari mengikuti bootcamp, banyak hal yang saya dapatkan, khususnya bagaimana bisa berbuat, bisa mendedikasikan diri saya untuk masyarakat,", katanya.

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnnya, tandasnya.

Kegiatan bootcamp ini merupakan program dari Dompet Dhuafa. Gelaran ini merupakan sebuah inisiatif untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas para penggerak program pemberdayaan ekonomi dan wirausaha sosial di seluruh Indonesia sekaligus membuka ruang kesempatan bagi mereka untuk berkolaborasi dengan jejaring yang lebih luas. 

Disela kegiatan Direktur Program Dompet Dhuafa Bambang Suherman menjelaskan, Peserta LINE Forum terdiri dari 30 penggerak pemberdayaan masyarakat atau local leaders dari seluruh Indonesia.

Mereka berperan sebagai inisiator lokal yang hidup di tengah masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kepedulian terkait masalah kemiskinan yang dihadapi masyarakat. Local leaders juga memiliki gagasan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara mengoptimalkan berbagai potensi maupun sumber daya yang dimiliki masyarakat.

Dalam implementasinya, local leaders merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program pengentasan kemiskinan. Mereka memegang peran kunci dalam menggeser konsep tertulis program menjadi aksi-aksi pendampingan yang diharapkan dapat menciptakan perubahan positif secara efektif di masyarakat.

LINE Forum sendiri digagas untuk menguatkan upaya pengentasan kemiskinan yang diinisiasi oleh para local leaders, sehingga secara efektif memberikan dampak yang kuat dan berkelanjutan.

“LINE Forum adalah salah satu strategi Dompet Dhuafa dalam mengembangkan program pemberdayaan, berkolaborasi dengan local leaders, berorientasi pada dampak yang kuat dan berkelanjutan,” pungkas Bambang Suherman.

Ketua Departemen PSdK Fisipol, Krisdiyatmoko menyebut bahwa pihaknya mendukung gelaran LINE Forum lantaran kegiatan ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Kolaborasi antara praktisi pemberdayaan dan akademisi dapat memperkuat aksi-aksi pemberdayaan di lapangan, sehingga dapat memperkuat dampak positif bagi masyarakat,” ujar Krisdiyatmoko, Ketua Departemen PSdK Fisipol UGM, di acara bootcamp.

Senada dengan Krisdiyatmoko, Dekan Fisipol UGM, Dr Wawan Mas’udi juga mendukung program ini. Baginya ada tiga kata kunci utama yang hadir dari Program LINE Forum, yakni filantropi, entrepreneur, dan kolaborasi.

“Kami memberikan tiga kata kunci dari Program LINE Forum. Pertama adalah filantropi, semangat berbagi untuk sesama. Kedua, bicara tentang entrepreneur, penumbuhan usaha masyarakat. Lalu, yang ketiga adalah kolaborasi. Fisipol UGM menyambut baik ajakan kolaborasi dengan Dompet Dhuafa untuk menghadirkan manfaat yang kuat bagi masyarakat,” tutur Dr Wawan Mas’udi, Dekan Fisipol UGM.

Turut hadir sebagai pemateri adalah mantan wakil ketua KPK RI Dr. H. Bambang Widjojanto, SH. M.Sc.

Published: Edil Rauf 

Jumat, 27 Mei 2022

Melayat di Rumah Duka Almarhum Buya Syafii Maarif, Kapolri : Kita Telah Kehilangan Tokoh dan Bapak Bangsa


Yogyakarta, Sigapnews.com, - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mewakili keluarga besar institusi Polri menyampaikan duka cita dan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii.

"Innalillahi wa innailaihi rajiun, tentunya dalam kesempatan ini kita semua mengucapkan turut berduka cita kepada seluruh keluarga," kata Sigit saat melayat Buya Syafii di Masjid Gede Kauman, Jumat (27/5/2022).

Dalam hal ini, Sigit menyatakan bahwa Buya Syafii, adalah sosok tokoh dan bapak bangsa yang selalu memberikan pesan-pesan positif kebangsaan.

"Kita telah kehilangan tokoh dan bapak bangsa yang selama ini selalu memberikan pesan-pesan kepada kita semua. Tentunya kita semua kehilangan," ujar Sigit.

Meski telah kehilangan sosok tokoh dan bapak bangsa, Sigit berharap, semua pesan positif ataupun amanah yang selalu disampaikan Buya Syafii harus terus bisa dilanjutkan oleh generasi penerus bangsa saat ini.

"Namun demikian apa yang menjadi pesan, apa yang menjadi amanah beliau tentunya akan terus kita lanjutkan. Sehingga bangsa ini tentunya kita harapkan bisa menjadi lebih baik dan tentunya kita doakan almarhum Husnul Khotimah dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan," ucap Sigit.

Lebih dalam, Sigit menekankan, sosok Buya Syafii akan terus menjadi teladan dalam mewujudkan Bangsa Indonesia yang jauh lebih baik lagi kedepannya.

"Dan semuanya bisa berjalan dengan lancar, aman dan semua yang menjadi amanah serta teladan beliau tentunya jadi kewajiban kita semua untuk terus melanjutkan," Pungkas Sigit.

(Edil Rauf/JOIN)

Kamis, 23 Januari 2020

Mensos: Transformasi Cepatnya Inovasi Teknologi Dengan Program Kessos

Sigapnews.com, Yogyakarta - Menteri Sosial Juliari P. Batubara Selama dua hari mulai Rabu-Kamis (22-23/01/2020) melakukan kunjungan ke tiga unit pelaksana teknis (UPT) Kemensos yakni BBPPKS Yogyakarta, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta, dan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso, Surakarta.

Mensos menyatakan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan merupakan “otak” Kementerian Sosial. Mensos mengingatkan, pekerjaan Kemensos tidaklah mudah kendati  anggaran Kemensos terbesar keenam dari seluruh K/L. Ini karena yang diurus Kemensos adalah manusia.

“Yang kita urus ini bukan barang, bukan bangunan dan jembatan. Yang kita urus dan yang kita bangun ini manusianya. Oleh karena itu, saya tekankan bahwa tugas Kemensos bukan hanya pada distribusi bansos, tapi juga bagaimana membenahi peradaban,” jelas Mensos. (Kamis, 23/01/2020). 

Foto : Menteri Sosial RI

Menteri Sosial Juliari P. Batubara menegaskan kepada jajarannya, agar hasil riset dan modul dari balai besar pendidikan dan pelatihan benar-benar adaptif terhadap perubahan jaman, termasuk cepatnya inovasi teknologi. Harapan itu ada pada  pusat-pusat unggulan seperti balai penelitian yang dimiliki Kementerian Sosial bisa menjawab permasalahan terkini yang hadapi masyarakat.

“Kalau kita lihat perubahan yang berlangsung saat ini sangat dipengaruhi teknologi. Seperti BBPPKS ini coba berpikir ke depan. Bagaimana mulai mengadaptasikan teknologi. Mungkin nanti  mekanisme penyaluran program-program social welfare yang masih manual akan digantikan oleh aplikasi di handphone” Tegas Mensos Juliari dalam kunjungan kerjanya di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, (Kamis, 23/01/2020). 

Mensos juga memapakan pentingnya adaptasi teknologi dengan program kesejahteraan sosial juga membutuhkan sinergi dengan pihak lain. Oleh karena itu, UPT Kemensos seperti BBPPKS, B2P3KS, dan BBRSBD perlu dikenal dan bersinergi dengan para stakeholder, seperti perguruan tinggi, dan perusahaan teknologi.

Pembangunan tidak semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi namun yang tak kalah penting adalah juga harus membangun peradabannya. Mensos mencontohkan, di sejumlah negara maju, pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PPKS), penyandang disabilitas, lansia yang tidak punya akses, atau anak-anak yang berkebutuhan khusus, dilakukan oleh kalangan swasta.

“Di negara maju pemerintah sudah tidak terlalu ikut campur,” katanya. Di Indonesia, negara termasuk Kemensos, bertanggung jawab dalam pelayanan terhadap PPKS. Oleh karena itu, segenap pegawai di Kemensos dituntut punya kemampuan mentransformasikan dengan dimulai dari perubahan cara berpikir para pegawai.
Dalam bagian lain sambutannya, Mensos menyatakan, Kemensos juga sudah mengantisipasi kelanjutan program prioritas nasional seperti PKH dan BPNT. Untuk itu, Kemensos sudah mempersiapkan payung hukum berupa rancangan undang-undang (RUU).

“Kita sudah memasukkan RUU perlindungan dan bantuan sosial serta RUU penanggulangan bencana. Keduanya sudah masuk program legislasi nasional artinya masuk ke daftar RUU yang diprioritaskan. Dengan adanya 2 RUU tersebut, BPNT dan PKH bisa lanjut terus,” Pungkas Mensos. (Red/MGA)

Sumber: Biro Humas Kemensos RI

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved