-->

Jumat, 11 September 2020

Percepatan Satu Data Pertanian, BBPP Batangkaluku Gelar Sosialisasi Aplikasi Laporan Utama Kementan


Kepala BBPP Batangkaluku memberikan arahan tentang Kostratani (Foto Istimewa).

Kendari (Sultra), Sigapnews.com,  - Data pertanian yang akurat adalah sumber terpenting terciptanya kebijakan yang efektif. Berhasil atau tidaknya kebijakan soal pangan dan pertanian dapat dinilai dari sejauh mana masyarakat merasakan manfaat dari kebijakan itu.

Olehnya, Penguatan peran Komando Strategis Pertanian (Kostratani)  terus dilakukan kementerian pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Salah satunya melalui kegiatan Sosialisasi Aplikasi Pelaporan Program Utama Kementan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku pada hari kamis 10 s/d 11 september 2020 di Hotel Claro - Kendari, Sulawesi Tenggara , Jumat (11/9/2020).



Sosialisasi yang diikuti 105 orang peserta terdiri dari penyuluh dan Admin BPP yang berasal dari berbagai kabupaten di sulawesi tenggara, antaranya kab. bombana, kab. kolaka, kab. kolaka utara, kab. kolaka timur, kab. konawe, kab. konawe selatan, kab. konawe utara dan kota kendari.

Kostratani sebagai program yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) berfungsi sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM adalah hal penting yang harus dilakukan. Kita ingin semua sumberdaya yang dimiliki pertanian bisa dimaksimalkan, termasuk sumberdaya manusia. Oleh karena itu, kita berharap sosialisasi yang digelar bisa diikuti dengan maksimal sehingga bisa diimplementasikan di lapangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa penguatan BPP Kostratani untuk mendukung gerakan pembangunan pertanian dilakukan dengan berbagai cara. Seperti pendampingan dan pengawalan pembangunan pertanian oleh penyuluh pertanian berkolaborasi dengan petugas teknis/fungsional pertanian lainnya yang ada di wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian.



Senada dengan arahan Budianti Kadidaa, Kadis. Tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra sekaligus membuka sosialiasi ini mengatakan salah satu tujuan sosialisasi ini adalah terkoneksinya berbagai data dan informasi, dengan adanya data dan informasi yang riil di lapangan, akan digunakan sebagai perencanaan atau program pembangunan pertanian. Untuk itu rekan-rekan di BPP dituntut bekerja lebih keras untuk menyiapkan data yang senantiasa ter-update, tidak stagnan melainkan selalu berubah dari waktu ke waktu. Dengan adanya data dengan dukungan sarana dan prasarana.

Dikesempatan yang sama Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir, mengatakan melalui sosialiasi ini, kita membekali penyuluh di BPP cara meng-input data  komoditas strategis menggunakan aplikasi Laporan Utama Kostratani, kegiatan ini merupakan awal proses tansformasi BPP menjadi Kostratani dalam fungsinya sebagai Pusat data dan Informasi pertanian.

Beliau juga menghimbau kepada para penyuluh, bahwa entri data laporan utama Kementan harus segera ditindaklanjuti untuk dikoneksikan ke Agricultur War Room (AWR) dalam mendukung program Kostratani.

Sebagaimana yang ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu bahwa Kostratani sebagai yang terdepan dalam menjalankan program utama Kementan harus diperkuat dengan data dan informasi.

“Semua data dan informasi mengenai perkembangan pertanian di daerah harus disajikan secara lengkap. Jadi kita bisa lihat sejauh mana perkembangan pertanian di daerah, termasuk apa kendalanya. Dan di Kostratani, petani bisa berkonsultasi untuk memaksimalkan pertanian. Makanya kita terus perkuat peran Kostratani,” tuturnya.

Meski dihadiri banyak peserta namun penerapan Protokol kesehatan tetap dilakukan dengan menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan serta mengecek suhu tubuh setiap peserta sebelum memasuki ruangan sosialiasi.  (BBPP-BK).

Penulis : Al Aziz / Hari Ismanto
Editor : Sabir

Rabu, 09 September 2020

Semangat Petani Bontobaru Kepulauan Selayar Panen Padi di Masa New Normal




Selayar, Sigapnews.com, - Petani di Desa Bontobaru Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan gelar panen padi. Panen padi dimulai pada september dan diperkirakan akan berakhir pada oktober 2020 mendatang. Rabu, (09/09/2020).

Dengan semangat luar biasa petani Desa Bontobaru ini terus berupaya meningkatkan hasil produksinya, dari masa pandemi covid -19 hingga menuju masa new normal saat ini.

Ketersediaan pangan di era new normal harus dipastikan aman baik khususnya di kabupaten kepulauan selayar  maupun di daerah lainnya.  Namun meski new normal tetap harus melaksanakan protokoler Kesehatan. 

 Petani tetap bekerja dan pergi ke sawah untuk terus berproduksi, dengan tetap menjaga social and physical distancing serta pola hidup bersih dan sehat harus terus diterapkan.

Hamaruddin Petani dari Poktan Sinar Baru mengatakan sangat bersyukur sekali saat ini bisa panen kembali seperti biasanya, meski menuju masa new normal namun tetap harus mengikuti protokol kesehatan untuk saling mejaga satu sama lainnya.

“Saat ini sudah panen sekitar 1 hektar dengan padi varietas ciherang,  provitas 7,04 ton/hektar, potensi lahan 25 hektar dan untuk didaerah kecamatan lainnya perkiraan panen hingga oktober mendatang,”ungkapnya.

Penyuluh Pertanian Kec. Pastim, Darmawati,  menyampaikan agar para petani melaksanakan anjuran dan instruksi sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus covid 19 yang telah disampaikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 

“Petani kita luar biasa, memiliki rasa optimis bahwa di era new mormal ini produksi akan semakin meningkat dan harus tetap semangat untuk melaksanakan panen padi serta tidak menjadikan pandemi covid 19 sebagai halangan bagi petani untuk melakukan proses panen,”katanya.


Beliau juga berharap kepada para petani agar tetap melakukan aktivitas sesuai dengan protokol pencegahan covid 19, agar petani tetap aman dalam berusahatani.
Pemerintah berharap kondisi saat ini bukan menjadi penghalang bagi petani untuk tetap berproduksi.

 Tentunya pemerintah juga akan terus mengupayakan semaksimal mungkin petani terlindungi dan masyarakat pun dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian bahwa pertanian harus tetap berproduksi pada setiap kondisi apapun. Pangan tidak boleh berhenti. Pertanian Indonesia "Maju, Mandiri, Modern".

Penulis :  Al Aziz
Sumber : Darmawati Penyuluh Pertanian Kab.Kep.Selayar/ Hari Ismanto

Kamis, 03 September 2020

Sosialisasi Pelaporan Program Utama Kementan Turut Maksimalkan Peran BPP Kepulauan Selayar



Gowa (Sulsel), Sigapnews.com, -  Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir, Kamis (03/09) menggelar Sosialisasi Pelaporan Program Utama Kementerian Pertanian bersama Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Serta Balai Pelatihan Penyuluhan (BPP) Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan melalui Video Telekonferensi  via Aplikasi Zoom.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan yang diwakili oleh Sekertaris Dinas Pertanian, Agussalim yang sekaligus membuka sosialisasi menyampaikan bahwa Kab. Kepulauan selayar memiliki 10 BPP, diantaranya, BPP Bontomarannu, BPP Bontomanai, BPP Bontomatene, BPP Bontosikuyu, BPP Buki, BPP Pasilambena, BPP Pasimarannu, BPP Pasimasunggu, BPP Pasimasunggu Timur, dan BPP Takabonerate.



Yang saat ini semua bisa hadir dalam sosialisasi Pelaporan Program Utama Kementerian Pertanian.

Beliau juga berharap para penyuluh aktif memaksimalkan peran BPP, terutama peran untuk memperkuat pelaporan data dan informasi dengan pengiriman melalui aplikasi pelaporan program utama Kementan yang harus dilaporkan setiap minggunya.

Dikesempatan yang sama Fitriani Kabid. Program dan Evaluasi BBPP Batangkaluku mengatakan sebagaimana salah satu tujuan Kostratani adalah untuk  mengoptimalisasi tugas fungsi dan peran BPP sebagai  pusat gerakan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan, dengan demikian kostratani ini nantinya akan menjadi garda terdepan dalam pembangunan pertanian.

“Salah satu dari 5 peran kostratani saat ini adalah peran BPP sebagai pusat data dan informasi, dimana semua data tersebut nantinya akan terkoneksi/terhubung dengan Agriculture War Room (AWR) di kementerian pertanian,”tuturnya.



Data yang dimaksud adalah yang terkait dengan program utama kementan yang nantikan akan secara periodik dilaporkan melalui aplikasi laporan utama kementerian pertanian.

“Sosialisasi yang merupakan bagian dari pendampingan BBPP Batangkaluku terhadap model BPP kostratani di Kab. Kepulauan Selayar, dan berharap dapat membekali para penyuluh pertanian yang ada di BPP mengenai cara penginputan data khususnya komoditas strategis menggunakan aplikasi laporan utama kementan melalui aplikasi laporan Utama di alamat http://laporanutama.pertanian.go.id,”katanya.

Sementara arahan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian  (BBPP) Batangkaluku, Sabir, Sebagaimana tujuan pembangunan pertanian yaitu menyediakan pangan untuk 267 juta jiwa, meningkatkan kesejahteraan petani  dan meningkatkan ekspor.

Tujuan pembangunan pertanian ini  bisa kita wujudkan dengan cara peningkatan profuktivitas,  perbaikan kualitas dan kontinyutas produk, hal ini bisa kita capai tentunya dengan kerja  keras kita  sebagai insan pertanian.

Oleh karena itu kita sebagai insan pertanian dituntut untuk bekerja keras , bisa bekerja luar biasa dengan cara luar biasa dalam rangka untuk tetap berswasembada pangan dan dalam rangka tetap menyediakan pangan bagi  untuk 267 jiwa, hal ini bisa kita capai bersama dengan salah satu program unggulan kementerian pertanian saat ini adalah adanya kostratani.

Kegiatan dilanjutkan dengan panduan singkat aplikasi dengan cara login dan penginputan data pada aplikasi laporan Utama Kementan.

Petugas BPP Kostratani harus login ke Kostratani  dengan username dan password yang telah dibagikan dan bisa mengentry data dan informasi sesuai dengan username yang tersedia di layar komputer.

Kali ini, dipandu oleh widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Hari Ismanto.
Dan diakhiri dengan acara tanya jawab. (Al-Az). 

Minggu, 26 Juli 2020

Pemuda Tani dan PPL Kab. Maros Kembangkan Cabe Organik Dengan Memanfaatkan Lahan Tidur



Maros, Sigapnews.com, - Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mempunyai sifat keruangan (spatial) dan merupakan lokasi aktivitas manusia. Fenomena kebutuhan lahan akan cenderung terus meningkat sejalan dengan adanya perkembangan pertumbuhan penduduk. Sementara itu lahan ditinjau dari ketersediaannya dalam arti luasan terhadap batas administratif lahan bersifat terbatas. Lahan bersifat tetap dengan nilai ekonomis yang cenderung meningkat, khususnya di perkotaan, sehingga lahan tidak hanya sebagai obyek yang dimanfaatkan tetapi juga sebagai obyek yang diam untuk kepentingan investasi.

Untuk mendongkrak laju peningkatan produksi pangan, khususnya untuk semua komoditas strategis, harus diupayakan pemanfaatan lahan tidur. Lahan tidur merupakan lahan pertanian yang sudah tidak digunakan selama lebih dari dua tahun.

Salah satu inisiator dalam memanfaatkan lahan tidur untuk peningkatan produksi pangan di Kab. Maros adalah Haji Baharuddin Syam. Alumni Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman ini bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian, Marwanti, SP memotivasi Pemuda Tani untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif.

Menurut Haji Bahar, dia telah melakukan uji coba penanaman cabe organik pada lahan tidur di lokasi kelompok tani Lamaloang di Kecamatan Marusu. 

"Kami sudah melakukan penanaman cabe dengan cara organik di Kelompok Tani Lamaloang, Alhamdulillah cabenya saat ini sudah berbuah dan seluruh input produksi yang digunakan adalah full organik, sekalipun baru tahap awal, perkembangan cabe tersebut menunjukkan hal yang sangat positif," jelas Haji Bahar.

"Setiap hari kami terus bergerak mendatangi petani memberikan informasi terkait keuntungan melakukan budidaya secara organik, perlahan-lahan sudah banyak petani yang mulai beralih dari pola budidaya konvensional ke pola budidaya organik. Hal ini karena mereka mulai menyadari bahwa pertanian organik sangat menguntungkan," lanjutnya.

"Hari ini kita sedang melakukan pembersihan lahan bersama kelompok Pemuda Tani di desa Temmapaduae, Kec. Marusu. Ini adalah lokasi kedua yang kita akan jadikan sebagai percontohan budidaya cabe secara organik. Kami ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa tanpa menggunakan bahan kimia kita bisa melakukan produksi pertanian dengan baik dengan tetap menjaga kuantitas dan kualitas produksi," tutupnya.

Penyuluh Pertanian Desa Temmapaduae Marwanti, SP menjelaskan bahwa kolaborasi antara alumni fasilitator tanaman organik dengan Penyuluh Pertanian sangat bermanfaat. 
"Setelah melakukan percontohan budidaya cabe organik di kelompok tani Lamaloang, kami semakin yakin bahwa budidaya secara organik tetap bisa meningkatkan produksi. Oleh karena itu kami semakin termotivasi untuk membuka percontohan budidaya organik di tempat lain. Kami berharap, kedepan Kabupaten Maros bisa menjadi sentra produksi pangan organik di provinsi Sulawesi Selatan," tutur Marwanti.

Apa yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros dan alumni pelatihan fasilitator tanaman organik sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Prof. Dr. Dedi Nursyamsi. Dalam beberapa kesempatan, Dedi menjelaskan bahwa seluruh Insan pertanian harus all Out dalam membangun pertanian di Republik Indonesia. "kita semua harus selalu all out  dalam membangun pertanian demi keamanan pangan 267 juta penduduk Indonesia," jelas Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Manfaatkan Lahan Tidur, PPL Kab.Maros Berkolaborasi Alumni Faston Kembangkan Cabe Organik



Maros (Sulsel), Sigapnews.com, -Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mempunyai sifat keruangan (spatial) dan merupakan lokasi aktivitas manusia. Fenomena kebutuhan lahan akan cenderung terus meningkat sejalan dengan adanya perkembangan pertumbuhan penduduk. Sementara itu lahan ditinjau dari ketersediaannya dalam arti luasan terhadap batas administratif lahan bersifat terbatas. Lahan bersifat tetap dengan nilai ekonomis yang cenderung meningkat, khususnya di perkotaan, sehingga lahan tidak hanya sebagai obyek yang dimanfaatkan tetapi juga sebagai obyek yang diam untuk kepentingan investasi.

Untuk mendongkrak laju peningkatan produksi pangan, khususnya untuk semua komoditas strategis, harus diupayakan pemanfaatan lahan tidur. Lahan tidur merupakan lahan pertanian yang sudah tidak digunakan selama lebih dari dua tahun.

Salah satu inisiator dalam memanfaatkan lahan tidur untuk peningkatan produksi pangan di Kab. Maros adalah Haji Baharuddin Syam. Alumni Pelatihan Fasilitator Organik Tanaman ini bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian, Marwanti, SP memotivasi Pemuda Tani untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif.

Menurut Haji Bahar, dia telah melakukan uji coba penanaman cabe organik pada lahan tidur di lokasi kelompok tani Lamaloang di Kecamatan Maros Baru.

"Kami sudah melakukan penanaman cabe dengan cara organik di Kelompok Tani Lamaloang, Alhamdulillah cabenya saat ini sudah berbuah dan seluruh input produksi yang digunakan adalah full organik, sekalipun baru tahap awal, perkembangan cabe tersebut menunjukkan hal yang sangat positif," jelas Haji Bahar.

"Setiap hari kami terus bergerak mendatangi petani memberikan informasi terkait keuntungan melakukan budidaya secara organik, perlahan-lahan sudah banyak petani yang mulai beralih dari pola budidaya konvensional ke pola budidaya organik. Hal ini karena mereka mulai menyadari bahwa pertanian organik sangat menguntungkan," lanjutnya.

"Hari ini kita sedang melakukan pembersihan lahan bersama kelompok Pemuda Tani di desa Temmapaduae, Kec. Maros Baru. Ini adalah lokasi kedua yang kita akan jadikan sebagai percontohan budidaya cabe secara organik. Kami ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa tanpa menggunakan bahan kimia kita bisa melakukan produksi pertanian dengan baik dengan tetap menjaga kuantitas dan kualitas produksi," Jelasnya.Minggu (26/7/2020).

Penyuluh Pertanian Desa Temmapaduae Marwanti, SP menjelaskan bahwa kolaborasi antara alumni fasilitator tanaman organik dengan Penyuluh Pertanian sangat bermanfaat. 
"Setelah melakukan percontohan budidaya cabe organik di kelompok tani Lamaloang, kami semakin yakin bahwa budidaya secara organik tetap bisa meningkatkan produksi. Oleh karena itu kami semakin termotivasi untuk membuka percontohan budidaya organik di tempat lain. Kami berharap, kedepan Kabupaten Maros bisa menjadi sentra produksi pangan organik di provinsi Sulawesi Selatan," tutur Marwanti.

Apa yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros dan alumni pelatihan fasilitator tanaman organik sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Prof. Dr. Dedi Nursyamsi. Dalam beberapa kesempatan, Dedi menjelaskan bahwa seluruh Insan pertanian harus all Out dalam membangun pertanian di Republik Indonesia. "kita semua harus selalu all out  dalam membangun pertanian demi keamanan pangan 267 juta penduduk Indonesia," jelas Dedi.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Jumat, 24 Juli 2020

Kementan Sosialisasi Budidaya Porang dan Bantuan KUR Pertanian di Kab. Sidrap



Sidrap (Sulsel), Sigapnews.com, -Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri.

Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga unturata-ratambuatan lem dan "jelly" yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang.

Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, demikian dilansir laman resmi Kementerian Pertanian.

Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.

Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.

Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.

Kementerian Pertanian melakukan panen perdana Porang Di Kab. Sidrap yang dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel H. Syaharuddin Alrif, S. IP, MM; Staf Ahli Kementan RI, Ir. Luthfi Halide, MP; Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Sarwo Edhy, SP, MM; Direktur Pembiayaan Pertanian, Ir. Indah Megahwati, MP; Direktur Akabi, Ir.Amiruddin Pohan M.Si; Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI PUSAT, Bambang Setyatmojo; Group Head Asuransi Pertanian, Mikro Dan Program Pemerintah, Mochamad Fauzi Ridwan; Sekretaris Koperasi HKTI Annisa Lifta, S.T; serta beberapa Anggota DPRD Kab. Pinrang, Enrekang, Soppeng, dan Sidrap.

Kegiatan ini diawali dengan peninjauan lahan porang seluas 27 ha dan panen perdana Porang dengan berat umbi rata-rata 3kg/pohon. Kegiatan ini bertempat di lahan perkebunan porang Desa Talumae Kab. Sidrap. Dalam arahannya, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel, H. Syaharuddin Alrif, S. IP, MM Mengajak para petani untuk mengubah pola pikir dalam bertani sehingga mampu mengubah kesejahteraan para petani khususnya di sidrap dengan mengajak para petani untuk melakukan budidaya tanaman porang, dimana saat ini tanaman porang menjadi umbi yang memiliki nilai jual/nilai ekspor yang sangat tinggi.

"Saya mengajak petani untuk melakukan budidaya tanaman porang, dan apabila para petani mengalami masalah terkait modal maka petani dapat memanfaatkan fasilitas KUR sebagai bantuan modal senilai 50 jt rupiah dalam bentuk pupuk, bibit dan lainnya," jelas H. Syahar. Jumat (24/7/2020).


Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Sarwo Edhy, SP, MM menyampaikan bahwa pemerinta khususnya Kementerian Pertanian akan mengawal kelanjutan budidaya porang dan memanfaatkan alsintan yang telah dihibahkan ke petani untuk digunakan dalam budidaya porang sebab meningkatnya permintaan ekspor porang ke Negara China dan Jepang dengan jumlah ratusan ton/minggu. Sarwo Edi juga mengharapkan para petani mampu merubah cara bertani dari pola tradisional ke modern. Selain itu dijelaskan juga terkait program asuransi sebagai backup ketika petani mengalami gagal panen khususnya pada tanaman padi dengan membayar premi 36.000 per hektar per musim tanam dan juga asuransi ternak dengan membayar premi 40.000 per ekor per tahun jika ternak mati/hilang maka pemerintah melalui asuransi jasindo akan mengganti senilai 10jt

Staf Ahli Kementan RI, Ir. Luthfi Halide, MP, menyampaikan salah satu keunggulan tanaman porang sampai saat ini belum terdapat hama utama dan juga mengharapkan bank BNI sebagai mitra KUR Pertanian untuk mengawal para petani yang memiliki masalah terhadap kebutuhan modal usaha budidaya porang. Beliau juga mengharapkan BBPP Batangkaluku sebagai UPT Pelatihan nantinya membuat pelatihan terkait budidaya porang.

Kepala BPPSDMP Kementan Prof. Dr. Dedi Nursyamsi senantiasa mengingatkan kepada seluruh UPT BPPSDMP Kementan agar membuat program yang dibutuhkan oleh masyarakat.

"Saat ini semua UPT harus all out dalam membangun pertanian. Semua harus melakukan total foot ball dalam bekerja. Lakukan identifikasi, apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengembangan bidang pertanian, kemudian fasilitasi mereka sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh UPT," ujar Dedi saat memberikan arahan tentang penguatan BPP sebagai Kostratani via zoom meeting (24/07/2020).

Apa yang disampaikan oleh Kepala BPPSDMP sejalan dengan permintaan Staf Ahli Mentan agar BBPP Batangkaluku sebagai UPT Pelatihan nantinya membuat pelatihan terkait budidaya porang. Hal ini tentu menjadi sebuah tantang sekaligus peluang bagi BBPP Batangkaluku untuk berkiprah lebih luas di masyarakat dalam membangun pertanian sesuatu dengan kebutuhan masyarakat.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Kamis, 23 Juli 2020

Sosialisasi Konstratani di Kab.Gowa, Kepala BBPP Batangkaluku Harap Optimalisasi Fungsi BPP



Sigapnews.com, Gowa (Sulsel), - Kementerian Pertanian meningkatkan tugas, fungsi dan peran BPP (Badan Penyuluhan Pertanian) di tingkat kecamatan sebagai KostraTani, dengan memberi peluang menjadi BPP model sesuai syarat dan ketentuan. 

Melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Kementerian Pertanian melakukan sosialisasi KOSTRATANI di BPP Bonto-Bonto, Kab. Gowa, Prov. Sulawesi Selatan. Hadir dalam kegiatan sosialisasi Kostratani adalah Kepala BBPP Batangkaluku, Kepala Dinas TPH Kab. Gowa,  Camat Bontomanai, dan Dinas Pertanian Provinsi Selatan. 

Kepala BBPP Batangkaluku, Dr. Sabir, S.Pt., M.Si menjelaskan bahwa peran Kostratani diantaranya adalah : 1) pusat data dan informasi, 2) pusat gerakan pembangunan pertanian, 3) pusat pembelajaran, 4) pusat konsultasi agribisnis dan 5) pusat pengembangan jejaring kemitraan.

"Pusat data artinya di tingkat BPP sudah harus tersedia data yang bisa diinput dan terintegrasi dengan agriculture war room (AWR) dan Agricutural Operation Room (AOR). Pusat pembelajaran, artinya di BPP harus memiliki demplot sebagai pembelajaran. Pusat pergerakan pembangunan pertanian, artinya SDM yang ada harus mampu mengawal program pertanian. Pusat Konsultasi, oleh karenanya SDM BPP khusunya penyuluh harus bisa berperan sebagai konsultan. Untuk bisa berperan sebagai konsultan, penyuluh harus memiliki keahlian," jelas Sabir. 


Lebih lanjut Sabir menjelaskan bahwa Agribisnis dibangun diatas empat subsistem,  diantaranya adalah subsistem agroinput, agroproduksi, agroprosesing, agroniaga ditambah subsistem penunjang seperti jasa angkutan, dan permodalan. Olehnya itu, maka setiap penyuluh dituntut agar memahami sistem agribisnis dari hulu sampai hilir.

Saat ini terdapat 50 BPP model yang menjadi binaan BPPSDMP yang melaksanakan fungsi penyuluhan pertanian selaras era 4.0 dan terus membuka peluang BPP lain menjadi KostraTani.

Dari 50 BPP model Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) yang  menjadi tanggung jawab BBPP Batangkaluku adalah BPP Bonto-Bonto dan BPP Galesong.

Kepala BPPSDMP Kementan, Prof. Dr. Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa semua insan pertanian harus all out dalam membangun pertanian. "Kita semua harus All out dalam membangun pertanian demi kebutuhan pangan 267 juta  masyarakat Indonesia. Kementan membuka peluang pengembangan BPP model menjadi Kostratani. Syarat utama, lokasi dekat kantor UPT Kementan, karena wajib intensif komunikasi dan intensif pelatihan. Harus ada listrik, jaringan internet dan komputer," kata Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada video conference di Jakarta, Rabu (22/7).

"Syarat lain calon BPP model, semangat dan keinginan penyuluh. Misalnya, cara mengolah data, menyiapkan CPCL dan verifikasi sehingga dapat dilaporkan ke AWR Kementan. Dukungan dinas pertanian provinsi, kabupaten dan kota juga sangat penting," kata Dedi Nursyamsi.

KostraTani yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berfungsi sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

KostraTani ideal, katanya, didukung data dan informasi di BPP misalnya data luas tambah tanam, data panen, dan data lain. Ada program utama dari 11 unit kerja eselon satu Kementan, terkoneksi dengan AWR Kementan, termasuk laporan-laporan kegiatan di BPP.

Menanggapi arahan Kepala BPPSDM Kementan, Kepala Dinas TPH Kab. Gowa Sugeng Priyatno mengapresiasi Kementan memilih BPP Bonto-Bonto sebagai BPP Model. "Kami sangat berterimakasih dengan dijadikannya BPP Bonto-Bonto sebagai BPP Model dan semoga kedepannya semakin banyak lagi BPP di Kabupaten Gowa yang dijadikan BPP Model," ungkap Sugeng.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani

Kamis, 16 Juli 2020

Forum Komunikasi P4S Sulawesi Barat Laksanakan Tradisi Mattammu Bulung Padi



Polman (Mandar), Sigapnews.com, - Sebagai salah satu Simbol Rasa Syukur kepada Allah Swt, FK P4S Sulawesi Barat melaksanakan Tradisi Mattammu Bulung Padi di Dongi, Desa Paku Kab. Polewali Mandar. Kamis (16/7/2020). 

Pada acara Mattammu Bulung Padi (menyambut buah padi) dan Silaturahmi para petani se-Sulbar di P4S Haji Ambona Yanda dihadiri Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku. Kepala Dinas Provinsi Sulbar, Direktur Biota Group  dan yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar.

Selain itu turut hadir Ketua KTNA Prov. Sulbar,  Penyuluh Pertanian perwakilan dari masing-masing kabupaten se Sulbar,  Ketua Perhiptani Prov.Sulbar, dan petani dari luar daerah seperi petani Barru, Pangkep, Wajo, Sidrap, Majene dan Mamuju.

Menurut Muhammad Jafar ketua FK P4S Sulawesi Barat mengatakan, acara Mattammu Bulung Padi (menyambut buah padi) adalah tradisi turun temurun ketika buah padi mulai keluar dan menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa .

Tradisi ini sudah dilakukan sebelum Indonesia merdeka, para pendahulu melakukannya dibawah pohon membicarakan masalah pertanian satu sama lain. Sehingga, acara tersebut setiap tahunnya diselenggarakan agar tidak kehilangan moment.

Bukan hanya itu, acara tersebut menjadi wadah pertemuan Silaturahmi para petani sehingga bisa tukar pikiran dan wadah membicarakan tempat pasaran setelah panen.

“Mattammu Bulung merupakan kegiatan turun temurun setiap mau berbuah padi bikin acara seperti ini dengan harapan sebagai salah satu simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita menjadikan pertemuan wadah Silaturahmi tempat diskusi petani satu dengan petani lainnya,” Ucap Muhammad Jafar.

”Para leluhur yang melakukan sejak Indonesia belum Merdeka. Jadi awalnya itu Mattammu bulung itu diadakan dibawah pohon yang rindang petani bertemu saling mengungkapkan curhatan satu sama lain,” Ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat Muchtar berharap adanya acara Mattammu Bulung Padi tetap terjaga dikembangkan kearah yang lebih positif. Seperti membangun kerja sama antara sesama petani, dan bisa membangun kerja sama semua pihak dengan moderisasi.

Kepala BBPP Batangkaluku yang turut hadir dalam kegiatan tersebut berharap bahwa kegiatan ini tidak sekedar menjadi rutinitas petani, tetapi bisa ditingkatkan sebagai sarana untuk bersilaturrahmi sesama petani sekaligus menjadi ajang mencari solusi yang dihadapi dalam proses budidaya dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.

"BBPP Batngkaluku selaku pembina Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya di Wilayah Sulawesi berharap bahwa pengurus P4S bisa berperan aktif pada kegiatan yang ada di masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan pengembangan bidang pertanian," ungkap Sabir.

Penulis : Jamaluddin Al Afgani
© Copyright 2019 SIGAPNEWS.COM | All Right Reserved