Jumat, 17 Juli 2020
Kamis, 16 Juli 2020
BBPP Batangkaluku Gelar Diskusi Bertajuk Teknologi Penggorengan Hampa Udara
Gowa (Sulsel), Sigapnews.com, - Kegiatan pertanian tidak boleh berhenti, tetap produktif di tengan pandemi Covid-19. Kegiatan DIDESAKU (Diskusi Dengan Widyaiswara Batangkaluku) merupakan salah satu wujud nyata bahwa sektor pertanian tidak pernah berhenti, terutama dalam memberikan pelayanan pelatihan kepada insan pertanian walaupun secara virtual.
Kegiatan DIDESAKU (Diskusi Dengan Widyaiswara Batangkaluku) pada hari Rabu tanggal 15 Juli 2020 bertema Teknologi Penggorengan Hampa Udara (Vacuum Frying) dibuka oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Dr. Sabir, S.Pt., M.Si, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan, A. Amal Hayat M, SP., M.Si.
Materi DIDESAKU pada kesempatan ini dibawakan oleh Widyaiswara Ahli Muda Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Hari Ismanto, STP.
Hari Ismanto memberikan Materi tentang Teknologi Penggorengan Hampa Udara (Vacuum Frying) merupakan salah satu solusi pada saat terjadi panen raya buah, sayur atau produk perikanan. Pada saat panen raya, biasa terjadi harga jual di tingkat petani menurun drastis.
Dijelaskan bahwa, "Teknologi Penggorengan Hampa Udara (Vacuum Frying) merupakan salah satu cara untuk memproduksi makanan yang sehat dan bermutu tinggi.
"Pada mesin Penggorengan Hampa Udara (Vacuum Frying) ini bekerja pada suhu dan tekanan rendah, yang artinya produk yang diproses atau digoreng menggunakan alat tersebut utamanya produk pertanian yang peka terhadap panas, akan menjadi renyah dengan rasa, begitupun aroma dan warna tidak jauh berbeda dengan bahan aslinya.
Dikatakannya bahwa "Penggorengan vakum memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : mengurangi kadar minyak dalam produk gorengan, mempertahankan warna alami dan rasa (lebih baik daripada penggorengan konvensional), dan mengurangi efek negatif dari kualitas minyak. Terang Hari Irwanto.
"Beberapa komoditi pertanian yang cocok diproses dengan teknologi penggorengan hampa antara lain (1) buah : nangka, nanas, salak, apel, durian, melon, dll (2) sayur : wortel, jamur, kacang panjang, bawang dll, (3) seafood : ikan tuna, teri, udang".
"Teknologi Penggorengan Hampa Udara (Vacuum Frying) diharapkan dapat diterapkan pada wilayah dengan komoditas-komoditas lokalitas yang melimpah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi produk pertanian tersebut.
"Dengan demikian diharapkan pula dapat memunculkan UMKM baru pada sentra-sentra produk pertanian. (Al-Az).
Rabu, 15 Juli 2020
Personil Polres Gowa Kirim 2 Truk Bantuan Ke Lokasi Bencana Masamba
Bertani On Cloud, Puslatan Edukasi Cara Mudah Membuat Pupuk Organik Padat
Bupati Gowa : "Kabupaten GOWA Harus Menjadi Percontohan Pengembangan Family Farming"
Gowa (Sulsel), Sigapnews.com, - Kementerian Pertanian melalui BBPP Batangkaluku dan BPTP Sulsel melakukan audience dengan Bupati Gowa Adnan Purichta Iksan Yasin Limpo, terkait kegiatan pendampingan Program Utama Kementan di Kab. Gowa. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Gowa, Kadis TPH Kab. Gowa (Sugeng Priyanto), Kepala BBPP Batangkaluku ( Dr. Sabir, S.Pt., M.Si), dan Kepala BPTP Sulsel (Dr. Ir. Abdul Wahid, M.Si).Rabu (15/7/2020).
Dalam arahannya, Bupati Gowa meminta agar BBPP Batangkaluku dan BPTP Sulsel membantu masyarakat Gowa dalam pengembangan family farming.
"Kami berharap agar BBPP Batangkaluku dan BPTP Sulsel membantu masyarakat Gowa dalam pengembangan family farming. Kami mengharapkan ada percontohan family farming di setiap Kecamatan sehingga Kabupaten Gowa bisa menjadi rujukan dalam pengembangan Family Farming," ujar Adnan.
Family farming merupakan salah satu program Kementerian Pertanian yang diinisiasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) guna mewujudkan ketahanan pangan sekaligus sebagai peluang usaha kreatif untuk masyarakat .
Kepala BPTP Sulsel, Abdul Wahid yang hadir dalam audience mengatakan bahwa program family farming yang dikembangkan berdasarkan konsep pertanian perkotaan atau urban farming itu dirancang untuk memenuhi kecukupan pangan keluarga dan dioptimalkan sebagai produksi pangan rumah tangga.
"Program ini bentuk implementasi pembangunan pertanian masa kini dan masa depan dengan berbagai permasalahan yang semakin kompleks," ujarnya.
Menurut Wahid, Program family farming yang meliputi tanaman pangan, hortikultura, ternak, pengomposan sampah, dan tanaman hias itu saat ini sudah mulai diterapkan di kawasan Taman Agro Esukasi di BPTP Sulsel. Selain itu, Badan Litbang melalui BB Padi telah merekomendasikan model pertanaman padi secara hidroponik. Model pertanaman ini dinilai sangat cocok untuk lahan terbatas, sekaligus untuk kebutuhan estetika. selain itu agar dapat menyediakan kecukupan pangan masyarakat pada kondisi lahan terbatas seiring peningkatan konsumsi," lanjutnya.
Kepala BBPP Batangkaluku, Dr. Sabir menjelaskan bahwa selama ini BBPP Batangkaluku sudah rutin berkolaborasi dengan Dinas TPH Kab. Gowa dalam khususnya dalam pengawalan program utama Kementerian pemanfaatan lahan pekarangan, salah satu melalui kerjasama dengan Kostratani BPP Bonto-Bonto.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa dalam kondisi Covid-19 seperti saat ini, semua negara mengalami dampak secara ekonomi, termasuk Indonesia, semua bisnis berhenti dan mengalami kerugian, dan satu-satunya bisnis yang harus terus berjalan adalah pertanian. Oleh karenanya semua masyarakat agar tetap produktif di tengah Pandemi dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.
"Dampak Corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, yang miskin menjadi semakin miskin. Maka salah satu solusinya adalah dengan cara bertani. Jika kita mau tidak miskin, tidak sengsara, rahmat Tuhan ada di sekitar kita. Maka tanamlah yang bisa ditanam, sehingga bertani bisa membuat orang terhindar dari kemiskinan, minimal bisa menyiapkan pangan secara mandiri," ungkap SYL.
"Pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan kita. Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan. Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan memberi keuntungan ganda, selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga bisa memberikan tambahan penghasilan," ungkap SYL.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi meminta kepada para Penyuluh Pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani dalam memanfaatkan lahan pekarangan.
“Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik. Termasuk dalam memanfaatkan lahan pekarangan, edukasi petani agar memanfaatkan lahan pekarangan, bahkan petani diedukasi agar bisa memproduksi sendiri sarana produksinya, seperti pupuk organi dari limbah rumah tangga," ungkap Dedi.
Penulis : Jamaluddin Al Afgani
FOLLOW THE SIGAPNEWS.COM AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow SIGAPNEWS.COM on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram