-->

Selasa, 12 Mei 2020

Milham Petani Selayar, Terimakasih Kementan Telah Fasilitasi Kami Pupuk dan Benih Bersubsidi



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Ancaman kekeringan di tengah wabah Covid-19 membuat petani semakin bersemangat memanfaatkan ketersediaan air dengan mempercepat pengolahan lahan untuk ditanami. 

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Milham, anggota Kelompok Tani Kuncup Mekar, yang beralamat di Desa Bontojati, Kecamatan Bontomasunggu, Kab. Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Milham melakukan pengolahan lahan seluas 0.25 ha dari potensi luas tanam 1.5 ha. Pengolahan lahan didampingi oleh penyuluh pertanian Daeng Siaga.  Menurut Daeng Siaga, ketersediaan air yang bersumber dari air hujan perlu disikapi dengan bersegera melakukan pengolahan. Hal ini karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya musim hujan. 

"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan pengolahan lahan, apalagi ada potensi kekeringan yang sudah diprediksi oleh BMKG, maka kami sebagai penyuluh harus melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman di tingkat petani, salah satunya dengan mempercepat pertanaman," tutur Daeng Siaga. Selasa (12/5/2020).

Menurut Milham, "sebagai petani, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk dan benih bersubsidi. Secara jujur, kami sebagai petani pasti melakukan penanaman jika semua sarana yang dibutuhkan tersedia, seperti mesin hand traktor, air, benih dan pupuk. Khusus mesin hand traktor, kami bisa sewa pada pemilik, tapi kalau air yang tidak tersedia, ini pasti menyulitkan kami. Makanya karena air masih tersedia dengan baik, kami segerakan pengolahan lahan."


Apa yang dilakukan oleh penyuluh dan petani di Kabupaten Selayar sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL. Menurut SYL, dalam kondisi apapun, termasuk saat Wabah Covid-19, petani dan penyuluh harus terus bergerak untuk mendukung ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

“Kita takut corona, tetapi don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah dengan pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama sebulan,” tegas SYL.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani. 

“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Jangan sampai ada komoditas pangan yang tertahan. Penyuluh harus memastikan petani tetap menanam, seandainya besok kiamat, maka hari ini harus tetap menanam,” jelas Dedi.

Motivasi ini disampaikan oleh Kepala BPPSDMP untuk memastikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun demi mengamankan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Senin, 27 April 2020

Panen Ditengah Pandemi, Petani di Desa Mare-Mare Pertahankan Kualitas dan Kuantitas Padinya



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Kepulauan Selayar merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian ujung Selatan Pulau Sulawesi, yang dihubungkan dengan Selat Selayar. 

Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan Di Desa Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar melakukan Panen Padi seluas 2 Ha dengan Varietas Inpari 33 dan Inpari 4 dengan hasil produktifitas yang diperoleh 6,8 ton/Ha GKP. 

Kegiatan panen dilakukan oleh Kelompok Tani Mekar Sari yang diketuai oleh Bapak Jumatta.  Jumatta mengatakan bahwa panen padi ini tetap dilakukan walaupun wabah Corona masih terus melanda di negara Indonesia, namun walaupun begitu kita yakin bangsa ini harus tetap bangkit untuk memenuhi kebutuhan akan pangannya. 


Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Andi Nasrianti, SP, selaku Penyuluh Pertanian yang membina di Wilayah Desa Mare-Mare. "Kami terus melaksanakan tugas meskipun ada kekhawatiran penyebaran Covid-9, dan kami terus mengajak masyarakat pertanian agar tetap terus bersemangat sekaligus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas pertanian serta memenuhi prosedur kesehatan saat bekerja  di sawah di tengah wabah Virus Corona," tutur Nasrianti, Senin (27/4/2020).

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan yang menegaskan bahwa petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.

"Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani," jelas Syahrul.

Dalam arahannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr  menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi. (BP/JML) BBPP-BK.

Sabtu, 25 April 2020

Pastikan Lahan Pertanian Tetap Produktif, Penyuluh Dampingi Petani Tanam Jagung



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Jagung atau dengan nama latin Zea mays L. ini merupakan salah satu jenis tanaman yang juga sebagai bahan makanan pokok penduduk di dunia, termasuk Amerika Tengah, selatan juga termasuk Indonesia. Selain sebagai makanan pokok manusia, Jagung juga biasa dijadikan sebagai bahan pakan ternak, sebagai minyak makan, tepung maizena bahkan dijadikan bahan di industri kosmetika serta farmasi.

Jika dilihat dari produksi jagung enam tahun terakhir, tercatat peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data BPS, produksi jagung di Indonesia sebesar 19,0 juta ton pada 2014, kemudian meningkat pada tahun 2015 menjadi 19,6 juta ton. Tahun 2016, produksi jagung masih menunjukkan tren peningkatan tajam dengan capaian produksi 23,6 juta ton, dan puncaknya pada tahun 2017 produksi jagung sudah mencapai 28,94 juta ton. Tahun 2019 produksi jagung mencapai 29,93 juta ton.

Tingginya kebutuhan akan jagung membuat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menginstruksikan kepada Satgas Pangan agar mengawal harga jagung.

”Saya minta, satgas pangan agar bekerja maksimal, Bupati, Kadis, Kapolres, Dandim, Kajari agar lebih maksimal lagi dalam membantu petani,
harus tegas demi kesejahteraan petani, jangan sampai ada orang-orang yang bermain, dia hanya membeli tapi keuntungannya lebih besar dari petani," ungkap Mentan.

"Semua integrator harus diajak untuk stabilisasi harga, kestabilan pangan dan Kondisi antara harga pasar dengan petani harus seimbang," tutur Mentan.

Di sisi lain, Mentan meminta kepada Petani agar memenuhi semua syarat-syarat yang dibutuhkan dalam menjual jagung dengan harga yang layak. "Tolong diperhatikan, kalau menjual jagung, diusahakan untuk melakukan penanganan pascapanen. Lakukan pengertian sehingga kadar airnya sesuai dengan kebutuhan industri, dan pasti harganya bagus," tegas Mentan.

Terkait dengan ketidak stabilan harga jagung di beberapa daerah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa BPPSDMP akan memaksimalkan peranan Kostratani agar ikut membantu petani dalam mengawal stabilisasi harga. 

"Kostratani akan dimaksimalkan agar turut serta mengawal stabilisasi harga. Penyuluh di setiap kostratani harus mampu memfasilitasi agar setiap petani binaannya mendapatkan harga yang layak dari setiap komoditas yang dibudidayakan. Petani harus mengawal dan membina cara pengolahan pascapanen yang baik sehingga kualitas produk, khususnya kadar air sesuai dengan kebutuhan pasar," jelas Dedi.

Bagi petani, perhatian serius dari Menteri Pertanian dan Kepala BPPSDMP Kementan adalah motivasi tersendiri untuk tetap menanam jagung. 


Seperti yang dilakukan oleh Abd  Rauf, anggota Kelompok Tani Hutan Perahu Sikamaseang yang beralamat di Desa  Bontoborusu, Kec. Bontoharu, Kab Kepulauan Selayar, Provinsi Sulsel, tetap menanam jagung Varietas pulut Lokal (23 April 2020) pada lahan seluas  0,75 ha. 

Didampingi oleh penyuluh pertanian Sitti Hadijah M.Jarir, Rauf menyatakan bahwa kegiatan memang tetap dilakukan meskipun ada wabah Corona, ujarnya, Ahad 26/4/2020.

"Sebenarnya ada, kekhawatiran, tapi kami tetap semangat demi memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi perhatian pemerintah terhadap jagung sangat bagus," Jelas Rauf.

Hadijah menyatakan bahwa petani tetap dimotivasi menanam agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi.

"Kami sebagai penyuluh senantiasa memotivasi petani untuk tetap produktif di tengah wabah Covid-19. Mereka harus tetap beraktivitas sambil menjaga semua anjuran pemerintah terkait prosedur menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19," tutur Hadijah.(JML/STDJ) BBPP-BK.

Rabu, 22 April 2020

Kebersamaan Membuat Penyuluh dan Petani Semangat Panen Ditengah Pandemi Covid 19


Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) -Kementerian Pertanian (Kementan) Mempunyai tugas dan bertanggung jawab menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.

"Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani," jelas Syahrul.

Dalam arahannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Prof Dr Dedi Nursyamsi M.Agr  menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi

Di tengah kondisi pendemi Covid-19, penyuluh dan petani sebagai garda terdepan pertanian diminta selalu siap untuk tetap berproduksi dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Berdasarkan pantauan di lapangan, penyuluh dan petani masih aktif turun ke sawah. Terlebih saat ini sudah memasuki musim panen raya.

Sama halnya yang dilakukan oleh Kelompok tani Cahaya Tani di Desa Bontosaile, Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan pendampingan penyuluh, petani tetap semangat bekerja melakukan panen untuk menjaga ketersediaan pangan tetap stabil.


Dalam kegiatan panen tersebut di dampingi penyuluh pertanian Desa Bontosaile Wahyuni, yang menuturkan bahwa kegiatan panen padi saat ini dilakukan diatas lahan seluas 13 ha dengan Varietas padi yang dipanen yaitu Ciherang dengan produktivitas 6 Ton/ ha. (23/4).

Wahyuni juga mengingatkan kepada para penyuluh dan petani untuk tetap waspada dengan adanya Pandemi Covid 19 ini, agar selalu menjaga kesehatan dengan jalan konsumsi vitamin dan menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan dan kebersihan lingkungan sekitar.

“Kita tak boleh kalah karena wabah, mari kita saling menjaga. Menjaga pangan kita untuk selalu tersedia bagi masyarakat Indonesia, dan menjaga kesehatan diri dan lingkungan kita” tutur Wahyuni.(AZR/JML/Al Az)BBPP-BK.

Petani dan Penyuluh Berkolaborasi Gelar Panen Padi Amankan Stok Pangan Ditengah Covid 19



Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) -  Mentei Petanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) Menegaskan Kepada seluruh insan pertanian bahwa di tengah Pandemi Covid 19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.

Hal ini karena Kementerian Pertanian mendapat tanggung jawab untuk memastikan stok pangan cukup dalam mewujudkan ketahanan pangan, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat memiliki akses terhadap pangan, sekalipun mereka berada di rumah akibat wabah Covid-19 yang mengharuskan social distancing. 

“Walaupun dalam kondisi pandemi covid-19, pejabat daerah beserta jajarannya secara langsung harus memastikan ketersediaan pangan di daerahnya masing-masing. Hal ini dilakukan utuk memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik” tegas SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian  (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi juga menegaskan Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.

“Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. Dan ketersediaan pangan dan olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang dalam melawan COVID-19 ini,” tegas Dedi 

Salah satu daerah penghasil pangan terbesar di Indonesia adalah Provinsi Sulawesi Selatan, dimana Luas panen padi pada tahun 2019 sebesar 1,01 juta hektar,  produksi gabah sebesar 5,05 juta ton GKG dan produksi beras sebesar 2,89 juta ton.


Keberhasilan yang diraih Provinsi Sulsel tentu tidak lepas dari peranan penyuluh pertanian. Salah satu Penyuluh Pertanian yang tetap mendampingi petani melakukan panen di tengah wabah pandemi Covid-19 adalah Wahyuni. 

Menurut Wahyuni yang mendampingi Kelompok Tani Sejahtera, Desa Bontosaile, Kecamatan Pasimasunggu, Kab. Kepulauan Selayar, Potensi panen seluas 10 ha, dengan Varietas Impari 30 dan Provitas sekitar 6.2 Ton GKP/ha, Kamis (23/4).

"Kami berharap harga pembelian di tingkat petani bagus sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani," ungkapnya. "Dengan provitas lahan yang bagus, kami optimis stok pangan tetap aman," ungkapnya. (JML)BBPP-BK.

Sabtu, 11 April 2020

Langkah Strategis Poktan Julu Atia di Bonto Tangnga Kep.Selayar Panen Padi di Tengah Covid 19


Sigapnews.com, Selayar (Sulsel) - Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahwa untuk menghadapi musim panen raya padi dan jagung, terlebih di tengah pandemi virus corona, proses panen harus dipastikan berhasil dan harga menguntungkan petani.

Oleh sebab itu, Kementan telah menyiapkan beberapa langkah strategis, salah satunya menggerakkan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling), membangun kemitraan dengan pelaku usaha, memperlancar distribusi dengan bantuan angkutan, dan meminta para pengusaha di bidang pangan, turut menjaga stok dan harga agar tetap stabil, serta tidak mengambil keuntungan dari keadaan yang disebabkan virus corona.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menegaskan, “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa, Meskipun saat ini negara kita diserang wabah COVID-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Ini membuktikan Pertanian tidak berhenti," ujar Dedi.


Dari langkah strategis dan ketegasan dari kedua pemimpin di bidang pertanian yang di sampaikan tersebut di atas nampaknya di realisasikan oleh Petani yang ada di Kelompok Tani Julu Atia yang berlokasi di Desa Bontotangnga, Kecamatan Bontobaharu, Kabupaten Kepulauan Selayar dengan melakukan kegiatan panen padi varietas Ciherang dengan penuh semangat. 

Di kesempatan itu, Mei Sudarjum, S.ST selaku Penyuluh Pertanian, mengakui semangat petani yang melakukan kegiatan panen sangat luar biasa.

"Keberadaan petani di kelompok Tani Julu Atia ini dalam kegiatan pemanenan padi sangat luar bisa dan penuh semangat, meskipun di tengah situasi yang kurang menguntungkan akibat pandemi virus Corona di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Desa Bontotangnga, Kecamatan Bontobaharu, Kabupaten Kepulauan Selayar ini, ujar Mei Sudarjum, Minggu (12/4/2020).


Mei Sudarjum pun menyebut jenis Varietas padi yang di panen beserta luas lahannya oleh kelompok Tani Julu Atia.

"Adapun Varietas padi yang dipanen adalah varietas Ciherang dengan luas lahan 10 ha dan provitas sekitar 6,4 ton/ha, sebut PPL Mei Sudarjum.

Lanjut di katakan, Pada situasi seperti ini, pertanian menjadi tumpuan perekonomian, sehingga harus bisa memastikan bahwa stok pangan kita cukup, jelasnya. 

"Oleh karena itu sebagai Penyuluh Pertanian, kami harus senantiasa mendampingi petani sehingga petani juga semangat dan sama-sama menjaga komitmen bahwa pertanian tidak pernah berhenti. tegasnya. (HR/Al- Az/JML, BBPP-BK).
© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved