-->

Kamis, 21 Mei 2020

Didampingi Penyuluh, Petani Selayar Lakukan Percepatan Tanam Antisipasi Musim Kemarau



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini memprakirakan ada sekitar 9,9% daerah Zona Musim yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli. Sementara itu, perkiraan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan September. 

Oleh sebab itu petani diminta segera melakukan percepatan tanam padi untuk  mengantisipasi kemungkinan kekurangan air pada saat kemarau. Percepatan masa tanam diharapkan nantinya bisa iku menjaga kestabilan pangan di beberapa waktu ke depan. 

"Dengan adanya percepatan tanam, petani dapat menghindari gagal panen dan punya stok beras lagi untuk bulan berikutnya. Namun, apabila terlambat tanam, maka petani akan menghadapi ancaman kekurangan air pada musim kemarau," Kata Nur Samsi Penyuluh Pertanian Kab. Kepulauan Selayar. Kamis (21/5/2020).


Menurutnya upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan petani dari kerugian akibat kemarau  dengan cara  terus mensosialisasikan dan mendorong agar petani segera melakukan percepatan tanam

 "Berdasarkan prakiraan dari BMKG, kemarau akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan yaitu Agustus dan September, Kondisi tersebut harus dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan percepatan tanam," jelasnya. 

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan 
Bontomanai, Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu,  Kab. Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Penanaman yang didampingi langsung oleh Nur Samsi ini mulai tanam pada luas lahan  0,5 Ha , rencana tanam 8 Hektar dengan varietas padi Inpari 42.

Sebelum memasuki musim kemarau memang perlu dilakukan diantisipasi dari sekarang, apalagi dimasa pandemi Covid -19 saat dimana kita diharuskan untuk tetap dirumah saja, tetapi sebagai petani harus terjun ke sawah untuk melakukan penanaman kembali demi memenuhi kebutuhan keluarga  serta tetap menjaga ketersediaan pangan. 

Juslianto Ketua Poktan Bontomanai mengatakan bahwa mesti terus beraktivitas diluar rumah tentunya tetap mematuhi instruksi pemerintah dengan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabur serta menjaga kesehatan, itu kami utamakan demi Kesehatan keluarga kami. 

Sebagaimana pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan, dan menyiapkan sejumlah wadah penampung air yang nantinya bisa mengaliri area pertanian. Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

Serta yang hal selalu diingatkan oleh Kepala BPPSDMP agar insan pertanian untuk menjaga kesehatan diri dan mematuhi protocol kesehatan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, sering mencuci tangan serta menghindari kerumunan, saat beraktivitas di lapangan. (BBPP-BK).

Penulis  : Al AzIz
Sumber : Nur Samsi (Penyuluh Pertanian Kab. Kepulauan Selayar)

Rabu, 20 Mei 2020

Poktan Mekar Jaya Didampingi Penyuluh Lakukan Percepatan Tanam Padi



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Beberapa daerah di Indonesia diperkirakan mengalami musim kemarau panjang di masa yang akan datang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan ada sekitar 9,9% daerah Zona Musim (ZOM) yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Juli.

Sementara itu, sekitar 64,9 % memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus dan 18,7% baru memasuki puncak musim kemarau pada bulan September.

BMKG menyebut musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun-tahun sebelumnya, dan berdasarkan hal tersebut Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk mengantisipasi hal tersebut.

Merespon hal itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kekeringan panjang, antara lain percepatan musim tanam, mempercepat penyediaan benih, pupuk hingga obat-obatan, dan menyiapkan sejumlah wadah untuk menampung air yang mengairi area pertanian.
Ketersediaan air pun bisa dipastikan tetap ada, meski terjadi kekeringan.

“Pada masa Covid-19, bukan hanya soal kesehatan yang perlu diperhatikan, namun  Ketahanan Pangan dalam negeri mesti jadi prioritas karena akan lebih berperan dalam jangka panjang. Kalau medical, 2-3 bulan sembuh, tapi ke depan urusan pangan 1-2 tahun ke depan bisa bersoal," ujar SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan, pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya  suatu bangsa. Makanya, petani harus tetap semangat tanam, olah dan panen.

“Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti di tengah wabah Covid-19, kepada para penyuluh pertanian maupun swadaya diharapkan untuk tetap bekerja mendampingi para petani,” jelas Dedi.

Percepatan tanam dilakukan oleh Poktan Mekar Jaya Dusun Padangoge Desa Kelepadang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Penanaman dilakukan dan didampingi langsung oleh penyuluh BPP Benteng-Bontoharu, Jubair,A.Md, pada lahan seluas 0,4 Ha dengan varietas padi Inpari 42.

Menurut jubair, penanaman ini dilakukan dalam rangka menghadapi musim kemarau sehingga perlu dilakukan percepatan tanam agar kebutuhan air bagi tanaman padi dapat terpenuhi dari ketersediaan air yang ada.

“Saat ini, kita menghadapi musim kemarau panjang, sehingga perlu memang dilakukan pertanaman padi segera, agar tanaman padi dapat tumbuh optimal dengan ketersediaan air yang ada. Sesuai dengan instruksi dari Menteri Pertanian, segera lakukan percepatan tanam untuk menjaga pangan tetap tersedia di tengah wabah covid 19 dan di tengah musim kemarau panjang” ujar Jubair. Rabu (20/5/2020).

Pangan tidak boleh terhenti, karena kebutuhan untuk makan tidak bisa ditawar. Mari bersama-sama bekerja menjaga ketahanan pangan salah satunya dengan melakukan percepatan tanam. Seluruh insan pertanian menjadi garda terdepan saat ini, tetap bekerja dan jaga kesehatan serta kebersihan diri dan lingkungan.(BBPP-BK).

Penulis : Rezky Yulianti
Editor : Jamaluddin Al Afgani
Sumber : Masri Azis

Selasa, 12 Mei 2020

Milham Petani Selayar, Terimakasih Kementan Telah Fasilitasi Kami Pupuk dan Benih Bersubsidi



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Ancaman kekeringan di tengah wabah Covid-19 membuat petani semakin bersemangat memanfaatkan ketersediaan air dengan mempercepat pengolahan lahan untuk ditanami. 

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Milham, anggota Kelompok Tani Kuncup Mekar, yang beralamat di Desa Bontojati, Kecamatan Bontomasunggu, Kab. Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Milham melakukan pengolahan lahan seluas 0.25 ha dari potensi luas tanam 1.5 ha. Pengolahan lahan didampingi oleh penyuluh pertanian Daeng Siaga.  Menurut Daeng Siaga, ketersediaan air yang bersumber dari air hujan perlu disikapi dengan bersegera melakukan pengolahan. Hal ini karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan. 

"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai penyuluh harus melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Daeng Siaga. Selasa (12/5/2020).

Menurut Milham, "sebagai petani, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk dan benih bersubsidi. Secara jujur, kami sebagai petani pasti melakukan penanaman jika semua sarana yang dibutuhkan tersedia, seperti mesin hand traktor, air, benih dan pupuk. Khusus mesin hand traktor, kami bisa sewa pada pemilik, tapi kalau air yang tidak tersedia, ini pasti menyulitkan kami. Makanya karena air masih tersedia dengan baik, kami segerakan pengolahan lahan."


Apa yang dilakukan oleh penyuluh dan petani di Kabupaten Selayar sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Motivasi ini disampaikan oleh Kepala BPPSDMP untuk memastikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun demi mengamankan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Senin, 27 April 2020

Panen Ditengah Pandemi, Petani di Desa Mare-Mare Pertahankan Kualitas dan Kuantitas Padinya



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Kepulauan Selayar merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian ujung Selatan Pulau Sulawesi, yang dihubungkan dengan Selat Selayar. 

Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan Di Desa Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar melakukan Panen Padi seluas 2 Ha dengan Varietas Inpari 33 dan Inpari 4 dengan hasil produktifitas yang diperoleh 6,8 ton/Ha GKP. 

Kegiatan panen dilakukan oleh Kelompok Tani Mekar Sari yang diketuai oleh Bapak Jumatta.  Jumatta mengatakan bahwa panen padi ini tetap dilakukan walaupun wabah Corona masih terus melanda di negara Indonesia, namun walaupun begitu kita yakin bangsa ini harus tetap bangkit untuk memenuhi kebutuhan akan pangannya. 


Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Andi Nasrianti, SP, selaku Penyuluh Pertanian yang membina di Wilayah Desa Mare-Mare. "Kami terus melaksanakan tugas meskipun ada kekhawatiran penyebaran Covid-9, dan kami terus mengajak masyarakat pertanian agar tetap terus bersemangat sekaligus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas pertanian serta memenuhi prosedur kesehatan saat bekerja  di sawah di tengah wabah Virus Corona," tutur Nasrianti, Senin (27/4/2020).

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan yang menegaskan bahwa petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.

"Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani," jelas Syahrul.

Dalam arahannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr  menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi. (BP/JML) BBPP-BK.

Sabtu, 25 April 2020

Pastikan Lahan Pertanian Tetap Produktif, Penyuluh Dampingi Petani Tanam Jagung



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Jagung atau dengan nama latin Zea mays L. ini merupakan salah satu jenis tanaman yang juga sebagai bahan makanan pokok penduduk di dunia, termasuk Amerika Tengah, selatan juga termasuk Indonesia. Selain sebagai makanan pokok manusia, Jagung juga biasa dijadikan sebagai bahan pakan ternak, sebagai minyak makan, tepung maizena bahkan dijadikan bahan di industri kosmetika serta farmasi.

Jika dilihat dari produksi jagung enam tahun terakhir, tercatat peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data BPS, produksi jagung di Indonesia sebesar 19,0 juta ton pada 2014, kemudian meningkat pada tahun 2015 menjadi 19,6 juta ton. Tahun 2016, produksi jagung masih menunjukkan tren peningkatan tajam dengan capaian produksi 23,6 juta ton, dan puncaknya pada tahun 2017 produksi jagung sudah mencapai 28,94 juta ton. Tahun 2019 produksi jagung mencapai 29,93 juta ton.

Tingginya kebutuhan akan jagung membuat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menginstruksikan kepada Satgas Pangan agar mengawal harga jagung.

”Saya minta, satgas pangan agar bekerja maksimal, Bupati, Kadis, Kapolres, Dandim, Kajari agar lebih maksimal lagi dalam membantu petani,
harus tegas demi kesejahteraan petani, jangan sampai ada orang-orang yang bermain, dia hanya membeli tapi keuntungannya lebih besar dari petani," ungkap Mentan.

"Semua integrator harus diajak untuk stabilisasi harga, kestabilan pangan dan Kondisi antara harga pasar dengan petani harus seimbang," tutur Mentan.

Di sisi lain, Mentan meminta kepada Petani agar memenuhi semua syarat-syarat yang dibutuhkan dalam menjual jagung dengan harga yang layak. "Tolong diperhatikan, kalau menjual jagung, diusahakan untuk melakukan penanganan pascapanen. Lakukan pengertian sehingga kadar airnya sesuai dengan kebutuhan industri, dan pasti harganya bagus," tegas Mentan.

Terkait dengan ketidak stabilan harga jagung di beberapa daerah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa BPPSDMP akan memaksimalkan peranan Kostratani agar ikut membantu petani dalam mengawal stabilisasi harga. 

"Kostratani akan dimaksimalkan agar turut serta mengawal stabilisasi harga. Penyuluh di setiap kostratani harus mampu memfasilitasi agar setiap petani binaannya mendapatkan harga yang layak dari setiap komoditas yang dibudidayakan. Petani harus mengawal dan membina cara pengolahan pascapanen yang baik sehingga kualitas produk, khususnya kadar air sesuai dengan kebutuhan pasar," jelas Dedi.

Bagi petani, perhatian serius dari Menteri Pertanian dan Kepala BPPSDMP Kementan adalah motivasi tersendiri untuk tetap menanam jagung. 


Seperti yang dilakukan oleh Abd  Rauf, anggota Kelompok Tani Hutan Perahu Sikamaseang yang beralamat di Desa  Bontoborusu, Kec. Bontoharu, Kab Kepulauan Selayar, Provinsi Sulsel, tetap menanam jagung Varietas pulut Lokal (23 April 2020) pada lahan seluas  0,75 ha. 

Didampingi oleh penyuluh pertanian Sitti Hadijah M.Jarir, Rauf menyatakan bahwa kegiatan memang tetap dilakukan meskipun ada wabah Corona, ujarnya, Ahad 26/4/2020.

"Sebenarnya ada, kekhawatiran, tapi kami tetap semangat demi memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi perhatian pemerintah terhadap jagung sangat bagus," Jelas Rauf.

Hadijah menyatakan bahwa petani tetap dimotivasi menanam agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi.

"Kami sebagai penyuluh senantiasa memotivasi petani untuk tetap produktif di tengah wabah Covid-19. Mereka harus tetap beraktivitas sambil menjaga semua anjuran pemerintah terkait prosedur menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19," tutur Hadijah.(JML/STDJ) BBPP-BK.

Rabu, 22 April 2020

Kebersamaan Membuat Penyuluh dan Petani Semangat Panen Ditengah Pandemi Covid 19


Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) -Kementerian Pertanian (Kementan) Mempunyai tugas dan bertanggung jawab menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.

"Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani," jelas Syahrul.

Dalam arahannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr  menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi

Di tengah kondisi pendemi Covid-19, penyuluh dan petani sebagai garda terdepan pertanian diminta selalu siap untuk tetap berproduksi dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Berdasarkan pantauan di lapangan, penyuluh dan petani masih aktif turun ke sawah. Terlebih saat ini sudah memasuki musim panen raya.

Sama halnya yang dilakukan oleh Kelompok tani Cahaya Tani di Desa Bontosaile, Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan pendampingan penyuluh, petani tetap semangat bekerja melakukan panen untuk menjaga ketersediaan pangan tetap stabil.


Dalam kegiatan panen tersebut di dampingi penyuluh pertanian Desa Bontosaile Wahyuni, yang menuturkan bahwa kegiatan panen padi saat ini dilakukan diatas lahan seluas 13 ha dengan Varietas padi yang dipanen yaitu Ciherang dengan produktivitas 6 Ton/ ha. (23/4).

Wahyuni juga mengingatkan kepada para penyuluh dan petani untuk tetap waspada dengan adanya Pandemi Covid 19 ini, agar selalu menjaga kesehatan dengan jalan konsumsi vitamin dan menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan dan kebersihan lingkungan sekitar.

“Kita tak boleh kalah karena wabah, mari kita saling menjaga. Menjaga pangan kita untuk selalu tersedia bagi masyarakat Indonesia, dan menjaga kesehatan diri dan lingkungan kita” tutur Wahyuni.(AZR/JML/Al Az)BBPP-BK.

© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved